KAJIAN PUSTAKA
6
7
a. Single Back Up
Truk memposisikan untuk dimuati pada satu tempat
b. Double Back Up
Truk memposisikan untuk dimuati pada dua tempat
c. Triple Back Up
Truk memposisikan untuk dimuati pada tiga tempat.
a. Top Loading
Kedudukan alat muat lebih tinggi dari bak truk jungkit
(alat muat berada diatas tumpukan material atau berada di atas
jenjang). Cara ini hanya di pakai pada alat muat Back Hoe.
Selain itu operator lebih leluasa untuk melihat bak dan
menempatkan material.
b. Bottom loading
Ketinggian atau kedudukan alat angkut dan truk jungkit
adalah sama. Cara ini hanya di pakai pada alat muat Back Hoe
dan Wheel loader.
Gambar 2.4 Roda karet whell mounted (Sumber : alat gali muat
dalam www.google.com/search)
11
Gambar 2.5 Roda rantai crawler mounted (Sumber : alat gali muat
dalam www.google.com/search)
2. Power Shovel
Dengan memberikan shovel attachment pada excavator,
maka didapatkan alat yang disebut dengan power shovel. Alat
ini baik untuk pekerjaan menggali tanah tanpa bantuan alat lain,
dan sekaligus memuatkan ke dalam truk atau alat angkut lainnya.
Alat ini juga dapat untuk membuat timbunan bahan persediaan
(stock pilling). Pada umumnya power shovel ini dipasang di atas
crawler mounted, karena diperoleh keuntungan yang besar
antara lain stabilitas dan kemampuan floatingnya. Power shovel
di lapangan digunakan terutama untuk menggali tebing yang
letaknya lebih tinggi dari tempat kedudukan alat. Macam shovel
dibedakan dalam dua hal, ialah shovel dengan kendali kabel
(cable controlled), dan shovel dengan kendali hidrolis
(hydraulic controlled).
3. Dragline
Dragline adalah alat untuk menggali tanah dan
memuatkan pada alat-alat angkut. misalnya truk atau ke tempat
penimbunan yang dekat dengan tempat galian. Pada umumnya
power shovel sampai dengan kapasitas 2.5 cu-yd dapat diubah
menjadi dragline, dengan melepas boom shovel diganti boom
dan bucket dragline. Untuk beberapa proyek. power shovel atau
dragline digunakan untuk menggali, tetapi dalam beberapa hal,
dragline mempunyai keuntungan yang umumnya disebabkan
oleh keadaan medan dan bahan yang perlu digali. Dragline
biasanya tidak perlu masuk ke dalam tempat galian untuk
melaksanakan pekerjaannya, dragline dapat bekerja dengan
ditempatkan pada lantai kerja yang baik, kemudian menggali
pada tempat yang penuh air atau berlumpur Jika hasil galian
terus dimuat ke dalam truk, maka truk tidak perlu masuk ke
dalam lubang galian yang kotor dan berlumpur yang
menyebabkan terjebaknya truk tersebut. Dragline sangat baik
untuk penggalian pada parit-parit, sungai yang tebingnya curam,
sehingga kendaraan angkut tidak periu masuk ke lokasi
penggalian. Satu kerugian dalam menggunakan dragline untuk
menggali ialah produksinya yang rendah, antara 70% – 80%
dibandingkan dengan power shovel untuk ukuran yang sama.
Macam dragline ada tiga tipe ialah crawler mounted, wheel
mounted dan truck mounted. Crawler mounted digunakan pada
tanah-tanah yang mempunyai daya dukung kecil sehingga
floating-nya besar, tetapi kecepatan geraknya rendah dan
biasanya diperlukan bantuan alat angkut untuk membawa alat
sampai ke lokasi pekerjaan.
13
5. Excavator
Excavator adalah alat yang bekerjanya berputar bagian
atasnya pada sumbu vertikal di antara sistem roda-rodanya,
sehingga excavator yang beroda ban (truck mounted), pada
kedudukan arah kerja attachment tidak searah dengan sumbu
memanjang sistem roda-roda, sering terjadi proyeksi pusat berat
alat yang dimuati berada di luar pusat berat dari sistem
kendaraan, sehingga dapat menyebabkan alat berat tergulung.
Untuk mengurangi kemungkinan terguling ini diberikan alat
yang disebut out-triggers.
15
b. Komatsu Pc 750
c. Komatsu Pc 400
d. Komatsu PC300
Tabel 2.4 Spesifikasi Pc 300 berdasarkan komatsu handbook
Dengan,
Q = Produktivitas (BCM/Jam)
q = Kapasitas Bucket Sesuai Handbook (BCM)
3600 = Jumlah Detik dalam 1 Jam (Detik/Jam)
CT = Waktu Siklus (detik)
Dengan,
CT = (Waktu Digging + Waktu Swing Load + Waktu
Dumping + Waktu Swing Empty)
18
SF = Sweal Factor
Sweal Factor adalah faktor pengembangan material setelah
dibongkar. Dalam penyusunan laporan ini, penulis menggunakan
Sweal Factor berdasarkan Teori dalam buku Nabar, 1998, sebagai
berikut :
Dengan,
Q = Produktivitas (BCM/Jam)
q = Kapasitas Bak ADT (BCM)
3600 = Jumlah Detik dalam 1 Jam (Detik/Jam)
CT = Waktu Siklus (detik)
Dengan,
CT = (Waktu Manuver Loading + Waktu Loading + Waktu
Hauling Load +Waktu Manuver Dumping + Waktu
Dumping + Waktu Hauling Empty )
Eff = Effisiensi Kerja (%)
Dengan,
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑇𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎− 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑇𝑖𝑑𝑎𝑘 𝐸𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓
Eff = ( 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑇𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎
𝑥 100%)
SF = Sweal Factor
2. Material.
Dalam proses pemindahan bahan atau material, volume material
ditentukan berdasarkan keadaan material itu didalam proses
pemindahannya. misalkan saja pada suatu pekerjaan tanah atau agregat,
Ada tiga macam satuan ukuran volume material dalam pekerjaan
tersebut :
Faktor Koreksi
Dengan,
MF < 1, Maka Alat Muat Bekerja Penuh, sedangkan Alat
Angkut Memiliki Waktu Tunggu
MF = 1, Maka Alat Muat dan Alat Angkut bekerja penuh
secara maksimal, tanpa waktu tunggu
MF > 1, Maka Alat Muat Memiliki Waktu Tinggi,
sedangkan Alat Angkut Bekerja Penuh