PENDAHULUAN
1
dalam pembuatan model gig tiruan. Selain itu kegunaan klinis maupun
laboratorium yang lain yaitu untuk membuat model kerja maupun model
studi sehingga bahan gypsum ini harus mempunyai kekuatan tekan yang
kuat agar tidak rusak dalam pembuatan restorasi gigi tiruan. Gipsum juga
dapat digunakan sebagai pengikat untuk silikat dalam gold alloy casting
investment, soldering investment, dan investment untuk alloy nikel-kromium
dengan titik lebur rendah. Produk ini juga digunakan dalam proses
pembuatan complete denture. Alasan utama untuk penggunaan gipsum pada
berbagai macam keperluan itu adalah sifat material gipsum yang mudah
dimodifikasi secara fisis dan kimiawi.1
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
d. Menyalakan stopwatchpada saat mulai pencampuran antara gipsum dan air, pada saat
itu mulai dihitungsetting time.
e. Mengaduk gipsum dan air sampai homogen menggunakan spatuladengan
gerakan memutar selama 1 menit, bersamaandengan itu memutar mangkuk
karet secara perlahan-lahan. Kemudianmeletakkan adonan gipsum di atas
vibrator dengan kecepatan rendahselama 30 detik untuk menghilangkan
gelembung udara.
f. Mengolesi cetakan dengan vaselin, kemudian menuangkan adonangipsum ke dalam
cetakan di atas vibrator yang sudah dihidupkandengan kecepatan rendah untuk
menghilangkan udara yang terjebak,lalu meratakan permukaan cetakan.
Gambar 1. Menusuk
permukaan cetakan
dengan jarum Gillmore
untuk menentukan initial
setting
4
Pengukuran pengerasan akhir (final setting)
a. Setelah jarum Gillmore dengan ukuran 1/12 inch tidak dapat
menusuk permukaan adonan gipsum lagi, kemudian memindahkan cetakan gipsum ke
bawah jarum berukuran 1/24 inch dengan beban 1 pound.
b. Menyalakanstopwatchpada saat menusuk permukaan adonan gipsum dengan cara seperti
pada pengukuraninitial settingsampai jarum tidak dapat menusuk permukaan
adonan gipsum. Pada saat itustopwatchdimatikan dan mencatat waktu.
Pengukuran initial setting dan final setting pada saat praktikum diamati setiap
30 detik sekali sampai setting time.
5
Dari praktikum yang kami lakukan kami mendapatkan hasil sebagai berikut:
6
disebutkan dalam spesifikasi. Selain itu, gypsum tipe II dapat digunakan sebagai
model studi.2
7
b. Bubuk hemihidrat terlarut sampai terbentuk larutan jenuh
c. Larutan jenuh ini sangat penuh dengan dihidrat sehingga dihidrat mengendap
d. Ketika dihidrat mengendap, larutan sudah tidak lagi jenuh dengan
hemihidrat, maka hemihidrat akan terus terlarut. Kemudian proses berlanjut 3
2. Setting expansion
Setting expansion merupakan hasil dari pertumbuhan kristal dari nukleus yang
saling berikatan satu dengan lainnya dan menyebabkan suatu tekanan atau
dorongan keluar yang terjadi pada semua kristal gipsum. Hal ini juga yang
memengaruhi perubahan dimensi dari suatu hasil cetakan. Setiap tipe gipsum
memiliki ekspansi massa yang berbeda-beda yang dapat diamati pada saat
perubahan partikel hemihidrat menjadi dihidrat, berdasarkan komposisi produk
gipsum ekspansi linier yang dapat diamati sekitar 0,06% - 0,5%. 3
3. W/p ratio
W/p ratio atau perbandingan air dan bubuk gipsum merupakan faktor penting
dalam menentukan sifat fisik dan kimia dari produk akhir gipsum. Semakin
banyak air yang digunakan untuk pengadukan maka akan semakin sedikit jumlah
nukleus pada unit volume, misalnya semakin tinggi perbandingan air dan bubuk
gipsum akan menyebabkan semakin lama waktu pengerasan yang dibutuhkan dan
semakin lemah kekuatannya. Setiap tipe gipsum memiliki w/p ratio yang berbeda,
namun secara umum gipsum tipe I memiliki w/p ratio 50-75 ml air : 100 gram
bubuk gipsum, gipsum tipe II memiliki w/p ratio 45-50 ml air : 100 gram bubuk
gipsum, gipsum tipe III memiliki w/p ratio 28-30 ml air : 100 gram bubuk gipsum,
gipsum tipe IV memiliki w/p ratio 22-24 ml air : 100 gram bubuk gipsum dan
gipsum tipe V memiliki w/p ratio 18-22 ml air : 100 gram bubuk gipsum.3
8
4. Kekuatan kompresi
Kekuatan produk gipsum umumnya dinyatakan dalam istilah kekuatan
kompresi. Berdasarkan teori pengerasan, maka suatu produk gipsum akan
memiliki kekuatan yang meningkat pada saat bahan mulai mengeras. Kekuatan
kompresi gipsum berbeda setiap tipenya, gipsum tipe I memiliki kekuatan
kompresi 4 MPa atau sekitar 580 psi, gipsum tipe II memiliki kekuatan kompresi 9
MPa atau sekitar 1300 psi, gipsum tipe III memiliki kekuatan kompresi 20,7 MPa
atau sekitar 3000 psi. 3
9
kurang lebih 15 detik, diikuti pengadukan dengan vacuum mixer selama 20-30
detik.3
10
Gipsum → Produk gipsum + air
11
2.4.6 Mekanisme setting GipsumTipe II (Plaster)
Operator dapat mengvariasikan setting time dengan alasan tertentu
dengan mengubah rasio W/P dan waktu pengadukan. Operator dapat mengubah
setting time dengan mengubah temperatur air yang digunakan untuk mengaduk
dan mengubah tingkat spatulasi. Rasio W/P berpengaruh pada setting time.
Semakin banyak air pada adonan model plaster, semakin lama setting time.
Semakin tinggi spatulasi,setting time diperpendek. 4
a. Efek Spatulasi
Proses pengadukan yang disebut spatulasi memiliki efek pasti pada setting
time dan setting expansion material. Peningkatan jumlah spatulasi (baik
kecepatan waktu spatulasi atau keduanya) memperpendek waktu setting.
Ketika bubuk ditempatkan di air, reaksi kimia dimulai, dan beberapa kalsium
sulfat dihidrat terbentuk. Selama spatulasi, kalsium sulfat dihidrat yang baru
terbentuk pecah menjadi kristal yang lebih kecil dan memulai nukleasi yang
baru, karena kalsium sulfat dihidrat dapat diendapkan. Karena peningkatan
jumlah spatulasi menyebabkan nuklei tengah terbentuk, konversi kalsium
sulfat hemihidrat menjadi dihidrat semakin cepat.5
b. Efek Temperatur
12
sulfat meningkat, yang cenderung meningkatkan tingkat reaksi dan
memperpendek setting time. 5
c. Efek Humiditas
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Gipsum merupakan produk samping dari beberapa proses kimia.
Gypsum yang dihasilkan untuk tujuan kedokteran gigi adalah kalsium sulfat
dihidrat ( CaSO4.2H2O ) murni. Produk gypsum dalam kedokteran gigi
digunakan untuk membuat model studi dari rongga mulut serta struktur
maksilo fasial dan sebagai piranti penting untuk pekerjaan laboratorium
kedokteran gigi yang melibatkan pembuatan protesa gigi.1
Saat ini penggunaan gypsum dalam kedokteran gigi telah meluas.
Penggunaan tersebut dapat diperlihatkan dalam pembuatan model gig tiruan.
Selain itu kegunaan klinis maupun laboratories yang lain yaitu untuk
membuat model kerja maupun model studi sehingga bahan gypsum ini harus
mempunyai kekuatan tekan yang kuat agar tidak rusak dalam pembuatan
restorasi gigi tiruan Di alam, gypsum merupakan masa yang padat dan
berwarna abu-abu, merah atau coklat. warna tersebut disebabkan adanya zat
lain seperti tanah liat, oksidasi besi, anhidrat, karbokhidrat, sedikit SiO2 atau
oksida logam.
Gipsum tipe II (Model Plaster) adalah jenis gypsum yang terdiri dari
kalsium sulfat terkalsinasi atau β-hemihidrat sebagai bahan utamanya dan zat
tambahan untuk mengontrol setting time. Setting dari gypsum dipengaruhi
oleh W/P rasio dan komposisinya. Semakin banyak powdernya, semakin
kental pula campuran tersebut. Semakin kental gypsum maka semakin cepat
pula waktu settingnya. Semakin encer gypsum tersebut maka semakin
lambat pula waktu setting timenya.
14
DAFTAR PUSTAKA
1. Mc Cabe J.F. Walls A.W.G. Applied Dental Materials. 9th Edition. Australia:
Blackwell Publishing; 2008
2. Hatrick, Carol Dixon. Dental Material : Clinical Application for Dental
Assistants and Dental Hygienist. Philadelphia : Saunders; 2003
3. Van Noort R. Introduction Dental Materials 3rd ed. London: Elsevier; 2007
4. Anusavice, Kenneth J. Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi edisi 10.
Jakarta: EGC; 2004
5. Powers, JM., Wataha, JC. Dental Materials: Properties and Manipulation 9th
edition. Missouri : Mosby Inc; 2008
15