Anda di halaman 1dari 4

HUBUNGAN ANTARA INFORMASI YANG DIBERIKAN

OLEH TTK DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN


TENTANG OBAT CTM UNTUK TERAPI ALERGI DI
PUSKESMAS

Karya Tulis Ilmiah / Skripsi / Tugas Akhir / Tesis


Diajukan untuk Menyelesaikan Pendidikan Program Studi Diploma III Farmasi

Disusun Oleh:

SHELFIANTI
Nim : 1948311010

PROGRAM STUDI DIPLOMA - III FARMASI


Politeknik Kesehatan Genesis Medicare
DEPOK
2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Perkembangan lingkungan dan kemajuan industry telah menciptakan banyak


bahan-bahan yang dapat menyebabkan alergi, antara lain adalah bahan kimia dan
obat-obatan yang berpotensi untukmenyebabkan alergi. (1)

Penyakit alergi merupakan penyakit yang banyak diderita oleh penduduk


dunia. Tidak kurang dari 10 – 20 % penduduk dunia pernah menderita alergi dalam
berbagai bentuk yang dapat menurunkan kualitas dan produktifitas hidup penderita
( 1,2). Prevalensia penyakit alergi di Indonesia cukup tinggi. Penyakit rhinitis alergi
pada anak 9-27%, orang dewasa 22 %; urtikaria (biduran) pada anak 8,7% dan
dewasa 5,9% serta pada tahun 1995 menduduki peringkat lima dalam tingkat
kesakitan/morbiditas di provinsi DKI Jakarta (2,3,4).

Obat alergi ringan yang paling sering digunakan adalah antihistamin. Obat ini
dapat diberikan secara oral dan injeksi secara tunggal maupun campuran dengan obat-
obta lain seperti dalam obat flu untuk oral. Pemakaian obat ini secara lua stelah
digunakan oleh masyarakat baik dengan resep maupun obat yang dapat dibeli tanpa
resep di apotek. Obat bebas terbatas yang digunakan pasien dalam swamedikasi pada
akhir-akhir ini cenderung meningkatkan. Hal ini disebabakan beberapa keuntungan
yang didapat dari swamedikasi dengan menggunakan obat bebas terbatas yaitu harga
obat relative lebih murah, mudah didapat, menghemat biaya kedokter, dan
menghemat waktu untuk konsultasi ke dokter (5).

Berdasarkan efek sedasinya antihistamin dapat dibedakan menjadi dua yaitu


antihistamin generasi satu yang menyebabkan kantuk (sedasi) dan generasi dua yang
tidak menyebabkan kantuk (non-sedasi). Efek sedasi dari AH-1 generasi satu
disebabkan kemampuannya menembus sawar darah otak. Obat-obat AH-1 generasi
satu yang dijual bebas terbatas baik dalam sediaan untuk terapi alergi maupun
campuran dalam obat flu dan obat batuk untuk menghilangkan gatl di tenggorokan
masih banyak ditemukan di masyarakat. Efek yang merugikan dari antihistamin
generasi satu ini yaitu sedasi dapat mengganggu pekerjaan yang membutuhkan
konsentrasi dan kewaspadaan yang tinggi sepertti menjalankan kendaraan dan
mengoperiskan mesin (6,7).

Antihistamin oral yang dijual bebas dipasaran salah satunya adalah yang
mengandung klorfeniramin maleat. Telah dilaporkan bahwa sebanyak 25 – 50 %
pengguna obat ini menglami sedasi yang cukup berat sehingga mengganggu aktivitas
pasien sehari-hari (7).

Efek sedative antihistamin oral ini perlu dicermati karena dalam suatu studi
yang dilakukan pada 5 % pengemudi yang mengkonsumsi antihistamin sebelum
mengemudi, setelah dilakukan investigasi diketahui sebanyak 72% pengemudi
mengalami kecelakaan di jalan raya yang disebabkan oleh efek sedasi atau mengantuk
dari antihistamin tersebut (8).

Menurut undang-undang kesehatan no.23 tahun 1992 salah satu pekerjaan


kefarmasian adalah pelayanan informasi obat. Pelayanan ini tidak hanya ditujukan
kepada tenaga kesehatan namun juga kepada pasien yang menggunakan obat untuk
terapi penyakit yang dideritakannya (9).

Mengingat pentingnya informasi obat antihistamin oral kepada pasien untuk


terapi alergi untuk terapi alergi agar terhindar dari kecelakaan yang tidak diinginkan
maka perlu dilakukan penelitian tentang hubungan antara informasi yang diberikan
oleh TTK dengan tingkat pengetahuan pasien tentang antihistamin oral untuk terapi
alergi.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana gambaran tentang tingkat pengetahuan pasien akan obat CTM di


puskesmas di ……?
2. Bagaimana hubungan antara informasi dari TTK dengan tingkat pengetahuan
pasien tentang obat CTM di puskesmas di…….?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui gambaran tentang tingkat pengetahuan pasien akan obat CTM di


puskesmas di ……
2. Mengetahui hubungan antara informasi dari TTK dengan tingkat pengetahuan
pasien tentang obat CTM di puskesmas di……

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat :

1. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang pentingnya membaca


informasi dalam kemasan obat.
2. Memeberikan informasi kepada masyarakat tentang pentingnya membaaaca
informasi dalam kemasan obat.
3. Memberikan masukan bagi TTK untuk lebih proaktif tidak hanya dalam
pelayanan obat keras, namun juga obat bebas terbatas yang berpotensi
menimbulakan masalah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai