Anda di halaman 1dari 19

IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR SEDIAAN SIRUP VIT.

B1
(TIAMIN HCl) SECARA GRAVIMETRI DAN VOLUMETRI

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam bidang farmasi khususnya kimia atau analisis farmasi
sering dilakukan analisis sediaan farmasi, baik secara kualitatif
maupun kuantitatif. Analisis kualitatif seperti identifikasi organoleptis,
sedangkan analisa kuantitatif digunakan untuk menentukan kadar
suatu senyawa.
Analisis kualitatif bertujuan untuk menyelidiki dan mengetahui
kandungan senyawa-senyawa apa saja yang terdapat dalam sampel
uji, sedangkan untuk analisis kuantitatif bertujuan untuk mengetahui
kadar suatu senyawa dalam sampel, dapat berupa satuan mol,
ataupun persentase dalam gram.
Analisis senyawa vitamin seperti tiamin ini dianggap penting
khususnya bagi mahasiswa farmasi karena sebagaimana diketahui
senyawa vitamin memiliki manfaat yang sangat baik bagi tubuh yakni
merupakan senyawa organik kompleks yang dibutuhkan oleh tubuh
dalam jumlah yang relatif kecil tetapi sangat penting untuk
pertumbuhan dan kesehatan. Oleh karena itu, penting untuk
menganalisis senyawa ini. Hal inilah yang melatar belakangi
percobaan ini.
Ada dua golongan vitamin, yaitu vitamin yang larut dalam lemak
dan vitamin yang larut dalam air. Vitamin yang larut dalam lemak
adalah vitamin A, D, E, dan K, sedangkan vitamin yang larut dalam air
adalah B (thiamin, riboflavin, niacin, piridoksin, asam pantothenat,
biotin, sianokobalamin, choline, inositol) dan vitamin C. Kedua
golongan vitamin ini mempunyai sifat umum yang berbeda-beda. Ada
beberapa senyawa yang berhubungan dengan vitamin, yaitu
antivitamin, yang kerjanya dapat merusak struktur vitamin, dan
antagonis vitamin, yang kerjanya dapat dapat berkompetisi dengan
vitamin.

ANGGUN CAHYANI SAID AULIA CHAIRUNNISA IQBAL


15020160141
IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR SEDIAAN SIRUP VIT.B1
(TIAMIN HCl) SECARA GRAVIMETRI DAN VOLUMETRI

Analisis senyawa vitamin dianggap penting khususnya bagi


farmasis karena sebagaimana diketahui senyawa vitamin terdiri
menjadi beberapa golongan dimana vitamin tiu sendiri memiliki
manfaat yang sangat baik bagi tubuh walaupun hanya dibutuhkan
dalam jumlah yang relatif kecil. Oleh karena itu, penting untuk
menganalisis senyawa ini.
1.2 Maksud Praktikum
Adapun maksud dari praktikum ini yaitu untuk memahami dan
mengetahui kadar vitamin B1 (Tiamin HCl) secara gravimetri dan
volumetri.
1.3 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengidentifikasi
serta menetapkan kadar vitamin B1 (Tiamin HCl) secara gravimetri
dan volumetri.

ANGGUN CAHYANI SAID AULIA CHAIRUNNISA IQBAL


15020160141
IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR SEDIAAN SIRUP VIT.B1
(TIAMIN HCl) SECARA GRAVIMETRI DAN VOLUMETRI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Umum


Dasar identifikasis pengenalan unsur-unsur terletak pada sifat-
sifat kimia atau fisika. Sifat-sifat yang paling sederhana yang dipakai
untuk pengenalan adalah sifat-sifat yang langsung dapat diamati.
Misalnya, warna suatu senyawa atau hasil reaksi dengan pereaksi
tertentu, dapat dipakai sebagai dasar pengenalan (Chadijah, 2012).
Kimia farmasi analisis secara garis besar terbagi atas kimia
analisis kuantitatif serta kimia analisis kualitatif. Kimia farmasi analisis
kuantitatif adalah suatu metode dalam penentuan suatu zat,
sedangkan kimia analisis farmasi kualitatif adalah suatu metode
penentuan kadar atau jumlah suatu zat (Wunas, 2005).
Analisis kualitatif merupakan analisis untuk melakukan
identifikasi elemen, spesies, dan/atau senyawa-senyawa yang ada
dalam sampel. Dengan kata lain, analisis kualitatif berkaitan dengan
cara untuk mengetahui ada atau tidaknya suatu analit yang dituju
dalam suatu sampel. Analisis kuantitatif adalah analisis untuk
menentukan jumlah (kadar) absolute atau relative dari suatu elemen
atau spesies yang ada di dalam sampel (Sudjadi, 2007).
Volumetri merupakan suatu metode analisa kuantitatif yang
dilakukan dengan cara mengukur volume larutan yang konsentrasinya
telah diketahui dengan teliti, lalu mereaksikannya telah diketahui
dengan larutan yang akan ditentukan konsentrsainya. Analisa
volumetri merupakan salah satu metode dari analisa kuantitatif yang
bertujuan untuk menentukan banyaknya suatu zat dalam volum
terentu. Analisa kuantitatif merupakan suatu upaya untuk
menguraikan atau memisahkan suatu kesatuan bahan menjadi
komponen-komponen pembentukan sehingga data yang diperoleh
ditinjau lebih lanjut (Harjanti, 2008).

ANGGUN CAHYANI SAID AULIA CHAIRUNNISA IQBAL


15020160141
IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR SEDIAAN SIRUP VIT.B1
(TIAMIN HCl) SECARA GRAVIMETRI DAN VOLUMETRI

Argentometri merupakan metode umum untuk menetapkan


kadar halogenida dan senyawa-senyawa lain yang membentuk
endapan dengan perak nitrat (AgNO3) pada suasana tertentu. Metode
argentometri memerlukan pembentukan senyawa yang relatif tidak
larut atau endapan (Ibnu & Abdul, 2007).
Vitamin merupakan senyawa organik yang diperlukan tubuh
dalam jumlah kecil untuk mempertahankan kesehatan dan serinngkali
bekerja sebagai kofaktor untuk enzim metabolisme. Vitamin yang
terdapat dalam lebih dari satu bentuk kimia (misalnya piridoksin,
piridoksal, piridoksamin) atau terdapat sebagai suatu prekursor
(misalnya karoten untuk vitamin A) kadang-kadang dinamakan vitamer
(Gunawan, 2012).
Istilah “vitamin” diberikan atas dasar perkiraan semula bahwa
semua zat ini memiliki struktur amin (Lat. Vita = kehidupan), tetapi
ternyata hanya tepat bagi beberapa zat saja, antara lain tiamin
(vitamin B1). Kebanyakan vitamin atau zat pelopornya yang disebut
provitamin, diperoleh dari bahan makanan dan hanya beberapa saja
dapat disintesa sendiri dalam usus oleh tubuh, yaitu vitamin B 2, B5, K2,
serta biotin. Vitamin A dan D3 juga dapat disintesa dalam tubuh
dengan masing-masing karoten dan kolesterol sebagai bahan
pangkalnya (Tjay, 2007).
Vitamin dibagi menjadi dua golongan yaitu (1) vitamin larut
lemak: vitamin A, D, E, dan K; DAN (2) vitamin larut air: vitamin B
kompleks dan vitamin C. Vitamin larut air disimpan dalam tubuh hanya
dalam jumlah terbatas dan sisanya dibuang, sehingga untuk
mempertahankan saturasi jaringan vitamin larut air perlu sering
dikonsumsi. Meskipun demikian, pemberian vitamin larut air dalam
jumlah berlebihan selain merupakan pemborosan, juga mungkin
menimbulkan efek yang tidak diinginkan. Sebaliknya vitamin larut
lemak dapat disimpan dalam jumlah banyak, sehingga untuk
timbulnya gejala defisiensi dibutuhkan waktu lebih lama dan

ANGGUN CAHYANI SAID AULIA CHAIRUNNISA IQBAL


15020160141
IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR SEDIAAN SIRUP VIT.B1
(TIAMIN HCl) SECARA GRAVIMETRI DAN VOLUMETRI

