Anda di halaman 1dari 24

MINIRISET GENETIKA

“Analisis Pedigree (Peta Silsilah) Pewarisan Sifat Warna Bola Mata dan Panjang Jari
Telunjuk dalam Keluarga”

OLEH KELOMPOK 4:

1. Rosarida Purba (A1C419060)


2. NI PT ike vidya dhara (A1C419102)
3. Nindi Herliyani (A1C419016)
4. Yovita khairunisa (A1C419038)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

UNIVERSITAS JAMBI

2022

1
Daftar Isi

ABSTRAK......................................................................................................................................3

BAB 1..............................................................................................................................................3

PENDAHULUAN..........................................................................................................................3
1.1. Latar Belakang...................................................................................................................3
1.2. Rumusan masalah...............................................................................................................5
1.3. Tujuan.................................................................................................................................5

BAB II.............................................................................................................................................5

TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................................................5

BAB III...........................................................................................................................................8

METODE PELAKSANAAN........................................................................................................8
3.1. Waktu dan tempat...........................................................................................................8
3.2. Jenis penelitian................................................................................................................8
3.3. Data dan sumber data......................................................................................................8
3.4. Tehnik pengumpulan data...............................................................................................9
3.5. Tehnik analisis data.........................................................................................................9
3.6. Prosedur kerja.................................................................................................................9

BAB IV..........................................................................................................................................11

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..........................................................................11


4.1 Hasil Penelitian..........................................................................................................11
4.2 Pembahasan...............................................................................................................13

BAB V...........................................................................................................................................16

KESIMPULAN DAN SARAN....................................................................................................16


5.1. KESIMPULAN.........................................................................................................16
5.2. SARAN.....................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................17

LAMPIRAN.................................................................................................................................19

BIODATA PENULIS..................................................................................................................23

2
Analisis Pedigree (Peta Silsilah) Pewarisan Sifat Warna Bola Mata dan Panjang Jari
Telunjuk dalam Keluarga

Rosarida purba, NI PT Ike Vidhya Dhara, Nindi Herliyani, Yovita Khairunnisa.


Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Jambi

ABSTRAK
Pewarisan sifat merupakan penurunan sifat dari induk (parental) kepada keturunannya (anak).
Sifat-sifat yang ada pada setiap individu diwariskan melalui sel kelamin jantan dan juga sel
kelamin betina. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterkaitan data hasil pewarisan sifat
warna bola mata dan panjang jari telunjuk dengan kesesuaian materi genetika, mengetahui
padigre (peta silsilah) pewarisan sifat Warna Bola mata dan panjang jari telunjuk dalam
keluarga dan mengetahui menyebabkan adanya perbedaan warna bola mata dan panjang jari
telunjuk. Berdasarkan hasil penelitian Analisis Pedigree (Peta Silsilah) Pewarisan Sifat Warna
Bola Mata dan Panjang Jari Telunjuk dalam Keluarga bahwa sifat dari generasi pertama yakni
pada keluarga A (AATT) dengan (AATt) yang diwariskan kepada keturunan generasi keduanya
sedangkan keluarga B (AATT) dengan (AATT) yang diwariskan kepada keturunan generasi
keduanya. Pada percoban diagram garpu diperoleh dari keluarga A dengan perbandingan 1:1
dan pada keluarga B 100% sesuai dengan induknya.
Kata Kunci : Pewarisan sifat, Pedigree,Warna bola mata, Jari telunjuk

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Setiap makhluk hidup tentu memiliki sifat yang berbeda-beda. Hal ini tergantung gen
yang diturunkan dari orang tuanya. Pewarisan sifat merupakan proses penurunan sifat dari
kedua induk sebagai parentalnya kepada anaknya (filial) yang dikodekan dengan berupa
materi genetik. Pewarisan sifat juga dapat disebut sebagai hereditas. Dengan demikian dapat
diketahui bahwa gen dari anak merupakan perpaduan dari gen-gen kedua orang tuanya. Ada
beberapa sifat yang terdapat pada kedua parental juga ditemukan pada anakan. Akan tetapi,

3
anakan tidak selalu sepenuhnya persis sama dengan kedua parental (induknya). Bisa jadi
mirip dengan keduanya, atau bisa juga hanya mirip salah satunya.
Dalam mempelajari suatu karakter pada manusia, dapat dilakukan dengan membuat suatu
uji perkawinan, dan kita dapat menghasilkan generasi f1, f2 dan setserusnya dari orang tua
yang telah diketahui secara pasti genotipnya untuk mempelajari pola pewarisan karakter
secara menurun. Pedigree (peta silsilah) merupakan diagram yang menggambarkan semua
hubungan kekerabatan, dari generasiterdahulu hin gga generasi sekarang yang memuat data-
data tentang asal usul suatu sifat dari nenek moyangnya. Dengan adanya pedigree (peta
silsilah) maka akan mudah untuk mengetahui hubungan kekerabatan antar generasi tersebut.
Untuk menganalisa pedigree kita harus meneliti terlebih dahulu generasi dari sebuah
keluarga yang sedang dipelajari. Mulai dari generasi tertua sampai generasi terakhir
kemudian menguji pola transmisi herediternyam untuk mengetahui Transmisi herediter mana
yang cocok untuk sifat yang sedang diteliti tersebut. Bersifat dominankah atau resesif atau
terkait sex ataupun lainnya. Melalui peta silsilah keluarga akan diperoleh hasil yang baik dan
pasti bahwa sifat tersebut dapat muncul karena dipengaruhi oleh faktor keturunan. Untuk itu
dilakukanlah penelitian analisis pedigree atau silsilah keluarga untuk mengetahui pewarisan
sifat dan golongan darah dengan mengumpulkan data sebanyak- banyaknya dari keluarga
sendiri dan disusun dalam bentuk pedigree (peta silsilah keluarga).
Setiap orang memiliki warna mata yang berbeda-beda. Sama seperti kulit, perbedaan
warna mata terjadi dikarenakan oleh malanin. Iris, bagian berwarna dari mata terdiri dari dua
lapisan sel, stroma (lapisan depan) dan epitel (lapisan belakang). Epitel mengandung pigmen
berwarna gelap yang menyebabkan muncul bercak gelap di iris, sedangkan stroma terdiri dari
serat kolagen berwarna. Dalam beberapa kasus, stroma ini berisi melanin dan kasus lainnya
mengandung simpanan kolagen yang berlebih. Kedua faktor tersebut memiliki peranan
penting dalam pewarnaan mata manusia.
Mata berwarna coklat disebabkan stroma mengandung konsentrasi melanin tinggi
sehingga menyerap sebagian besar cahaya yang masuk ke mata, dengan begitu memperoleh
warna gelap. Sementara pemilik mata hazel terjadi karena memiliki jumlah melanin kecil
dalam stroma dan menyebarkan beberapa warna ke mata.

4
Hal ini menyebabkan terjadinya warna coklat dan biru bercampur sehingga menghasilkan
warna yang menggabungkan coklat, hijau, dan kuning. Sedangkan mata hijau terjadi lantaran
memiliki konsentrasi melanin rendah dan tak memiliki simpanan kolagen.

1.2. Rumusan masalah


Untuk mengetahui Analisis padigre (peta silsilah) pewarisan sifat Warna Bola mata dan
panjang jari telunjuk dalam keluarga, maka diidentifikasi rumusan permasalahannya sebagai
berikut:
1. Bagaimana keterkaitan data hasil pewarisan sifat warna bola mata dan panjang jari
telunjuk dengan kesesuaian materi genetika?
2. Bagaimana padigre (peta silsilah) pewarisan sifat Warna Bola mata dan panjang jari
telunjuk dalam keluarga?
3. Apa saja penyakit yang dapat diindikasi dari warna bola mata dan panjang jari telunjuk?

1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari pelaksanaan penelitian miniriset ini yaitu:
1. Untuk mengetahui keterkaitan data hasil pewarisan sifat warna bola mata dan panjang jari
telunjuk dengan kesesuaian materi genetika
2. Untuk mengetahui padigre (peta silsilah) pewarisan sifat Warna Bola mata dan panjang
jari telunjuk dalam keluarga
3. Untuk mengetahui menyebabkan adanya perbedaan warna bola mata dan panjang jari
telunjuk

