DOKUMEN KA
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. i
I.2.1 Tujuan........................................................................................................... 2
I.2.2 Manfaat......................................................................................................... 3
I.5 Deskripsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang Akan Dikaji ........................... 4
II.2.2 Pengumuman Melalui Poster dan Spanduk di Lokasi Sekitar dan Instansi
Terkait ................................................................................................................. 23
i
II.3.2 Tahap Konstruksi ...................................................................................... 25
ii
III.3 Ruang, Lahan, dan Tanah .................................................................................. 85
iii
DAFTAR TABEL
Tabel I.1 Pemanfaatan lahan pembangunan sistem penyediaan air minum Kecamatan Mirit .. 8
Tabel II.1 Matriks identifikasi dampak potensial .................................................................... 32
Tabel II.2 Evaluasi Dampak Penting Hipotetik (DPH) rencana pembangunan Sistem
Penyediaan Air Minum (SPAM) Kecamatan Mirit .............................................. 40
Tabel II.3 Kesimpulan DPH dan DTPH rencana pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum
(SPAM) Kecamatan Mirit ..................................................................................... 54
Tabel II.4 Batas waktu kajian proyek pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)
Kecamatan Mirit ................................................................................................... 63
Tabel II.5 Metode studi proyek pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)
Kecamatan Mirit ................................................................................................... 69
Tabel III.1 Data Iklim dan Hidrologi Stasiun Klimatologi Kecamatan Mirit Tahun 2019 .... 78
Tabel III.2 Data Kecepatan Angin Kecamatan Mirit Tahun 2019........................................... 80
Tabel III.3 Kualitas Air Sungai Wawar dan Sungai Pucang ................................................... 81
Tabel III.4 Jenis flora di Kecamatan Mirit............................................................................... 83
Tabel III.5 Jenis fauna di Kecamatan Mirit ............................................................................. 84
Tabel III.6 Jenis biota air di Kecamatan Mirit ......................................................................... 84
Tabel III.7 Penggunaan lahan di Kecamatan Mirit menurut desa tahun 2019......................... 88
Tabel III.8 Penggunaan lahan kering di Kecamatan Mirit menurut desa tahun 2019 ............. 89
Tabel III.9 Penggunaan lahan sawah di Kecamatan Mirit dan jenis pengairan menurut desa
tahun 2018 ............................................................................................................. 90
Tabel III.10 Data penduduk di wilayah studi tahun 2020........................................................ 94
Tabel III.11 Data pekerjaan Kecamatan Mirit tahun 2020 ...................................................... 95
Tabel III.12 Data tingkat pendidikan penduduk Kecamatan Mirit tahun 2020 ....................... 96
Tabel III.13 Data tingkat pendidikan penduduk Kecamatan Mirit tahun 2020 ....................... 97
Tabel III.14 Jumlah Fasilitas Kesehatan Menurut Jenis di Kecamatan Mirit 2020 ................. 98
Tabel III.15 Jumlah Tenaga Kesehatan Berdasarkan Jabatan di Kecamatan Mirit 2020 ........ 98
Tabel III.16 Jenis Penyakit yang Sering Terjadi di Kecamatan Mirit tahun 2020 ................ 100
Tabel III.17 Jumlah Kendaraan di Kecamatan Mirit ............................................................. 100
Tabel III.18 Panjang Jalan menurut jenis permukaan (Km) Kecamatan Mirit ...................... 101
Tabel III. 19 Kondisi jalan di Kecamatan Mirit ..................................................................... 101
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I PENDAHULUAN
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) adalah perusahaan daerah sebagai satu-satunya
perusahaan yang bergerak dalam penyediaan air bersih untuk kebutuhan masyarakat. PDAM
juga menyediakan jasa dalam menyelenggarakan kemanfaatan di bidang air minum. PDAM
biasanya ada di setiap provinsi, kecamatan dan kabupaten serta kotamadya di seluruh
Indonesia. Namun kebutuhan air masyarakat belum secara merata terdistribusikan sehingga
terdapat daerah atau wilayah yang belum terpenuhi kebutuhan airnya.
Pendistribusian air bersih dan air minum ini diperlukan sebuah sistem yang dapat mengalirkan
air sesuai dengan kebutuhannya yang disebut dengan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM).
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) adalah penyediaan air bersih bagi masyarakat dengan
1
mengolah sumber air baku sesuai dengan baku mutu yang telah ditentukan. Pengolahan air
yang dilakukan agar air yang didistribusikan ke masyarakat sudah sesuai dengan baku mutu
dan tidak menimbulkan dampak bagi lingkungan serta masyarakat.
Salah satu daerah dimana kebutuhan air dari masyarakatnya belum terpenuhi yaitu Kecamatan
Mirit yang berada di Kabupaten Kebumen. Dikarenakan kebutuhan air belum 100% terlayani
maka akan direncanakan pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) yang berada
di bawah PDAM Tirta Bumi Sentosa Kebumen yang diperuntukkan khusus untuk masyarakat
Kecamatan Mirit yang akan di bangun di area perkebunan milik warga di Desa Tlogodepok
dengan luas proyek sebesar 2,28 hektar dan kapasitas SPAM yang direncanakan yaitu sebesar
900 L/s dengan sumber air yang berasal dari Sungai Wawar dan Sungai Pucang. Sistem
Penyediaan Air Minum (SPAM) ini akan melayani 22 desa diantaranya Miritpetikusan,
Tlogodepok, Mirit, Tlogopragoto, Lembupurwo, Wiromrtan, Rowo, Singoyudan,
Wergonayan, Selotumpeng, Sitibentar, Karanggede, Kertodeso, Patukrejomulyo,
Patukgawemulyo, Mangunranan, Pekutan, Wirogaten, Winong, Ngabean, Sarwogadung, dan
Krubungan.
2
2. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan air yang dipasok
dari Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) yang akan dibangun
3. Turut serta berpartisipasi dalam menggerakan pertumbuhan ekonomi lokal bagi
masyarakat yang ada disekitarnya
I.2.2 Manfaat
Terdapat beberapa manfaat dalam pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)
di Kecamatan Mirit, Kabupaten Kebumen diantaranya.
1. Meningkatkan pendapatan daerah Kabupaten Kebumen
2. Terciptanya lapangan pekerjaan bagi masyarakat khususnya di Kecamatan Mirit dalam
bentuk pemberdayaan masyarakat lokal dalam aspek ketenagakerjaan dan usaha baru
3. Membantu perekonomian dengan meningkatkan pendapatan masyarakat sehingga
dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat
4. Memberikan estetika lingkungan dan melestarikan lingkungan sekitar.
3
I.4 Pelaksana Studi AMDAL
I.4.1 Pemrakarsa Studi AMDAL
Pemrakarsa Proyek Rencana Pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum di Kecamatan
Mirit, Kabupaten Kebumen adalah sebagai berikut.
Pemrakarsa Proyek : Perumda Air Minum Tirta Bumi Sentosa Kebumen
Penanggung Jawab : Zein Musta'in, SE., MM.,PFM.
Jabatan : Direktur Utama
Nomor Telepon : (0287) 381498
Alamat : Jalan Aroengbinang No.12, Kabupaten Kebumen
4
Usaha Dan/Atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Hidup, Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Atau Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Lampiran I Poin 18 dijelaskan bahwa untuk jenis kegiatan/usaha konstruksi bangunan sipil
pengolahan Air Bersih dengan skala/besaran pembangunan IPA kapasitas ≥ 250 liter/detik
yang didasarkan atas alasan ilmiah yang mencakup pembebasan lahan, daya dukung lahan,
tingkat kebutuhan air sehari-hari, limbah yang dihasilkan, efek pembangunan terhadap
lingkungan sekitar (getaran, kebisingan, polusi udara, dan lain-lain), KDB (koefisien dasar
bangunan) dan KLB. (koefisien luas bangunan), jumlah dan jenis pohon yang mungkin hilang,
konflik sosial akibat pembebasan lahan (umumnya berlokasi dekat pusat kota yang memiliki
kepadatan tinggi), struktur bangunan bertingkat tinggi dan basement menyebabkan masalah
dewatering dan gangguan tiang-tiang pancang terhadap akuifer sumber air sekitar, bangkitan
pergerakan (traffic) dan kebutuhan permukiman dari tenaga kerja yang besar, bangkitan
pergerakan dan kebutuhan parkir pengunjung, produksi sampah, limbah domestik,
genangan/banjir lokal.
Pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum dengan kapasitas 900 Liter/detik PDAM Tirta
Bumi Sentosa Kebumen ini bertujuan untuk meningkatkan pelayanan air bersih untuk
masyarakat di Kabupaten Kebumen. Selain peningkatan pelayanan air bersih bagi masyarakat,
adanya pemenuhan kebutuhan air bersih baik untuk masyarakat ataupun untuk kegiatan di
sektor industri, pelabuhan, dan kegiatan ekonomi lainnya ini diharapkan dapat menunjang serta
meningkatkan kegiatan perekonomian di Kabupaten Kebumen. Kegiatan tersebut tentunya
juga dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari adanya investor yang masuk ke
Kabupaten Kebumen karena meningkatnya pelayanan air bersih dan membuka lapangan kerja
baru bagi masyarakat di Kabupaten Kebumen.
Pembangunan dan lingkungan merupakan dua hal yang harus dikelola secara beriringan dan
tidak dapat dipertentangkan. Pembangunan berada di dalam suatu lingkungan hidup sehingga
keberlanjutannya memerlukan dukungan dari lingkungannya. Tanpa dukungan dari
lingkungannya maka pembangunan tidak akan dapat berkelanjutan, sehingga setiap dampak
yang timbul dari pembangunan harus dapat dikelola dengan baik demi tercapainya manfaat
yang optimum. Dalam rangka menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup agar tetap dapat
mendukung kehidupan masa kini dan masa mendatang serta melaksanakan pembangunan
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, maka Pemerintah membuat instrumen
5
pengelolaan lingkungan berupa UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 122 tahun 2015 tentang sistem penyediaan air
minum, bahwa skema sistem penyediaan air minum sebagai berikut.
Gambar I.1 Skema sistem penyediaan air minum (Kementerian PUPR, 2017)
Berdasarkan gambar diatas, terdapat 3 bangunan utama dalam instalasi pengolahan air sebagai
berikut.
1. Intake
Intake atau bangunan penangkap air adalah bangunan penyadap air atau alat yang berfungsi
untuk mengambil air dari sumbernya. Pada dasarnya intake dilengkapi dengan kisi-kisi atau
saringan dimana air baku masih dapat melewatinya. Fungsi dari bangunan penangkap air
adalah untuk menampung air sementara sebelum dialirkan melalui pipa transmisi (Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Maluku Tenggara Barat,
2016). Dalam pembangunan sistem penyediaan air minum di Kecamatan Mirit, sumber air
yang digunakan berasal dari Sungai Wawar dan Sungai Pucang.
a. Sungai Wawar, yang memiliki luas 803 km2, panjang sungai utama 62 km, kemiringan
alur sungai di bagian upperstream rata-rata 18 m per km dan di bagian downstream
sebesar 2 m per km. Jumlah anak sungai sebanyak 53 anak.
6
Gambar I.2 Sungai Wawar
7
dialirkan menuju pipa distribusi menuju ke daerah layanan untuk masyarakat Kecamatan
Mirit.
Kegiatan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum dengan kapasitas 900 Liter/detik
PDAM Tirta Bumi Sentosa Kebumen ini berlokasi di Kecamatan Mirit. Rencana luasan lahan
yang akan digunakan untuk Pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum dengan kapasitas
900 Liter/detik ini adalah 22800 m2 dan dilengkapi dengan jaringan perpipaan air bersih. Untuk
pemanfaatan lahan yang digunakan untuk rencana pembangunan sistem penyediaan air minum
Kecamatan Mirit ini sebagai berikut.
Tabel I.1 Pemanfaatan lahan pembangunan sistem penyediaan air minum Kecamatan Mirit
- Bangunan intake
- Channel baru
- Chamber
- Box valve
1 Intake
- Operator building
- Panel room
- Pos jaga
- Ruang terbuka
- Pre-sedimentasi
- Flokulasi basin
- Clarifier
- Gravity sand filter
- Bak pengumpul
2 Instalasi Pengolahan Air - Backwash drain basin
- Ruang pompa distribusi
- Chemical shelter
- Bangunan chlorine
- Sludge drying bed
- Sludge basin
8
No Jenis Bangunan Utama Fasilitas
- Bangunan reservoir
- Ruang operator, workshop dan sistem
penyediaan air minum peralatan
3 Reservoir - Ruang genset, rumah trafo dan Panel
cubicle
- Ruang terbuka hijau (Buffer zone)
- Ruang terbuka
9
Gambar I.4 Diagram alir tahap pra-konstruksi proyek pembangunan Sistem Penyediaan
Air Minum (SPAM) Kecamatan Mirit
1. Segi Lapangan
Kajian dan penelitian dilakukan terhadap lingkungan sekitar tempat pembangunan
untuk pengumpulan data rona lingkungan awal. Data-data yang dikumpulkan adalah
data biologi, geologi, ruang, lahan, dan tanah, transportasi, kualitas udara dan
kebisingan, hidrologi dan kualitas air, sosial, ekonomi, dan kesehatan masyarakat.
Pengumpulan data dilakukan dengan pengumpulan data primer dan sekunder,
pemeriksaan laboratorium, dan kajian analisis data. Rona lingkungan awal ditentukan
oleh data-data terkait dan dijadikan bahan evaluasi.
2. Pembebasan Lahan
Lahan yang diperlukan untuk pembangunan SPAM Mirit memiliki luas 2,28 hektar dan
terdiri atas lahan perkebunan milik warga Kecamatan Mirit, Kabupaten Kebumen.
Pembebasan lahan mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum.
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2021 SPAM termasuk bangunan
pengairan dan termasuk infrastruktur yang digunakan untuk kepentingan umum,
pembebasan lahan dapat dilakukan setelah penanggung jawab kegiatan menyerahkan
dokumen rencana tata ruang; dan prioritas pembangunan yang tercantum dalam : 1.
rencana pembangunan jangka menengah; 2. rencana strategis; dan/atau 3. rencana kerja
10
pemerintah yang memerlukan tanah. Dokumen diserahkan kepada Pemerintah Daerah
Kebumen sehingga setelahnya proses ganti rugi dapat dilakukan dengan layak dan adil
melalui konsultasi publik yang mengacu pada PP Nomor 19 tahun 2021.
3. Perizinan
Izin bangunan dan sarana penunjang untuk kegiatan pengembangan dan pembangunan
SPAM Mirit akan diperoleh dari instansi terkait melalui Pemerintah Daerah Kabupaten
Kebumen dengan mengacu pada Perda setempat.
4. Sosialisasi
Sosialisasi tentang pembangunan SPAM dilakukan dengan pertemuan tatap muka
dengan pihak-pihak yang terkait, masyarakat, pengurus desa, tokoh masyarakat, pihak
pemegang lahan. Metode sosialisasi yang lain apabila pertemuan tatap muka tidak dapat
dilaksanakan yaitu dapat berupa sosialisasi melalui media elektronik dan media cetak.
Sosialisasi bertujuan untuk memberikan pengertian kepada semua pihak yang
bersangkutan tentang rencana pembangunan sehingga benar dipastikan tidak ada
konflik kepentingan di masa mendatang.
Gambar I.5 Diagram alir tahap konstruksi proyek pembangunan Sistem Penyediaan Air
Minum (SPAM) Kecamatan Mirit
11
pengoperasian basecamp meliputi pembuatan septic tank, penyediaan TPS, dan
penerapan K3 yang dilakukan oleh pekerja dan yang terlibat dalam proyek.
2. Mobilisasi Tenaga Kerja Sementara
Total tenaga kerja yang dilaksanakan dalam tahap konstruksi relatif besar sekitar 175
orang dimana 90 orang untuk pembangunan jaringan pipa transmisi dan 85 orang untuk
pembangunan IPA. Para pekerja terdiri dari tenaga ahli dan pekerja yang tidak
membutuhkan keahlian tertentu seperti tukang gali. Tenaga kerja yang tidak
membutuhkan keahlian tertentu diprioritaskan untuk masyarakat sekitar agar dapat
meningkatan kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan.
3. Mobilisasi Peralatan dan Material
Pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) memerlukan beberapa peralatan
berat seperti dump truck, excavator, bulldozer dan vibro roller pada tahap
konstruksinya. Proses mobilisasi peralatan dan material akan menimbulkan kebisingan,
menurunkan kualitas udara dan gangguan lalu lintas sehingga kegiatan ini harus
dilakukan pada malam hari dan jenis kendaraan pengangkut wajib disesuaikan dengan
kelas jalan.
4. Penyiapan Lahan
Lahan yang digunakan dalam perencanaan pembangunan SPAM Kecamatan Mirit
memiliki luas 2,28 hektar. Dalam penyiapan lahan ini termasuk posko pengaduan
dilakukan apabila terdapat masyarakat dari sekitar lokasi yang memiliki keresahan akan
menyampaikan ke basecamp tersebut dan sebagai tempat untuk berkumpul dari pekerja,
serta yang terlibat dalam proyek.
5. Pembangunan Struktur Bangunan dan Jaringan Pipa
a. Pembangunan Struktur Bangunan Instalasi Pengolahan Air dan Reservoir
Kegiatan ini diawali dengan penyiapan lahan seperti pemotongan tanaman,
pengurugan tanah, pekerjaan galian dan timbunan menggunakan buldozer dan
vibro roller. Kemudian dilakukan pengecoran pondasi dari intake, IPA dan
reservoir dengan menggunakan concrete pump dan dibantu mobile crane serta
pekerjaan lain yang termasuk pekerjaan struktur.
Dalam kegiatan ini juga dibangun beberapa fasilitas penunjang seperti jalan akses,
sistem pengelolaan air limbah, sistem penangan kebakaran, sistem penyediaan
listrik, sistem pengelolaan sampah dan fasilitas lainnya. Setelah fasilitas penunjang
dibangun kemudian dilakukan pemasangan instalasi listrik, penerangan, dan
12
penyelesaian interior bagian dalam bangunan dan kelengkapan infrastruktur
lainnya.
13
Gambar I.6 Diagram alir tahap operasi proyek pembangunan Sistem Penyediaan Air
Minum (SPAM) Kecamatan Mirit
Ditinjau dari latar belakang pendidikan, staf dengan lulusan universitas (minimal S1)
adalah 10 orang atau sekitar 29%, lulusan sekolah sarjana muda/diploma (minimal D3)
adalah 18 orang (51%), dan lulusan sekolah menengah atas (SMA/SMK/STM) adalah
mayoritas dengan jumlah 7 orang atau 20%. Disamping pegawai tetap (staf) yang
14
bersifat organik, BUP juga akan merekrut sejumlah tenaga outsourcing sesuai dengan
kebutuhan di lapangan, misalnya sejumlah pekerja kasar (buruh) dibutuhkan untuk
pembuangan/pengerukan lumpur kering dari sludge dewatering. Para buruh ini akan
dipekerjakan secara sementara (temporary) sesuai dengan kebutuhan, sehingga jumlah
buruh tidak dihitung dalam staf organisasi BUP. Selain itu pula, outsourcing dapat juga
digunakan oleh BUP untuk posisi driver dan security.
2. Pengoperasian Sistem Penyediaan Air Minum
Kegiatan pengoperasian Sistem Penyediaan Air Minum secara umum meliputi kegiatan
sebagai berikut.
a. Pengolahan air baku menjadi air bersih dengan menggunakan Instalasi Pengolahan
Air.
b. Distribusi Air Bersih yang dihasilkan dari pengolahan dengan menggunakan IPA.
Secara umum proses pengolahan air baku pada instalasi pengolahan air (IPA) dapat
dilihat pada gambar berikut.
15
Gambar I.7 Proses Pengolahan Air Baku pada IPA Mirit
Proses pengolahan air baku di IPA Mirit secara terperinci adalah sebagai berikut.
● Intake
Bangunan penyadap atau intake berfungsi untuk menyadap atau mengambil air
baku dari badan air sesuai dengan debit yang atau diperlukan untuk pengolahan.
Jenis intake digunakan adalah River Intake. Air baku dari sungai masuk ke dalam
sump well melalui penstock yang dilengkapi dengan penyaring kasar (screen).
Aliran air baku kemudian masuk ke dalam sump well. Sump well berfungsi untuk
mengatur ketersediaan air baku dan penyeimbang level air yang akan dipompa
sehingga udara tidak ikut terpompa karena dapat menyebabkan kavitasi sehingga
umur pompa tidak akan bertahan lama. Kemudian air baku ditransmisikan
menggunakan pipa transmisi air baku dengan diameter 1.000 mm dengan jarak +
1000 m dari intake sampai dengan bak prasedimentasi. Pada saat di pompakan, air
baku di injeksi menggunakan chlorine (pre chlorine) untuk membunuh bakteri,
mengurangi warna pada air baku, serta mencegah lumpur dan kerak dalam pipa
transmisi. Pada pipa transmisi terdapat air vent (venting) yang berfungsi membuang
gelembung-gelembung udara yang terjebak dalam pipa untuk menghindari
terjadinya kavitasi pada saat pompa dihidupkan dan dimatikan.
16
● Prasedimentasi
Prasedimentasi adalah proses pengendapan yang dilakukan sebelum pengolahan
unit IPA untuk menghilangkan partikel diskrit. Fungsi utama dari unit
prasedimentasi adalah untuk menghilangkan/mencegah gravel, pasir, lumpur
maupun material kasar lainnya agar tidak masuk ke dalam Instalasi Pengolahan Air
Minum (IPAM). Dengan dibangunnya prasedimentasi, material kasar yang terbawa
oleh air baku dapat direduksi sampai ke tingkat minimal sesuai dengan rancang
bangun yang akan diterapkan.
● Koagulasi
Setelah tahapan prasedimentasi mulai dilakukan pemberian bahan kimia koagulan
untuk melakukan proses koagulasi. Koagulasi merupakan proses destabilisasi
muatan partikel koloid dan tersuspensi dalam air dengan pengadukan cepat,
sehingga terbentuk penggabungan partikel. Pada proses koagulasi dilakukan
pengadukan cepat (rapid mixing) dan pembubuhan bahan kimia yang disebut
koagulan. Untuk mengetahui kondisi operasi pengolahan setiap tahapan proses akan
dilakukan pengecekan kualitas pH, warna, dan kekeruhan.
● Flokulasi
Flokulasi merupakan proses pengadukan lambat untuk mempercepat laju
penggabungan (aglomerasi) partikel koloid yang telah terdestabilisasi sehingga
membentuk flok dengan ukuran yang dapat terendapkan dan tersaring. Pada
flokulasi dilakukan pengadukan lambat (slow mixing), aliran air disini harus
tenang. Tujuan dari flokulasi adalah agar partikel-partikel dapat melakukan kontak
sehingga mereka akan bertabrakan, saling menempel, dan membesar ke ukuran
yang siap diendapkan atau disaring. Pengadukan yang cukup harus dilakukan agar
flok dapat melakukan kontak dan mencegah flok mengendap di bak flokulasi.
