PENDAHULUAN
1
BAB II
LANDASAN TEORI
2
3
Sumber : academia.edu
Gambar 2.1
Klasifikasi Sumberdaya Mineral dan Cadangan
Sumber : http://digilib.itb.ac.id
Gambar 2.2
Jarak Titik Informasi Menurut Kondisi Geologi (BSN, 1999)
Sumber : scribd.com
Gambar 2.3
Pembagian Daerah dengan Metode Penampang
T = V x dr
Sumber : http://digilib.itb.ac.id
Gambar 2.4
Perhitungan Volume Menggunakan Satu Penampang
Keterangan :
A = luas overburden
d1 = jarak pengaruh penampang ke arah 1
d2 = jarak pengaruh penampang ke arah 2
Perhitungan volume dengan menggunakan dua penampang dapat
digunakan apabila diasumsikan bahwa volume yang dihitung pada areal di antara
2 penampang tersebut. Perlu diperhatikan variasi (perbedaan) dimensi antara
kedua penampang tersebut. Jika tidak terlalu berbeda, maka dapat
menggunakan rumus mean area dan rumus kerucut terpancung, tetapi apabila
perbedaannya terlalu besar maka dapat digunakan rumus obelisk.
6
Sumber : http://digilib.itb.ac.id
Gambar 2.4
Perhitungan Volume Menggunakan Dua Penampang
Sumber : http://digilib.itb.ac.id
Gambar 2.5
Rumus Mean Area
Sumber : http://digilib.itb.ac.id
Gambar 2.6
Rumus Obelisk
Sumber : scribd.com
Gambar 2.7
Sketsa Teknik Interpolasi Pada Metode Isoline
Ta-b = Va-b x dr
Sumber : scribd.com
Gambar 2.8
Metode Poligon
V=Lxt
T=Vxd
3.1. Tugas
1. Hitunglah sumberdaya (terukur) batubara pada daerah penyelidikan
dengan kondisi geologi daerah penyelidikan sebagai berikut:
a. Hanya terdapat beberapa percabangan sangat tipis pada batubara
seam B
b. Tidak terdaptnya intrusi pada daerah penyelidikan
c. Lapisan batubara hampir tidak terlipat
2. Hitunglah sumberdaya andesit pada darah penyelidikan dengan rencana
penambangan yang hanya dilakukan hingga elevasi 65 mdpl.
3.2. Pembahasan
1. Perhitungan sumberdaya terukur batubara dimulai dengan dengan
penentuan kondisi geologi terlebih dahulu :
9
10
Tabel 3.1
Standar Deviasi
Standar Deviasi Variasi Ketebalan
< 0,005 Tidak bervariasi
0,005 – 0,1 Sedikit Bervariasi
0,1 – 0,5 Bervariasi
> 0,5 Sangat Bervariasi
Sumber : Data Hasil Pengolahan Lab. Eksplorasi, 2017
Seam A
6
5
4
Axis Title
3
Series1
2
1 Linear (Series1)
0
0 10 20 30
Axis Title
4 Seam B
3
Ketebalan
0
0 5 10 15 20
Titik Bor Series1
Linear (Series1)
Sumber : Data Hasil Pengolahan Lab. Eksplorasi, 2017
Gambar 3.3
Grafik Penentuan Standar Deviasi Lapisan B
Berdasarkan tabel tersebut lapisan batubara A dan B masuk ke
dalam kategori bervariasi.
b. Penentuan kesinambungan dilakukan dengan cara menghitung jarak
singkapan yang masih merupakan kemenerusan . berdasarkan hasil
perhitungan didapatkan jarak sekitar 800 m. sehingga masuk dalam
kategori ratusan meter.
