Anda di halaman 1dari 1

1.

Ya, efek primer sama dengan efek terapi, kedua efek tersebut merupakan efek yang paling
dominan/efek yang dikehendaki untuk menjadikan tubuh kembali pada fungsu normal. Efek
primer sendiri dibagi menjadi 3, yaitu efek terapi, efek preventif, dan efek paliatik. Dimana
efek terapi merupakan hasil pengobatan untuk mengembalikan homeostasis tubuh.

2. Sebagai seorang yang mempelajari farmakologi kita diharap mampu menguasai kompetensi
mempelajari obat yang didalamnya memahami apa yang dimaksud dari efek terami, efek
samping dan efek toksik. Karena ketiga hal diatas saling berhubungan. Ketika obat diberikan
kira wajib mengetahui mekanisme obat, interaksi obat akan menimbukan efek dan kemudian
menentukan indikasi klinisnya.

3. Mengetahui sesak nafas akibat sakit u dapat menggunakan dekongestan seperti


oksimetazoline. Mekanisme obat oksimetazoline ketika diberikan akan berikatan dengan
reseptor alfa 1 (agonis alfa 1). Kemudian akan menyebabkan kontraksi otot polos vaskuler,
lumengen akan melebar sehingga melonggarkan saluran bronkus dan efeknya adlah
melegakan pernafasan/menghilangkan sumbatan

4. Saya memilih selegilin. Selegilin merupakan obat inihibitor MAO-B yang masuk kedalam obat
golongan pengganti dopamin, obat ini dapat menembus sawar darah otak kedalam SSP yang
selanjutnya oleh enzim dopadekarboksilase (DDC) di otak diubah menjadi dopamin sehingga
terjadi substitusi terhadaap dopamin yang hilang.

• Tidak memilih inhibitor DDC karena bila DDC dihambat maka perubahan Levodopa ke
dopamin tidak terjadi , hal ini akan memperparah penyakit.

• Tidak memilih THP karena obat ini hanya obat untuk mengatasi gejala awal dan sebagai obat
oenunjang bagi obat lain seperti L-Dopa. Obat ini digunakan untuk mengatasi tremor dan
gangguan motorik

5. Obat yang dipilih adalah salbutamol karena obat ini merupakan obat agonis beta 2 dengan
durasi pendek/ SABA. Obat ini untuk asma akut. Untuk tindakan pencegahan asma kronis,
yang berarti ia masih dalam tahap asma akut menggunakan obat golongan SABA.

• Tidak memilih obat deksametason, menghilangkan gejala asthma setelah 24 jam dan respon
maksimumnya setelah 1-2 minggu. Reduksi kepekaannya terjadi berangsur-angsur sampai
beberapa bulan dan obat steroid inhalasi menimbulkan efek sistemik jika pada dosis yang
tinggi. Untuk kasus asma parah, steroid harus dipakai secara oral atau iv. Steroid inhalasi ini
absorpsi lambat namun durasinya cepat menjadi inaktif lagi jadi tidak dapat digunakan pada
asma kronis.

• Tidak memilih Ipratropium bromida karena sebagai obat asthma ia kurang efektif, sehingga
menjadi obat penunjang agonis beta 2.
fl

Anda mungkin juga menyukai