Pengadukan berlebihan akan mengikis partikel flok sehingga ukuran flok menjadi
kecil dan mudah terdispersi. Oleh karena itu, kecepatan gradien harus dikontrol
dalam rentang yang relatif sempit. Sedimentasi Sedimentasi adalah proses
pemisahan partikel tersuspensi dari cairan dengan menggunakan pengendapan
secara gravitasi. Proses pengendapan yang dilakukan di unit sedimentasi pada
prinsipnya membuat partikel yang ada di air dapat mengendap dan dipisahkan. Oleh
karena itu proses pemisahan ini sangat tergantung dari jenis partikel dalam air yang
akan dipisahkan sehingga akan diperoleh cairan yang jernih. Jenis partikel dalam
air dipengaruhi oleh gravitasi. Partikel yang halus akan mengapung, sedangkan
17
partikel yang besar seperti lumpur akan mengendap atau bergerak ke bawah.
Partikel yang melayang disebut partikel koloid. Bak sedimentasi terdiri atas zona
inlet, zona pengendapan, zona outlet, dan zona Lumpur. Aliran air dalam bak secara
keseluruhan menuju ke permukaan, namun sebelum itu, air harus melewati plat-
plat. Sewaktu air mengalir ke atas melewati plat, lapisan lumpur yang terjadi pada
permukaan plat secara perlahan turun ke ruangan di bawah plat. Bak pengendap
akan memisahkan bagian-bagian yang terapung, mengendapkan lumpur, dan cairan
yang jernih. Lumpur yang diendapkan dikumpulkan pada dasar bak yang dapat
dilakukan dengan pengaturan kemiringan dasar bak. Lumpur dikeluarkan dari bak
secara periodik melalui pipa lumpur khusus yang dapat pula dioperasikan dengan
pompa.
● Filtrasi
Filtrasi merupakan proses pemisahan padatan dari larutan dengan melewatkan
larutan tersebut melalui media berpori untuk menyisihkan sisa-sisa partikel/flok
yang masih terbawa dalam proses pengendapan.
● Desinfeksi
Desinfeksi adalah proses pengolahan air dengan tujuan membunuh kuman atau
bakteri yang ada dalam air.Proses desinfeksi dilakukan sebelum air bersih
didistribusikan, sehingga air menjadi aman untuk dikonsumsi. Chlorination
didesain dengan injeksi gas chlorine kadar 100 %, dengan dosis prechlor 3 ppm dan
dosis post-chlor 2 ppm.
● Distribusi Air Bersih
Air bersih hasil pengolahan dari IPA akan dialirkan menggunakan tenaga pompa
melalui pipa transmisi ND-1100 mm sepanjang + 15 km menuju reservoir Mirit.
Kondisi topografi antara lokasi intake, IPA, Reservoir Mirit dan daerah pelayanan
adalah relatif datar sehingga perlu tenaga pompa untuk mengalirkannya. Untuk
mengalirkan air minum ke Reservoir Mirit direncanakan akan dipasang 6 pompa
karena ada 2 sumber baku dengan rincian tiap sumber yaitu 2 unit operasi dan 1
unit cadangan, dengan kapasitas masing-masing adalah 375 liter/detik dan head
pompa 30 meter. Reservoir Mirit ini direncanakan mempunyai volume
penampungan 9000 m3 dan akan dilengkapi dengan 5 unit pompa distribusi dengan
debit masing-masing 375 l/det, head 80 m untuk melayani kecamatan, dengan debit
masing-masing 375 l/det, head 50 m.
18
3. Pemeliharaan dan Perawatan
Kegiatan ini mencakup pemeliharaan sarana dan fasilitas pendukungnya, antara lain
IPA, reservoir air bersih, jaringan pipa transmisi, laboratorium dan bangunan kantor.
Kegiatan pemeliharaan tersebut ditujukan untuk memaksimalkan produksi air bersih.
Kemudian untuk daerah rencana yang akan digunakan sebagai rencana pembangunan Sistem
Penyediaan Air Minum (SPAM) di Kecamatan Mirit ini berada di Desa Tlogodepok,
Kecamatan Mirit pada yang terletak pada 7°47'56.5"S 109°47'03.4"E yang ditunjukkan pada
titik merah sebagai berikut.
19
Gambar I.9 Lokasi perencanaan untuk pembangunan SPAM di Kecamatan Mirit
Untuk situasi fisik dari lokasi yang akan direncanakan untuk pembangunan SPAM di
Kecamatan Mirit sebagai berikut.
20
Gambar I.11 Tampak asli pada lokasi perencanaan
21
BAB II PELINGKUPAN
Dampak potensial pada rencana kegiatan Pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum
(SPAM) Kecamatan Mirit mempertimbangkan komponen rencana kegiatan, komponen
lingkungan hidup, dan saran pendapat dan tanggapan masyarakat. Identifikasi dampak
potensial ini menduga semua dampak yang berpotensi berupa dampak primer maupun dampak
sekunder terjadi jika rencana kegiatan dilakukan pada lokasi perencanaan pembangunan Sistem
Penyediaan Air Minum (SPAM) Kecamatan Mirit meliputi tahap pra-konstruksi, tahap
konstruksi, dan tahap operasi. Untuk metode yang digunakan dalam identifikasi dampak
potensial ini menggunakan metode matriks identifikasi dampak.
22
II.2 Hasil Pelibatan Masyarakat
II.2.1 Pengumuman Melalui Media Massa
Pengumuman melalui media massa ini bertujuan untuk memberi informasi kepada
masyarakat sehingga terjadi pelibatan masyarakat karena mengetahui adanya rencana
pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kecamatan Mirit. Pengumuman
melalui media massa ini dapat dilakukan dengan beberapa media, seperti koran, website
(media digital), dan lain-lain. Contoh media tersebut adalah Tribun Jateng, Jawa Pos,
Kompas, Pikiran Rakyat, Republika, Media Indonesia, Liputan 6, dan CNN Indonesia.
Selain itu juga pengumuman dapat diakses melalui sosial media untuk generasi
mendatang. Contoh dari media massa berupa website sebagai berikut.
II.2.2 Pengumuman Melalui Poster dan Spanduk di Lokasi Sekitar dan Instansi
Terkait
Pengumuman melalui poster dan spanduk yang bertujuan untuk memberi informasi terkait
dengan pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kecamatan Mirit dengan
lahan seluas 2,28 hektar dan kapasitas SPAM sebesar 900 L/s ini akan disebar di lokasi
sekitar proyek di Kecamatan Mirit juga disebar di Instansi terkait yang memiliki
keterlibatan dalam proyek. Untuk pemasangan poster dapat dilakukan di kantor RT, kantor
23
RW, kantor yang berada di Kecamatan Mirit. Sedangkan untuk pemasangan spanduk ini
dilakukan di kantor Kecamatan Mirit, kantor Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten
Kebumen, kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen, kantor Polsek Kecamatan Mirit,
kantor Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, serta instansi lain yang terlibat.
26
dapat mengakibatkan meningkatkan debu dan penurunan kualitas udara,
kebisingan, dan pengurangan kinerja jalan.
- Penyiapan Lahan
1. Debu dan Penurunan Kualitas Udara
Penyiapan lahan ini berpotensi adanya debu yang dapat terbawa angin hingga
pemukiman warga sehingga mempengaruhi kualitas udara yang menurun.
2. Peningkatan aliran larian
Dalam penyiapan lahan ini perlu diperhatikan arah aliran air yang terjadi
sehingga dapat mengendalikan peningkatan aliran yang dapat dilakukan dengan
upaya adanya long storage dan kolam tampung untuk menggantikan hilangnya
lahan resapan
3. Keresahan masyarakat
Kondisi awal lahan ini memerlukan pengelolaan sebelum dilakukan
pembangunan lebih lanjut yaitu dapat dilakukan adanya pengelolaan terhadap
dampak yang timbul dari kegiatan ini.
4. Penurunan Keanekaragaman Hayati
Lahan yang akan digunakan tentu akan mengubah kondisi dan fungsi
lingkungan diantaranya adalah spesies flora dan fauna yang mengakibatkan
penurunan keanekaragaman hayati.
- Pembangunan Struktur Bangunan dan Jaringan Pipa
1. Debu dan Penurunan Kualitas Udara
Pembangunan struktur tentu akan menimbulkan debu yang terbawa angin ke
pemukiman masyarakat sehingga akan berdampak pada kualitas udara yang
menurun. Namun hal ini terjadi dengan intensitas yang tidak begitu tinggi
karena tahap ini tidak berlangsung secara lama.
2. Peningkatan kebisingan
Kebisingan akan muncul dan berpotensi mengalami peningkatan adanya
kegiatan pembangunan struktur bangunan dan jaringan pipa karena
menggunakan alat-alat yang menimbulkan suara. Selain itu juga aktivitas
manusia dalam melakukan pembangunan juga menimbulkan suara, namun
intensitas suara ke pemukiman warga.
3. Penurunan Kinerja Jalan
Akibat adanya aktivitas mobilisasi alat kendaraan yang digunakan maka jalan
yang dilalui akan berpengaruh sehingga menyebabkan penurunan kinerja jalan.
27
4. Keresahan Masyarakat
Pembangunan struktur tentu akan mengubah bentuk awal bangunan sebelumnya
menjadi bangunan struktur yang direncanakan sehingga menimbulkan getaran
yang dihasilkan dan keretakan bangunan yang diperkirakan dapat terjadi.
5. Gangguan Kesehatan Masyarakat
Dari dampak kebisingan, penurunan kualitas udara, hal tersebut akan
berdampak pada gangguan kesehatan masyarakat sekitar yang berada di
pemukiman yang intensitasnya cukup tinggi.
- Demobilisasi Peralatan
1. Peningkatan Kebisingan
Peralatan yang digunakan selama masa konstruksi ini jika telah selesai masa
penggunaannya tentu akan dilakukan pengembalian atau perpindahan, hal ini
tentu menimbulkan kebisingan bagi lingkungan sekitar karena peralatan yang
digunakan juga tidak sedikit.
2. Penurunan Kinerja Jalan
Demobilisasi kendaraan dan alat berat serta berbagai aktivitas selama masa
konstruksi ini mempengaruhi terhadap umur jalan yang semakin pendek karena
beban yang diberikan akan bertambah.
3. Keresahan Masyarakat
Ketidaknyamanan timbul akibat adanya aktivitas demobilisasi peralatan dimana
peralatan yang digunakan tidak sedikit dan dalam skala yang cukup besar
sehingga timbul keresahan masyarakat.
- Demobilisasi Tenaga Kerja Sementara
1. Hilangnya Kesempatan Kerja
Kesempatan kerja akan hilang karena tenaga kerja sudah habis masa kontrak
dalam masa konstruksi namun hal ini sudah dijelaskan pada saat awal dilakukan
pembangunan.
2. Penurunan Pendapatan
Berakhirnya masa konstruksi maka para tenaga kerja sudah habis masa kontrak
hal ini menimbulkan penurunan pendapatan karena tidak bekerja namun hal ini
sudah terdapat janji kontrak yang telah dilakukan di awal rekrutmen pekerja.
28
II.3.3 Tahap Operasi
- Mobilisasi Tenaga Kerja
1. Terciptanya Kesempatan Kerja
Pengoperasian SPAM membutuhkan tenaga kerja dengan total 20 orang,
dengan kebutuhan tenaga kerja tersebut maka membuka kesempatan tenaga
kerja untuk masyarakat sekitar yang tentunya sesuai dengan bidan dan
kebutuhan kegiatan operasi SPAM.
2. Peningkatan Pendapatan
Jumlah tenaga kerja yang tidak begitu banyak jika dibandingkan dengan tahap
konstruksi maka peningkatan pendapatan yang terjadi tidak meningkat secara
signifikan namun tetap mengutamakan memperhatikan masyarakat sekitar
Kecamatan Mirit.
3. Keresahan Masyarakat
Beberapa masyarakat sekitar menimbulkan keresahan jika pengoperasian
SPAM ini hanya diisi dengan orang-orang bukan dari masyarakat Kecamatan
Mirit, namun hal ini dapat diredam karena beberapa masyarakat akan
dipekerjakan dalam masa operasi.