kemungkinan terjadinya toksisitas jauh lebih besar dari pada vitamin


larut air (Gunawan, 2012).
Penetapan kadar vitamin B1 dengan metode Volhard harus
dilakukan dalam suasana asam. Hal tersebut dilakukan jika
suasananya basa maka akan terjadi reaksi antara perak nitrat dengan
basa membentuk Ag ( OH ) yang pada tahap selanjutnya akan
membentuk endapan putih Ag2O akibatnya perak nitrat tidak hanya
bereaksi dengan sampel tetapi juga dengan basa (Sudjadi, 2007 ).
2.2 Uraian Bahan
1. Air suling (Ditjen POM,1979)
Nama resmi : AQUA DESTILLATA
Sinonim : Air suling/ Aquadest
RM/BM : H2O/18,02
Rumus Struktur : H–O–H
Pemerian : Cairan jernih tidak berwarna, tidak berbau,
tidak mempunyai rasa.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai pelarut
2. NaOH (Ditjen POM, 1979)
Nama Resmi : NATRII HYDROXYUM
Nama lain : Natrium hidroksida
RM/BM : NaOH/40,00
Rumus Struktur : Na – O – H
Pemerian : Bentuk batang,butiran,massa hablur atau
kaping,kering,keras,rapuh,putih,mudah
meleleh basah. Sangat alkalis dan korosif.
Segera menyerap karbondioksida.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air dan dalam
etanol (95%) P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Zat tambahan

ANGGUN CAHYANI SAID AULIA CHAIRUNNISA IQBAL


15020160141
IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR SEDIAAN SIRUP VIT.B1
(TIAMIN HCl) SECARA GRAVIMETRI DAN VOLUMETRI

3. HCl (Ditjen POM, 1979)


Nama resmi : ACIDUM HIDROCHIORIDUM
Nama lain : Asam Clorida, Asam Garam
Rumus kimia : HCl/ 36,5
Rumus Struktur : H-Cl
Pemerian : cairan tidak berwarna, berasap dan bau
merangsang jika diencerkan dua bagian air
asap dan bau hilang.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup
Kegunaan : sebagai zat tambahan.
4. CuSO4 (Ditjen POM, 1979)
Nama Resmi : CUPRI SULFAS
Nama Lain : Tembaga (II) Sulfat
RM / BM : CuSO4.5H20 / 249,6
Pemerian : Serbuk hablur atau keabuan bebas dari
sedikit warna biru.
Kelarutan : Larut dalam air dan etanol (95 %) P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
Kegunaan : Sebagai pereaksi
5. Perak Nitrat (Ditjen POM,1979)
Nama Resmi : ARGENTI NITRAS
Nama Lain : Perak Nitrat
RM / BM : AgNO3 / 169,87
Pemerian : Hablur transparan atau serbuk hablur
berwarna putih, tidak berbau, menjadi
gelap jika kena cahaya.
Kelarutan : Mudah larut dalam air, larut dalam etanol
(95%) p
Penyimpan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari
cahaya
Kegunaan : Antiseptikum, eksterm, kaostikum

ANGGUN CAHYANI SAID AULIA CHAIRUNNISA IQBAL


15020160141
IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR SEDIAAN SIRUP VIT.B1
(TIAMIN HCl) SECARA GRAVIMETRI DAN VOLUMETRI

6. Thiamin (Ditjen POM, 1979)


Nama Resmi : THIAMINI HYDROCHLORIDUM
Sinonim : Thiamin Hidrokloridum, Vit.B1
Pemerian : Hablur kecil, bau khas lemah, mirip ragi,
rasa pahit.
Kelarutan : Mudah larut dalam air, sukar larut dalam
etanol (95%)P, praktis tidak larut dalam
eter P, dan dalam benzena P, dan larut dalam
gliserol P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari
cahaya.
Kegunaan : Antineuritikum yaitu sebagai penekan
fungsi kerja saraf pusat dan sebagai
komponen Vit. B komplek.
7. KMNO4 (Ditjen POM, 1979)
Nama resmi : KALII PERMANGANAS
Nama lain : Kalium permanganate
RM/BM : KMNO4/158,04
Pemerian : Hablur mengkilap, ungu tua /hampir hitam,
tidak berbau, rasa manis /sepat.
Kelarutan : Larut dalam 16 bagian air, mudah larut dalam
air mendidih .
Kegunaan : Sebagai sampel
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
2.3 Prosedur Kerja (Anonim, 2018)
A. Identifikasi Tiamin HCl
1. Kawat ose yang dicelupkan dalam larutan sampel lalu di pijarkan
pada api bunsen muncul aroma bau kacang, reaksi spesifik.
2. Sedikit larutan sampel diencerkan dengan aquadest lalu
dipanaskan, ditambahkan larutan cuprifil (2 tetes NaOH dan 2

