Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH GENETIKA

“PENELITIAN GENETIKA DI KAMPUNG ARAB AL-MUNAWAR DENGAN


TEMA MENGIDENTIFIKASI WARNA KULIT PADA PERKAWINAN
BANGSA ARAB”
Disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Genetika Dosen pengampu oleh
Ibu Dr. Delima Engga Maretha, M.Kes.

Disusun Oleh :
1. Asmiyanti (1730207054)
2. Ayu Firanda (1730207055)
3. Chairunnisa (1730207056)
4. Chika Olivia Dewi (1730207057)
5. Claudia Sari (1730207059)
6. Delia Lamayanti (1730207060)
7. M. Hisyam Ikhsan (1730207088)

Kelompok 3
Pendidikan Biologi 2 (2017)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) RADEN FATAH
PALEMBANG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan genetika yang
berjudul “Penelitian Genetika di Kampung Arab Al-Munawar” ini dengan baik.
Sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang kita
nantikan syafa’atnya di yaumil akhir nanti. Laporan Genetika ini berisikan tentang
“Penelitian Genetika di Kampung Arab Al-Munawar”.
Tersusunnya laporan ini, diharapkan agar kami dapat lebih memahami secara
mendalam tentang genetika bukan hanya berdasarkan teori-teori yang ada melainkan
juga dengan melalui survei dan meneliti langsung persilangan yang terjadi di dalam
genetika. Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna oleh karena
itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun sangat kami harapkan
demi kesempurnaan penyusunan laporan ini.
Demikian, akhir kata kami sampaikan terima kasih. semoga Allah SWT
senantiasa meridhoi segala usaha kita semua. Aamiin.

Palembang, Desember 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................2
C. Tujuan.....................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kulit dan Faktor Yang Mempengaruhinya...........................................3
B. Warna Kulit Pada Hasil Perkawinan Satu Bangsa Arab........................................5
C. Kelainan Pada Warna Kulit Terhadap Perkawinan Sebangsa Arab.......................7
BAB III KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................10
LAMPIRAN...................................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Genetika merupakan suatu cabang ilmu yang mempelajari mengenai mekanisme
pewarisan sifat dari induk (Parental) kepada keturunannya (Filial). Genetika berasal
dari bahasa latin, yaitu Genos yang berarti asal usul. Pengetahuan tentang adanya
sifat menurun pada makhluk hidup sebenarnya sudah lama berkembang hanya belum
dipelajari secara sistematis, penelitian megenai pola-pola penurunan sifat baru
diketahui pada abad ke-19 oleh Mendel (Ferdinand, 2007).
Dari sebuah perkawinan diharapkan terjajdinya proses regenerasi dan jumlah
penerusan tradisi masyarakat melalui keluarga yang dibentuk oleh mereka yang
melaksanakan perkawinan tersebut. Dalam hal regenerasi dapat dilakukan dengan
cara menarik garis keturunan dari sistem ke kekeluargaan yang dianut oleh
masyarakat. Hal ini lah yang menyebabkan kebanyakan atau mayoritas masyarakat
bangsa arab melakukan perkawinan sesama dengan bangsa arab itu sendiri guna
untuk mempertahankan garis keturunan bangsa arab mereka (Suryo, 2010).
Pada genetika manusia, apabila dijumpai suatu kasus yang dicurigai sebagai
kasus pewarisan secara genetis, maka kasus tersebut dapat dipelajari dengan
menelusuri silsilah dari pembawa kasus tersebut. Misalnya suatu ketika dijumpai
kasus anak yang abino dalam suatu perkawinan antara ayah normal dan ibu yang
normal, maka asal usul kelainan genetis dapat ditemukan dengan menelusuri silsilah
keluarganya. Dengan melakukan analisis silsilah maka kadang-kadang dapat
dibuktikan apakah suatu kejadian merupakan suatu kasus pewarisan genetik ataukah
sekedar kasus kebetulan saja. Kebanyakan kasus analisis silsilah digunakan untuk
mempelajari karakter yang ditentukan oleh sepasang gen. Melalui analisis silsilah
maka dapat menurunkan pola penurunan suatu sifat (Hard Josubroto, 2001).
Suatu silsilah adalah pendataan sistematik (baik berupa kata-kata atau simbol-
simbol) mengenai nenek moyang individu tertentu, atau bisa juga merupakan “pohon
keluarga” untuk sejumlah besar individu. Biasanya wanita dinyatakan dengan
bulatan dan laki-laki dengan persegi empat. Prinsip tentang pewarisan sifat pertama
kali dikemukakan oleh Gregor Mendel, dikatakan bahwa gen dari anak merupakan
perpaduan (persilangan) dari gen-gen kedua orang tuanya. Berdasarkan pola yang