- Pengoperasian Sistem Penyediaan Air minum
1. Peningkatan Debu dan Penurunan Kualitas Udara
Peningkatan debu dan penurunan kualitas udara akan berpotensi dihasilkan dari
kegiatan pengoperasian SPAM akibat dari pengoperasian unit yang digunakan
di dalam area SPAM karena jarak antara proyek dengan fasilitas pendidikan
yaitu 180 meter.
2. Peningkatan Kebisingan
Peningkatan kebisingan dari kegiatan pengoperasian SPAM ini diakibatkan dari
adanya mobilisasi kendaraan pekerja. Selain itu dampak kebisingan berasal dari
unit operasi yang digunakan sehingga akan mengganggu aktivitas masyarakat
sekitar, karena jarak antara proyek dengan fasilitas pendidikan yaitu 180 meter.
3. Penurunan Kualitas Air
Penurunan Kualitas Air ini diakibatkan adanya limbah cair yang berasal dari
kegiatan kantin serta kamar mandi berpotensi menyebabkan pencemaran bila
langsung dibuang ke lingkungan.
29
4. Peningkatan Aliran Run-Off
Adanya tata kelola lingkungan yang berubah, dimana sebelum SPAM ini
dibangun daerah tersebut merupakan perkebunan yang dapat menyerap air
namun ketika dibangun SPAM maka daerah resapan tersebut akan berkurang
sehingga perlu dikelola agar tidak menyebabkan banjir.
5. Penurunan Kinerja Jalan
Akibat adanya aktivitas mobilisasi alat kendaraan yang digunakan oleh pekerja
maka jalan yang dilalui akan berpengaruh sehingga menyebabkan penurunan
kinerja jalan.
6. Terciptanya Kesempatan Kerja
Adanya kegiatan pengoperasian SPAM maka akan membuka lapangan
pekerjaan untuk masyarakat lokal maupun pendatang dikarenakan dibutuhkan
tenaga kerja untuk mengoperasikan unit-unit operasi dalam IPA yang memiliki
keahlian khusus.
7. Peningkatan Pendapatan
Peningkatan pendapatan daerah (PAD) ini tidak signifikan, namun peningkatan
pendapatan dari masyarakat yang bekerja pada kegiatan pengoperasian SPAM
akan meningkat.
8. Peningkatan Air Bersih
Adanya kegiatan pengoperasian SPAM di Kecamatan Mirit akan meningkatkan
air bersih yang akan dialirkan ke daerah layanan yaitu untuk masyarakat
Kecamatan Mirit. Sebelum air disalurkan dilakukan proses terlebih dahulu
sehingga aman bagi kesehatan masyarakat.
9. Keresahan Masyarakat
Keresahan masyarakat berpotensi terjadi ketika pengoperasian SPAM karena
adanya peningkatan aliran run-off dan penurunan kinerja jalan yang disebabkan
oleh adanya kendaraan dari pekerja yang melewati jalan utama di Kecamatan
Mirit terutama di Desa Tlogodepok dekat dengan area proyek.
10. Gangguan Kamtibmas (Keamanan dan Ketertiban Masyarakat)
Gangguan kamtibmas ini berpotensi terjadi dalam pengoperasian SPAM
dikarenakan ketika air bersih yang dialirkan kepada masyarakat tidak teratur
namun diantisipasi dengan adanya petugas keamanan untuk menjaga keamanan
lokasi proyek.
30
11. Gangguan Kesehatan Masyarakat
Kegiatan pengoperasian SPAM ini akan menimbulkan gangguan kesehatan
masyarakat seperti terjadinya peningkatan kebisingan bagi masyarakat di
sekitar namun tidak signifikan.
12. Penurunan Sanitasi Lingkungan
Penurunan sanitasi lingkungan akibat adanya peningkatan limbah padat
domestik dan menimbulkan adanya limbah Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3) akibat dari kegiatan pengoperasian SPAM yang dihasilkan dari
pekerja maupun lainnya.
13. Peningkatan Limbah Padat Domestik
Kegiatan pengoperasian Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kecamatan
Mirit ini melibatkan pekerja-pekerja baik yang bekerja di area pengoperasian
maupun daerah perkantoran yang dapat menimbulkan sampah sehingga
perlunya tempat sampah yang ditempatkan secara merata sesuai dengan
jenisnya.
14. Timbulnya Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
Kegiatan pengoperasian Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kecamatan
Mirit berpotensi menimbulkan limbah B3 akibat dari penggunaan bahan kimia
dalam proses Instalasi Pengolahan Air (IPA). Selain itu juga dapat
menimbulkan limbah B3 yang berbentuk padat berasal dari perkantoran.
- Pemeliharaan dan perawatan
1. Penurunan Kualitas Air
Pemeliharaan dan perawatan pada tahap operasi SPAM dilakukan secara rutin
oleh pekerja terhadap unit-unit yang digunakan dalam IPA ini akibat adanya
Jumlah limbah cair yang dihasilkan yang akan mengakibatkan terganggunya
kesehatan namun tidak signifikan.
31
Tabel II.1 Matriks identifikasi dampak potensial
Fisik-Kimia
Kebisingan 1. Perijinan
2. Sosialisasi
Debu dan penurunan
x x x proyek
kualitas udara
Lahan
32
Komponen Lingkungan dan Prakonstruksi Konstruksi Operasi
Keterangan
Dampak 1 2 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3
33
Komponen Lingkungan dan Prakonstruksi Konstruksi Operasi
Keterangan
Dampak 1 2 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3
Terciptanya kesempatan 2.
x x x
kerja Pengoperasian
sistem
Hilangnya kesempatan
x penyediaan air
kerja
minum
Terciptanya kesempatan 3. Pemeliharaan
x
berusaha dan perawatan
Peningkatan pendapatan x x x
Penurunan pendapatan x
Peningkatan ketersediaan
x
air bersih
II. Budaya
Keresahan masyarakat x x x x x x x x x
III. Pertahanan/Keamanan
34
Komponen Lingkungan dan Prakonstruksi Konstruksi Operasi
Keterangan
Dampak 1 2 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3
Gangguan kamtibmas x
Kesehatan Masyarakat
I. Parameter Yang
Berpengaruh Terhadap
Kesehatan
Gangguan kesehatan
x x x
masyarakat
Penurunan sanitasi
x x
lingkungan
35
Komponen Lingkungan dan Prakonstruksi Konstruksi Operasi
Keterangan
Dampak 1 2 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3
Timbulnya buangan
x
material
Timbulnya limbah B3 x
36
II.4 Evaluasi Dampak Potensial
Evaluasi terhadap dampak potensial untuk menghilangkan atau meniadakan dampak potensial
yang dianggap tidak relevan atau tidak penting sehingga diperoleh daftar dampak besar dan
penting hipotetik yang perlu diperhatikan secara mendalam dalam studi AMDAL. Dampak-
dampak penting hipotetik Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) dengan
kapasitas 900 Liter/detik adalah sebagai berikut.
1. Tahap Pra-Konstruksi
Dampak penting dalam tahap pra-konstruksi Proyek Pengembangan Sistem Penyediaan Air
Minum Kecamatan Mirit dengan Kapasitas 900 Liter/detik dari hasil evaluasi adalah
sebagai berikut.
a. Perijinan
Tidak ada dampak potensial yang termasuk ke dalam dampak penting hipotetik.
b. Sosialisasi Proyek
Tidak ada dampak potensial yang termasuk kedalam dampak penting hipotetik.
2. Tahap Konstruksi
Dampak penting dalam tahap konstruksi Proyek Pengembangan Sistem Penyediaan Air
Minum Kecamatan Mirit dengan Kapasitas 900 Liter/detik dari hasil evaluasi adalah
sebagai berikut.
a. Pemagaran Proyek Dan Pengoperasian Basecamp
● Penurunan Kualitas Air Permukaan
Tidak ada dampak potensial yang termasuk ke dalam dampak penting hipotetik.
● Peningkatan Limbah Padat Domestik
Tidak ada dampak potensial yang termasuk ke dalam dampak penting hipotetik.
● Penurunan Sanitasi Lingkungan
Tidak ada dampak potensial yang termasuk ke dalam dampak penting hipotetik.
b. Mobilisasi Tenaga Kerja
● Terciptanya Kesempatan Kerja
● Peningkatan Pendapatan
Tidak ada dampak potensial yang termasuk ke dalam dampak penting hipotetik.
c. Mobilisasi Peralatan Dan Material
● Debu Dan Penurunan Kualitas Udara
● Peningkatan Kebisingan
Tidak ada dampak potensial yang termasuk ke dalam dampak penting hipotetik.
● Penurunan Kinerja Jalan
37
● Tumpahan Material Di Jalan
Tidak ada dampak potensial yang termasuk ke dalam dampak penting hipotetik.
● Keresahan Masyarakat
d. Penyiapan Lahan
● Debu dan Penurunan Kualitas Udara
● Peningkatan aliran larian
Tidak ada dampak potensial yang termasuk ke dalam dampak penting hipotetik.
● Keresahan masyarakat
Tidak ada dampak potensial yang termasuk ke dalam dampak penting hipotetik.
● Penurunan Keanekaragaman Hayati
Tidak ada dampak potensial yang termasuk ke dalam dampak penting hipotetik.
e. Pembangunan Struktur Bangunan Dan Jaringan Pipa
● Debu dan Penurunan Kualitas Udara
● Peningkatan kebisingan
● Penurunan Kinerja Jalan
● Keresahan Masyarakat
● Gangguan Kesehatan Masyarakat
Tidak ada dampak potensial yang termasuk ke dalam dampak penting hipotetik.
● Timbulnya Buangan Material
Tidak ada dampak potensial yang termasuk ke dalam dampak penting hipotetik.
f. Demobilisasi Peralatan
● Peningkatan Kebisingan
Tidak ada dampak potensial yang termasuk ke dalam dampak penting hipotetik.
● Penurunan Kinerja Jalan
● Keresahan Masyarakat
Tidak ada dampak potensial yang termasuk ke dalam dampak penting hipotetik.
g. Demobilisasi Tenaga Kerja Sementara
● Hilangnya Kesempatan Kerja
Tidak ada dampak potensial yang termasuk ke dalam dampak penting hipotetik.
● Penurunan Pendapatan
Tidak ada dampak potensial yang termasuk ke dalam dampak penting hipotetik.
3. Tahap Operasi
Dampak penting dalam tahap operasi Proyek Pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum
(SPAM) Kecamatan Mirit dengan kapasitas 900 L/s sebagai berikut.
38
a. Mobilisasi Tenaga Kerja
● Terciptanya Kesempatan Kerja
● Peningkatan Pendapatan
Tidak ada dampak potensial yang termasuk ke dalam dampak penting hipotetik.
● Keresahan Masyarakat
Tidak ada dampak potensial yang termasuk ke dalam dampak penting hipotetik.
b. Pengoperasian Sistem Penyediaan Air Minum
● Peningkatan Debu dan Penurunan Kualitas Udara
● Peningkatan Kebisingan
Tidak ada dampak potensial yang termasuk ke dalam dampak penting hipotetik.
● Penurunan Kualitas Air
● Peningkatan Aliran Run-Off
● Penurunan Kinerja Jalan
● Terciptanya Kesempatan Berusaha
Tidak ada dampak potensial yang termasuk ke dalam dampak penting hipotetik.
● Peningkatan Pendapatan
Tidak ada dampak potensial yang termasuk ke dalam dampak penting hipotetik.
● Peningkatan Air Bersih
● Keresahan Masyarakat
● Gangguan Kamtibmas
Tidak ada dampak potensial yang termasuk ke dalam dampak penting hipotetik.
● Gangguan Kesehatan Masyarakat
Tidak ada dampak potensial yang termasuk ke dalam dampak penting hipotetik.
● Penurunan Sanitasi Lingkungan
● Peningkatan Limbah Padat Domestik
● Timbulnya Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
c. Pemeliharaan dan Perawatan
● Penurunan Kualitas Air
Tidak ada dampak potensial yang termasuk ke dalam dampak penting hipotetik.
39
Tabel II.2 Evaluasi Dampak Penting Hipotetik (DPH) rencana pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kecamatan Mirit
Tahap Pra-Konstruksi
Tahap Konstruksi
Dikarenakan telah
Penurunan disediakan fasilitas MCK
Pemagaran proyek dan Pembuatan septic tank Disimpulkan tidak
1a Fisik, kimia kualitas air dan penyediaan septic tank
pengoperasian basecamp sementara di basecamp menjadi DPH
permukaan untuk pengolahan limbah
tersebut
40
Deskripsi Rencana Pelingkupan
Pengelolaan Lingkungan Komponen
Kegiatan yang
yang Sudah Direncanakan Lingkungan Keterangan
No Berpotensi Dampak Evaluasi Dampak
Sejak Awal Sebagai Bagian Terkena Dampak Penting
Menimbulkan Dampak Potensial Potensial
dari Rencana Kegiatan Dampak Hipotetik (DPH)
Lingkungan
41
Deskripsi Rencana Pelingkupan
Pengelolaan Lingkungan Komponen
Kegiatan yang
yang Sudah Direncanakan Lingkungan Keterangan
No Berpotensi Dampak Evaluasi Dampak
Sejak Awal Sebagai Bagian Terkena Dampak Penting
Menimbulkan Dampak Potensial Potensial
dari Rencana Kegiatan Dampak Hipotetik (DPH)
Lingkungan
agar menggunakan tenaga budaya kerja
kerja lokal
Disimpulkan tidak
menjadi DPH.
Namun dampak ini
tetap dikelola
Sosial, Kegiatan ini tidak
Peningkatan dengan cara :
2b - ekonomi, signifikan meningkatkan
pendapatan - Membayar tenaga
budaya pendapatan masyarakat
kerja minimal
sesuai UMR
Kabupaten
Kebumen
Lalu lalang Kendaraan
pembawa material dapat
menurunkan kualitas udara
Debu dan untuk parameter debu
Mobilisasi Peralatan dan Disimpulkan
3a - fisik kimia penurunan
Material menjadi DPH
kualitas udara - Kendaraan berat
merupakan salah satu
penghasil polutan udara
ambien terbesar.
42
Deskripsi Rencana Pelingkupan
Pengelolaan Lingkungan Komponen
Kegiatan yang
yang Sudah Direncanakan Lingkungan Keterangan
No Berpotensi Dampak Evaluasi Dampak
Sejak Awal Sebagai Bagian Terkena Dampak Penting
Menimbulkan Dampak Potensial Potensial
dari Rencana Kegiatan Dampak Hipotetik (DPH)
Lingkungan
- rata-rata emisi CO harian
yang dihasilkan oleh
kendaraan berat adalah 1,0
g/s
43
Deskripsi Rencana Pelingkupan
Pengelolaan Lingkungan Komponen
Kegiatan yang
yang Sudah Direncanakan Lingkungan Keterangan
No Berpotensi Dampak Evaluasi Dampak
Sejak Awal Sebagai Bagian Terkena Dampak Penting
Menimbulkan Dampak Potensial Potensial
dari Rencana Kegiatan Dampak Hipotetik (DPH)
Lingkungan
Adanya lalu-lalang
Pengaturan waktu mobilisasi
Penurunan kendaraan berat akan Disimpulkan
3c - perlu mengetahui waktu
kinerja jalan menyebabkan Penurunan menjadi DPH
kepadatan jalan
Kinerja Jalan
44
Deskripsi Rencana Pelingkupan
Pengelolaan Lingkungan Komponen
Kegiatan yang
yang Sudah Direncanakan Lingkungan Keterangan
No Berpotensi Dampak Evaluasi Dampak
Sejak Awal Sebagai Bagian Terkena Dampak Penting
Menimbulkan Dampak Potensial Potensial
dari Rencana Kegiatan Dampak Hipotetik (DPH)
Lingkungan
“Handbook of Variable for
Environmental Impact
Assessment”; Ann Arbor
Science, Michigan, USA.)
Adanya long storage dan
Penyedian long storage dan Peningkatan kolam tampung untuk Disimpulkan tidak
4b Fisik Kimia
kolam tampung aliran larian menggantikan hilangnya menjadi DPH
lahan resapan
45
Deskripsi Rencana Pelingkupan
Pengelolaan Lingkungan Komponen
Kegiatan yang
yang Sudah Direncanakan Lingkungan Keterangan
No Berpotensi Dampak Evaluasi Dampak
Sejak Awal Sebagai Bagian Terkena Dampak Penting
Menimbulkan Dampak Potensial Potensial
dari Rencana Kegiatan Dampak Hipotetik (DPH)
Lingkungan
(Canter, Larry W. And
Loren G.H. (1979).
“Handbook of Variable for
Environmental Impact
Assessment”; Ann Arbor
Science, Michigan, USA.)
Terdapat alat-alat berat
yang berpotensi
menyebabkan terjadinya
peningkatan kebisingan
Peningkatan Disimpulkan
5b - Fisik Kimia (Canter, Larry W. And
kebisingan menjadi DPH
Loren G.H. (1979).
Pembangunan Struktur “Handbook of Variable for
Bangunan dan Jaringan Environmental Impact
Pipa Assessment”; Ann Arbor
Science, Michigan, USA.)
Adanya kegiatan
pemasangan pipa akan
Penurunan Disimpulkan
5c - Fisik Kimia menyebabkan terjadinya
Kinerja Jalan menjadi DPH
penurunan kinerja jalan
akibat dari adanya kegiatan
46
Deskripsi Rencana Pelingkupan
Pengelolaan Lingkungan Komponen
Kegiatan yang
yang Sudah Direncanakan Lingkungan Keterangan
No Berpotensi Dampak Evaluasi Dampak
Sejak Awal Sebagai Bagian Terkena Dampak Penting
Menimbulkan Dampak Potensial Potensial
dari Rencana Kegiatan Dampak Hipotetik (DPH)
Lingkungan
di bahu jalan
Funan, Gideon A.
Remigildus C., Elia H.
(2014). Studi Kinerja Jalan
Akibat Hambatan Samping
Di Jalan TImor Raya
Depan Pasar Oesao
Kabupaten Kupang,
Universitas Nusa Cendana,
Kupang
Keresahan masyarakat
dapat terjadi akibat dari
adanya getaran yang
dihasilkan dan keretakan
Pembangunan Struktur Sosial, bangunan yang
Keresahan Disimpulkan
5d Bangunan dan Jaringan - Ekonomi, diperkirakan dapat terjadi
Masyarakat menjadi DPH
Pipa Budaya
Peraturan Menteri
Kesehatan Republik
Indonesia No. 70 Tahun
2016 Tentang Standar dan
47
Deskripsi Rencana Pelingkupan
Pengelolaan Lingkungan Komponen
Kegiatan yang
yang Sudah Direncanakan Lingkungan Keterangan
No Berpotensi Dampak Evaluasi Dampak
Sejak Awal Sebagai Bagian Terkena Dampak Penting
Menimbulkan Dampak Potensial Potensial
dari Rencana Kegiatan Dampak Hipotetik (DPH)
Lingkungan
Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Kerja Industri
48
Deskripsi Rencana Pelingkupan
Pengelolaan Lingkungan Komponen
Kegiatan yang
yang Sudah Direncanakan Lingkungan Keterangan
No Berpotensi Dampak Evaluasi Dampak
Sejak Awal Sebagai Bagian Terkena Dampak Penting
Menimbulkan Dampak Potensial Potensial
dari Rencana Kegiatan Dampak Hipotetik (DPH)
Lingkungan
Sosial, Hilangnya Masa kontrak telah
Penjelasan mengenai masa Disimpulkan tidak
7a Ekonomi, Kesempatan dijelaskan di awal
kontrak menjadi DPH
Demobilisasi Tenaga Budaya Kerja konstruksi
Kerja Sementara Sosial, Tidak signifikan dalam
Penurunan Dismpulkan tidak
7b - Ekonomi, menurunkan pendapatan
Pendapatan menjadi DPH
Budaya masyarakat
Tahap Operasional
Keresahan masyarakat
Sosial,
Menyediakan posko Keresahan dapat dicegah melalui Disimpulkan tidak
1c Ekonomi,
pengaduan masyarakat Masyarakat pemrioritasan tenaga kerja menjadi DPH
Budaya
lokal
49
Deskripsi Rencana Pelingkupan
Pengelolaan Lingkungan Komponen
Kegiatan yang
yang Sudah Direncanakan Lingkungan Keterangan
No Berpotensi Dampak Evaluasi Dampak
Sejak Awal Sebagai Bagian Terkena Dampak Penting
Menimbulkan Dampak Potensial Potensial
dari Rencana Kegiatan Dampak Hipotetik (DPH)
Lingkungan
Emisi gas buang kendaraan
Debu dan
pengangkut yang keluar Disimpulkan
2a - Fisik Kimia Penurunan
masuk area proyek dapat menjadi DPH
Kualitas Udara
menurunkan kualitas udara
Dampak berupa
peningkatan kebisingan
dapat berbalik ke kondisi
Peningkatan semula bila dilakukan Disimpulkan tidak
2b - Fisik Kimia
kebisingan pemagaran area proyek dan menjadi DPH
pembuatan buffer zone
Pengoperasioan sistem
untuk mengurangi tingkat
penyediaan air minum
kebisingan.
Peningkatan
Sosial Peningkatan Ketersediaan Disimpulkan
2c - Ketersediaan
Ekonomi Air Bersih menjadi DPH
Air Bersih
50
Deskripsi Rencana Pelingkupan
Pengelolaan Lingkungan Komponen
Kegiatan yang
yang Sudah Direncanakan Lingkungan Keterangan
No Berpotensi Dampak Evaluasi Dampak
Sejak Awal Sebagai Bagian Terkena Dampak Penting
Menimbulkan Dampak Potensial Potensial
dari Rencana Kegiatan Dampak Hipotetik (DPH)
Lingkungan
Adanya lalu-lalang
Penyusunan ANDAL Lalin kendaraan pengangkut
Penurunan Disimpulkan
2f dan pelaksanaan rekomendasi Fisik Kimia barang dan kendaraan
Kinerja Jalan menjadi DPH
yang tercantum di dalamnya pribadi akan menyebabkan
Penurunan Kinerja Jalan
Sosial,
Peningkatan Peningkatan PAD tidak Disimpulkan tidak
2h - Ekonomi,
Pendapatan signifikan menjadi DPH
Budaya
51
Deskripsi Rencana Pelingkupan
Pengelolaan Lingkungan Komponen
Kegiatan yang
yang Sudah Direncanakan Lingkungan Keterangan
No Berpotensi Dampak Evaluasi Dampak
Sejak Awal Sebagai Bagian Terkena Dampak Penting
Menimbulkan Dampak Potensial Potensial
dari Rencana Kegiatan Dampak Hipotetik (DPH)
Lingkungan
Keresahan masyarakat
Sosial, akibat dari potensi
Menyediakan posko Keresahan Disimpulkan
2i Ekonomi, Peningkatan Aliran Run
pengaduan masyarakat masyarakat menjadi DPH
Budaya Off dan Penurunan Kinerja
Jalan
52
Deskripsi Rencana Pelingkupan
Pengelolaan Lingkungan Komponen
Kegiatan yang
yang Sudah Direncanakan Lingkungan Keterangan
No Berpotensi Dampak Evaluasi Dampak
Sejak Awal Sebagai Bagian Terkena Dampak Penting
Menimbulkan Dampak Potensial Potensial
dari Rencana Kegiatan Dampak Hipotetik (DPH)
Lingkungan
kegiatan Pengoperasian
Sistem Penyediaan Air
Minum akan dihasilkan
limbah padat domestik dari
kegiatan domestik tenaga
kerja di dalam lokasi
proyek.
53
Deskripsi Rencana Pelingkupan
Pengelolaan Lingkungan Komponen
Kegiatan yang
yang Sudah Direncanakan Lingkungan Keterangan
No Berpotensi Dampak Evaluasi Dampak
Sejak Awal Sebagai Bagian Terkena Dampak Penting
Menimbulkan Dampak Potensial Potensial
dari Rencana Kegiatan Dampak Hipotetik (DPH)
Lingkungan
Tabel II.3 Kesimpulan DPH dan DTPH rencana pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kecamatan Mirit
Fisik-Kimia
Prakonstruksi :
I. Kualitas Udara dan
1. Perijinan
Kebisingan
54
Komponen Lingkungan Prakonstruksi Konstruksi Operasi
Keterangan
dan Dampak 1 2 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3
Peningkatan
DPH DPH DPH DTPH DTPH DPH Konstruksi :
kebisingan
1. Pemagaran
II. Hidrologi proyek dan
pengoperasian
Penurunan kualitas
DTPH DPH DPH basecamp
air permukaan
2. Mobilisasi
Peningkatan aliran tenaga kerja
DTPH DPH
run-off sementara
3. Mobilisasi
III. Ruang, Tanah, dan
peralatan dan
Lahan
material
Terjadinya keretakan 4. Penyiapan
DTPH
bangunan sekitar Lahan
55
Komponen Lingkungan Prakonstruksi Konstruksi Operasi
Keterangan
dan Dampak 1 2 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3
Peningkatan estetika 5.
lingkungan Pembangunan
struktur
IV. Trasnportasi
bangunan dan
Penurunan kinerja jaringan pipa
DPH DPH DPH
Jalan 6.
Demobilisasi
Biologi
peralatan
I. Flora 7.
Demobilisasi
Penurunan
tenaga kerja
keanekaragaman DTPH
hayati
Operasi :
Sosial, Ekonomi, dan Budaya 1. Mobilisasi
tenaga kerja
I. Sosial-Ekonomi
2.
Terciptanya Pengoperasian
DPH DPH DTPH
kesempatan kerja sistem
56
Komponen Lingkungan Prakonstruksi Konstruksi Operasi
Keterangan
dan Dampak 1 2 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3
Penurunan
DTPH
pendapatan
Peningkatan
ketersediaan air DPH
bersih
II. Budaya
Keresahan
DTPH DTPH DPH DTPH DPH DTPH DTPH DTPH DPH
masyarakat
57
Komponen Lingkungan Prakonstruksi Konstruksi Operasi
Keterangan
dan Dampak 1 2 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3
III. Pertahanan/Keamanan
Kesehatan Masyarakat
I. Parameter Yang
Berpengaruh Terhadap
Kesehatan
Gangguan kesehatan
DTPH DTPH DTPH
masyarakat
Penurunan sanitasi
DTPH DTPH
lingkungan
Peningkatan limbah
DTPH DPH
padat domestik
58
Komponen Lingkungan Prakonstruksi Konstruksi Operasi
Keterangan
dan Dampak 1 2 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3
Timbulnya buangan
DTPH
material
Timbulnya limbah
DPH
B3
59
II.5 Batas Wilayah Studi
Dalam melakukan pembangunan sistem penyediaan air minum di Kecamatan Mirit, terdapat
beberapa batasan dari wilayah studi yang harus ditentukan sebagai berikut.
II.5.1 Batas Kegiatan/Proyek
Batas proyek adalah ruang dimana suatu rencana usaha dan/atau kegiatan akan
melakukan kegiatan pra-konstruksi, konstruksi, operasi, dan pasca operasi. Dari
ruang rencana usaha dan/atau kegiatan inilah bersumber dampak terhadap
lingkungan hidup disekitarnya.
1. Mencakup satu kecamatan yang terdiri atas 22 desa/kelurahan
2. Geografis tapak proyek 7°43'06.2"S 109°46'14.2"E sampai 7°49'25.1"S
109°49'43.9"E
3. Kapasitas SPAM dengan debit 900 L/s
4. Luas lahan pembangunan seluas 2,28 hektar
61
Keterangan :
– Batas Administratif
– Batas Proyek
– Batas Sosial
– Batas Ekologi
– Sungai Pucang
– Sungai Wawar
Lokasi Proyek
Lokasi Intake
Gambar II.2 Batas wilayah studi proyek pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum
(SPAM) Kecamatan Mirit
62
Tabel II.4 Batas waktu kajian proyek pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)
Kecamatan Mirit
Batas Waktu
No. Uraian Waktu Kajian Alasan
Kajian
Tahap Pra-Konstruksi
Tahap Konstruksi
Pembangunan Struktur
5 10 bulan Sesuai dengan Jadwal Proyek
Bangunan dan Jaringan Pipa
Tahap Operasi
63
Batas Waktu
No. Uraian Waktu Kajian Alasan
Kajian
Tahapan-tahapan pengumpulan data dalam AMDAL di wilayah studi terdiri dari 2 jenis,
yaitu data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dengan metode observasi di
wilayah kegiatan, sampling, dan analisis laboratorium dan pengumpulan data dari
wawancara masyarakat. Sementara data sekunder memperhatikan data yang terkait
dengan kondisi lingkungan di wilayah studi yang berasal dari laporan atau penelitian
instansi terkait termasuk pemerintah, pihak swasta, dan institusi lain. Disamping data
sekunder yang diperoleh juga dari kantor - kantor desa atau kelurahan di wilayah studi.
64
Tujuan sampling dan analisis data dalam kajian AMDAL adalah sebagai berikut.
a. Mengidentifikasi sumber dampak (diikuti oleh jenis dampak).
b. Pengamatan kualitas lingkungan sebagai proses koreksi jangka pendek.
c. Mengelompokkan sebagai program pemantauan elemen kualitas lingkungan dalam
jangka panjang
66
satu jalur/kolom daftar komponen lingkungan dan lajur/baris daftar aktivitas proyek
atau dapat pula sebaliknya. Dengan bentuk matriks, dapat ditetapkan interaksi
antara aktivitas proyek dengan komponen lingkungan, dan dapat diketahui sebab-
sebab yang terjadi dalam dampak. Titik temu antara baris dan kolom diisi dengan
magnitude of impact (besar dampak, dari -10 hingga +10) dan importance of impact
(penting dampak, dari 1 hingga 10)
Aktivitas
Komponen Lingkungan Usaha/Kegiatan
Keterangan :
M = Magnitude of impact (besar dampak)
I = Importance of impact (penting dampak)
Metode matriks Leopold membagi dan merinci sebanyak 100 macam aktivitas dari
suatu proyek dan 88 komponen lingkungan
Adapun langkah langkah dalam menentukan interaksi antara aktivitas
usaha/kegiatan dengan komponen lingkungan adalah sebagai berikut :
1.) Menentukan dampak dari setiap aktivitas usaha/kegiatan terhadap komponen
lingkungan, apabila diduga terjadi dampak, maka sel pertemuan antara
keduanya diberi garis diagonal
2.) Setiap sel yang memiliki garis diagonal ditetapkan besaran (magnitude) dan
kepentingan (importance) dampaknya. Besaran dampak yang diduga akan
timbul dinyatakan dalam nilai angka 1-10 dengan 1 menjadi besaran terkecil
dan 10 menjadi yang terbesar. Penentuan besaran dampak berupa skala
didasarkan pada analisis evaluasi yang objektif dengan cara-cara yang kualitatif
maupun kuantitatif. Seringkali besaran dampak ditentukan melalui professional
judgement atau pertimbangan ahli. Diberi tanda positif (+) apabila dampaknya
baik dan diberi tanda negatif (-) apabila dampaknya buruk.
67
3.) Untuk besaran kepentingan dampak diberikan nilai 1-10. Nilai kepentingan
ditinjau dari kepentingan proyek, sektoral lokal, regional, dan nasional.
Penyusun atau penetap arti dari skala dilakukan berdasarkan pertimbangan yang
objektif dari tim studi AMDAL.
68
Metode studi yang digunakan dalam proyek pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kecamatan Mirit dengan kapasitas 900 L/s
sebagai berikut.
Tabel II.5 Metode studi proyek pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kecamatan Mirit
Metode
Data dan Informasi yang Metode Metode Perkiraan Metode
No DPH Sumber Dampak Pengumpulan
Relevan dan Dibutuhkan Analisis Data Dampak Penting Evaluasi
Data
Tahap Konstruksi
- Kecepatan, arah mata angin,
kelembaban, temperatur, dan
tekanan udara. Arah dan
kecepatan angin diukur
dengan menggunakan
anemometer, kelembaban dan Berdasarkan jumlah - Telaah
- Mobilisasi Peralatan Pengukuran
temperatur udara diukur transportasi yang terhadap
Debu dan dan Material langsung di Analisa
dengan menggunakan digunakan dalam dampak
Penurunan - Penyiapan Lahan lapangan deskriptif dari
1 Higrotermometer. Sedangkan proyek dan gas penting
Kualitas - Pembangunan menggunakan hasil analisa
untuk mengukur tekanan buang yang - Telaah
Udara Struktur Bangunan laboratorium laboratorium
udara dengan menggunakan dihasilkan (Canter, sebagai dasar
dan Jaringan Pipa lingkungan
Barometer 1977) pengelolaan
- Data teknis perencanaan
(berupa data rencana
pembangunan)
- Data hasil sampling kualitas
udara ambien yang dilakukan
69
Metode
Data dan Informasi yang Metode Metode Perkiraan Metode
No DPH Sumber Dampak Pengumpulan
Relevan dan Dibutuhkan Analisis Data Dampak Penting Evaluasi
Data
di permukiman terdekat dan
lokasi kegiatan
70
Metode
Data dan Informasi yang Metode Metode Perkiraan Metode
No DPH Sumber Dampak Pengumpulan
Relevan dan Dibutuhkan Analisis Data Dampak Penting Evaluasi
Data
R₂,R₁ = Jarak dari
sumber bising, m
Ae = Atenuasi bising
karena kelembaban
udara, dBA (kecil
diabaikan)
- Tingkat pendidikan Wawancara - Telaah
- Mobilisasi Peralatan - Data monografi langsung Analisa terhadap
Professional
dan Material - Catatan keluhan yang dengan kuantitatif dari dampak
Keresahan Judgement Tenaga
4 - Pembangunan berasal dari data hasil masyarakat hasil penting
Masyarakat Ahli Sosial,
Struktur Bangunan kuisioner pendapat dengan penyebaran - Telaah
Ekonomi, Budaya
dan Jaringan Pipa masyarakat terhadap kegiatan penyebaran kuisioner sebagai dasar
konstruksi kuesioner pengelolaan
- Telaah
terhadap
Wawancara dampak
langsung Analisa penting
Data hasil kuesioner Professional
Terciptanya dengan kuantitatif dari - Telaah
Mobilisasi Tenaga rekrutmen kerja dalam proyek Judgement Tenaga
5 Kesempatan masyarakat hasil sebagai dasar
Kerja Sementara meliputi jumlah masyarakat Ahli Sosial,
Kerja atau dengan penyebaran pengelolaan
yang terlibat dalam proyek Ekonomi, Budaya
penyebaran kuisioner
kuesioner
71
Metode
Data dan Informasi yang Metode Metode Perkiraan Metode
No DPH Sumber Dampak Pengumpulan
Relevan dan Dibutuhkan Analisis Data Dampak Penting Evaluasi
Data
Tahap Operasi
Analisis data
- Kecepatan, arah mata angin, dilakukan
kelembaban, temperatur, dan dengan cara
tekanan udara. Arah dan membandingka
kecepatan angin diukur n antara data
dengan menggunakan yang diperoleh
anemometer, kelembaban dan hasil sampling
temperatur udara diukur dan analisis - Telaah
dengan menggunakan laboratorium terhadap
Debu dan
Pengoperasian Sistem Higrotermometer. Sedangkan Pengukuran di dengan baku dampak
Penurunan
1 Penyediaan Air untuk mengukur tekanan lapangan (data mutu kualitas Air Quality Meter penting
Kualitas
Minum udara dengan menggunakan primer) udara ambien - Telaah
Udara
Barometer yang mengacu sebagai dasar
- Data teknis perencanaan pada PP No. pengelolaan
(berupa data rencana 22 tahun 2021
pembangunan) terkait dengan
- Data hasil sampling kualitas pencemaran
udara ambien yang dilakukan udara. Data
di permukiman terdekat dan yang di
lokasi kegiatan peroleh akan di
analisa secara
72
Metode
Data dan Informasi yang Metode Metode Perkiraan Metode
No DPH Sumber Dampak Pengumpulan
Relevan dan Dibutuhkan Analisis Data Dampak Penting Evaluasi
Data
deskriptif.
73
Metode
Data dan Informasi yang Metode Metode Perkiraan Metode
No DPH Sumber Dampak Pengumpulan
Relevan dan Dibutuhkan Analisis Data Dampak Penting Evaluasi
Data
sumber bising, m
Ae = Atenuasi bising
karena kelembaban
udara, dBA (kecil
diabaikan)
- Tingkat pendidikan - Telaah
- Data monografi Wawancara Analisa terhadap
Professional
Pengoperasian Sistem - Catatan keluhan yang masyarakat kuantitatif dari dampak
Keresahan Judgement Tenaga
4 Penyediaan Air berasal dari data hasil sekitar hasil penting
Masyarakat Ahli Sosial,
Minum kuisioner pendapat (penyebaran penyebaran - Telaah
Ekonomi, Budaya
masyarakat terhadap kegiatan kuisioner) kuisioner sebagai dasar
konstruksi pengelolaan
- Telaah
Wawancara Analisa terhadap
Data hasil kuesioner Professional
Terciptanya masyarakat kuantitatif dari dampak
Mobilisasi Tenaga rekrutmen kerja dalam proyek Judgement Tenaga
5 Kesempatan sekitar hasil penting
Kerja meliputi jumlah masyarakat Ahli Sosial,
Kerja (penyebaran penyebaran - Telaah
yang terlibat dalam proyek Ekonomi, Budaya
kuisioner) kuisioner sebagai dasar
pengelolaan
74
Metode
Data dan Informasi yang Metode Metode Perkiraan Metode
No DPH Sumber Dampak Pengumpulan
Relevan dan Dibutuhkan Analisis Data Dampak Penting Evaluasi
Data
laboratorium - Telaah
lingkungan sebagai dasar
pengelolaan
Analisa - Telaah
- Jumlah tenaga kerja kuantitatif dari terhadap
Pengamatan Professional
Peningkatan Pengoperasian Sistem - Jumlat tempat sampah yang hasil dampak
dan Judgement Tenaga
7 Limbah Padat Penyediaan Air disediakan dan ukurannya pengamatan penting
inventarisasi di Ahli Teknik
Domestik Minum - Jumlah timbulan per orang dan - Telaah
lapangan Lingkungan
per hari inventarisasi di sebagai dasar
lapangan pengelolaan
Dengan
Berupa data
menggunakan
primer dan
metode
sekunder. Data - Telaah
persamaan
primer dengan terhadap
empiris atau
Peningkatan Pengoperasian Sistem observasi dampak
Curah hujan, koefisien run- matematis, Q = CAI
8 Aliran Run Penyediaan Air langsung ke penting
off, tata guna lahan nantinya hasil ΔQ =(Cp-Ch) x I x A
Off Minum lapangan. Data - Telaah
perhitungan
sekunder dari sebagai dasar
akan dijadikan
BMKG, dan pengelolaan
bentuk
instansi
geospasial
lainnya.
menggunakan
75
Metode
Data dan Informasi yang Metode Metode Perkiraan Metode
No DPH Sumber Dampak Pengumpulan
Relevan dan Dibutuhkan Analisis Data Dampak Penting Evaluasi
Data
GIS. Dan juga
dapat
dilakukan
analisis secara
deskriptif.
- Telaah
Pengukuran
terhadap
- Data hasil sampling langsung di Analisa
Peningkatan Pengoperasian Sistem Professional dampak
- Jumlah orang yang lapangan deskriptif dari
9 Ketersediaan Penyediaan Air Judgement Tenaga penting
menerima air bersih menggunakan hasil analisa
Air Bersih Minum Ahli Lingkungan - Telaah
- Luas daerah layanan laboratorium laboratorium
sebagai dasar
lingkungan
pengelolaan
- Telaah
- Jumlah orang yang Wawancara Analisa terhadap
Professional
Terciptanya Pengoperasian Sistem melakukan usaha masyarakat kuantitatif dari dampak
Judgement Tenaga
10 Kesempatan Penyediaan Air - Data dari hasil kuisioner sekitar hasil penting
Ahli Sosial,
Berusaha Minum terkait dengan efek dari (penyebaran penyebaran - Telaah
Ekonomi, Budaya
adanya kesempatan berusaha kuisioner) kuisioner sebagai dasar
pengelolaan
76
Metode
Data dan Informasi yang Metode Metode Perkiraan Metode
No DPH Sumber Dampak Pengumpulan
Relevan dan Dibutuhkan Analisis Data Dampak Penting Evaluasi
Data
- Jumlah tenaga kerja
- Jumlah unit yang Pengamatan di
Analisa Disesuaikan dengan - Telaah
menggunakan bahan yang lapangan dan
kuantitatif dari karakteristik Limbah terhadap
dapat menyebabkan limbah pencatatan
Pengoperasian Sistem hasil B3 yang tertera dampak
Timbulnya B3 dan proses yang terjadi limbah B3
11 Penyediaan Air pengamatan berdasarkan hasil uji penting
Limbah B3 selama pengoperasian yang
Minum dan sifat Limbah B3 - Telaah
- Jumlah limbah B3 yang dihasilkan
inventarisasi di pada Lampiran X PP sebagai dasar
dihasilkan menggunakan
lapangan 22/2021 pengelolaan
- Tabel identifikasi limbah B3 log book
pada PP Nomor 22 tahun 2021
77
BAB III LAMPIRAN DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN AWAL
Berikut merupakan data rata-rata temperatur, kelembaban, jumlah curah hujan, jumlah
hari hujan dan durasi penyinaran matahari yang diukur di Stasiun Sempor pada tahun
2019.
Tabel III.1 Data Iklim dan Hidrologi Stasiun Klimatologi Kecamatan Mirit Tahun
2019 (Kecamatan Mirit Dalam Angka Tahun 2020)
Jumlah Durasi
Kelembab
Suhu Rata- Curah Jumlah penyinaran
Bulan an Rata-
Rata (OC) Hujan hari hujan matahari
Rata (%)
(mm) (%)
78
Jumlah Durasi
Kelembab
Suhu Rata- Curah Jumlah penyinaran
Bulan an Rata-
Rata (OC) Hujan hari hujan matahari
Rata (%)
(mm) (%)
Menurut Stasiun Meteorologi Wadas Lintang, suhu udara di Kecamatan Mirit tahun 2019
terendah pada bulan Agustus 19,10°C suhu tertinggi pada bulan November mencapai
32,40°C. Untuk kelembaban udara berkisar antara 64% sampai dengan 95% sedangkan
untuk curah hujan selama tahun 2019 sebesar 1.376 mm³ dan hari hujan sebanyak 70 hari
lebih rendah dibanding pada tahun sebelumnya curah hujan mencapai 3.089 mm³ dan hari
hujan mencapai 134 hari.
Gambar III.1 Windrose Kecamatan Mirit pada Tahun 2021 (Meteoblue, 2021)
79
Tabel III.2 Data Kecepatan Angin Kecamatan Mirit Tahun 2019 (Kecamatan Mirit
Dalam Angka, 2020)
Kecepatan Angin
Bulan
Rata-Rata (knot)
Januari 1,80
Februari 1,66
Maret 1,56
April 1,60
Mei 1,60
Juni 1,70
Juli 1,70
Agustus 2,31
September 2,90
Oktober 3,17
November 2,71
Desember 1,72
Berdasarkan windrose dari Meteoblue pada Kabupaten Mirit dapat didapatkan prevailing
wind adalah angin south-southeast (SSE) dan kecepatan angin rata-rata paling maksimum
adalah pada bulan Oktober 2019.
Kebisingan adalah suara berbahaya dari perusahaan atau kegiatan pada tingkat dan waktu
tertentu, yang dapat mengganggu kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan
(KepMenLH 1996 No. 48), atau semua suara berbahaya dari alat dan / atau peralatan
proses produksi. Tingkat tertentu dapat menyebabkan gangguan pendengaran
(KepMenNaker, No. 51, 1999). Kegiatan mobilisasi peralatan dan material pada tahap
konstruksi berpotensi meningkatkan kebisingan baik dari mobilisasi kendaraan
pengangkut maupun dalam proses pembangunan.
80
III.1.3 Kualitas Air
Air merupakan sumber daya alam yang sangat dibutuhkan untuk kehidupan. Keberlanjutan
ketersediaan air khususnya air baku sangat berkaitan dengan 3 (tiga) aspek yaitu kualitas,
kuantitas dan kontinuitas. Pengelolaan sumber daya air dengan menjaga keberlanjutan
daur hidrologi sangat diperlukan bagi keberlangsungan kehidupan manusia. . Oleh karena
itu apabila air tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan kerusakan maupun
kehancuran bagi makhluk hidup. Pembangunan yang berkembang pesat dewasa ini
terutama di sektor industri dan teknologi serta pertumbuhan permukiman yang cepat
menimbulkan tekanan terhadap air sungai yang menyebabkan penurunan kualitas air
permukaan. Berdasarkan UU No.32 Tahun 2009, yang dimaksud dengan pencemaran air
adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke
dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu
lingkungan hidup yang telah ditetapkan.
Tabel III.3 Kualitas Air Sungai Wawar dan Sungai Pucang (Hasil Analisa Laboratorium,
2019)
Hasil Regulatory
No Parameter Satuan
Analisa Limit **
Physical Properties
Chemical Properties
81
Hasil Regulatory
No Parameter Satuan
Analisa Limit **
1 pH 7,05 6-9
4 DO 4,15 3 mg/L
82
Hasil Regulatory
No Parameter Satuan
Analisa Limit **
III.2 Biologi
Aspek lingkungan biologi yang diamati adalah kondisi flora dan fauna yang berada pada
lingkungan tapak kegiatan maupun sekitarnya. Dari hasil studi literatur, kondisi flora, fauna,
dan biota air yang ada dapat diinformasikan sebagai berikut.
III.2.1 Flora
Untuk data flora telah dilakukan pengamatan dan inventarisasi jenis flora yang terdapat di
lokasi proyek. Disajikan hasil pengamatan flora pada tabel berikut.
83
III.2.2 Fauna
Untuk data fauna telah dilakukan pengamatan dan inventarisasi jenis fauna yang terdapat
di lokasi proyek. Disajikan hasil pengamatan fauna pada tabel berikut.
84
No Nama Lokal Nama Ilmiah
85
Gambar III.2 Peta rencana struktur ruang wilayah Kabupaten Kebumen (Pemerintah
Kabupaten Kebumen, 2012)
Gambar III.3 Peta rencana pola ruang wilayah Kabupaten Kebumen (Pemerintah
Kabupaten Kebumen, 2012)
86
Gambar III.4 Peta penetapan kawasan strategis wilayah Kabupaten Kebumen
(Pemerintah Kabupaten Kebumen, 2012)
Gambar III.5 Diagram jenis dan luas penggunaan lahan di Kecamatan Mirit, Kabupaten
Kebumen (Kecamatan Mirit Dalam Angka, 2020)
87
Penggunaan lahan sawah dan lahan kering di Kecamatan Mirit pada setiap desa/kelurahan
tahun 2019 dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.
Tabel III.7 Penggunaan lahan di Kecamatan Mirit menurut desa tahun 2019
(Kecamatan Mirit Dalam Angka, 2020)
Patukrejomuly
14 111,49 45,38 156,87
o
Patukgawemul
15 151,02 85,05 236,97
yo
88
Desa/ Luas Lahan Sawah Luas Lahan Kering
No Jumlah (Ha)
Kelurahan (Ha) (Ha)
Persentase penggunaan lahan terbesar adalah pada lahan kering, berikut adalah
penggunaan lahan kering di Kecamatan Mirit menurut desa tahun 2019.
Tabel III.8 Penggunaan lahan kering di Kecamatan Mirit menurut desa tahun 2019
(Kecamatan Mirit Dalam Angka, 2020)
89
No Luas Lahan Kering (Ha)
Sedangkan untuk penggunaan lahan di Kecamatan Mirit ini menggunakan data pada tahun
2018 dengan luas lahan sawah yang digunakan sama dengan pada tahun 2029 yaitu sebesar
2030,23 hektar. Berikut merupakan penggunaan lahan sawah sesuai dengan kelurahan di
Kecamatan Mirit pada tahun 2018.
Tabel III.9 Penggunaan lahan sawah di Kecamatan Mirit dan jenis pengairan menurut
desa tahun 2018 (Kecamatan Mirit Dalam Angka, 2019)
1 Mirit Petikusan - - -
2 Tlogodepok - - -
4 Tlogopragoto - - -
5 Lembupurwo - - -
6 Wiromartan - - -
90
No Desa/ Kelurahan Irigasi (Ha) Non Irigasi (Ha) Jumlah (Ha)
Kemudian untuk tahun 2018 dan tahun 2017, Kecamatan Mirit dalam angka memiliki luas
yang identik sama dengan luas keseluruhan sebesar 5.235,27 hektar yang terdiri dari lahan
sawah dan lahan kering dengan masing-masing. Sehingga berdasarkan data pada
Kecamatan Mirit dalam angka ini tidak memiliki perubahan pada luas penggunaan di
Kecamatan baik pada lahan sawah maupun pada lahan kering.
III.3.3 Tanah
Menurut Dhani (2014), tekstur tanah merupakan perbandingan fraksi pasir, debu dan liat
yang terkandung pada tanah. Air tidak akan mengalir secara vertikal ketika tekstur tanah
berupa butiran kasar, karena pada butiran kasar, butiran tanah tidak menyatu satu sama
lain sehingga air dapat masuk melalui celah butiran tanah. Hal ini berbeda dengan tanah
yang memiliki tekstur halus, tanah dengan tekstur halus akan saling mengikat satu sama
lain sehingga air akan mengalir secara vertikal.
91
III.3.3.1 Jenis Tanah
Potensi tanah yang dimiliki Kabupaten Kebumen menunjukkan sebagian besar
wilayahnya tergolong cukup subur, sehingga dapat difungsikan sebagai lahan
pertanian. Hanya beberapa bagian wilayah yang kurang mampu untuk ditanami,
seperti di sebagian Kecamatan Sempor, Karanggayam, Sadang, dan Alian. Adapun
beberapa jenis tanah yang terdapat di Kabupaten Kebumen adalah sebagai berikut.
1. Alluvial merupakan tanah yang beraneka ragam sifatnya dengan warna kelabu
dan cokelat hitam, tidak peka terhadap erosi, serta mempunyai produktivitas
yang rendah sampai tinggi. Biasanya digunakan untuk lahan tanah pertanian
dan permukiman. Tanah Aluvial berada di sebagian besar Kecamatan Buayan,
Puring, Petanahan, Klirong, Bulus Pesantren, Ambal, dan Mirit.
2. Latosol atau Inceptisol. Merupakan jenis tanah mineral, cukup cocok untuk
ditanami berbagai jenis tanaman. Beberapa jenis tanaman yang dapat tumbuh
di tanah latosol atau inceptisol antara lain yaitu tebu, tembakau, coklat, pala,
vanili. Tanah latosol berada di sebagian Kecamatan Rowokele, Sadang,
Karangsambung, Poncowarno, dan Pejagoan.
3. Podsolik. Tanah yang terbentuk di daerah yang memiliki curah hujan tinggi
dan suhu udara rendah. Umumnya, tanah ini berada di daerah pegunungan yang
memiliki iklim basah dengan curah hujan lebih dari 2500 mm per tahun. Tanah
Padsolik berada di sebagian Kecamatan Sempor, Karanggayam, Pejagoan,
Alian, Karanganyar, Kutowinangun, dan Padureso.
4. Regosol. Merupakan tanah yang netral sampai asam dengan warna putih,
cokelat kekuning-kuningan, dan cokelat kelabu. Tanah ini sangat peka
terhadap erosi. Digunakan terutama untuk lahan perkebunan. Tanah regosol
berada di sebagian besar terdapat di Kecamatan Puring, Petanahan,
Buluspesantren, Ambal, dan Mirit.
5. Glei. Tanah yang mempunyai ciri adanya lapisan glei berwarna kelabu,
terbentuk karena pengaruh genangan air atau drainase yang buruk. Tanah Glei
terdapat pada sebagian besar Kecamatan Bonorowo, Prembun, Kutowinangun,
Kebumen, Sruweng, Karanganyar, Gombong, Kuwarasan, dan Adimulyo.
6. Litosol. Merupakan jenis tanah berbatu-batu dengan lapisan tanah yang tidak
begitu tebal. Penampangnya besar dan berbentuk kerikil, pasir atau batu-batuan
kecil, karena sedikit sekali mengalami perubahan struktur atau profil dari
92
batuan asal. Tanah litosol miskin unsur hara. Terdapat pada Kecamatan Ayah
dan Kecamatan Buayan.
Tanah pada area dataran aluvial yang diteliti umumnya mempunyai tekstur
lempung (clay), sebagian bertekstur lempung lanauan (silty clay) atau lempung
pasiran (sandy clay). Tanah tersebut mempunyai pH agak asam-netral (5,4-7,2).
Tanah tipe seperti itu mampu mengikat kandungan garam atau hara yang lebih
banyak dan tidak mudah tercuci air hujan. Tanah lempungan sangat sesuai untuk
dibuat pematang dan baik untuk tambak atau kolam penampung air.
93
III.4 Sosial Ekonomi dan Budaya
III.4.1 Kependudukan
Secara administrasi, proyek sistem penyediaan air minum Kecamatan Mirit memiliki 22
cakupan desa. Kependudukan dalam satu wilayah studi dapat dinyatakan dalam data
monografi. Berdasarkan data monografi Kecamata Mirit, maka jumlah penduduk pada
wilayah studi sampai dengan tahun 2020 berjumlah 49.400 jiwa dengan kelamin pria
berjumlah 27.670 dan wanita berjumlah 26.730. Secara rinci komponen penduduk
Kecamatan Mirit sesuai desa dapat dilihat sebagai berikut.
Tabel III.10 Data penduduk di wilayah studi tahun 2020 (Dispermadesdukcapil Provinsi
Jawa Tengah, 2020)
94
No Desa/Kelurahan Laki-laki Perempuan Jumlah
Tabel III.11 Data pekerjaan Kecamatan Mirit tahun 2020 (Dispermadesdukcapil Provinsi
Jawa Tengah, 2020)
Jumlah
No Pekerjaan Persentase
(jiwa)
1. Pelajar/mahasiswa 13.820 47.8%
95
Jumlah
No Pekerjaan Persentase
(jiwa)
2. PNS 5.785 20%
4. TNI 91 0.3%
6. Tani 37 0.1%
Pendidikan yang ada pada masyarakat di wilayah studi Kecamatan Mirit bervariasi dengan
penyebaran mulai dari belum sekolah, tidak tamat SD, tamat SD, hingga SLTP dan
sederajat. Berdasarkan komposisi penduduk, maka tingkat pendidikan warga Kecamatan
Mirit dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel III.12 Data tingkat pendidikan penduduk Kecamatan Mirit tahun 2020
(Dispermadesdukcapil Provinsi Jawa Tengah, 2020)
Jumlah
No Pendidikan Persentase
(jiwa)
1. Tidak/ Belum Sekolah 1007 5,7%
3. SD 8645 48,9%
6. D1/D2 59 0,3%
96
Jumlah
No Pendidikan Persentase
(jiwa)
7. D3 132 0,7%
9. S2 25 0,1%
10. S3 1 0,0%
Tabel III.13 Data tingkat pendidikan penduduk Kecamatan Mirit tahun 2020
(Dispermadesdukcapil Provinsi Jawa Tengah, 2020)
1. Islam 54.372
2. Kristen 13
3. Katholik 7
4. Hindu 1
5. Budha 1
6. Konghucu 0
97
Tabel III.14 Jumlah Fasilitas Kesehatan Menurut Jenis di Kecamatan Mirit 2020
(Kecamatan Mirit Dalam Angka 2020)
1 Rumah Sakit 0
2 Rumah Bersalin 0
3 Puskesmas 1
4 Posyandu 98
5 Puskesmas Pembantu 2
6 Poskesdes 17
7 Apotek 3
8 Toko Jamu/Obat 3
Total 124
Tabel III.15 Jumlah Tenaga Kesehatan Berdasarkan Jabatan di Kecamatan Mirit 2020
(Kecamatan Mirit Dalam Angka 2020)
1 Dokter Praktek 2
4 Tenaga Kefarmasian 0
5 Bidan Desa 22
98
No Tenaga Kesehatan Jumlah
8 Dokter Umum 3
9 Dokter Spesialis 0
10 Dokter Gigi 1
11 Perawat Gigi 1
12 Bidan 6
13 Bidan Desa 22
14 Perawat 10
15 Apoteker 1
16 Asisten Apoteker 1
17 Kesehatan Lingkungan 2
18 SPPH 0
19 Penjaga Kesehatan TK 1
21 Prakarya Kesehatan 3
22 Analis 1
23 Petugas Gizi 2
24 Rekam Medis 1
Total 1173
99
Tabel III.16 Jenis Penyakit yang Sering Terjadi di Kecamatan Mirit tahun 2020
(Kecamatan Mirit Dalam Angka 2020)
1 Diare 667
2 Hipertensi 100
3 DBD 26
4 TBC 20
Tabel III.17 Jumlah Kendaraan di Kecamatan Mirit (Kecamatan Mirit Dalam Angka 2020)
Mobil Penumpang/Bus 10
Angkutan Desa 20
Truck/Pick Up 273
Becak 43
Dokar/Andong 10
Sepeda 14.483
100
Tabel III.18 Panjang Jalan menurut jenis permukaan (Km) Kecamatan Mirit
Baik 83.8
Sedang 23.1
Rusak 22.3
101
DAFTAR PUSTAKA
102
Pemerintah Republik Indonesia. 2021. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 Tentang
Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jakarta :
Sekretariat Negara.
Salim, Emil. 1990. Konsep Pembangunan Berkelanjutan. Jakarta.
Soerjani, M. 1997. Pembangunan dan Lingkungan, Meniti Gagasan dan Pelaksanaan
Sustainable Development Institut Pendidikan dan Pengembangan Lingkungan. Jakarta.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja.
103