KIMIA DASAR II
DOSEN PENGAMPU:
NENY FIDAYANTI., ST., M.Si
Dra. RULI MEILIAWATI, M.Pd
NENY SUKMAWATIE., S.HUT., MP.
DISUSUN OLEH :
NAMA : ANDINU WAHYU SAPUTRA
NIM : 193030504056
1.2 PENGGOLONGAN
Bentuk konfigurasi elektron pada atom logam transisi dapat ditulis sebagai []ns2(n-
1)dm di mana subkulit d mempunyai energi yang lebih besar daripada subkulit
valensi s. Pada ion dengan dua dan tiga elektron valensi, yang terjadi adalah
sebaliknya dengan subkulit s mempunyai tingkat energi yang lebih besar.
Dampaknya, ion seperti Fe2+ tidak mempunyai elektron pada subkulit s: ion tersebut
memiliki konfigurasi elektron [Ar]3d6 dibandingkan dengan elektron konfigurasi pada
atom Fe, yaitu [Ar]4s23d6. Unsur pada golongan 3 hingga 12 sekarang secara umum
dikenal sebagai unsur logam transisi, meskipun unsur-unsur dari La-Lu, Ac-Lr, dan
golongan 12 (dahulu disebut IIB) mempunyai definisi yang berbeda pada penulis
yang berbeda.
1. Banyak buku teks kimia dan tabel periodik yang mencantumkan La dan Ac
sebagai unsur golongan 3 dan termasuk golongan logam transisi,
dikarenakan atom-atom tersebut mempunyai konfigurasi elektron terluar
s2d1 seperti Sc dan Y. Elemen dari Ce-Lu dimasukkan ke dalam
baris lantanida ( atau "lanthanoid" menurut IUPAC dan Th-Lr dalam
baris aktinida. Kedua baris tersebut bersama-sama digolongkan dalam unsur
blok-f atau (pada buku-buku lama) sebagai "unsur transisi dalam".
2. Beberapa buku teks kimia memasukkan La ke dalam lantanida dan Ac ke
dalam aktinida. Klasifikasi ini didasarkan pada kemiripan sifat-sifat kimia, dan
mendefinisikan kelima belas elemen pada masing-masing baris ke dalam
blok-f meskipun mereka mengakui bahwa blok-f hanya dapat diisi oleh 14
unsur saja.
3. Klasifikasi ketiga mendefinisikan bahwa unsur-unsur blok-f terdiri atas La-Yb
dan Ac-No dan meletakkan Lu dan Lr pada golongan 3. Hal ini didasarkan
pada aturan Aufbau (atau aturan Madelung) dalam pengisian subkulit
elektron, di mana 4f diisi sebelum 5d (atau 5f sebelum 6d), sehingga
subkulit f sudah terisi penuh pada unsur Yb (dan No) sedangkan Lu (dan Lr)
mempunyai konfigurasi []s2f14d1. Meskipun demikian, La dan Ac adalah
pengecualian pada aturan Aufbau dengan konfigurasi elektron []s 2d1 (bukan
[]s2f1 seperti prediksi aturan aufbau) sehingga tidaklah pasti dari konfigurasi
elektronnya apakah La atau Lu (Ac atau Lr) yang seharusnya diklasifikasikan
dalam logam transisi.
1.1 PENGERTIAN
1. Senyawa ionik
Senyawa ionik adalah senyawa yang terdiri dari ion-ion positif dan negatif yang
bergabung oleh karena adanya gaya tarik-menarik elektrostatis. Contoh senyawa ionik
antara lain NaCl, KBr, CuCl2, Ca(NO3)2, (NH4)2S, NaOH, BaSO4, dan AgCl. Dalam
bentuk padat (kristal), ion-ion tersebut berada dalam posisi tetap pada kisi kristalnya
sehingga tidak dapat bergerak bebas. Oleh karena itu, padatan senyawa ionik tidak
dapat menghantarkan listrik. Jika padatan tersebut dilelehkan atau dilarutkan dalam air,
maka ion-ion tersebut dapat terurai dari kisinya dan bergerak bebas sehingga dapat
menghantarkan arus listrik. Ketika senyawa ionik dilarutkan dalam air, ion-ion positif dan
ion-ion negatif akan dikelilingi oleh molekul-molekul air sehingga terjadi stabilisasi
muatan oleh proses pelarutan (solvasi) oleh air. Berikut beberapa contoh persamaan
reaksi yang dapat dituliskan dari proses pelarutan beberapa senyawa ionik oleh air.
Ilustrasi pelarutan padatan senyawa ionik (kiri) dalam air: ion positif dan ion negatif dari
senyawa ionik tersebut dikelilingi oleh molekul-molekul air (kanan)
(Sumber: Petrucci, Ralph H. et al. 2017. General Chemistry: Principles and Modern
Applications (11th edition). Toronto: Pearson Canada Inc.)
Pada umumnya semua senyawa ionik yang mudah larut dalam air, seperti NaCl, KBr,
CuCl2, Ca(NO3)2, (NH4)2S, dan NaOH adalah elektrolit kuat. Namun, untuk senyawa ionik
yang cenderung sukar larut dalam air seperti CaC2O4, SrCO3, BaSO4 dan AgCl, daya
hantarannya akan cenderung lebih lemah.
2. Senyawa kovalen
Senyawa kovalen adalah senyawa yang terdiri dari satuan-satuan diskrit yang disebut
molekul-molekul, yang terdiri dari beberapa atom nonlogam yang berikatan kovalen.
Senyawa kovalen ada yang bersifat polar dan adapula yang nonpolar. Senyawa kovalen
polar ada yang dapat mengalami ionisasi bila dilarutkan dalam air, sehingga membentuk
ion-ion bebas yang dapat menghantarkan listrik misalnya HCl, H 2SO4, H2C2O4,
CH3COOH, dan NH3. Senyawa-senyawa tersebut merupakan zat elektrolit. Berikut
beberapa contoh persamaan reaksi yang dapat dituliskan dari proses pelarutan
beberapa senyawa kovalen polar terionisasi oleh air.
Larutan Elektrolit Kuat dan Larutan Elektrolit Lemah
Perbedaan utama larutan elektrolit kuat dan elektrolit lemah adalah daya hantarnya
ketika konsentrasi kedua jenis elektrolit sama. Pada elektrolit kuat, elektrolit dapat
terurai sempurna atau hampir sempurna menjadi ion-ion dalam pelarutnya. Contoh
larutan elektrolit kuat yaitu senyawa-senyawa garam mudah larut dalam air, basa kuat,
dan asam kuat, seperti NaCl, KBr, CuCl2, Ca(NO3)2, (NH4)2S, NaOH, Ba(OH)2, HCl, dan
H2SO4. Sedangkan, pada elektrolit lemah, elektrolit hanya dapat terurai sebagian kecil
menjadi ion-ion dalam pelarutnya. Contoh larutan elektrolit lemah yaitu senyawa-
senyawa asam lemah dan basa lemah, seperti H2C2O4, CH3COOH, N2H4, dan NH3.
Secara kuantitatif, kuat lemahnya elektrolit dapat dinyatakan sebagai derajat ionisasi /
derajat disosiasi, α.
1.1 PENGERTIAN
Laju reaksi atau kecepatan reaksi menyatakan banyaknya reaksi kimia yang
berlangsung per satuan waktu. Laju reaksi menyatakan molaritas zat terlarut dalam reaksi yang
dihasilkan tiap detik reaksi.