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

5
Pewarisan sifat merupakan penurunan sifat dari induk (parental) kepada keturunannya
(anak). Sifat-sifat yang ada pada setiap individu diwariskan melalui sel kelamin jantan dan
juga sel kelamin betina. Nukleus (inti sel), adalah bagian sel yang bertanggung jawab
terhadap penurunan sifat ini, karena didalam inti sel terdapat kromosom-komosom.
Kromosom berupa benang-benang halus yang berfungsi sebagai pembawa sifat untuk
keturunan selanjutnya. Di dalam kromosom juga terdapat substansi yang terdiri atas senyawa
kimia yang disebut dengan gen sebagai pembawa sifat keturunan (Nusantari, 2013 : 54).
Makhluk hidup memiliki ciri yang berbeda, materi yang menyandi ciri tersebut adalah
gen yang merupakan makromolekul asam nukleat. Makromolekul asam nukleat yang
dimaksud yakni Dioxiribo Nukleat Acid (DNA). DNA terkemas ke dalam bentuk kromosom.
Kromosom diwariskan turun temurun melalui suatu mekanisme, sehingga seluruh DNA dan
ciri yang disandi diwariskan pula secara turun temurun. (Arsal, 2018 : 1-3).
Pada sebagian besar organisme, krornosomnya dibagi rnenjadi dua jenis yaitu autosom
dan kromosom sex. Kromosom sex merupakan. Organisme jantan berkembang dari telur
yang tidak dibuahi (parthenogenesis) sehingga hanya memiliki satu set kromosom (haploid)
sedangkan organisme betina berkembang dari sel telur yang telah dibuahi sehingga memilil
sepasang set kromosom (diploid). Oleh karena individu betina dan jantan biasanya
mempunyai autosom yang sama, maka sifat keturunan yang ditentukan oleh gen pada
autosom diwariskan dari orang tua kepada anak-anaknya tanpa membedakan seks (Artadana
dkk., 2018: 16).
Pendapat Melinda (2017 : 63) dan hasanah (2017:123) bahwa Hereditas ialah genotif
yang diwariskan dari induk pada keturunannya dan akan membuat keturunan memiliki
karakter seperti induknya. Warna kulit tinggi badan warna rambut, bentuk hidung bahkan
“penyakit warisan” merupakan dampak dari penurunan sifat. Hereditas dibawa oleh oleh gen
yang ada dalam DNA masing-masing sel makhluk hidup dan pada makluk hidup
multiseluler, tubuhnya tersusun atas puluhan sampai trilyunan sel dengan massa DNA yang
saling mengkait. Tiap sifat dari makhluk hidup dikendalikan oleh sepasang faktor keturunan
yang dikenal dengan nama gen. Pada gen yang berpasangan satu berasal dari induk jantan
dan satu lagi dari indu betina. Gen sepasang disebut dengan satu alel. Menurut Aristya
(2015 : 7) gen merupakan unit terkecil bahan sifat yang diturunkan. Gregor Mendel telah
berasumsi tentang adanya suatu bahan yang terkait dengan suatu sifat atau karakter yang

6
dapat diwariskan. Gen menumbuhkan serta mengatur berbagai jenis karakter dalam tubuh
baik secara fisik maupun psikis. Alel (allele) merupakan bentuk alternatif dari gen dalam
kaitan dengan ekspresi suatu sifat (fenotipe).
Cara pewarisan sifatnya sama dengan pewarisan yang lain. Namun perlu dicatat, bahwa
alel terpaut seks dari seorang ayah akan diwariskan kepada seluruh anak perempuannya,
tetapi anak laki-lakinya tidak akan memperoleh satupun dari alel 5 tersebut. Berbeda sekali
dengan seorang ibu yang bisa mewariskan alel terpaut seksnya kepada anak laki-laki dan
perempuannya. Umumnya, penurunan sifat terpaut seks pada manusia ditentukan oleh
kromosom X, walaupun pada beberapa kasus terdapat juga pada kromosom Y (Xie et al.,
2015, p. 3)
Struktur kromosom terdiri atas dua bagian utama, yaitu sentromer dan lengan kromosom.
Sentromer (kinetokor/kepala kromosom), merupakan bagian kromosom yang tidak terdapat
gen. Sentromer berperan pada saat pembelahan sel, yaitu sebagai tempat melekatnya benang-
benang spindel yang mengarahkan pembelahan sel. Sama seperti pendapat Irawan (2010:9)
bahwa Kromosom adalah suatu struktur yang membawa informasi genetik, struktur ini ada di
dalam sel dan merupakan suatu nukleoprotein, yaitu suatu bahan kimia yang tersusun dari
asam nukleat dan protein. Kedua bahan kimia tersebut yang berfungsi sebagai penyimpanan
informasi genetik adalah asam nukleat yang merupakan suatu polimer tersusun dari
nukleotida. Terdapat dua jenis asam nukleat yaitu asam deoksiribonukleat (ADN atau DNA )
dan asam ribonukleat (ARN atau RNA).
Kromosom di dalam inti sel adalah pembawa faktor keturunan, mekanisme pemindahan
gen dari sel ke sel digambarkan sebagai adanya struktur yang tidak terlihat dalam bentuk
deretan atau rantai, yang mengadakan duplikasi pada saat pembelahan sel (Effendi, 2020 : 6).
Penyebaran gen dapat terjadi jika ada persilangan atau perkawinan antar individu dalam
suatu populasi. Berdasarkan jumlah sifat yang disilangkan, terdapat dua macam persilangan
yaitu persilangan monohibrid dan persilangan dihibrid. Persilangan monohibrid merupakan
persilangan dengan satu sifat beda sedangkan persilangan dihibrid merupakan persilangan
dengan dua sifat beda. Persilangan dihibrid ini lebih rumit dibandingkan dengan persilangan
monohibrid karena pada persilangan dihibrid melibatkan dua lokus. Okasha (2012)
menyatakan bahwa konsep penting dalam genetika populasi yang melibatkan dua lokus
adalah adanya keterkaitan antar keduanya (Wijayanto dan Hasan, 2013:79).

7
Rasio panjang jari telunjuk terhadap jari manis pada seseorang merupakan suatu karakter
atau sifat yang diwariskan melalui gen yang ekspresinya dipengaruhi oleh jenis kelamin (sex
influence gene). Panjang jari telunjuk (2D) dan jari manis (4D) telah menjadi perhatian
beberapa ahli karena terkait perbedaan jenis kelamin. Rasio 2D terhadap 4D untuk sebagian
besar laki-laki ternyata lebih kecil daripada perempuan. Dimorfisme seksual ini sudah terlihat
sejak individu masih usia janin Salah satu faktor yang mempengaruhi ukuran jari ini adalah
hormon seks prenatal yaitu testosteron dan estrogen. Hormon ini akan mempengaruhi kerja
dua buah gen yaitu HOXA dan HOXD yang berperan dalam mengendalikan panjang jari
seseorang. Kadar testosteron atau androgen yang rendah, estrogen prenatal tinggi biasanya
akan menyebabkan jari telunjuk yang lebih panjang daripada jari manis atau sebaliknya kadar
testosteron atau androgen yang tinggi dan estrogen prenatal rendah, menyebabkan jari
telunjuk lebih pendek daripada jari manis. Panjang jari tangan kanan dan tangan kiri diukur
dari lipatan proksimal basal ke ujung jari dan dibuat garis lurus untuk membandingkan
panjang jari telunjuk dan jari manis. (Purwaningsih. 2016 : 4).

BAB III
METODE PELAKSANAAN
3.1. Waktu dan tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada Hari senin, 16 mei 2022. Penelitian ini dilakukan
secara langsung dengan subjek penelitian keluarga A dan keluarga B, serta objek
penelitian panjang jari telunjuk dan berdasarkan jenis kelamin dan warna bola mata
dalam seluruh subjek penelitian.

3.2. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan deksripstif
kualitatif dengan membuat peta silsilah keluarga. Penelitian observasi merupakan
penelitian dengan melakukan pengaatan langsung dan pencatatan dari hasil pengamatan.
Penelitian deksripstif kualitatif merupakan penelitian untuk mendeskripsikan hasil
pengamatan dengan lebih spesifik, transparan dan deskriptif.

3.3. Data dan sumber data

8
Data adalah sekumpulan informasi, sedangkan dalam pengertian bisnis, data adalah
sekumpulan informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan. Dalam penelitian
ini diperoleh data dari keluarga A dan kelurga B.

3.4. Tehnik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. Observasi
Teknik observasi ini digunakan untuk menghimpun dan atau mengumpulkan data
penelitian. Pada penelitian ini observasi atau pengamatan digunakan untuk
mengumpulkan data objek penelitian yaitu panjang jari telunjuk dan warna bola mata.
Observasi penelitian ini dilakukan secara langsung terhadao keluarga A dan keluarga B.
b. Dokumensi
Dokumentasi ini dilakukan untuk mengumpulkan foto foto hasil pengamatan pada
keluarga A dan keluarga B.

3.5. Tehnik analisis data

Tehnik analisis data pada penelitian kualitatif berupa proses menganalisis,


menggambarkan, dan menjelaskan data yang diperoleh melalui proses pengamatan langsung
kelapangan atau observasi dan data dapat disajikan dalam bentuk table.

3.6. Prosedur kerja

Prosedur kerja yang dilakukan yaitu sebagai berikut:


a. Pra penelitian
Penelitian Analisis Pedigree Pewarisan Sifat dan Warna Bola Mata dilakukan
terhadap keluarga A dan B, pada dua keluarga tersebut dilakukan pengambilan data
dengan menggunakan teknik observasi dan dokumentasi.
b. Penelitian
Dalam pengamatan warna bola mata hal yang pertama dilakukan adalah mengamati
secara langsung warna bola mata kemudia mencatat hasil pengamatan kemudian
dilakukan dokumentasi.

9
Pengamatan panjang telunjuk dilakukan dengan cara : mempersiapkan alat dan bahan
yang dibutuhkan seperti kertas HVS yang digunakan sebagai media untuk menggambar
pola garis dan jari tangan pada pengamatan, pena untuk membuat pola gambar tangan dan
garis horizontal, lalu yang terakhir adalah penggaris, yang digunakan untuk memudahkan
dalam membuat garis horizontal pada kertas.
Prosedur kerja yang dilakukan antara lain, pertama membuat garis horizontal yang
jelas pada sebuah halaman buku atau kertas HVS tadi. Kedua, meletakkan 3 jari tangan
kanan atau kiri praktikan di atas helaian kertas dengan posisi berdempetan, sehingga
ujung jari telunjuk tepat menyinggung garis horizontal. Ketiga, menggambar dengan
mengikuti bentuk jari tangan. Keempat, membuat laporan sesuai dengan format tagihan
laporan yang sudah ditentukan.
c. Pasca Penelitian
Setelah semua data terkumpul, maka dilakukan tabulasi data dan dilakukan analisis
data dengan peta silsilah keluarga menerapkan pola pewarisan sifat gen menurut hukum
Mendel.

10
3.7.

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Berdasarkan data pengamatan yang diperoleh, maka didapatkan hasil berupa warna
bola mata dan panjang jari telunjuk dari dua keluarga sebagai berikut:
A = Warna mata coklat tua, dominan terhadap a = warma mata cokelat muda, T = Jari
telunjuk pendek, dominan terhadap t = jari telunjuk panjang

No Anggota keluarga Genotip fenotipe


Keluarga A
1. Ayah AATT Coklat tua, pendek
2. Ibu AATt Coklat tua, panjang
3. Ike AATt Coklat tua, panjang
4. Andika AATT Coklat tua, pendek
5. Caca AATt Coklat tua, panjang
6. Dirga AATT Coklat tua, pendek

No Anggota keluarga Genotip fenotip


Keluarga B
1. Ayah AATT Coklat tua, pendek
2. Ibu AATT Coklat tua, pendek
3. Fitri AATT Coklat tua, pendek
4. Inca AATT Coklat tua, pendek
5. Aska AATT Coklat tua, pendek

PETA SILSILAH KELUARGA A


AATT AATt

Ayah Ibu

AATt AATT AATt AATT


11
Ike Andika Caca Dirga

 Pembuktian dengan persilangan diagram garpu :


P = AATT х AATt
G = AA, TT x Tt
AA, 2 TT,2Tt
2TT 2 AATT Cokelat Tua Jari Telujuk Pendek
F1 : AA
2Tt 2 AATt Cokelat Tua Jari Telujuk Panjang

Perbandingan Fenotip :
Cokelat Tua Jari Telujuk Pendek, Cokelat Tua Jari Telujuk Panjang
2 AATT : 2 AATt
1:1

12
PETA SILSILAH KELUARGA B

AATT AATT

Ayah Ibu

AATT AATT AATT

Fitri Inca Aska

Keterangan :
AA = Bola mata cokelat tua
TT = Jari telunjuk pendek
Tt = Jari telunjuk panjang

 Pembuktian dengan persilangan diagram garpu :


P = AATTхAATT
G = AA , TT
F1 = AATT (100 %)

4.2 Pembahasan
Makhluk hidup memiliki ciri yang berbeda, materi yang menyandi ciri tersebut adalah
gen yang merupakan makromolekul asam nukleat. Makromolekul asam nukleat yang dimaksud
yakni Dioxiribo Nukleat Acid (DNA). DNA terkemas ke dalam bentuk kromosom. Kromosom
diwariskan turun temurun melalui suatu mekanisme, sehingga seluruh DNA dan ciri yang
disandi diwariskan pula secara turun temurun. (Arsal, 2018 : 1-3). Pada penelitian ini dapat
diketahui perananan gen yang dipengaruhi oleh gen itu sendiri dapat diamati pada warna bola
mata sedangkan peranan gen yang dipengaruhi jenis kelamin (seks) dapat diamati pada panjang
jari telunjuk. Dilakukan penelitian tentang panjang jari telunjuk dengan subjek penelitian dua
keluarga yang berbeda yang tidak ada hubungan gen sama sekali.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada Keluarga A dengan perkawinan
dihibrid karena terdiri atas 2 sifat beda yakni A= warna bola mata Coklat tua, a = warna