1
ditunjukkan dari catatan silsilah keluarga, kita dapat memperkirakan sifat suatu
penyakit, apakah penyakit tersebut bersifat diturunkan dari orang tua atau tidak. Dari
pola yang tampak pada bagan riwayat keluarga (pedigree) dapat kita ketahui
mekanisme penurunan suatu penyakit (Suryo, 2010).
Pewarisan sifat yang terdapat dalam suatu keluarga dapat diikuti untuk beberapa
generasi dengan menggunakan peta silsilah/diagram silsilah (pedigree chart). Peta
silsilah merupakan gambaran pewarisan sifat manusia yang ditulis dengan simbol-
simbol tertentu yang telah disepakati oleh para ahli genetika. Peta silsilah termasuk
alat yang paling banyak digunakan dalam penelitian genetika, dan untuk menyusun
suatu pola peta silsilah diperlukan keturunan dalam jumlah yang banyak sedikitnya
tiga generasi. Peta silsilah yang menggambarkan pewarisan sifat tertentu dalam suatu
keluarga dapat dianalisis untuk mengetahui pola pewarisan gen penentu sifat tersebut
(Ferdinand, 2007).

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini sebagai berikut.
1. Apa saja yang mempengaruhi warna kulit ?
2. Apa yang mempengaruhi warna kulit pada hasil perkawinan satu bangsa arab ?
3. Apa saja kelainan pada warna kulit terhadap perkawinan sebangsa arab ?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui apa saja yang mempengaruhi warna kulit.
2. Untuk mengetahui apa saja yang mempengaruhi warna kulit pada hasil
perkawinan satu bangsa arab.
3. Untuk mengetahui apa saja kelainan pada warna kulit terhadap perkawinan
sebangsa arab.
4.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kulit dan Faktor Yang Mempengaruhinya.


Warna kulit berbeda pada manusia merupakan sifat yang paling sering
digunakan ketika menggambarkan individu, tersebut menjadikan keunikan tersendiri
yang merupakan tanda kebesaran Allah SWT, sebagaimana yang tercantum dalam
QS. Ar-Ruum (30) : 22 yang artinya
“dan diantara tanda - tanda kekuasaan Allah ialah menciptakan ruang angkasa dan
bumi, berbeda - beda bahasa dan warna kulit mu.yang demikian itu adalah tanda -
tanda (kebesaran Allah) bagi kamu yang mendengarkan.”
Kemudian terdapat beberapa faktor yang menjadikan kulit manusia berbeda - beda
entah itu warna putih, kuning, sawo matang seperti kulit orang Indonesia ataupun
albino. Adapun faktor yang mempengaruhi :

1. Secara Biologis
Manusia memiliki struktur kulit yang sama, warna kulit manusia
dipengaruhi oleh banyaknya melanin (zat pigmen kulit) pada kulit. Melanin di
produksi oleh melanosit, sel khusus di lapisan dermis kulit, dimana semakin
banyak melanin semakin gelap warna kulit seseorang. Sebaliknya, semakin
banyak kandungan pigmen melanin dalam tubuh seseorang, maka warna kulitnya
akan semakin putih, kesuali pada kasus kelainan warna kulit (misalnya albino :
orang yang tidak memiliki melanin). Kulit manusia terdiri dari lapisan epidermis
yang paling luar, lapisan dermis di tengah - tengah, dan lapisan hipodermis
(lemak) yang paling bawah. Sel di epidermis (lapisan terluar kulit) disebut
melanosit memproduksi melanin, pigmen yang memberikan warna pada kulit dan
mata. Banyak hal yang bisa mempengaruhi produksi melanin, contohnya hormon
dari otak, dan sinar ultraviolet matahari (Russel, 1986).
Albino dalam bahasa latin “Alba” yang bearti putih. dimana albinisme atau
albino terjadi karena adanya kerusakan pewarisan dari melanin pigmentasi tetapi
dengan nomor norma dan disposisi dari melanosit pada kulit, mata dan rambut.
Albino banyak terjadi pada kelompok - kelompok etnis kulit hitam diseluruh sub -
sahara Afrika relatif dengan perbandingan kelahiran 1 : 5.000, berbeda dengan
Eropa dan Amerika. Yang sangat jarang terjadi dengan perbandingan kelahiran
albino 1 : 20.000. penelitian menemukan bahwa beberapa kelompok etnis kulit
hitam Ibo di Nigeria dan Tona di Zimbabwe memiliki tingkat tertinggi kelahiran
albino sekitar 1 dari 1000 kelahiran (Henuhili, 2002).
2. Radiasi atau Paparan sinar matahari
Warna kulit manusia berbeda karena melanin dan produksi melanin
bergantung pada beberapa faktor seperti paparan sinar matahari. Pigmen melanin
dapat bertambah banyak dengan adanya paparan sinar matahari. Oleh karena itu,
manusia yang tingga di daerah katulistiwa, ekuator atau tropis akan mempunyai
warna kulit yang gelap karena intensitas cahaya matahari lebih banyak di
bandingkan dengan wilayah lainnya. Namun hal ini tetap dipengaruhi oleh gen
orangtua, misalnya anak berkulit hitam tinggal di Eropa, tentu tidak serta merta
akan bewarna kulit putih, karena paparan sinar matahari lebih sedikit dibanding di
Afrika, namun terjadi sedikit sekali perubahan pada melanin kulitnya yang
mungkin terjadi dalam waktu relatif sangat lama (Stansfield, 1991)

3. Evolusi warna kulit


Pada suatu penelitian yang dilakukan Prof. Neil Champlansky secara tidak
sengaja menemukan hubungan asam folat dengan warna kulit. Orang yang
kulitnya terpapar oleh sinar matahari intensitas tinggi mengalami penurunan
signifikan kadar folat didalam tubuhnya. Folat juga diperlukan untuk proses
psiologis terutama sintesis DNA normal dari sel - sel tubuh termasuk
pembentukan sperma (spermatogenesis).dimana folat juga sangat terkait dengan
kesuburan pada pria. Inilah yang mendasari pemikiran bahwa ada populasi yang
terjadi. Evolusi dan seleksi alam bertujuan untuk melindungi kadar folat tubuh
yang penting bagi kelangsungan suatu spesies (melalui proses reroduksi). Melalui
proses yang lama terjadi perubahan genetik, kulit manusia yang tingga di ekuator
jadi memproduksi banyak melanin untuk melindungi kadar folat. Bila tidak
terbentuk perlindungan ini makan manusia tersebut mengalami gangguan pada
proses reproduksi terkait kekurangan folat. Bila ada variasi genentik, maka
genetik manusia yang bertahan sampai sekarang adalah keturunan yang
mempunyai produksi cukup melanin (jadi mayoritas satu ras kulitnya hitam)
(Ferdinand, 2007).
B. Warna Kulit Pada Hasil Perkawinan Satu Bangsa Arab
Pernikahan merupakan pengikatan janji nikah antara dua orang yang dilakukan
secara hukum agama, hukum negara, atau hukum adat. pernikahan dilangsungkan
dengan melakukan rangkaian upacara berdassarkan adat istiadat yang berlaku di
suatu wilayah. Upacara pernikahan itu sendiri memiliki berbagai variasi dan ragam
adat yang terdapat di setiap bangsa dan biasanya di sesuaikan dengan agama, budaya,
maupun kelas sosial. Tujuan diadakan upacara tersebut tidak lain adalah untuk
mengenang peristiwa penting dalam kehidupan seseorang sehingga di rasa perlu di
sakralkan. Upacara pernikahan di Indonesia dilakukan dengan 2 cara ialah
Tradisional dan Modern. Adakalanya pengantin menggunakan kedua cara tersebut
yang dilaksanakan dalam acara yang terpisah. Upacara tradisional merupakan
upacara yang dilakukan menurut aturan-aturan adat setempat, sedangkan upacara
modern dilakukan dengan mengikuti aturan-aturan dari luar negeri (Barth, 1988).
Di Indonesia terdapat bermacam-macam etnis, yaitu etnis yang berasal dari
dalam Indonesia maupun yang berasal dari luar Indonesia. Masing - masing etnik
tersebut memiliki tradisi pernikahan sendiri berbagai tradisi pernikahan yang dimiliki
oleh etnik - etnik yang ada di Indonesia merupakan suatu bentuk budaya setempat
yang diturunkan secara turun menurun. Tradisi tersebut berkembang sesuai dengan
perkembangan zaman yang dipengaruhi oleh budaya etnik setempat. Sehingga,
walaupun mereka mempunyai beragam tradisi, namun pada dasarnya tradisi yang
mereka lakukan adalah sama. Perbedaan hanya terdapat pada istilah, waktu, dan tata
cara pelaksanaannya. Begitu juga berlaku pada tradisi pernikahan etnik yang berasal
dari luar Indonesia. Mereka saling menyesuaikan dengan tradisi asli mereka dan
tradisi dari etnik lain (Barth, 1988).
Bangsa arab, misalnya sejak zaman dahulu telah banyak melakukan
perdagangan di Indonesia. Selain berdagang, mereka juga menyebarkan agama Islam
melalui perkawinan dengan penduduk setempat. Akhirnya lahirlah etnik Arab-
Indonesia. Tradisi yang diturukan dari generasi ke generasi pun mengalami beberapa
perubahan yang disesuaikan dengan budaya tempat tinggal mereka. Masyarakat arab
yang terbentuk di kampung-kampung arab megalami perubahan yang di pengaruhi
oleh faktor ekonomi, politik, dan futur. Kemudian belanjut dan mengalami
perubahan kelompok, komunitas, dan organisasi sehingga terjadi interaksi dalam
rangga adaptasi (penyesuaian). Perubahan ini di pahami sebagai bentuk akulturasi
(asimilasi kultural). Akulturasi yang sudah terjadi berabad - abad yang lalu membuat
mereka sudah dianggap sebagai seorang pribumi (Barth, 1988).
Etnik juga erat kaitannya dengan identitas kelompok etnik dengan ciri - ciri fisik
atauun ciri-ciri kehidupan suatu kelompok dalam suatu masyarakat sehingga bisa
diketahui perbedaan antar etnik yang ada di Indonesia. Etnik arab di Indonesia
mempunyai perbedaan yang mencolok seperti ciri - ciri fisik, bahasa, budaya, agama,
busana dan lain sebagainya. Sebagian besar orang arab memiliki ciri - ciri fisik
seperti berbadan tinggi besar, bermata besar, berhidung mancung, berkulit putih.
namun ciri-ciri fisik ini tidak selalu menandakan bahwa keturunan arab seperti itu
karena banyak diantara mereka yang telah bercampur dengan orang Indonesia.
Identitas yang lain adalah terlihat dari gaya berpakaian dan prilaku. Pada kelompok
sayyid, para pria dari kelompok ini menggunakan baju putih panjang dengan topi
atau peci dan pada acara spesial ada tambahan jubah. Bahasa yang digunakan sehari-
hari juga sedikit digunakan bahasa arab, seperti gahwa yang bearti kopi, ane ente
yang bearti say anda, gamis yang bearti naju dan lain- lain (Barth, 1988).
Pada penelitian genetika yang dilakukan di Kampung Arab Al Munawar 13 Ulu
Palembang. Disini terdapat 75 kepala keluarga keturunan Yaman, sisitem
kekeluargaan yang kental membuat para imigran yaman mampu mengembangkan
populasinya tanpa memutuskan rantai keturunan aslinya. Perkampungan ini dihuni
oleh keturunan asli imigran Yaman. Bahkan hingga kini, para warga kampung Al -
Munawar Palembang mampu menjaga silsilah keturunan hingga sembilan generasi
yang tinggal disini, mereka selalu menjaga generasi agar tidak putus. Selain jenis
suku, nama Al Munawar sendiri merupakan salah satu imigran yang paling cukup
dikenal oleh penduduk lokal Palembang Muhammad Al Munawar.
Tradisi unik lainnya yang masih di pertahankan pada penduduk kampung arab
Al Munawar Palembang yaitu acara pernikahan. Para calon pengantin hanya bisa
menikah bersamaan dengan perhelatan Haul pendiri kampung, dalam setahun sekali
ada tujuh hingga sepuluh pasangan penagntin yang akan di nikahkan bergantian
dihari yang sama. Dari hasil angket pertanyaan yang kami dapatkan bahwa nama
responden ialah Bapak Yusuf bin Husein Al Munawar dan Istrinya Fatimah Binti Ali
al Idrus. Mereka berasal dari Palembang serta mereka lahir di Palembang tetapi
masih memiliki keturunan bangsa arab. Mereka tinggal sejak lahir karena nenek
moyangnya mempertahankan generasi Al Munawar yang ada di Palembang dan
mereka termasuk generasi yang ke 7. Mereka memiliki warna kulit sawo matang
dikarenakan faktor intensitas cahaya di Palembang sangat tinggi. Kemudian warna
kulit keturunannya tidak ada bedanya ialah sawo matang. Juga dari keturunannya
tidak memiliki kelainan pada warna kulit. Selama tinggal di kampung Arab, mereka
tidak mengalami penyakit pada warna kulit baik itu keturunannya (Barth, 1988).

C. Kelainan Pada Warna Kulit Terhadap Perkawinan Sebangsa Arab


Pada pengamatan yang dilakukan di kampung al-Munawar (kampung arab),
pada proses wawancara dengan bapak yusuf menyatakan bahwa baik dia maupun
keturunannya tida memiliki penyakit atau kelainan pada kulit maupun penyakit atau
kelainan kulit bawaan. Adapun kelainan yang ada pada kulit yaitu:
1. Albino
Albino adalah murni penyakit kelainan genetik, buka penyakit infeksi dan
tidak dapat ditularkan melalui ontak fisik ataupun melalui transfusi darah.
penyakit albino biasanya terjadi pada anak yang orang tuanya normal karena
albino merupakan gen yang bersifat tetap dan dapat diturunkan dari pendahulu
yang ada diatasnya. sebenarnya albino adalah penyakit perpaduan gen resesif pada
orang tua dan menjadi gen dominan pada anak mereka. Gen resesif sendiri adalah
gen yang tidak muncul pada diri kita sedangkan gen dominan adalah gen yang
muncul pada diri kita dan menjadi sifat fisik dari kita. Hilangnya pigmen pada
penderita albino menyebabkan mereka menjadi sangat sensistif terhadap cahaya
matahari sehingga mudah terbakar dan mereka harus melindungi kulit mereka
dengan menggunakan sunblock (Hard Josubroto, 2001).

Gambar 1. Kelainan Albino Pada Manusia


2. Piebaldism
Pielbadism adalah suatu kelainan genetik autosomal dominann dari
perkembangan melanosit. Kelinana yang ditimbulkan berupa belang putih turunan
atau multipel simetrsi hipopigmentasi ataupun depigmentasi makula. Karakter
dari piebaldism berupa bidang konginetal pada kulit dan rambut yang kekurangan
pigmen, utamanya dahi, dada bagian tengah, dan perut, sertabagian eksremitas
tubuh (Russel, 1986).

Gambar 2. Kelainan Piebaldism


BAB III
KESIMPULAN
Manusia memiliki struktur kulit yang sama, warna kulit manusia dipengaruhi oleh
banyaknya melanin (zat pigmen kulit) pada kulit. Melanin di produksi oleh melanosit,
sel khusus di lapisan dermis kulit, dimana semakin banyak melanin semakin gelap
warna kulit seseorang. Sebaliknya, semakin banyak kandungan pigmen melanin dalam
tubuh seseorang, maka warna kulitnya akan semakin putih, kesuali pada kasus kelainan
warna kulit (misalnya albino : orang yang tidak memiliki melanin). Kulit manusia
terdiri dari lapisan epidermis yang paling luar, lapisan dermis di tengah - tengah, dan
lapisan hipodermis (lemak) yang paling bawah. Sel di epidermis (lapisan terluar kulit)
disebut melanosit memproduksi melanin, pigmen yang memberikan warna pada kulit
dan mata. Banyak hal yang bisa mempengaruhi produksi melanin, contohnya hormon
dari otak, dan sinar ultraviolet matahari.
Pada penelitian genetika yang dilakukan di Kampung Arab Al Munawar 13 Ulu
Palembang. Disini terdapat 75 kepala keluarga keturunan Yaman, sisitem kekeluargaan
yang kental membuat para imigran yaman mampu mengembangkan populasinya tanpa
memutuskan rantai keturunan aslinya. Perkampungan ini dihuni oleh keturunan asli
imigran Yaman. Bahkan hingga kini, para warga kampung Al -Munawar Palembang
mampu menjaga silsilah keturunan hingga sembilan generasi yang tinggal disini,
mereka selalu menjaga generasi agar tidak putus. Selain jenis suku, nama Al Munawar
sendiri merupakan salah satu imigran yang paling cukup dikenal oleh penduduk lokal
Palembang Muhammad Al Munawar.
DAFTAR PUSTAKA

Barth, F. (1988). Kelompok Etnik dan Batasannya. Jakarta: UI Press.

Ferdinand, V. (2007). Biologi . Jakarta: PT. Visindo Persada Utama.

Hard Josubroto, W. (2001). Genetika Hewan. Yogyakarta: Fakultas Peternakan UGM.

Henuhili, S. d. (2002). Genetika. Malang: UM Press.

Russel. (1986). Little Brown and Company . USA: New York Press.

Stansfield, W. D. (1991). Genetika . Jakarta: Erlangga.

Suryo. (2010). Genetika Strata 1. Yogyakarta: UGM PRESS.


LAMPIRAN

Gambar. Proses wawancara

Gambar. Bapak Yusuf (Responden) Gambar. Rumah Bapak Yusuf

Anda mungkin juga menyukai