ANGGUN CAHYANI SAID AULIA CHAIRUNNISA IQBAL


15020160141
IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR SEDIAAN SIRUP VIT.B1
(TIAMIN HCl) SECARA GRAVIMETRI DAN VOLUMETRI

tetes HCl tambah 1 tetes CuSO4) maka larutan akan berubah


menjadi hijau kebiruan.
3. Larutan tiamin HCl ditambahkan NaOH akan menghasilkan
larutan berwarna kuning, selanjutnya ditambahkan KMNO 4
sebagai reduktor kuat untuk mereduksikan larutan sampel yang
ditandai dengan perubahan warna larutan menjadi hijau.
4. Larutan sampel ditambahkan larutan raksa (II) klorida P
membentuk endapan putih.
5. Larutan sampel ditambahkan larutan iodium P membentuk
endapan coklat merah.
6. Larutan sampel ditambahkan larutan kalium tetraiodohidrargirat.
(II) P dan dengan larutan trinitrofenol P membentuk endapan.
B. Metode Argentometri
1. Pipet sebanyak beberapa mL sediaan sirup Vit.B1 setara dengan
100 mg tiamin hidroklorida masukkan ke dalam erlenmeyer
tambahkan 20 mL aquadest.
2. Larutan di asamkan dengan asam nitrat encer lalu ditambahkan
10 mL larutan baku AgNO3 0,1 N.
3. Endapan yang terjadi di saring sampai larutan tidak mengandung
klorida.
4. Filtrat yang mengandung kelebihan larutan baku AgNO 3
selanjutnya di titrasi dengan larutan baku amonium tiosianat
0,1N menggunakan indikator besi (III) amonium sulfat.
5. Titik akhir titrasi di tandai pada saat perubahan warna larutan
menjadi merah.
6. Tiap mL perak nitrat 0,1 N setara dengan 16,85 mg tiamin HCl.
7. Hitung kadar tiamin HCl.
C. Metode Gravimetri
1. Sejumlah tertentu larutan sampel di ukur secara seksama setara
dengan lebih kurang 50 mg Tiamin HCl, diencerkan dengan air
secukupnya hingga 50 mL dalam gelas kimia.

ANGGUN CAHYANI SAID AULIA CHAIRUNNISA IQBAL


15020160141
IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR SEDIAAN SIRUP VIT.B1
(TIAMIN HCl) SECARA GRAVIMETRI DAN VOLUMETRI

2. Tambahkan 2 mL asam klorida pekat dan dipanaskan hingga


mendidih.
3. Selagi larutan masih panas, ditambahkan dengan cepat tetes
demi tetes 4 mL larutan asam silikowolframat P yang baru di
saring lalu di didihkan selama 4 menit.
4. Larutan di saring melalui penyaring kaca masir, kemudian dicuci
dengan 50 mL campuran yang terdiri atas 1 bagian volume asam
klorida pekat dan 19 bagian aquadest yang mengandung larutan
asam silikowolframat 0,2% b/v, selanjutnya dicucci 2 kali tiap kali
dengan 5 mL aseton.
5. Sisa dikeringkan pada suhu 1050C selama 1 jam, lalu di
dinginkan selama 10 menit dan dibiarkan dalam eksikator di atas
larutan asam sulfat 38% dan timbang berat endapan.
6. Tiap gram endapan (sisa) setara dengan 192,9 mg tiamin HCl.

ANGGUN CAHYANI SAID AULIA CHAIRUNNISA IQBAL


15020160141
IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR SEDIAAN SIRUP VIT.B1
(TIAMIN HCl) SECARA GRAVIMETRI DAN VOLUMETRI

BAB 3 METODE KERJA

3.1 Alat Praktikum


Adapun alat yang digunakan pada saat praktikum yaitu bunsen,
buret, corong, erlenmeyer, gelas ukur, gelas beker, pipet volume, pipet
tetes, dan statif.
3.2 Bahan Praktikum
Adapun bahan yang digunakan pada saat praktikum yaitu
aquadest, indikator kalium kromat, larutan baku AgNO3 0,09936 N,
larutan cuprifil (2 tetes NaOH, 2 tetes HCl, dan 1 tetes CuSO4), larutan
KMNO4 dan sediaan sirup vitamin B.1 merek curvit (tiamin HCl).
3.3 Cara Kerja
A. Identifikasi Tiamin HCl
1. Disiapkan Kawat ose kemudian dicelupkan dalam larutan sampel
lalu di pijarkan pada api bunsen jika muncul aroma bau kacang,
maka hasilnya positif, reaksi ini biasa disebut reaksi spesifik.
2. Diambil sedikit larutan sampel diencerkan dengan aquadest lalu
dipanaskan, ditambahkan larutan cuprifil (2 tetes NaOH dan 2
tetes HCl tambah 1 tetes CuSO4) maka larutan akan berubah
menjadi hijau kebiruan.
3. Diambil sedikit larutan sampel ditambahkan NaOH jika positif
tiamin HCl maka akan menghasilkan larutan berwarna kuning,
selanjutnya jika ditambahkan KMNO4 sebagai reduktor kuat
untuk mereduksikan larutan sampel yang maka akan terbentuk
perubahan warna larutan dari warna kuning menjadi hijau.
4. Diambil sedikit larutan sampel ditambahkan larutan raksa (II)
klorida P, jika membentuk endapan putih maka positif
mengandung tiamin HCl.
B. Metode Morh
Ditimbang sampel kemudian ditambahkan dengan aquadest
dengan perbandingan 1:1, kemudian ditambahkan indicator kalium

ANGGUN CAHYANI SAID AULIA CHAIRUNNISA IQBAL


15020160141
IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR SEDIAAN SIRUP VIT.B1
(TIAMIN HCl) SECARA GRAVIMETRI DAN VOLUMETRI

kromat, setalah itu dititrasi dengan larutan baku AgNO3 0,09936 N,


dilihat titik akhir titrasinya yang ditandai dengan terbentuknya
endapan merah bata, setelah itu dihitung kadar tiamin HCl yang
terkandung dalam sirup.

ANGGUN CAHYANI SAID AULIA CHAIRUNNISA IQBAL


15020160141
IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR SEDIAAN SIRUP VIT.B1
(TIAMIN HCl) SECARA GRAVIMETRI DAN VOLUMETRI

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
A. Tabel Identifikasi Tiamin HCl

Sampel Bau Cuprifil NaOH + Raksa (II)

KMnO4 Klorida p

Sirup Curvit + - - -

(tiamin HCl)

B. Tabel Penetapan Kadar Tiamin HCl dengan metode Morh

Sampel % Kadar

Sirup Curvit 46,97410778 %

(tiamin HCl)

Perhitungan :
Dik : N (AgNO3) = 0,09936
V titran = 6,3 mL
BE = 15,04
BS = 20,04
Dit : Kadar Tiamin HCl ?
Penyelesaian :
(𝑁 𝑥 𝑉) 𝑥 𝐵𝐸 𝑡𝑖𝑎𝑚𝑖𝑛 𝐻𝐶𝑙
Kadar Tiamin HCl = 𝑥 100 %
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
(0,09936 𝑥 6,3) 𝑥 15,04
= 𝑥 100 %
20,04
0,625905 𝑥 15,04
= 𝑥 100 %
20,04
9,4136112
= 𝑥 100 %
20,04

= 0,4697410778 𝑥 100 %
= 46,97410778 %

ANGGUN CAHYANI SAID AULIA CHAIRUNNISA IQBAL


15020160141
IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR SEDIAAN SIRUP VIT.B1
(TIAMIN HCl) SECARA GRAVIMETRI DAN VOLUMETRI

4.2 Pembahasan
Vitamin adalah komponen tambahan makanan yang berperan
sangat penting dalam gizi manusia. Banyak vitamin tidak stabil pada
kondisi pemrosesan tertentu dan penyimpanan, dan karena itu aras
kandungan vitamin dalam makanan yang diproses dapat sangat
menurun. Vitamin sintetik dipakai secara luas untuk menggantikan
vitamin yang hilang dan untuk mengembalikan aras kandungan
vitamin dalam makanan. Beberapa vitamin berfungsi sebagai koenzim
yang tanpa vitamin itu enzim tersebut tidak efektif sebagai biokatalis.
Ada dua golongan vitamin, yaitu vitamin yang larut dalam lemak
dan vitamin yang larut dalam air. Vitamin yang larut dalam lemak
adalah vitamin A, D, E, dan K. sedangkan vitamin yang larut dalam air
adalah B (thiamin, riboflavin, niacin, piridoksin, asam pantothenat,
biotin, sianokobalamin, choline, inositol) dan vitamin C. Kedua
golongan vitamin ini mempunyai sifat umum yang berbeda-beda.Ada
beberapa senyawa yang berhubungan dengan vitamin, yaitu
antivitamin, yang kerjanya dapat merusak struktur vitamin, dan
antagonis vitamin, yang kerjanya dapat dapat berkompetisi dengan
vitamin.
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengidentifikasi
serta menetapkan kadar vitamin B1 (Tiamin HCl) secara gravimetri
dan volumetri.
Adapun hasil dari praktikum ini yaitu pertama, mengidentifikasi
tiamin HCl pada sampel sirup yaitu dengan reaksi spesifik caranya
kawat ose dicelupkan dalam larutan sampel lalu di pijarkan pada api
bunse jika muncul aroma bau kacang berarti sampel positif
mengandung tiamin HCl, pada percobaan ini di dapatkan hasil yang
positif. Dilakukan lagi cara kedua dengan mengambil sedikit larutan
sampel kemudian diencerkan dengan aquadest lalu dipanaskan,
ditambahkan larutan cuprifil (2 tetes NaOH dan 2 tetes HCl tambah 1
tetes CuSO4) maka larutan berubah menjadi hijau kebiruan yang

ANGGUN CAHYANI SAID AULIA CHAIRUNNISA IQBAL


15020160141
IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR SEDIAAN SIRUP VIT.B1
(TIAMIN HCl) SECARA GRAVIMETRI DAN VOLUMETRI

menandakan sampel positif mengandung tiamin HCl, hasil yang


diperoleh pada percobaan ini negatif. Kemudian dilakukan lagi
percobaan ketiga dimana larutan tiamin HCl ditambahkan NaOH akan
menghasilkan larutan berwarna kuning, selanjutnya ditambahkan
KMNO4 sebagai reduktor kuat untuk mereduksikan larutan sampel
yang ditandai dengan perubahan warna larutan menjadi hijau, hasil
yang diperoleh pada percobaan ini negatif. Kemudian dilakukan lagi
percobaan keempat yaitu dengan cara larutan sampel ditambahkan
larutan raksa (II) klorida P membentuk endapan putih, hasil yang
diperoleh pada percobaan ini positif.
Pada praktikum metode morh yaitu dilakuakan dengan cara
menimbang sampel kemudian ditambahkan dengan aquadest dengan
perbandingan 1:1, kemudian ditambahkan indicator kalium kromat,
setalah itu dititrasi dengan larutan baku AgNO3 0,09936 N, dilihat titik
akhir titrasinya yang ditandai dengan terbentuknya endapan merah
bata yaitu pada volume 6,3 mL dari hasil yang diperoleh ini kemudian
dihitung kadar tiamin HCl dan diperoleh kadarnya yaitu
46,97410778% dan hasil ini tidak sesuai dengan literatur karena
vitamin seharusnya memiliki persentasi tidak boleh dibawah 90% dan
tidak boleh melebihi 110%.
Adapun faktor kesalahan pada praktikum ini yaitu kurang telitinya
praktikan dalam melakuka setiap percobaan dimana pada saat
mentitrasi praktikan kurang memperhatikan titik akhir titrasinya
sehingga volume titrasi yang diperoleh tidak efektif dan tidak sesuai
dengan persentasi kandungan tiamin HCl tersebut, faktor kesalahan
lainnya yaitu terdapat pada produk sebagai sampel dimana kadar
tiamin HClnya kurang banyak dibandingkan bahan tambhan lainnya
maka dari itu hasil yang diperoleh juga kurang maksimal.

ANGGUN CAHYANI SAID AULIA CHAIRUNNISA IQBAL


15020160141
IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR SEDIAAN SIRUP VIT.B1
(TIAMIN HCl) SECARA GRAVIMETRI DAN VOLUMETRI

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini yaitu
kadar tiamin HCl dalam sediaan sirup merek curvit 46,97410778%,
artinya kadar tiamin HCl pada produk tersebut hanya sedikit dimana
menurut farmakope indonesi edisi kelima kadar tiamin HCl
mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 102,0% dan
seharusnya vitamin memiliki persentasi tidak boleh dibawah 90% dan
tidak boleh melebihi 110%.
5.2 Saran
Adapun saran saya yaitu sebaiknya dalam melakukan praktikum
ini lebih teliti lagi dalam menitrasi sehingga didapatkan hasil yang
sesui dan efektif.

ANGGUN CAHYANI SAID AULIA CHAIRUNNISA IQBAL


15020160141
IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR SEDIAAN SIRUP VIT.B1
(TIAMIN HCl) SECARA GRAVIMETRI DAN VOLUMETRI

DAFTAR PUSTAKA

Anonim., 2018. Penuntun Praktikum Analisi Farmasi, Universitas Muslim


Indonesia, Makassar.

Chadijah, Sitti., 2012. Dasar-dasar Kimia Analitik. Universitas Islam Negeri


Makassar. Press, Makassar.

Ditjen POM., 1979, Farmakope Indonesia Edisi III, Departemen


Kesehatan RI : Jakarta.

Gunawan., 2012, Farmakologi dan Terapi. Edisi 5. Balai Penerbit FKUI :


Jakarta

Harjanti, R.S., 2008, Pemungutan Kurkumin dari Kunyit (Curcuma


domestica val.) dan Pemakaiannya Sebagai Indikator Analisis
Volumetri, Jurnal Rekayasa Proses, Vol. 2, No. 2, Yogyakarta.

Rohman,A, & Ibnu,. 2007, Pengantar Kimia Farmasi Analisis. Pustaka


Pelajar: Yogyakarta.

Sudjadi., 2007, Kimia Farmasi Analisis, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Tjay, T, H, & Rahardja, S. 2007, Obat-obat Penting. Penerbit PT. Elex


Media Computindo kelompok kompas-Gramedia : Jakarta.

Wunas, J., Said, S., 2005, Analisa Kimia Farmasi Kuantitatif. UNHAS,
Makassar.

ANGGUN CAHYANI SAID AULIA CHAIRUNNISA IQBAL


15020160141
IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR SEDIAAN SIRUP VIT.B1
(TIAMIN HCl) SECARA GRAVIMETRI DAN VOLUMETRI

LAMPIRAN

1. Skema Kerja

A. Identifikasi Tiamin HCl


Disiapkan Kawat ose kemudian dicelupkan dalam larutan sampel lalu
di pijarkan pada api bunsen jika muncul aroma bau kacang, maka
hasilnya positif, reaksi ini biasa disebut reaksi spesifik.

Diambil sedikit larutan sampel diencerkan dengan aquadest lalu


dipanaskan, ditambahkan larutan cuprifil (2 tetes NaOH dan 2 tetes
HCl tambah 1 tetes CuSO4) maka larutan akan berubah menjadi
hijau kebiruan.

Diambil sedikit larutan sampel ditambahkan NaOH jika positif tiamin


HCl maka akan menghasilkan larutan berwarna kuning, selanjutnya
jika ditambahkan KMNO4 sebagai reduktor kuat untuk mereduksikan
larutan sampel yang maka akan terbentuk perubahan warna larutan
dari warna kuning menjadi hijau.

Diambil sedikit larutan sampel ditambahkan larutan raksa (II) klorida


P, jika membentuk endapan putih maka positif mengandung tiamin
HCl.

B. Metode Morh
Ditimbang sampel kemudian ditambahkan dengan aquadest
dengan perbandingan 1:1

Ditambahkan indicator kalium kromat


Dititrasi dengan larutan baku AgNO3 0,09936
ANGGUN CAHYANI SAID AULIA CHAIRUNNISA IQBAL
15020160141
IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR SEDIAAN SIRUP VIT.B1
(TIAMIN HCl) SECARA GRAVIMETRI DAN VOLUMETRI

Dilihat titik akhir titrasinya yang ditandai dengan terbentuknya


endapan merah bata.

Dihitung kadar tiamin HCl yang terkandung dalam sirup.

ANGGUN CAHYANI SAID AULIA CHAIRUNNISA IQBAL


15020160141
IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR SEDIAAN SIRUP VIT.B1
(TIAMIN HCl) SECARA GRAVIMETRI DAN VOLUMETRI

2. Gambar

Sampel+NaOH+KMNO4 Sampel+aquadest+larutan cuprifil

Sampel+larutan raksa (II) klorida P Hasil titrasi metode morh

ANGGUN CAHYANI SAID AULIA CHAIRUNNISA IQBAL


15020160141

Anda mungkin juga menyukai