13
coklat Muda, T = Jari Telunjuk Pendek dan t = jari telunjuk panjang. Persilangan
trihibrid yakni persilangan pada 2 individu yang memiliki 2 sifat beda atau memiliki 2
pasang gen yang akan menghasilkan 4 macam gamet dan 16 kombinasi baru.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada keluarga A yang memiliki varian yaitu ayah
memiliki warna bola mata coklat tua (AA) dan memiliki jari telunjuk pendek (TT) sedangkan
pada ibu memiliki warna bola mata coklat tua (AA) dan memiliki jari telunjuk yang panjang.
Jika dilakukan pengamatan pada peta silsilah diperoleh 4 keturunan yaitu ike (perempuan) warna
bola mata coklat tua (AA) dan memiliki jari telunjuk yang panjang (Tt), andika (laki laki) warna
bola mata coklat tua (AA) dan memilikijari telunjuk yang pendek (TT), caca (perempuan)
memiliki warna bola mata coklat tua (AA) dan memiliki jari telunjuk panjang (Tt) dan dirge (laki
laki) memiliki warna bola mata coklat tua (AA) dan memiliki jari telunjuk pendek (TT).
Jika dilihat dari persilangan diagram darpu dengan Penotip AATT disilangkan dengan AATt
sehingga didapat genotip AA, 2TT, 2Tt setelah dikawinkan diperoleh 2AATT (coklat tua, jari
telunjuk pendek) dan 2AATt (coklat tua. Jari telunjuk pendek) sehingga diperoleh perbandingan
1:1
Pengamatan pada keluaraga B dengan perkawinan dihibrid karena memiliki dua sifat yang
berbeda yaitu A (warna bola mata coklat) dan T (jari telunjuk pendek). Pada persilangan
keluarga A memiliki penotip yang sama yaitu AATT dan genotipnya AA dan TT sehingga
diperoleh semua keturunannya AATT (bola mata coklat tua dan jari telunjuk pendek. Jika dilihat
dari peta silsilah dan persilangan diagram garpu hasilnya 100% AATT.
Beberapa sifat yang diwariskan yang ditentukan oleh gen autosomal ekspresi-nya ada
yang dipengaruhi oleh jenis kelamin. Sifat tersebut dapat terlihat pada kedua jenis
kelamin tetapi pada salah satu jenis kelamin ekspresinya lebih sering dibandingkan jenis
kelamin lainnya. Suatu penelitian menyebutkan bahwa panjang jari dipengaruhi kadar
testosteron ketika bayi masih dalam kandungan, namun panjang pendeknya jari telunjuk
70% adalah pengaruh gen. Jadi faktor genetik lebih berpengaruh dalam menentukan
panjang jari dari-pada faktor hormon. Ukuran jari telunjuk dan jari manis sudah terbentuk
sebelum seseorang dilahirkan dan tidak akan berubah sepanjang hidupnya (Romero dkk,
2013 :264).
Rasio panjang jari telunjuk terhadap jari manis dapat dihubungkan dengan
kecenderungan penyakit tertentu, seperti penyakit jantung coroner, terutama pada laki-

14
laki yang cenderung memiliki panjang jari telunjuk yang rendah dibandingkan
perempuan. Hal ini berhubungan dengan kadar testosteron prenatal. Perempuan yang
memiliki rasio 2D:4D (panjang jari telunjuk) lebih rendah ada kecenderungan
mengalami penyakit migrain dan sakit kepala (tension type headache), tetapi tidak pada
laki-laki. Selain itu rasio 2D:4D berhubungan dengan kecenderungan munculnya
penyakit kanker , seperti kanker testis dan kanker prostat pada laki-laki, kanker serviks
dan kanker payudara pada perempuan, serta kanker lambung. Rasio 2D:4D ini dapat
digunakan sebagai penanda paparan hormon seks prenatal, sedangkan pada usia dewasa,
tidak ada hubungan yang nyata antara kadar homon seks dengan rasio 2D:4D, baik pada
pria maupun wanita (Purwaningsih, 2016 : 3).
Pengaruh dari warna bola terhadap kesehatan dapat dilihat bahwa Warna mata hitam atau gelap
rentan terkena katarak Katarak adalah kondisi di mana munculnya lapisan berawan di atas pupil
mata, yang mana akan membuat penglihatan terasa kabur. Parahnya lagi, studi yang diterbitkan
oleh American Journal of Ophthamology tahun 2000 menemukan, kalau orang yang punya
warna mata gelap cenderung berisiko terkena katarak 1 hingga 2 kali lebih banyak. Maka dari
itu, penting untuk melidungi mata dari sinar ultraviolet untuk mencegah katarak muncul.
Sebuah tinjauan penelitian dari jurnal Nature, menyatakan kalau orang dengan warna bola mata
biru jarang terkena atau kurang umum untuk terkena penyakit vitiligo. Dari hampir 3.000 pasien
vitiligo yang semuanya berkulit putih dalam penelitian ini, ditemukan hasilnya kalau 27% terjadi
pada yang memiliki mata biru, 30% yang memiliki mata hijau atau hazel, dan paling banyak
43% yang memiliki warna mata coklat.
Wanita dengan warna bola mata terang lebih mampu menahan rasa sakit
Dalam penelitian yang dipublikasikan dari American Pain Society di tahun 2014 oleh profesor
anestesiologi Inna Belfer, MD, PhD, mengemukakan temuan yang menyatakan wanita yang bola
matanya berwarna terang, memungkinkan untuk mampu menahan rasa sakit daripada wanita
bermata gelap. Periset meneliti sekelompok kecil wanita saat sebelum dan sesudah melahirkan.
Hasilnya didapat, kalau wanita bermata gelap cenderung lebih banyak menunjukkan kegelisahan
dan gangguan tidur sebagai respon rasa sakit. Wanita bermata gelap juga mengalami penurunan
rasa sakit yang lebih besar setelah menerima epidural, yang menunjukkan kalau mereka memang
peka terhadap rasa sakit.

15
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil miniriset dapat disimpulkan bahwa pewarisan sifat dari parental ke
keturunannya mengikuti pola penurunan tertentu. Gen dari anak merupakan perpaduan dari gen-
gen kedua orang tuanya, sehingga fenotip yang dihasilkan anak tersebut merupakan fenotip yang
diwariskan dari keturunan dari gen kedua orang tua. Sifat-sifat manusia yang terkait autosom
dapat disebabkan oleh gen dominan ataupun resesif. Sifat yang muncul karena menang secara
dominan dan sifatnya akan diwariskan pada keturunannya. Seperti halnya sifat dari generasi
pertama yakni pada keluarga A (AATT) dengan (AATt) yang diwariskan kepada keturunan
generasi keduanya sedangkan keluarga B (AATT) dengan (AATT) yang diwariskan kepada
keturunan generasi keduanya.
5.2. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka penulis bermaksud memberikan
masukan dan saran, yaitu diharapkan penelitian dapat mempersiapkan diri dalam proses
pengambilan dan pengumpulan dan segala sesuatunya sehingga penelitian dapat dilaksanakan
dengan lebih baik dan diharapkan dapat mempersiapkan pengumpulan data dengan subjek
penelitian yang lebih luas agar relevansi data menjadi lebih akurat.

16
DAFTAR PUSTAKA

Aristya, G.R., Budi S.D., Niken S.N.H., Tuty A. 2015. Karakterisasi Kromosom Tumbuhan
dan Hewan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Arsal, andi faridah. 2018. Genetika I arif memahami kehidupan. SBN 978-602-5554-25-4
Makassar. UNM.

Artadana, Made, I. B., Savitri, & Dian, W. (2018). Dasar – Dasar Genetika Mendel dan
Pengembangannya. Graha Ilmu.

Effendi, Yunus. 2020. Buku Ajar Genetika Dasar. E-ISBN: 978-623-7961-59-8. Pustaka
Rumah Cinta.

Hasanah, Hetty. 2017. Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa pada Kompetensi Dasar
Prinsip-prinsip Hereditas melalui Pendekatan Analogi dikelas XII IPA 1 Sekolah
Menengah Atas Negeri 1 Ciamis”. Jurnal Wahana Pendidikan. 4 (1) : 123.

Irawan, B. 2010. Genetika : Penjelasan Mekanisme Pewarisan Sifat. ISBN : 978-979-1330-


76-3 Surabaya : Airlangga University Press.

Meilinda, M. (2017). Teori Hereditas Mendel: Evolusi atau Revolusi (Kajian Filsafat
Sains). Jurnal Pembelajaran Biologi: Kajian Biologi dan Pembelajarannya, 4(1), 62-70.

Nusantari, Elya. 2013. “Jenis Miskonsepsi Genetika yang Ditemukan pada Buku Ajar di
Sekolah Menengah Atas”. Jurnal Pendidikan Sains. Vol. 1 (1) : Hal. 54.

Purwaningsih, Endang. 2016. Insidensi Panjang Jari Telunjuk Terhadap Jari Manis (Rasio
2D:4D) Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitar YARSI Angkatan 2013-2014.

17
Jurnal Kedokteran Yarsi. 24(1). 1-8.

Wijayanto, D. A. (2013). PENERAPAN MODEL PERSAMAAN DIFERENSI DALAM


PENENTUAN PROBABILITAS GENOTIP KETURUNAN DENGAN DUA SIFAT
BEDA.

Xie, W., He, M., Liu, R., Dong, Z., Xie, J., Wang, D., & Yu, S. (2015). The second to fourth
digit ratio (2D:4D): a risk factor of migraine and Tensiontype headache. Journal of
Headache and Pain, 16(1), 2–6.

18
LAMPIRAN
NO Nama Panjang jari telunjuk Warna bola mata

1. Ayah

Tangan kanan (Jari Telunjuk Coklat Tua


Pendek)

2. Bunda

Tangan kanan (Jari Telunjuk Coklat Tua


Panjang)

3 Ike

T
angan kiri (Jari Telunjuk Coklat Tua
Panjang)

19
4 Andika

Coklat Tua
Jari Telunjuk tagan kanan
Pendek

5 Caca

Tangan kiri (Jari Telunjuk Coklat Tua


Pendek)

6 dirga

Tangan kiri (Jari Telunjuk Coklat Tua


Pendek)

Tabel keluarga B
NO Nama Panjang jari telunjuk Warna bola mata

20
1 Ayah

Tangan kiri (Jari Telunjuk


Pendek) Coklat Tua

2 Bunda

Coklat Tua
Tangan kiri (Jari Telunjuk
Pendek)

3 Fitri

Coklat Tua

Tangan kiri (Jari Telunjuk


Pendek)

21
4 Inca

Coklat Tua

Tangan kiri (Jari Telunjuk


Pendek)

5 Aska

Coklat Tua

Tangan kanan (Jari Telunjuk


Pendek)

BIODATA PENULIS

22
Nindi Herliyani, perempuan yang lahir di Muara Jangga, 16 Januari 2001
merupakan putri bungsu dari dua bersaudara. Putri dari pasangan Haryono
dan Suparni ini sudah menyelesaikan pendidikan tingkat dasar di SDN
107/I Olak Jong pada tahun 2013. Melanjutkan jenjang pendidikan ke
SMPN 04 Batang Hari dan lulus pada tahun 2016. Kemudian, melanjutkan
sekolah di SMAN 3 Batang Hari dengan jurusan MIPA dan berhasil lulus
pada tahun 2019. Setelah lulus dari SMAN 3 Kota Batang Hari, Nindi
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dan masuk ke perguruan tinggi di
Universitas Jambi mengambil jurusan Pendidikan Biologi di Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Jambi.

Yovita Khairunnisa Perempuan yang lahir di Merangin, 04 Juni


2000. Anak Pertama dari dua bersaudara. Putri dari pasangan
bapak Suwarno dan Ibu Supriyati. Penulis menempuh
pendidikan dimulai dari TK Nurul Islam, Ds. Lantak seribu
Kec. Renah Pamenang. Kab. Merangin (lulus tahun 2006),
melanjutkan ke SD N 218/VI, Lantak Seribu 1, Kec. Renah
Pamenang, Kab. Merangin (lulus pada tahun 2012),
melanjutkan keSMP Negeri 6 Merangin (lulus pada tahun 2015), melanjutkan ke SMA
Negeri 5 Merangin (lulus pada tahun 2018) dan kini sebagai Mahasiswa Aktif Semester 6 di
Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Jambi.

23
NI PT Ike Vidya Dhara merupakan sulung dari pasangan I Ketut
Sukayana dan Yesi Irawati. Ike lahir pada tanggal 12 Februari 2001. Ike
memulai pendidikannya dari TK Dharmawanita, Kota Sungai Penuh
(lulus tahun 2007), melanjutkan pendidikannya di SDN 61/IX Muaro
Jambi (lulus pada tahun 2013). Selanjutnya Ike melanjutkan pendidikan
di SMPN 15 Kota Jambi (lulus tahun 2016), dan kembali melanjutkan
pendidikannya di SMAS Unggul Sakti (lulus pada tahun 2019) dan kini
sebagai mashasiswa aktif semester 6 di Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi.

Rosarida purba merupakan anak ke 5 dari 7 berdaudara, anak dari


bapak jonharjen purba dan ibu nurlinda rajagukguk. Rosarida lahir
pada 20 agustus 2000 di simangulampe. Memulai pendidikan SD si
SDN 172253 simangumlampe dan tamat tahun 2012, kemudian
melanjutkan pendidikan di SMPN 1 Baktiraja lulus tahun 2015, dan
menlanjutkan pendidikan di SMAN 1 baktiraja dan lulus tahun
2018, pendidan sekarang di universitas jambi prodi pendidikan
biologi angkatan 2019

24

Anda mungkin juga menyukai