Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

GENETIKA

PERCOBAAN II

ANALISIS PEDIGREE

NAMA : PAULA NATASHA A. S.V.

NIM : H041171523

HARI/TANGGAL : SENIN/ 12 MARET 2018

KELOMPOK : 3 (TIGA)

ASISTEN : UNZIA SAGITA PUTRI

LABORATORIUM GENETIKA
DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Sifat dan ciri khas tersendiri atau unik dari setiap makhluk hidup didapat

dari parental yang mengikuti pola penurunan tertentu. Sifat-sifat manusia yang

terkait autosom dapat disebabkan oleh gen dominan ataupun resesif. Penurunan

yang ditentukan oleh gen resesif ditandai dengan adanya pelompatan generasi

dalam munculnya suatu karakter pada individu, sedangkan gen dominan ditandai

dengan penurunan secara berkesinambungan atau tidak terjadinya pelompatan

generasi dalam pemunculannya (Mirayanti, dkk., 2017).

Tanda-tanda adanya pautan sebenarnya sudah terlihat pada laporan

persilangan dihibridisasi tanaman ercis (Pisum sativum) yang dikemukakan oleh

W. Bateson dan R.C Punnet. Akan tetapi hasil percobaan persilangan itu gagal

diintrepetasikan oleh mereka bahwa ada pautan. T. H Morgan dan Sutton adalah

yang pertama kali mengintrepetasikan hasil percobaan persilangan itu dengan

benar tentang adanya pautan. Dewasa ini sudah jelas diketahui bahwa semua

faktor (berapa pun jumlahnya) yang terdapat pada satu kromosom yang sama akan

cenderung terpaut satu sama lain selama pembelahan reduksi pada meiosis dan

faktor-faktor itu dikatakan membentuk satu pautan. Dengan demikian, faktor-

faktor yang terdapat pada satu kromosom memang terangkai satu sama lain

(melalui ikatan kimia) (Natsir, 2013).

Oleh karena itu, dilakukan praktikum analisis pedigree untuk menganalisis

silsilah keluarga karakter menggulung lidah dan melipat lidah serta mencoba

untuk mengetahui genotipe diri sendiri untuk masing-masing karakter.


I.2 Tujuan Percobaan

Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu :

1. Menganalisis silsilah keluarga karakter menggulung dan melipat lidah.

2. Mencoba untuk mengetahui genotipe diri sendiri untuk masing-masing

karakter.

I.3 Waktu dan Tempat Percobaan

Adapun waktu percobaan ini berlangsung pada hari Senin tanggal 12

Maret 2018 pukul 14:00-17:00 WITA dan bertempat di Laboratorium Genetika,

Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Universitas Hasanuddin, Makassar.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Tinjauan Umum

Dalam mempelajari suatu karakter pada manusia, kita tidak dapat

membuat suatu uji perkawinan, dan kita tidak dapat menghasilkan generasi F1, F2

dan seterusnya dari orang tua yang diketahui secara pasti bergenotip homozigot

untuk mempelajari pola pewarisan karakter menurun. Selain karena bertentangan

dengan nilai keagamaan, moral dan etika juga karena daur generasi yang lama dan

jumlah keturunan relatif sedikit. Salah satu cara yang dipakai untuk mempelajari

karakter (sifat) menurun pada manusia adalah dengan membuat suatu daftar

silsilah keluarga (pedigree) yang menyangkut sebanyak mungkin generasi dan

memperlihatkan individu yang normal maupun yang menampakkan sifat yang

hendak diteliti (Arsal, 2012).

Seorang ahli genetika adalah manusia biasa yang memiliki jangka waktu

tertentu untuk hidup sehingga sangat tidak praktis untuk menunggu sampai tiga

generasi atau lebih untuk mempelajari sifat menurun tertentu. Bila kita tidak dapat

menunggu untuk melihat generasi selanjutnya dengan jalan mengumpulkan

informasi tentang seluruh anggota keluarga yang masih hidup dan mendapatkan

sebanyak mungkin informasi tentang generasi terdahulu. Kemudian

menggambarkannya dalam suatu bagan atau silsilah keluarga, hal ini disebut

analisa pedigree. Dengan semakin banyaknya informasi yang diperoleh dan

dengan melakukan lebih banyak pemeriksaan akan lebih memungkinkan untuk

membuat kesimpulan tentang mekanisme pewarisan gen atau gen-gen yang sesuai

dengan sifat yang sedang dipelajari (Arsal, 2012).


Prinsip tentang pewarisan sifat pertama kali dikemukan oleh Gregor

Mendel, dikatakan bahwa gen anak merupakan perpaduan (persilangan) dari gen

dari kedua orangtuanya. Beberapa jenis penyakit atau kelainan akan menunjukkan

adanya kejadian berulang yang dialami oleh lebih dari satu orang yang memiliki

hubungan saudara satu sama lain. Berdasarkan pola yang ditunjukkan dari catatan

silsilah keluarga (family tree, pedigree), kita dapat memperkirakan sifat suatu

penyakit, apakah penyakit tersebut bersifat diturunkan dari orang tua atau tidak.

