Anda di halaman 1dari 11

TITRASI

PERMANGANOMETRI
TITRASI REDOKS
Titrasi redoks didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi yang
TITRASI REDOKS
berlangsung secara kuantitatif. Titrasi redoks atau titrasi reduksi
oksidasi adalah teknik analisis atau metode yang banyak digunakan
untuk menentukan konsentrasi larutan suatu zat yang dapat bertindak
sebagai oksidan. Ini adalah jenis titrasi berdasarkan reaksi redoks
antara analit (zat yang konsentrasinya ingin kita ketahui) dan zat titran.

Dalam titrasi redoks terkadang perlu menggunakan indikator redoks


yang mengalami perubahan warna untuk mengetahui titik ekivalen
atau titik akhir.

Ada titrasi yang tidak memerlukan indikator untuk mengetahui kapan


titik kesetaraan antara jumlah mol oksidan telah tercapai, seperti yang
terjadi pada iodometri atau permanganometri, karena larutan yodium
dan kalium permanganat adalah larutan berwarna.

Jenis-jenis metode titrasi redoks, yaitu; Permanganometri,, Iodometri,


Iodimetri, dll
TITRASI PERMANGANOMETRI
Permanganometri bisa digunakan untuk menentukan kadar dari
beberapa zat, seperti Kalsium, Barium, Stronsium, Plumbum, Kalsium
Laktat, Hidrogen Feroksida, Ferro Sulfat, dan Natrium Nitrit. .

Permanganat bereaksi secara beraneka, karena mangan dapat


memiliki keadaan oksidasi +2, +3, +4, +6, dan +7.

Kalium permanganat merupakan oksidator yang dapat bereaksi


dengan cara yang berbeda-beda, tergantung dari pH larutannya.
Kekuatannya sebagai oksidator yang berbeda-beda sesuai dengan
reaksi yang terjadi pada pH yang berbeda itu.
TITRASI PERMANGANOMETRI
Reaksi Redoks oleh Kalium Permanganat
(KMnO4) pada suasana asam yang
melibatkan elektron dengan jumlah tertentu

REAKSI
REDOKS

Zat Reduktor Reduksi Oksidasi Oksidator Zat


pereduksi pengoksidasi
Zat yang Zat yang
mengalami mengalami
Reaksi pelepasan oksigen Reaksi pengikatan oksigen Reduksi
oksidasi
Pengikatan elektron Pelepasan elektron
Penurunan biloks Kenaikan biloks
TITRASI PERMANGANOMETRI
untuk mencapai
tingkat oksidasi dari
Pada Suasana asam
KMnO4 yang paling
tinggi

KMnO4 dikenal
Tidak dibutuhkan
sebagai
indikator lain
autoindikator.
Titrasi
Permanganometri
Terbentuknya warna Kelebihan satu tetes
merah muda KMnO4

Pemanasan Untuk mempercepat


reaksiantara KMnO4
(70ºC) dengan asam oksalat
TITRASI PERMANGANOMETRI
Oks
idat
kuat or
Titrat 2KMnO₄(aq) + 5H₂C₂O₄(aq) + 6H⁺(aq) →
2K⁺(aq) + 2Mn²⁺(aq) +  8H₂O(l) + 10CO₂(g)
KMnO4

Asam Sulfat

LBS : Kalium Permanganat (KMnO4)


LBP : Asam Oksalat
Bahan Asam/garam Sampel : Ferro Sulfat (FeSO4)
Titran
baku oksalat Katalisator : H2SO4
Zat yang
Besi
dapat
dioksidasi
Asam Oksalat
Standar primer yang
Reaksinya berjalan
baik untuk Dapat diperoleh
lambat dalam suhu
permanganat dalam dengan tingkat
ruangan, sehingga
larutan asam. Asam kemurnian yang
larutan biasanya
yang digunakan tinggi, stabil pada
dipanaskan sampai
adalah asam sulfat saat pengeringan
sekitar 70oC
encer.
Tidak menghasilkan Produk

Asam
Sulfat Tidak bereaksi dengan titran
(H2So4)

Menciptakan suasana asam


PRAKTIKUM TITRASI PERMANGANOMETRI
Pada suasana asam zat ini akan mengalami
reduksi menghasilkan ion Mn2+ yang tidak
berwarna sedangkan Apabila reaksi
dilakukan dalam suasana pada pH netral
KMnO4
atau sedikit basa maka akan terbentuk
padatan MnO2 yang berwarna coklat yang
dapat mengganggu dalam penentuan titik
akhir titrasi.

Asam Oksalat

H2SO4 Satu tetes kelebihan ion permanganat


Merah muda
akan menimbulkan warna merah muda

Suasana
Asam
Kelebihan dan kekurangan Permanganometri

n g an
b i ha n Kekur a
Kele Larutan KMnO4
pada buret yang
terkena sinar akan
• Oksidator Kuat terurai menjadi
• Tidak memerlukan MnO2, sehingga
indikator pada titik akhir
• Mudah didapatkan titrasi akan
diperoleh
pembentukan
presipitat cokelat

2 KMnO4(s) → K2MnO4(s) + MnO2(s) + O2(g)


TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai