ASAM VALPROAT
Asam valproat diperkenalkan oleh Carraz (1964) sebagai
antiepilepsi dan digunakan secara luas di Amerika Serikat sejak
tahun 1978. Asam valproat saat ini efektif digunakan untuk berbagai tipe
kejang dan mengobati berbagai gangguan psikiatri yang berkaitan dengan
gangguan bipolar, kecemasan, depresi, psikosis, dan gangguan perilaku
lainnya. Asam valproat tersedia dalam bentuk parenteral dan oral. 1
Asam valproat (asam n-dipropilasetat) merupakan asam karboksilat
sederhana yang memiliki rantai cabang, dengan rumus bangun :
Asam valproat memiliki tekstur agak kental, cairan jernih dengan bau
khas dan larut dalam air kristal, sangat hidroskopis dengan rasa garam,
larut dalam air dan larut dalam alkohol.1
1. Farmakokinetik
2. Farmakodinamik
3. Efek samping
Efek samping dari asam valproat ini yang paling sering adalah gangguan
pencernaan seperti mual muntah dan mengantuk. Efek samping lainnya dapat
berupa peningkatan berat badan, dan rambut rontok. Masalah efek samping yang
serius dapat dicegah dengan menurunkan dosis obat, dan bila perlu setelah
diturunkan dikombinasi juga dengan mood stabilizers lainnya. Obat ini juga
menyebabkan terganggunya fungsi hati dan pankreas, menimbulkan toksik bagi
janin (defek pada saraf), gangguan metabolisme tubuh serta kemungkinan
terjadinya amenorea dan kista ovarium jika diberikan pada anak wanita. Pada
wanita juga sering didapatkan efek gangguan pada menstruasi, hiperandrogenism,
obesitas dan resisten hormon insulin pada pemberian asam valproat ini.
Metabolisme dari asam valproat ini terjadi pada sitokrom P-450 di sel hati. Asam
valproat memiliki kemampuan untuk menghambat pemecahan obat yang
dimetabolisme di hati sehingga asam valproat sebaiknya tidak diberikan pada
orang dengan gangguan hati. 2