Dari pola yang tampak pada bagan riwayat keluarga (pedigree) dapat kita ketahui

mekanisme penurunan suatu penyakit (Perkasa, dkk., 2012).

II.2 Kebakaan

Kebakaan atau yang biasa disebut genetika berasal dari Bahasa Latin

genos yang berarti suku bangsa atau asal usul. Dengan demikian genetika berarti

ilmu yang mempelajari bagaimana sifat keturunan (hereditas) yang diwariskan

kepada anak cucu, serta variasi yang mungkin timbul di dalamnya. Menurut

sumber lainnya, genetika berasal dari Bahasa Yunani genno yang berarti

melahirkan. Jadi genetika adalah ilmu yang mempelajari berbagai aspek yang

menyangkut pewarisan sifat dan variasi sifat pada organisme maupun sub-

organisme (virus dan prion) (Elvita, dkk., 2008).


II. 3 Pewarisan Sifat Autosomal

II.4 Analisis Pedigree


BAB III

METODE PERCOBAAN

III.1 Alat dan Bahan

III.1.1 Alat

Adapun alat yang digunakan selama praktikum yaitu alat tulis berupa

kertas dan pulpen.

III.1.2 Bahan

Adapun bahan yang digunakan selama praktikum yaitu lidah kepunyaan

diri sendiri dan keluarga.

III.2 Cara Kerja

Adapun cara kerja praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Dilakukan penggulungan lidah sendiri kemudian dicatat hasilnya.

2. Dilakukan pelipatan lidah sendiri kemudian dicatat hasilnya.

3. Dilakukan penggulungan dan pelipatan lidah pada anggota keluarga ayah dan

ibu.

4. Dibuat pedigree atau silsilah berdasarkan penggulungan dan pelipatan lidah

yang telah dilakukan.

5. Ditentukan pola penurunan masing-masing karakter.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil

IV.1.1 Kebakaan

1. Data Individu

No. Sifat Baka Genotipe Fenotipe

1. Lesung Dagu (D) d Tidak

Ujung Daun Telinga

2. Menggantung (E) e Tidak

3. Ibu Jari Kiri Keatas (F) f Tidak

4. Rambut pada Jari (M) M Ya

5. Gigi Seri Bercelah (G) g Tidak

2. Data Kelompok

No. Sifat Baka Dominan Resesif

1. Lesung Dagu (D) - 9

Ujung Daun Telinga

2. Menggantung (E) 6 3

3. Ibu Jari Kiri Keatas (F) 1 8

4. Rambut pada Jari (M) 9 -

5. Gigi Seri Bercelah (G) 1 8


IV.1.2 Analisis Pedigree

1. Melipat Lidah

aa aa aa aa

aa aa aa aa aa
aa

aa

aa aa

2. Menggulung Lidah

BB bb bb Bb

bb Bb bb bb bb

bb

bb

bb bb
Keterangan :

= Individu tidak bisa menggulung dan melipat lidah

= Individu yang bisa menggulung lidah

= Individu yang sudah meninggal

= Individu yang dimaksud

IV.2 Pembahasan

Data individu mengenai kebakaan menunjukkan bahwa praktikan (diri

sendiri) tidak memiliki lesung dagu yang bergenotipe d, tidak memiliki daun

telinga yang menggantung yang bergenotipe e, tidak dapat menekuk ibu jari ke

atas dengan genotipe f, memiliki rambut pada jari yang bergenotipe M dan tidak

memiliki gigi bercelah dengan genotipe g. Berdasarkan data tersebut, ternyata

sifat yang dimiliki oleh praktikan menunjukkan adanya gen resesif. Sedangkan

sifat yang tidak dimiliki oleh praktikan ditunjukkan dengan gen dominan.

Data kelompok mengenai kebakaan menunjukkan bahwa terdapat 9 orang

yang tidak memiliki lesung dagu, 6 orang memiliki ujung daun telinga yang

menggantung dan 3 orang yang memiliki ujung daun telinga yang melekat, 1

orang yang dapat menekuk ibu jari kiri keatas dan 8 orang lainnya tidak bisa, 9

orang memiliki rambut di jarinya masing-masing, dan hanya 1 dari 9 orang yang

memiliki gigi seri bercelah.


Percobaan analisis pedigree bertujuan untuk mengetahui kemungkinan

sifat yang diwariskan yaitu menggulung dan melipat lidah. Analisis pedigree

dilakukan pada masing-masing praktikan beserta keluarga dari generasi pertama

hingga generasi ketiga. Sebelum dibuat diagram silsilah keluarga dari setiap

praktikan, terlebih dahulu dilakukan pendataan serta tes menggulung atau melipat

lidah kepada diri sendiri, saudara, orang tua, kakek dan nenek serta saudara dari

orang tua. Setelah dilakukan pendataan maka dibuatlah silsilah tentang pewarisan

sifat menggulung dan melipat lidah. Untuk individu laki-laki diberi simbol kotak

sedangkan untuk perempuan diberi simbol lingkaran. Sedangkan untuk individu

yang memiliki sifat menggulung atau melipat lidah, diberi warna biru pada

simbolnya. Untuk individu yang telah meninggal dalam keluarga, ditambahi tanda

garis miring pada diagramnya. Kemudian, untuk individu yang rujuk mengenai

sifat yang telah diwarisinya oleh keluarga yaitu diri sendiri, diberi simbol tanda

panah.

Pada diagram silsilah melipat lidah, dapat dilihat bahwa praktikan (diri

sendiri) tidak bisa melipat lidah. Hal ini terjadi karena ayah yang bergenotip aa

homozigot resesif yang tidak bisa melipat lidah menikah dengan ibu yang

bergenotipe aa homozigot resesif sehingga anak yang dihasilkan sebanyak 1 orang

laki-laki dan 1 orang perempuan yang bergenotip aa homozigot resesif yang tidak

bisa melipat lidah. Dapat pula dilihat bahwa dari generasi pertama sampai

generasi ketiga tidak ada satu orang pun yang bisa melipat lidah karena semuanya

bergenotip bb homozigot resesif.

Pada diagram silsilah menggulung lidah, dapat dilihat bahwa praktikan

(diri sendiri) tidak bisa menggulung lidah. Hal tersebut bisa terjadi karena ayah

yang memiliki genotip Aa heterozigot menikah dengan ibu yang bergenotip aa


resesif homozigot sehingga anak yang dihasilkan sebanyak 1 orang laki-laki dan 1

orang perempuan bergenotipe bb reresif homozigot. Pada generasi pertama,

terdapat 1 orang yang bergenotip Bb heterozigot yaitu laki-laki (kakek), 2 orang

bergenotip bb resesif homozigot yaitu ibu dari ayah dan ayah dari ibu dan

genotipe BB homozigot dominan Ayah dari ayah, dimana kedua orang tua ayah

telah meninggal dan juga ayah dari ibu.

Sementara pada generasi kedua dihasilkan 1 orang bergenotip Bb

heterozigot, yaitu ayah dan 4 orang bergenotip bb resesif homozigot. Dari

pernikahan ayah dan ibu menghasilkan 2 orang anak yaitu, 1 orang laki-laki dan 1

orang perempuan yang tidak bisa menggulung lidah dan memiliki genotipe bb

resesif homozigot.

Dapat dilihat bahwa ternyata dalam suatu keluarga yakni 3 generasi, lebih

banyak yang tidak dapat menggulung lidah karena adanya gen resesif. Pada

diagram silsilah menggulung lidah ada 10 orang yang tidak bisa menggulung

lidah dan ada 3 orang yang bisa menggulung lidahnya. Pada diagram silsilah

karakter melipat lidah terlihat bahwa dari 3 generasi tidak ada satu pun yang bisa

melipat lidahnya. Hal ini disebabkan oleh adanya gen aa homozigot resesif.

Melipat lidah hanya bisa terjadi jika individu memiliki gen dominan AA.
BAB V

PENUTUP

V.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari percobaan ini yaitu :

1. Untuk karakter menggulung lidah, terdapat 3 orang yang bisa menggulung

lidah dan 10 orang yang tidak bisa menggulung lidah. Karakter menggulung

lidah diwakili oleh genotipe dominan BB dan untuk karakter melipat lidah

tidak ada satu pun dari tiga generasi yang dapat melipat lidah.

2. Untuk genotipe karakter melipat lidah yaitu aa homozigot resesif dan genotipe

untuk karakter menggulung lidah yaitu bb homozigot resesif.

V.2 Saran

V.2.1 Saran untuk Laboratorium

Diharapkan agar kebersihan laboratorium dapat dipertahankan sehingga

ketika akan diadakan praktikum, praktikan dan asisten dapat merasa nyaman

selama berada di laboratorium.

V.2.2 Saran untuk Asisten

Diharapkan kepada asisten agar tetap sabar menghadapi praktikan yang

sulit mengatur jadwal untuk asistensi dan masih ada praktikan yang terlambat

mengumpulkan laporan.

V.2.3 Saran untuk Praktikan

Diharapkan kepada praktikan agar dapat melakukan asistensi tanpa

penundaan dan menepati waktu yang telah ditetapkan untuk mengumpulkan

laporan.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai