BIOKIMIA PANGAN
UJI VITAMIN C DALAM BUAH – BUAHAN
DISUSUN OLEH :
SRI ASTUTI 3032022008
WULAN TRI UTAMI 3032022020
ANAS TASYA 3032022022
NURBAITI 3032022025
KUINO 3032022028
Vitamin C adalah salah satu jenis vitamin larut dalam air yang juga dikenal
dengan nama kimia dari bentuk utamanya yaitu asain askorbat. Vitam C termasuk
golongan vitamin antioksidan yang mampu menangkal berbagai radikal bebas
ekstraselular. Beberapa Karakteristiknya antara lain sangat mudah teroksidasi oleh
panas, cahaya, dan logam. Beberapa fungsi Vitamin C diperlukan untuk menjaga
struktur kolagen, yaitu sejenis protein yang menghubungkan semua jaringan
serabut, kulit, urat, tulang rawan dan jaringan lain di tabuh manusia. Vramin c juga
berperan penting dalam membantu penyerapan zat besi dan mempertajam
kesadaran. Makanan yang mengandung vitami C umumnya adalah buah-buahan
dan sayuran. Buah yang mengandung vitamin C tidak selalu berwarna kuning,
misalnya pada jambu biji yang merupakan buah dengan kandungan vitamin C
paling tinggi yang dapat kita konsumsi.
1.2. TUJUAN
1. Menguji kandungan vitamin C dalam beberapa jenis buah sebelum
dipanaskan dan sesudah di panaskan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Vitamin C
Vitamin C adalah salah satu vitamin yang sangat dibutuhkan oleh manusia.
Vitamin C mempunyai peranan yang penting bagi tubuh. Vitamin C mempunyai
sifat sebagai antioksidan yang dapat melindungi molekul-molekul yang sangat
dibutuhkan oleh tubuh. Vitamin C juga mempunyai peranan yang penting bagi
tubuh manusia seperti dalam sintesis kolagen, pembentukan carnitine, terlibat
dalam metabolism kolesterol menjadi asam empedu dan juga berperan dalam
pembentukan neurotransmitter norepinefrin. (Arifin, dkk.,2007).
Pemberian kombinasi vitamin C dengan bioflavonoid dapatmenghalangi dan
menghentikan pembentukkan superoksida dan hydrogen peroksida, sehingga dapat
mencegah terjadinya kerusakan jaringan akibat oksidan. Suplemen vitamin C
diantaranya adalah kombinasi vitamin C dan bioflavonoid, dipasaran diantaranya
adalah Ester C. Bioflavonoid berfungsi meningkatkan efektivitas kerja vitamin C
sehingga dapat mengurangi konversi asam askorbat menjadi dehidro askorbat.
Vitamin C juga mengandung likopen, likopen merupakan senyawa potensial untuk
antikanker dan mempunyai aktifitas antioksidan dua kali lebih kuat dari betakaroten
(Wahyuni, dkk.,2008).
Asam askorbat terbukti berkemampuan memerankan fungsi sebagai inhibitor.
Kristal asam askorbat ini memiliki sifat stabil di udara, tetapi cepat teroksidasi
dalam larutan dan dengan perlahan-lahan berdekomposisi menjadi dehydro-
ascorbic acid (DAA). Selanjutnya secara berurutan akan berdekomposisi lagi
menjadi beberapa molekul asam dalam larutan sampai menjadi asam oksalat (oxalic
acid) dengan pH di atas 4. Pengaruh perubahan lingkungan asam askorbat tertentu
tidak berfungsi sebagai inhibitor (Tjitro,dkk., 2000).
Salah satu biomassa yang dapat digunakan dalam pembuatan plastik adalah
pati, yang didapatkan dari tanaman penghasil pati seperti singkong. Pati (amilum)
adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air, berwujud bubuk putih,
tawar dan tidak berbau. Pati merupakan bahan utama yang dihasilkan oleh
tumbuhan untuk menyimpan kelebihan glukosa dalam jangka panjang (Jayanto
Tjoa, 2015).
Pati dapat dihasilkan dari beberapa macam sumber, antara lain dari biji-bijian
dan umbi-umbian. Pati yang berasal dari biji-bijian dapat berasal dari serealia
seperti jagung, gandum, beras, sorghum dan kacang-kacangan. Adapun dari
umbiumbian, pati dapat dihasilkan dari singkong, kentang, dan sebagainya. Selain
itu, pati juga dapat dihasilkan dari batang tanaman, seperti pati sagu dan jagung
(Eko Nopianto, 2009). Contohnya adalah akar Manihot esculenta (pati tapioka),
batang Metroxylon sagu (pati sagu), dan rizom umbi tumbuhan Bersitaminodia sp
yang meliputi Canna edulis, Maranta arundinacea, dan Curcuma angustifolia (pati
umbi larut). Tanaman dengan kandungan amilum yang digunakan di bidang farmasi
adalah Zea mays (jagung), Oryza sativa (beras), Solanum tuberosum (kentang),
Triticum aesticum (gandum), Maranta arundinacea (garut), Ipomoea batatas (ketela
rambat), Manihot utilissima (ketela pohon) (Fahn, 1995).
Karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air, berwujud bubuk putih,
tawar dan tidak berbau yang mempunyai rumus molekul (C6H10O5)n, dan densitas
sebesar 1.5 g/cm3 . Dalam air dingin amilum tidak akan larut tetapi apabila suspensi
dalam air dipanaskan akan terjadi suatu larutan koloid yang kental, memberikan
warna ungu pekat pada tes iodin dan dapat dihidrolisis dengan menggunakan asam
sehingga menghasilkan glukosa. Hal ini disebabkan karena molekulnya berantai
lurus atau bercabang tidak berpasangan sehingga membentuk jaringan yang
mempersatukan granula pati. Sifat pati lainnya adalah butuh waktu yang lama
dalam proses pemasakan dan sering terjadi proses retrogradasi dan sineresis pada
pati alami. Retrogradasi adalah proses kristalisasi kembali dan pembentukan
matriks pati yang telah mengalami gelatinisasi akibat pengaruh suhu. Penyusun
amilum yang utama adalah amilosa dan amilopektin. Amilosa memberikan sifat
keras (pera) sedangkan amilopektin menyebabkan sifat lengket (Muammar Ismail,
2013).
Isolasi pati dapat dilakukan dengan beberapa metode ekstraksi yang ada.
Secara umum isolasi pati yang biasa ditemukan adalah dari bahan baku sereal
seperti: beras, gandum, dan oat. Adapun sumber karbohidrat yang lain adalah 7
seperti: kentang, dan sagu. Oleh karena itu dalam penelitian isolasi pati ini dipilih
bahan baku kulit pisang lilin untuk memanfaatkan limbah dari buah pisang lilin
(Philip Wibowo, 2008).
2.3. Iodin
HASIL
NO NAMA KELOMPOK SAMPEL
(%)
1. 1 Jeruk Pontianak 77,44
2. 2 Jeruk Limau 66,88
3. 3 Vitamin C 1.226,88
4. 4 Jeruk Pontianak 80,96
5. 5 Jeruk Limau 73,84
Fp= 100/25= 4
2,1 ×0,88 ×4
= × 100 %
10,0104
7,392
= × 100 %
10,0104
= 73,84 %
4.2. PEMBAHASAN
Persentase kadar Vitamin dengan sampel antara lain jeruk pontianak, jeruk
limau, dan vitamin C menggunakan metode iodimetri. Prinsip metode iodimetri
ialah titrasi langsung yang menggunakan iodium. Iodium akan mengoksidasi
senyawa-senyawa yang mempunyai potensial reduksi yang lebih kecil dibanding
iodium. Vitamin C mempunyai potensial reduksi yang lebih kecil daripada iodium
sehingga dapat dilakukan titrasi langsung dengan iodium. Pendeteksian titik akhir
pada titrasi iodimetri ini adalah dilakukan dengan menggunakan indikator amilum
yang akan memberikan warna biru.
Hal pertama yang dilakukan dalam penentuan kadar vitamin C ini adalah
menghaluskan sampel dan di timbang sebanyak 10 gram. Kemudian dimasukkan
ke dalam gelas beker dan ditambahkan akuades sedikit demi sedikit, diaduk hingga
larut. Kemudian larutan tersebut dimasukkan ke dalam gelas labu takar 100 ml dan
ditambahi akuades sampai tanda batas dan digojog hingga homogen. Saring larutan
menggunkan kertas saring dan corong kaca sebagai wadah kertas saring. Kemudian
amnil filtrat sebanyak 25 ml,tambahkan amilum sebanyak 1 ml dan lakukan titrasi
dengan iodin 0,01 N. Proses titrasi dilakukan sampai mencapai titik akhir yaitu
perubahan warna dari larutan bening menjadi biru.
Dari hasil pengamatan kadar vitamin C diperoleh berat sampel, volume iodin,
dan faktor pengenceran, sehingga kita dapat menentukan kadar vitamin dalam suatu
bahan. Hasil analisa yang ditunjukan dalam tabel diatas dapat kita ketahui bahwa
sampel jeruk pontianak pada kelompok 1 memiliki kadar vitamin C sebesar 77,44
%. Sampel jeruk limau pada kelompok 2 memiliki kadar vitamin C sebesar 66,88
%. Sampel vitamin C pada kelompok 3 memiliki kadar vitamin c sebesar 1.226,88
%. Sampel jeruk pontianak pada kelompok 4 memiliki kadar vitamin C sebesar
80,96 %. Dan sampel jeruk limau pada kelompok 5 memiliki kadar vitamin C
sebesar 73,84 %.
Kadar vitamin C pada jeruk Pontianak adalah 77,44% dan 80,96 %. Hal ini
menunjukkan bahwa jeruk Pontianak memiliki kandungan vitamin C yang relatif
tinggi. Vitamin C memiliki peran penting sebagai antioksidan yang membantu
meningkatkan kekebalan tubuh dan menjaga kesehatan kulit, kadar vitamin C pada
jeruk limau adalah 66,88% dan 73,84 %. Kadar ini menunjukkan bahwa jeruk limau
juga memiliki kandungan vitamin C yang cukup tinggi, meskipun sedikit lebih
rendah dibandingkan dengan jeruk Pontianak. Jeruk limau juga memiliki manfaat
yang serupa dengan jeruk Pontianak, seperti membantu meningkatkan sistem
kekebalan tubuh dan hasil pengamatan pada Vitamin C menunjukkan kadar vitamin
C sebesar 1.226,88%. Angka ini menunjukkan bahwa sampel vitamin C yang diuji
memiliki kadar vitamin C yang sangat tinggi. Vitamin C dalam bentuk suplemen
atau tablet sering digunakan untuk memenuhi kebutuhan harian vitamin C, terutama
jika tidak cukup terpenuhi melalui makanan sehari-hari.
Dalam hasil pengamatan, terdapat pengujian sampel yang sama pada tiap
kelompok yaitu jeruk Pontianak dan jeruk limau. Perbedaan antara dua pengujian
pada jeruk Pontianak dan jeruk limau menunjukkan variasi dalam kadar vitamin C
pada setiap sampel. Hal ini mungkin disebabkan oleh perbedaan dalam varietas
jeruk yang digunakan atau faktor lingkungan yang mempengaruhi kandungan
vitamin C dalam buah jeruk tersebut.
BAB V
PENUTUP
5.1. KESIMPULAN
1. Vitamin C adalah salah satu vitamin yang sangat dibutuhkanoleh manusia.
Vitamin C mempunyai sifat sebagai antioksidan yang dapat melindungi
molekul-molekul yang sangat dibutuhkan oleh tubuh
2. struktur kimia vitamin c terdiri dari rantai 6 atom C dankedudukannya tidak
stabil (C6H8O6).
3. Titrasi iodimetri yaitu titrasi yang dilakukan dengan zat-zat untuk oksidasi
potensial yang lebih rendah dan sistem yodium-yodium
4. Dapat disimpulkan bahwa sampel jeruk Pontianak memiliki kadar vitamin C
yang lebih tinggi dibandingkan dengan sampel jeruk Limau pada kedua
pengamatan. Selain itu, kadar vitamin C pada sampel vitamin C (standar) jauh
lebih tinggi dibandingkan dengan kedua sampel jeruk tersebut.
5. vitamin C yang diuji memiliki kadar vitamin C yang sangat tinggi. Vitamin
C dalam bentuk suplemen atau tablet sering digunakan untuk memenuhi
kebutuhan harian vitamin C, terutama jika tidak cukup terpenuhi melalui
makanan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA