NIM : M011191170
KELAS : KEHUTANAN C
JURNAL 1
Hasil Review:
Saya mengangkat jurnal ini karena menurut saya jurnal ini menarik yang membahas
tentang Indonesia yang menuju poros maritim dunia. Pendahuluan pada jurnal ini adalah
Indonesia adalah negara kepulauan dengan luas lautan melebihi daratan. Secara geografis,
Indonesia terletak di antara dua benua dan dua samudera, dan memiliki kekayaan sumberdaya
alam yang besar. Sebagai negara kepulauan, harusnya Indonesia juga disebut sebagai negara
maritim. Namun sayangnya, julukan Indonesia sebagai negara maritim dipandang belum
tepat. Alasan mendasar mengenai hal ini dikarenakan paradigma pembangunan di Indonesia
selama beberapa dekade ini bias daratan. Akibatnya ketimpangan pembangunan antara
daratan dan lautan begitu terlihat. Negara maritim adalah negara yang memanfaatkan secara
optimal wilayah lautnya dalam konteks pelayaran secara umum.
B. Parafrase
Jurnal ini membahas tentang maritim itu sendiri lebih dalam, seperti Berdasarkan latar
belakang dan fakta sejarah, bangsa Indonesia pernah berjaya dalam kemaritiman. Tercatat
beberapa kerajaan yang pernah ada di Indonesia dikenal sebagai penguasa maritim, seperti
Kerajaan Sriwijaya, Majapahit, Demak, Bone dan lain-lain. Jejak fakta sejarahnya bahkan
ditemui di Madagaskar.2 Kata maritim berasal dari bahasa Inggeris yaitu maritime, yang
berarti navigasi, maritime atau bahari. Dari kata ini kemudian lahir istilah maritime power
yaitu negara maritim atau negara samudera. Maritim, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
diartikan sebagai berkenaan dengan laut berhubungan dengan pelayaran dan perdagangan di
laut.
Dalam bahasa Inggris, kata maritim untuk menunjukkan sifat atau kualitas yang
menyatakan penguasaan terhadap laut. Dilihat dari sisi tata bahasa, kelautan adalah kata
benda, maritim adalah kata sifat. Dengan demikian, kalau ingin menyatakan bahwa Indonesia
adalah negara yang memanfaatkan laut, rasanya kata maritim lebih tepat. Indonesia harus
menjadi negara maritim, bukan hanya negara kelautan. Argumentasinya adalah, negara
maritim adalah negara yang mempunyai sifat memanfaatkan laut untuk kejayaan negaranya,
sedangkan negara kelautan lebih menunjukkan kondisi fisiknya, yaitu negara yang
berhubungan, dekat dengan atau terdiri dari laut. Dilihat dari arti kata secara luas, kata
kelautan mungkin lebih cenderung mengartikan laut sebagai wadah, yaitu sebagai hamparan
air asin yang sangat luas yang menutupi permukaan bumi, hanya melihat fisik laut dengan
segala kekayaan alam yang terkandung di dalamnya. Dengan demikian, istilah maritim
sesungguhnya lebih komprehensif, yaitu tidak hanya melihat laut secara fisik, wadah dan isi,
tetapi juga melihat laut dalam konteks geopolitik, terutama posisi Indonesia dalam
persilangan antara dua benua dan dua samudera serta merupakan wilayah laut yang sangat
penting bagi perdagangan dunia.
C. Argumentasi (Krtik)
Jurnal ini sudah bagus pada pembahasan tapi menurut saya masih perlu banyak
penambahasan dari segi pendalaman pengetahuan sejarah kemaritiman Indonesia dan
pendataan.
JURNAL 2
Saya mengangkat jurnal ini karena menurut saya jurnal ini membahas mengenai
pemberdayaan masyarakat Desa Pesisir. Dimana, Indonesia merupakan Negara
Kepulauan dengan jumlah pulau yang mencapai 17.508 dan panjang garis pantai
kurang lebih 81.000 Km. Keadaan ini menyebabkan kawasan pesisir menjadi
andalan sumber pendapatan masyarakat Indonesia. Secara umum, wilayah pesisir
dapat didefinisikan sebagai wilayah pertemuan antara ekosistem darat, ekosistem
laut dan ekosistem udara yang saling bertemu dalam suatu keseimbangan yang
rentan. Indonesia sebagai Negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki
±17.480 pulau dengan luas lautnya mencapai 5,8 juta km² dengan garis pantai
sepanjang ± 95,181 km². Negara kepulauan berarti suatu negara yang seluruhnya
terdiri atas satu atau lebih kepulauan dan dapat mencakup pulau lain. Wilayah
perairan laut yang dimiliki Indonesia lebih luas dari pada wilayah daratannya,
sehingga peranan wilayah laut menjadi sangat penting bagi kehidupan bangsa dan
negara. Posisi geografis kepulauan Indonesia sangat strategis karena merupakan
pusat lalu lintas maritim antar benua. Peran masyarakat desa pesisir dan
pemerintah sangat dibutuhkan untuk tercapainya pembangunan kembali budaya
maritim guna mewujudkan kejayaan lautan. Kebijakan penguatan budaya maritim
desa pesisir oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam menghadapi MEA
hingga saat ini belum dilakukan. Fakta yang ada di lapangan masyarakat yang
tinggal di wilayah pesisir bahkan sebagian besar tidak mengetahui perihal pasar
bebas MEA yang dimulai pada Januari 2016. Kebijakan Pemerintah Daerah
Nomor 6 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan dan Rencana Zonasi Wilayah
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil tahun 2012-2032, masih belum dapat dirasakan
oleh masyarakat desa pesisir. Potensi yang ada di desa pesisir di Jawa Timur
belum dapat bersaing di Pasar Bebas MEA. Hasil pengelolaan dan pemanfaatan
yang masih rendah dari Pemerintah Daerah. Faktor-faktor yang menjadi kendala
penguatan budaya maritim desa pesisir di Jawa Timur dalam menghadapi MEA
dikarenakan masih minimnya sosialisasi yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah,
masyarakat desa pesisir bersikap acuh terhadap daerahnya, tidak adanya modal
dari pemerintah sehingga nelayan harus meminjam uang dan menjual hasilnya
pada pengepul, serta belum adanya pasar untuk menjual ikan segar dan produk
olahan masyarakat desa pesisir.
B. Parafrase
C. Argumentasi (kritik)
Kekurangan dari jurnal ini ialah hasil penelitian yang menyatakan bahwa keberadaan
sistem resi gudang yang belum mampu dalam mengimplementasikan secara optimal
sektor kelautan di berbagai wilayah Indonesia.
JURNAL 3
B. Parafrase
C. Argumentasi (kritik)
Saya rasa tidak ada hal yang perlu saya kritik mengenai jurnal ini karena
jurnal ini membahas secara detail mengenai paradigma maritim, jurnal ini
membahas mengenai pentingnya paradigma maritim dalam pembangunan
nasional Indonesia. Paradigma maritim atau yang pernah disebut sebagai
wawasan bahari atau wawasan nusantara merupakan konsep pembangunan
yang didasari dari jatidiri bangsa Indonesia sebagai bangsa maritim.
Reinterpretasi terhadap paradigma maritim ini penting untuk dilakukan dalam
konteks masa kini. Pertama, untuk membangun landasan konseptual dan
legalitas yang jelas terhadap gagasan negara maritim. Kedua, untuk
menerapkan secara praktikal gagasan negara maritim dalam pembangunan
ekonomi, politik, sosial, dan budaya. Dengan melakukan revitalisasi dan
reinterpretasi paradigma maritim yang sesuai dengan jatidiri bangsa maka
diharapkan pembangunan nasional berdasarkan kerangka negara maritim
mencapai hasil yang optimal