11
Tebel 3.3
Perhtungan Tonase batubara pada Lapisan B
Kode Lubang Bor Ketebalan Luas Massa Jenis Volume Tonase
1 0 0
2 4,5 50000 225000 302850000
3 4,8 105000 504000 678384000
4 4,9 100000 490000 659540000
5 4,1 106000 434600 584971600
6 4,8 105000 504000 678384000
7 4,3 106000 455800 613506800
8 4,2 110000 462000 621852000
9 5 100000 500000 673000000
10 0 0
1.346
11 5,1 112000 571200 768835200
12 5,4 107000 577800 777718800
13 5 105000 525000 706650000
14 4,6 108000 496800 668692800
15 4,9 102000 499800 672730800
16 0 0
17 4,4 100000 440000 592240000
18 4,8 113000 542400 730070400
19 0 0
20 0 0
Sumber : Data Hasil Pengolahan Lab. Eksplorasi, 2017 9729426400
2. Perhitungan sumberdaya andesit dilakukan dengan menggunakan 2 cara
yaitu :
a. Metode Penampang
Dilakukan dengan cara membuat kontur elevasi andesit pada
daerah penelitian dengan menggunakan metode triangulasi. Elevasi
andesit didapatkan dengan mengurangi elevasi lereng dengan kedalaman
top andesit. Kemudian dibuat penampang dengan interval sesuai
kebutuhan. Semakin rapat pembuatan penampangmaka semakin teliti
data yang didapatkan. Setelah itu setiap masing – masing penampang
dihitung luasnya lalu luas semua penampang dijumlahkan lalu dihitung
tonasenya berdasarkan berat jenis yang diketahui.
14
Penampang 6
45.5 x 10.000 m² = 455.000 m²
14,8 x 10.000 m² = 148.000 m²
Total = 1.103.000 m²
Penampang 7
58.5 x 10.000 m² = 585.000 m²
12,25 x 10.000 m² = 1.225.000 m²
Total = 1.707.500 m²
Penampang 8
58.5 x 10.000 m² = 585.000 m²
12,25 x 10.000 m² = 1.225.000 m²
Total = 1.707.500 m²
Sehingga didapatkan total volume yang didapatkan sebesar
13151533,33 m3.
b. Metode Isoline
Dilakukan dengan menghitung luas masing masing elevasi dari
kontur andesit. Stelah itu dijumlahkan sehingga dapat dihitung voluma
dan tonasenya.
1. Luas
Kontur 240
0.7 x 10.000 m² = 7.000 m²
Kontur 210
10,7 x 10.000 m² = 107.000 m²
Kontur 180
31.8 x 10.000 m² = 318.000 m²
Kontur 150
65.7 x 10.000 m² = 657.000 m²
Kontur 120
103.5 x 10.000 m² = 1.035.000 m²
Kontur 90
159.5 x 10.000 m² = 1.595.000 m²
Kontur 65
238.3 x 10.000 m² = 2.383.000 m²
17
2. Volume
L1+L2+ L1 L2 x D
3
Volume 65 – 80 mdpl
= 22.000 + 0 x 200
3
= 733.333 m3
18
3. Perhitungan Tonase
30.200.000 255.300.000
146.443.842.1 181.050.000
255.300.000 56.950.651.28
295.000.000
Jumlah Total 9555.477.878.7 m3 x 2,8 = 2.675.338.055
4. Perhitungan Tonase
K1+K2+ K1 K 2 x D
3
Volume 1
Analisa yang dapat diambil dari kegiatan praktikuk yang telah dijalani
serta tugas asistensi yang telah diberikan yaitu dalam penentuan sumberdaya
terukur batubara harusmenentukan terlebih dahulu keadaan geologinya apakah
termasuk sederhana, kompleks ataupun moderat. Penentuan keadaan geologi
ini berpengaruh pada radius daerah pengaruh yang diberikan. Jika penentuan
daerah pengaruh ini tidak dilakukan dengan baik , akan membuat radius daerah
pengaruh terlalu kecil ataupun terlalu besar. Sehingga akan berpengaruh pada
penentuan tonasenya.
Untuk perhitungan seumberdaya andesit dilakukan dengan metode
penampang dan metode isoline. Perbedaan mendasar dari kedua metode ini
yaitu metode penampang dibuat irisan irisa secara vertikal, kamudian dihitung
luasannya. Sedangkan metode isoline dibuat irisan – irisan tetapi dalam bentuk
bidang datar atau horizontal berdasarkan elevasi bahan galian.
19
BAB V
KESIMPULAN
20
DAFTAR PUSTAKA