TUGAS AKHIR I
DERIVATIF ULTRAVIOLET
2404114119
JURUSAN FARMASI
UNIVERSITAS GARUT
2018
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Teofilin adalah obat untuk asma yang bekerja dengan cara merelaksasikan
otot polos terutama otot polos bronkus, serta merangsang SSP, otot jantung dan
keamanan serta khasiat dari suatu obat, yaitu kandungan zat aktif dalam sediaan
obat (2).
bahwa sediaan obat mengandung zat aktif dengan mutu dan jumlah yang telah
Teofilin dan Guaifenesin adalah sebagai berikut : (Culzoni dkk. 2005) analisis
teofilin dalam sediaan farmasi dengan menggunakan KCKT, (Nagraju dan Kaza.
2009) analisis teofilin dan salbutamol dala sediaan farmasi sustained release
kapiler untuk pemisahan teofilin dalam kombinasi efedrin dan fenobarbital dalam
sediaan tablet, (Wilson dkk.1993) analisis guaifenesin dan natrium benzoat dalam
menggunakan KCKT, (Sharaf dan Stiff. 2004) analisis guaifenesin dalam serum
waktu analisis yang relatif lama, sehingga diperlukan suatu metode analisis yang
lebih sederhana pengerjaannya, waktu analisis yang lebih cepat serta biaya
operasional lebih murah. Salah satu metode yang memenuhi syarat tersebut adalah
kromofor yang dapat menyerap radiasi serta memiliki serapan maksimum pada
panjang gelombang yang berdekatan , sehingga dapat dianalisis menggunakan
penelitian ini adalah bagaimana prosedur penentuan kadar obat teofilin dan
sehingga metode dan instrumen tersebut valid. Sedangkan manfaat dari penelitian
ini adalah memberikan alternatif metode penetapan kadar obat dalam sediaan
farmasi multikomponen.
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Teofilin
dengan pKb antara 13 sampai 14. Teofilin merupakan asam lemah dengan
pKa 8,6. Hal itu dikarenakan teofilin memiliki atom hidrogen yang dapat
dilepaskan (5).
terpenting berupa mual dan muntah. Pada dosis berlebih terjadi efek
sentral seperti gelisah, sukar tidur, tremor, dan konvulsi serta gangguan
180,17. Sifat fisik teofilin adalah serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa
pahit dan stabil di udara. Teofilin sukar larut dalam air tetapi mudah larut
dalam air panas, mudah larut dalam larutan alkali hidroksida, dan dalam
ammonia, agak sukar larut dalam etanol, kloroform dan dalam eter (7).
1.1.1 Identifikasi
metode :
a. Metode Argentometri
dalam air dan diencerkan dengan air sampai 1 liter. Larutan disaring
mL asam HCL pekat dan diencerkan dengan air sampai 500 ml (5).
kalium dihidrogen fosfat 0,2 M yang dititrasi dengan asam fosfat 0,2
275 nm (5).
1.2 Guaifenesin
nafas (6).
bau khas lemah, pahit. Kelarutan larut dalam air, dalam etanol, dalam
1.2.1 Identifikasi
p (7).
metode :
a. Metode Spektrofotometri
c. Kromatografi Gas
i.d ; 1,0 µm). Gas pembawa berupa gas helium dengan kecepatan alir
17 mL/menit, serta gas make up berupa gas nitrogen dengan
Visible
gelombang dari 190 – 350 nm, sementara lampu halogen kuarsa dan
B. Monokromator
D. Detektor
menjadi energi listrik oleh sel tabung foto, atau silikon fotodioda.
yang sudah ada menggunakan instrumen yang sama atau hampir sama.
yaitu : (9)
- Tidak ada metode yang sesuai untuk analit tertentu dalam matriks
sampel tertentu.
konsentrasi tertentu, dengan tingkat presisi dan akurasi yang tinggi. Validasi
metode juga digunakan untuk menjamin bahwa metode analisis akurat, spesifik,
reprodusibel, dan tahan pada kisaran analit yang akan dianalisis. Validasi
dilakukan untuk pembuktian bahwa parameter kinerja dari metode baru mampu
a. Akurasi
dengan nilai yang diterima baik nilai sebenarnya atau nilai rujukan.
Akurasi diukur sebagai banyaknya analit yang diperoleh kembali pada
CT −CS
%Recovery= X 100 %
CD
b. Linearitas
hasil uji yang secara langsung proporsional dengan konsentrasi analit pada
∑ {( X i− X́ )( Y i−Ý ) }
i
r=
2 2
√ (∑ ( X i− X́ ) )(∑ (Y i−Ý ) )
i i
c. Presisi
sampel yang diambil dari campuran yang homogen. Presisi diukur sebagai
dengan simpangan baku relatif atau koefisien variasi dari sebuah seri
rumus :
SB=
√ ∑ ( X i − X́ )
i
n−1
100. SB
%SBR=
X́
kondisi (9).
yang dapat ditentukan dengan presisi dan akurasi yang dapat diterima pada
METODE PENELITIAN
penentuan validasi metode dan penentuan kadar dari elixir simulasi serta elixir
bronchophylin®.
kuantifikasi.
3.1 Alat
gelas piala, gelas ukur, labu ukur, ultrasonikator, pipet tetes, mikropipet, corong,
spatel, gelas kimia, kuvet serta alat lainnya yang digunakan dalam laboratorium
analisis.
3.2 Bahan
simulasi yang mengandung zat aktif teofilin dan guaifenesin sebanyak 3 formula,
elixir Bronchophylin* dari PT Darya Varia, Etanol 96% pro analysis dan
aquadest.
BAB IV
PROSEDUR PENELITIAN
Penyiapan bahan meliputi penyiapan elixir simulasi yang berisi zat aktif
Membuat sediaan elixir simulasi dengan komposisi zat aktif yang berbeda-
formula II mengandung Teofilin 130 mg dan Guaifenesin 30 mg, dan formula III
setelah larut tempatkan volume hingga tanda batas (Larutan Stok 1). Selanjutnya
ditambahkan aquadest hingga tanda batas (Larutan stok 2). Kemudian dibuat
larutan standar dengan konsentrasi 5 ppm; 10 ppm; 15 ppm; 20 ppm; dan 25 ppm.
ditambahkan aquadest hingga tanda batas (Larutan stok 2). Kemudian dibuat
larutan standar dengan konsentrasi 2 ppm; 4 ppm; 6 ppm; 8 ppm; dan 10 ppm.
menggunakan ultrasonikator, setelah itu tepatkan volume hingga tanda batas 100
Dari larutan baku diambil konsentrasi 5 ppm untuk teofilin dan 2 ppm
dengan teknik zero crossing ditentukan panjang gelombang yang akan digunakan
untuk kuantifikasi teofilin dan guaifenesin. Dari spektra yang dihasilkan derivate
ke-1, derivate ke-2, derivate ke-3, dan derivate ke-4 masing-masing senyawa,
standar. Pengukuran absorban teofilin dan guaifenesin dibaca pada zero crossing.
terpilih.
a. Uji Linearitas
dengan seri konsentrasi 5, 10, 15, 20, 25, dan 30 ppm dan guaifenesin
c. Presisi
konsentrasi teofilin sebesar 50 ppm dan larutan stok standar 100 ppm.
4.10 Penentuan Kadar Teofilin dan Guaifenesin pada Elixir Simulasi dan
Elixir Bronchophylin*
0,5 mL larutan stok diatas dan memasukkannya ke dalam labu ukur 50 mL,