Anda di halaman 1dari 10

BAB II

GAMBARAN UMUM

2.1 Aspek Teknis


Berdasarkan Permen PU No.03 Tahun 2013, pengembangan aspek teknis (kebutuhan prasarana
dan sarana persampahan meliputi kegiatan:
a. Pembatasan Timbulan Sampah;
b. Pendauran Ulang Sampah
c. Pemanfaatan Kembali Sampah;
d. Pemilahan Sampah;
e. Pengumpulan Sampah;
f. Pengangkutan Sampah;
g. Pengolahan Sampah;
h. Pemrosesan Akhir Sampah

Gambar 2.1 Skema Kegiatan Operasional Persampahan Kota Denpasar


Sumber : Masterplan Persampahan Kota Denpasar,2010

Fungsi :

Sebagai komponen yang secara langsung berhubungan dengan objek sampah / Operasional sehari-
hari. Sumber sampah kota Denpasar terdiri atas sampah pemukiman dan sampah non permukiman.
Yang tergolong sampah non pemukiman adalah sampah – sampah yang bersumber dari kantor,
toko, sekolah, pasar, dan fasilitas umum lainya. Menurut data hasil studi penanganan limbah padat
(persampahan) Kota Denpasar tahun 2010 timbulan sampah dibedakan menjadi timbulan sampah
organik dan anorganik. Rekapitulasi data volume timbulan sampah pemukiman dapat dilihat pada
tabel dibawah ini
Tabel 2.1 Rekapitulasi Volume Sampah di Kota Denpasar
Volume timbulan sampah (m3/hari)
No. Uraian Voume (m3/Hari)
Organik Anorganik
Sampah perumahan 4021,07
A - Volume sampah 1863,1 2157,97
- Persentase 46,33 53,67
Sampah Non Perumahan
1. Toko 85 45,05 39,95
2. Kantor 137 24,66 112,34
3. sekolah 165 69,3 95,07
4. jalan/taman 63 45,36 17,64
B 5. hotel/restoran/R.makan 140 81,2 58,8
6. fasilitas umum 92 44,16 47,84
- Volume sampah 682 309,73 372,27
- Persentase 48,5 51,5
Total volume sampah 4703,07 2172,83 2530,24
Persentase total 47,41 52,59
Sumber : Masterplan Persampahan Kota Denpasar,2010

Dari uraian diatas dapat dilihat volume sampah kota denpasar mencapai angka 4703,07 m3 per
harinya. Dilihat dari sampah organik dan anorganiknya terjadi pergesaran, dimana pada masa
sekarang ini jumlah sampah organik semaikn sedikit dan terjadi peningkatan pada sampah
anorganik. Hal ini kemungkinan terjadi akibat adanya penggunaan sampah plastik dan kertas yang
semakin banyak di kalangan masyarakat.

2.1.1 Sistem Pemilahan Sampah


Pemilahan sampah dilakukan dari sumbernya dengan jenis sampah yang terdiri dari :
1. Organic
2. Non organic, yang terbagi menjadi : plastic, kertas dan linnya.
Dapat dilihat pada Tabel 2.2 berikut
Tabel 2.2 Komposisi Sampah Kota Denpasar
% Terhadap volume
No. Uraian Non organic
Organic
Plastic Kertas Lainnya Total
A Sampah perumahan 46,33 53,67 33,33 15 5,33 53,67
B Sampah non-perumahan
1. Toko 53 28 16 3 47
2. Kantor 18 24 51 7 82
3. Sekolah 42 23 31 4 58
4. Jalan/taman 72 15 10 3 28
5. Hotel/restaurant/R.makan 58 17 21 4 42
6. Fasilitas umum 48 25 19 8 52
Total sampah non perumhan 48,5 22 24,67 4,83 51,5
Sumber : Masterplan Persampahan Kota Denpasar,2010
2.1.2 Sistem Pewadahan Sampah
Pewadahan sampah adalah aktifitas menampung sampah sementara yang dilakukan oleh penghasil
sampah (sumber sampah)/petugas penyapu sampah dengan menggunakan tempat sampah yang
besarnya disesuaikan dengan tingkat volume sampah yang dihasilkan. Penyapuan di Kota denpasar
dilakukan dengan sistem swakelola, wilayah kerja dibagi menjadi 10 sektor yang meliputi seluruh
kota denpasar. Penyapuan diutamakan pada ruas jalan protokol dengan pertimbangan pada ruas
yang dimaksud merupakan jalan utama dan padat aktivitas terutama Kegiatan Jasa perniagaan.

Tabel 2.3 umlah Sarana Prasarana Pewadahan sampah Kota Denpasar


No. Alat pewadahan Vol (unit) Kapasitas Nilai
1 Bin/Tong Sampah 70 ltr 1885 70 ltr Rp 1.659.756.250
2 Bin/Tong Sampah 1 m3 270 1 m3 Rp 651.592.050
3
3 Bin/Tong Sampah 1 m beroda 40 1 m3 Rp 139.700.000
4 Bin/Tong Sampah 40 ltr 50 40 ltr Rp 25.300.000
5 Bin/Tong Sampah pemilah 20 1 m3 Rp 69.850.000
Sumber : Masterplan Persampahan Kota Denpasar,2010

Gambar 2.2 Sarana dan Prasarana Pewadahan Sampah Kota Denpasar


Sumber : Masterplan Persampahan Kota Denpasar,2010

2.1.3 Sistem Pengumpulan Sampah


Pengumpulan sampah adalah aktivitas penanganan yang tidak hanya mengumpulkan sampah dari
wadah individu atau dari wadah komunal (bersama) melainkan mengangkutnya ke tempat terminal
tertentu, baik dengan pengangkutan langsung maupun tidak langsung. Tahap pengumpulan
tentunya sangat terkait dengan kondisi BIN/kontainer/depo/TPS yang tersebar di seluruh Kawasan
Kota Denpasar.
- Kondisi BIN/bak sampah yang ada lapangan sebagian besar (70%) rusak. Kodisi depo di
Denpasar relative baik kecuali depo di Jl. Cok Agung Tresna dan sidakarya diratakan (tidak
ada bangunan) karena diganti dengan container
- Dikaji secara sistem operasional maupun fisik kontruksi depo/container sangat diperlukan
karena lokasinya dekat dengan masyarakat (sumber sampah) baik untuk lokasi pemilihan (3R)
dan pengolahan sampah
- Untuk depo yang dikelola masyarakat sebaiknya dibuat sedemikian rupa untuk keperlian 3R
yang berguna untuk mendukung UU No.18 tahun 2008 (masyarakat wajib mengelola sampah
dengan 3 R)
- Adapun masalah / kendala di depo selama ini adalah perilaku tidak disiplin masyarakat
terhadap jadwal pembuangan menggunakan mobil (roda 4 atau roda 4) ke Depo/TPS yang
menyebabkan penumpukan sampah di Depo/TPS sehingga menimbulkan bau tidak sedap di
sekitarnya.
- Solusi dari permasalahan itu adalah ditetapkannya aturan mengenal waktu pembuangan
sampah di depo/tps disertakan dengan sangsi tegas jika kedapatan ada warga yang melanggar
ketentuaan tersebut.
- Kegiataan operasional kebersihan DKP Kota Denpasar dibagi menjadi beberapa shift, yaitu
sebagai berikut

Tabel 2.4 Kegiatan Operasional Kebersihan


Kegiatan Jadwal Tugas
Penyapuan Shift 1 : 06.00-11.00 Menyapu bdan jalan dan telanjakan
Shift 2 : 12.00-17.00 rumah tangga yang dilayani
Pengumpulan sampah Shift 1 : 06.00-11.00 Mengatur, menjaga, dan mengawasi
pembuangan sampah dilokasi container
dan transferdepo
Shift 2 : 12.00-17.00
Pengangkutan sampah ke Shift 1 : 05.30-10.00 Menaikan dan mengangkut sampah
TPA Shift 2 : 10.00-12.00 rumah tangga di sepanjang jalan yang
Shift 3 :13.00-15.30 dilayani
Shift 4 :15.30 - selesai
Sumber : Masterplan Persampahan Kota Denpasar,2010

Tabel 2.5 umlah Sarana Prasarana Pengumpulan sampah Kota Denpasar


No. Alat pengumpulan Vol (unit) Kapasitas Nilai
1 Transfer depo /TPS 17
2 Container 52 6 Rp 771.902.00
3 Gerobak sampah 635 2 Rp 1.894.010.250
4 Motor sampah 2
Sumber : Masterplan Persampahan Kota Denpasar,2010
Gambar 2.3 Sarana Pengumpulan Sampah Kota Denpasar
Sumber : Masterplan Persampahan Kota Denpasar,2010

2.1.4 Sistem Pengolahan Sampah


Pengolahan sampah dengan metode 3R juga telah dilaksanakan oleh DKP Kota Denpasar, dimana
kegiatan pengolahan sampah 3R bertujuan untuk mengurangi volume sampah organik dan non
organik yang masuk ke TPA Sarbagita, sehingga diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif
untuk mengurangi volume sampah yang masuk ke TPA sehingga umur layanan TPA dapat
berfungsi lebih lama. Pengolahan sampah 3R di Kota Denpasar di beberapa lokasi yaitu sebagai

berikut :

1. Pengolahan sampah 3R di Banjar Gelogor Carik, Desa Pemogan dengan kegiatan pada TPST
yaitu pemilahan barang lapak dan pengolahan sampah menjadi kompos. Dengan falitas yang
ada yaitu 1 unit mesin pencacah organik, 1 unit mesin pencacah non organik, 1 unit ayakan, 3
unit permentasi dari bambu dan 1 unit truk kap 4 m3. Sampah yang diolah setiap harinya rata
– rata 12 m3 yang terdiri dari sampah lapak 0,6 m3/hr, Sampah organik 7,2 m3/hr, sampah
organik kompos 2,4 m3/hr dan residu ke TPA 1,8 m3/hr.
2. Pengolahan sampah 3R di Kelurahan Sanur Kaja, Kecamatan Denpasar Selatan dengan
kegiatan pada TPST yaitu pemilahan barang lapak dan pengolahan sampah menjadi kompos.
Dengan falitas yang ada yaitu 1 unit mesin pencacah organik, 1 unit mesin pencacah non
organik, 1 unit Kontainer dan 6 unit gerobak sampah serta bangunan pelengkap untuk proses
pemilahan sampah dan pengomposan.
3. Pengolajan sampah 3R di Kelurahan Renon luas tanah yang disediakan sekitar 1710 m2, dibuat
satu unit bangunan TPST dengan luas sekitar 1952,74 m2 yang terdiri :
 Ruang komposting/pengolahan (hanggar) = 1045 m2
 Ruang kantor (include = kamar mandi dan teras) = Lantai 1 = 52 m2 dan Lantai 2 = 53 m2
 Gudang Kompos = 9 m2
 Gudang Granular = 9 m2
Dan sarana 3 R yang dapat diadakan:
 Gerobak Sampah : 1 Unit
 Mesin pencacah : 1 Unit
 Mesin Pengayak : 1 Unit
 Mesin Granular : 1 Unit
 Pompa air : 1 Unit
 Timbangan : 1 Unit

Gambar fasiltas pengolahan sampah 3R di Kelurahan Sanur Kaja, Kecamatan Denpasar Selatan
Sumber : Masterplan Persampahan Kota Denpasar,2010

2.1.5 Sistem Pengangkutan Sampah


Pemindahan sampah adalah kegiatan sampah hasil pengumpulan ke dalam alat pengangkutan
untuk dibawa ketempat pembuangan akhir. Jenis pengangkutan sampah di Kota Denpasar yaitu
Dump truck, Arm Roll Truk, Truk biasa, Kijang station dan Kijang Pick UP. Pengangkutan
sampah tentunya berhubungan dengan waktu pengangkutan serta kepadatan lalu lintas yang dilalui
oleh truck pengangkut tersebut setelah dilakukan pengamatan langsung dilapangan maka diperoleh
jalur-jalur yang mengalami rute angkut yang paling padat adalah JL. Gunung Agung, Jl. Imam
Bonjol, Jl. Nangka, Jl.Setia Budi, Jl. Yudistira, Jl. Arjuna, Jl. Sumatera, Jl. Ratna, Jl. Hayam
Wuruk dan Jl. Diponegoro.

Cakupan pelayanan angkutan sampah oleh DKP Kota Denpasar mencapai 82.26% dari seluruh
produksi sampah di Kota Denpasar. Sisanya sebesar 13% sampah diangkut ke TPA oleh PD. Pasar,
masyarakat dan jasa sampah swasta (swakelola), 7% sampah sudah diolah menjadi kompos, dan
6% dibuang ditanah masyarakat yang kosong (tegalan). Jenis pengangkutan sampah di Kota
Denpasar yaitu Dump truck, Arm Roll Truk, Truk biasa, Kijang station dan Kijang Pick UP.
Jumlah Sarana pengangkutan di Kota Denpasar adalah sebagai berikut :
Tabel 2.6 Jumlah Sarana Prasaran Pengangkutan Sampah Kota Denpasar
No. Alat pengangkutan Unit Merek Tahun Produksi
1 Dump truck 60 Toyota 1998-2010
2 Arm roll truck 12 Daihatsu, hino, isuzu dan mitsubsihi 1997-2003
3 Truk biasa 7 Isuzu dan Toyota 1981-105
4 Kijang station 4 Toyota 1985-1998
5 Kijang pick up 8 Toyota 1992-2005
Sumber : Masterplan Persampahan Kota Denpasar,2010

Gambar 2.3 Sarana Pengangkutan Sampah Kota Denpasar


Sumber : Masterplan Persampahan Kota Denpasar,2010

2.1.6 Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)


Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk dan perkembangan ekonomi dengan segala
dinamikanya di Provinsi Bali, khususnya di wilayah SARBAGITA (Denpasar, Badung, Gianyar,
Tabanan) telah mengakibatkan terjadinya peningkatan timbulan sampah yang semakin cepat.
Kondisi tersebut secara otomatis telah membawa akumulasi permasalahan yang semakin
kompleks. Berbagai macam cara telah diterapkan untuk mengatasinya, tetapi hasilnya belum
memuaskan, bahkan kecenderungannya semakin sulit dikendalikan. Permasalahan tersebut
ditambah lagi dengan semakin sulitnya mencari lokasi untuk Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)
Sampah, sehingga semakin kompleknya permasalahan sampah yang harus dihadapi. Pemerintah
Daerah di wilayah SARBAGITA (Denpasar, Badung, Gianyar dan Tabanan) membuat
kesepakatan untuk menerapkan sistem pengelolaan persampahan secara regional dan terpusat
dengan aplikasi teknologi pengolahan sampah terpadu yang disebut dengan IPST (Instalasi
Pengolahan Sampah Terpadu). TPA Sarbagita merupakan TPA Regional yang melayani Kota
Denpasar, Kabupaten Badung, Kabupaten Gianyar, dan Kabupaten Tabanan. Lokasi TPA
Sargabita ada di TPA Suwung. Dari 38 Ha kawasan TPA, 10 Ha digunakan untuk IPST yang
dikelola PT. Noei dan 28 Ha digunakan sebagai TPA.

 Lokasi TPA SARBAGITA


Letak TPA Sarbagita dalam peta foto udara dapat ditunjukkan pada gambar sebagai berikut

Gambar 2.4 Lokasi TPA Sarbagita dalam Peta Foto Udara


Sumber : Masterplan Persampahan Kota Denpasar,2010

TPA Sarbagita dengan luasan kurang lebih 38 Ha terletak di kampung SuwungKangin , Desa
Suwung, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar. Gambaran TPA Sarbagita dengan sistem
open dumping dan kegiatan pemulung di TPA Sarbagita dapat ditunjukkan pada dokumentasi
berikut :

Gambar 2.3 Lokasi TPA Sarbagita dalam Peta Foto Udara


Sumber : Masterplan Persampahan Kota Denpasar,2010
Sampah di wilayah SARBAGITA berasal dari sampah domestik dan sampah non- domestik yang
meliputi sampah pemukiman, pertokoan, restoran, hotel, perkantoran, fasilitas umum, sapuan jalan
dan pariwisata yang sebagian besar merupakan sampah organik. Di wilayah Kota Denpasar dan
Kabupaten Badung pengelolaan sampah dilakukan oleh DKP (Dinas Kebersihan dan Pertamanan)
dan swakelola masyarakat. Di Kabupaten Gianyar pengelolaan sampah dilakukan oleh KLH
(Kantor Lingkungan Hidup) dan swakelola masyarakat. Sedangkan di Kabupaten Tabanan
pengelolaan sampah dilakukan oleh DKP (Dinas Kebersihan dan pertamanan) dan swakelola
masyarakat. Sedangkan wilayah lain yang belum mendapat penanganan, sampah yang dihasilkan
pada umumnya masih dikelola secara on-site (setempat) yaitu dengan cara dibakar, ditimbun dan
dibuang ke sungai-sungai.

SARBAGITA merupakan pusat pengolahan sampah terpadu dengan konsep berbasis 3R (Reduce,
Reuse, Recycling) di TPA. Untuk jangka panjang pengelolaan sampah di kota Denpasar akan
dilakukan secara terpadu dengan bekerjasama dengan 3 kabupaten lain dengan nama
SARBAGITA (Denpasar, Badung, Gianyar dan Tabanan). Pusat pengelolaan sampah terpadu
dilakukan di TPA Sampah Suwung, bekerjasama dengan pihak ketiga yang bertujuan mengelola
sampah menjadi energi yang dapat dimanfaatkan yaitu energi listrik. Sistem pengolahan sampah
di IPST adalah menggunakan Sistem GALFAD (Gassification, Land Fill, Anaerob Diggestion).
Tujuan strategis dari fasilitas yang ditawarkan adalah pemanfaatan potensi sampah sebagai sumber
daya yang sudah tercemar (contaminated resource). Hal ini berarti dengan menggunakan teknik
pemisahan yang sesuai, berbagai jenis sampah dapat dipakai pada berbagai jenis peralatan konversi
energi sehingga dapat memaksimalkan efisiensi konversi sampah menjadi energi yang bernilai
ekonomis. Saat ini TPA Sarbagita beroperasi sebagian masih menggunakan sistem open dumping
sehingga dikhawatirkan akan mengakibatkan pencemaran pada lingkungan terdekat, sehingga
diperlukan peningkatan kualitas. Meskipun di dalam lokasi juga terdapat kegiatan pengembangan
kualitas TPA yang telah dikelola oleh PT Navigat Organik Energi Indonesia (NOEI) namun pada
areal lahan lainnya kurang lebih 28 Ha masih memerlukan peningkatan kualitas.

TPA Sarbagita merupakan salah TPA Regional yang melayani wilayah-wilayah Denpasar,
Badung, Gianyar, dan Tabanan mempunyai potensi dan permasalahan yang dapat dijadikan dasar
dalam pembenahan kualitas sebagai sebuah TPA Regional.

Potensi

- Lokasi lahan TPA yang jauh dari permukiman dan merupakan TPA terluas di Provinsi Bali
- Status lahan merupakan milik Kanwil Kehutanan dengan adanya kerjasamauntuk peminjaman
lahan yang akan di pakai untuk pengelolaan sampah terpadu yang memungkinkan pengembangan
TPA untuk kawasan SARBAGITA
2.1 Aspek Non Teknis
2.1.1 Aspek Kelembagaan
2.1.2 Aspek Peran Serta Masyarakat
2.1.3 Pendanaan dan Pembiayaan
2.1.4 Aspek Peraturan

Anda mungkin juga menyukai