Anda di halaman 1dari 24

LABORATORIUM ANALISIS FARMASI I

PRAKTIKUM ANALISIS FARMASI I

LAPORAN PRAKTIKUM

ANALISIS KUALITATIF SENYAWA OBAT GOLONGAN ASAM

KELOMPOK II

ANGKATAN 019

PRODI S1 FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MEGAREZKY

MAKASSAR

2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Analisis farmasi adalah analisis bahan baku maupun sediaan farmasi

yang meliputi penetapan maupun sediaan farmasi yang meliputi penetapan

maupun pengujian parameter mutunya. Analisis farmasi juga salah satu ilmu

yang dipelajari di dalam dunia farmas, ilmu ini mempelajari tentang

bagaimana cara kita mengetahui adanya kandungan dan jumlah kandungan

suatu zat dalam suatu sampel.

Laboratorium adalah suatu tempat di mana percobaan dan penyelidikan

dilakukan. Dalam pengertian sempit, laboratorium sering diartikan sebagai

ruang atau tempat yang berupa gedung yang dibatasi oleh dinding dan atap

yang di dalamnya terdapat sejumlah alat dan bahan praktikum.

Dilaboratorium harus terdapat alat dan bahan yang memadai untuk

mendukung kegiatan praktikum.

Kualitatif pada mulanya bersumber pada pengamatan kuantitatif, lalu

didefinisikan sebagai tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan social yang

secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam

kaitannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam

bahasanya dan dalam istilah lainnya.


Pada praktikum analisis kualitatif senyawa obat asam ada beberapa

jenis golongan asam yang akan dipraktikkan pada percobaan I yaitu asam

asetil salisilat, asam salisilat, asam askorbat, Asam laktat.

B. Tujuan Percobaan

Adapun tujuan pada percobaan ini yaitu :

1. Menentukan golongan obat asam berdasarkan reaksinya dan pereaksi

umum

2. Menentukan jenis obat golongan asam berdasarkan reaksinya dengan

pereaksi khusus.

3. Mengenali jenis obat golongan asam dari sampel murni atau dari sampel

campuran.

C. Prinsip Percobaan

Adapun prinsip dari percobaan ini yaitu menentukan golongan obat

asam berdasarkan reaksi dan pereaksi umum dan jenis obat golongan asam

berdasarkan reaksi dan pereaksi umum. Serta mengenali jenis obat golongan

asam dari sampel murni atau dari sampel campuran.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Umum

Analisis kualitatif berkaitan dengan identifikasi zat-zat kimia mengenali unsur

atau senyawa apa yang ada dalam suatu sampel (Day, 1998).

Analisis kualitatif merupakan analisis untuk melakukan identifikasi elemen,

spesies, dan/atau senyawa-senyawa yang ada di dalam sampel. Dengan kata lain,

analisis kualitatif berkaitan dengan cara untuk mengetahui ada atau tidaknya suatu

analit yang dituju dalam suatu sampel (Cartika, 2016).

Prinsip-prinsip kimia yang mendasari penyusunan skema kualitatif termasuk

aspek pemisahan dan identifikasi, yaitu kelarutan, keasaman dan kebasaan,

pembentukan ion kompleks, reaksi redoks, sifat penguapan, dan ekstraksi (Achmad,

2012).

Menurut Arrhenius menyatakan bahwa asam adalah suatu zat, yang bila

dilarutkan dalam air akan menghasilkan proton atau ion hidronium (H +). Menurut

definisi Bronsted-Lowry, asam merupakan zat pendonor proton. Menurut lewis, asam

merupakan zat yang dapat menerima pasangan elektron (Ethica, 2020).

Sifat umum senyawa obat golongan asam yaitu :

a) Dibandingkan dengan asam mineral seperti HCl dan HNO3 asam karboksilat

adalah asam lemah yang lebih asam dari pada alkohol dan fenol.
b) Bereaksi dengan NaHCO3 dan NaOH

c) Asam karboksilat dengan BM rendah berupa cairan tidak berwarna dengan bau

menyengat, misalnya asam asetat, asam formiat, butirat dan lain-lain.

d) Bau asam karboksilat yang lebih tinggi (>100) berkurang sukar menguap (low

volatily)

e) Asam karboksilat membentuk 2 ikatan hidrogen antara sepasang molekulnya

(Dias, 2020).

B. Uraian Bahan

1. Asam Asetat (Ditjen POM, 2020 : 169)

Nama resmi : ASAM ASETAT

Nama lain : Acetic Acid

RM/BM : CH3COOH/60,05

Pemerian : Cairan jernih tidak berwana; bau khas, menusuk; rasa asam

yang tajam.

Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, dengan etanol dan dengan

gliserol.

Kegunaan : Zat tambahan

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

2. Asam Benzoat ( Ditjen POM, 2020 : 178)

Nama resmi : ASAM BENZOAT

Nama lain : Benzoate Acid


RM/BM : C7H6O2/ 122,12

Pemerian : Hablur bentuk jarum atau sisik; putih; sedikit berbau,

Umumnya bau benzaldehid atau benzoin. Agak mudah

menguap pada suhu hangat. Mudah menguap dalam uap air.

Kelarutan : Sukar larut dalam air; mudah larut dalam etanol, dalam

kloroform dan dalam eter.

Kegunaan : Antiseptikum ekstern, antijamur

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

3. Asam Salisilat ( Ditjen POM, 2020 : 193)

Nama resmi : ASAM SALISILAT

Nama lain : Salicylic Acid

RM/RM : C7H6O3/ 138,12

Pemerian : Hablur putih; biasanya berbentuk jarum halus atau serbuk

halus putih; rasa agak manis, tajam dan stabil di udara.

Bentuk sintetis warna putih dan tidak berbau. Jika dibuat dari

metil salisilat alami dapat berwarna kekuningan atau merah

muda dan berbau lemah mirip mint.

Kelarutan : Sukar larut dalam air dan dalam benzen, larut dalam air

mendidih;mudah larut dalam etanol dan dalam eter; agak

sukar larut dalam kloroform.

Kegunaan : Keratolitikum, antifungi

Penyimpanan : Simpan dalam wadah tertutup baik


4. Asam Asetil Salisilat (Ditjen POM, 2014 : 144)

Nama resmi : ASAM ASETILSALISILAT

Nama lain : Asetosal

RM/BM : C9H804/180,16

Pemerian : Hablur, umumnya seperti jarum atau lempengan tersusun,

atau serbuk hablur; putih; tidak berbau atau berbau lemah.

Stabil di udara kering; di dalam udara lembab secara

bertahap terhidrolisa menjadi asam salisilat dan asam asetat.

Kelarutan : Sukar larut dalam air; mudah larut dalam etanol; larut dalam

kloroform dan dalam eter; agak sukar larut dalam eter

mutlak.

Kegunaan :-

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

5. Asam Askorbat (Ditjen POM, 2020 : 175)

Nama resmi : ASAM ASKORBAT

Nama lain : Vitamin C

RM/RM : C6H8O6/ 176,12

Pemerian : Hablur atau serbuk putih atau agak kuning. Warna menjadi

gelap karena pengaruh cahaya. Dalam keadaan kering, stabil

di udara. Dalam larutan cepat teroksidasi. Melebur pada suhu

lebih kurang 190°.

Kelarutan : Mudah larut dalam air; agak sukar larut dalam etanol; tidak
larut dalam kloroform, dalam eter dan dalam benzen.

Kegunaan : Antiskorbut

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya

6. Asam Tartrat (Ditjen POM, 2020 : 201)

Nama resmi : ASAM TARTRAT

Nama lain : Tartaric acid

RM/BM : C4H6O6 / 150,09

Pemerian : Hablur tidak berwarna atau bening atau serbuk hablur halus

sampai granul, warna putih; tidak berbau; rasa asam dan stabil

di udara.

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air; mudah larut dalam etano

Kegunaan :-

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

7. Asam Sitrat (Ditjen POM, 2014 : 164-165)

Nama resmi : ASAM SITRAT

Nama Lain : Citric Acud

RM/BM : C6H8O7/192,13

Pemerian : Hablur bening, tidak berwarna atau serbuk hablur granul

sampai halus; putih; tidak berbau atau praktis tidak berbau;

rasa sangat asam. Bentuk hidrat mekar dalam udara kering.

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, mudah larut dalam etanol; agak

sukar larut dalam eter


Kegunaan : Zat tambahan

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

8. Asam laktat ( Rowe, 2009)

Nama resmi : ASAM LAKTAT

Nama lain : Acidum lacticum

RM/BM : C3H6O3/90,08

Pemerian : Praktis tidak berbau, tidak berwarna atau agak kuning- cairan

berwarna, kental, higroskopis, tidak mudah menguap.

Kelarutan : Dapat bercampur dengan etanol (95%), eter, dan air; praktis

tidak larut dalam kloroform.

Kegunaan : Antiseptikum alat pencernaan

Penyimpanan : Harus disimpan dalam wadah tertutup baik di tempat yang

sejuk, tempat yang kering

9. Asam borat (Ditjen POM, 1979 : 49-50)

Nama resmi : ACIDUM BORICUM

Nama lain : Asam Borat

RM/BM : H3BO3/61,83

Pemerian : Hablur serbuk hablur putih atau sisik mengkilap tidak

berwarna; kasar; tidak berbau; rasa agak asam dan pahit

kemudian manis.

Kelarutan : Larut dalam 20 bagian air, dalam 3 bagian air mendidih,


dalam 16 bagian etanol (95%) P dan dalam 5 bagian gliserol

P.

Kegunaan : Antiseptikum ekstern

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

10. Alkohol (DirtjenD POM, 1979 : 65)

Nama Resmi : AETHANOLIUM

Nama Lain : Alkohol

RM/BM : C2H6O/46,07

Pemerian : Cairan tidak berwarna; jernih mudah menguap dan mudah

bergerak bau khas; rasa panas; mudah terbakar dan

memberikan nyala biru tidak berasap.

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P dan dalam

eter P.

Kegunaan `: Zat tambahan

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya; di tempat

sejuk, jauh dari nyala api.

11. Asam Klorida (Ditjen POM, 1979 : 53)

Nama resmi : ACIDUM HYDROCHLORIDUM

Nama lain : Asam Klorida

RM/BM : HCl/36,46

Pemerian : Cairan, tidak berwarna ; berasap, bau merangsang. Jika

diencerkan dengan 2 bagian air, asap dan bau hilang.


Kelarutan :-

Kegunaan : Zat tambahan

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

12. Asam Sulfat ( Ditjen POM, 2020 : 200)

Nama resmi : ASAM SULFAT

Nama lain : Sulfuric Acid

RM/BM : H2SO4 / 98,07

Pemerian : Cairan jernih seperti minyak; tidak berwarna; bau sangat

tajam dan korosif, Bobot jenis lebih kurang 1,84.

Kelarutan : Bercampur dengan air dan dengan etanol, dengan

menimbulkan panas.

Kegunaan : Zat tambahan

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

13. Asam Nitrat ( Ditjen POM, 2020 : 190)

Nama resmi : ASAM NITRAT

Nama lain : Nitrate Acid

RM/BM : HNO3/63,01

Pemerian : Cairan berasap; sangat korosif; bau khas, sangat merangsang.

Mendidih pada suhu lebih kurang 120°; bobot jenis lebih

kurang 1,41. Merusak jaringan hewan menjadi kuning.


Kelarutan :-

Kegunaan :-

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

14. Natrium Hidroksida ( Ditjen POM, 2020 : 1224)

Nama Resmi : NATRIUM HIDROKSIDA

Nama lain : Sodium Hydroxide

RM/BM : NaOH/40,00

Pemerian : Putih atau praktis putih, massa melebur, berbentuk pelet kecil,

serpihan atau batang atau bentuk lain. Keras, rapuh dan

menunjukkan pecahan hablur. Jika terpapar di udara, akan

cepat menyerap karbon dioksida dan lembab.

Kelarutan : Mudah larut dalam air dan dalam etanol.

Kegunaan : Zat tambahan

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

15. Perak Nitrat ( Ditjen POM, 2020)

Nama resmi : PERAK NITRAT

Nama lain : Silver nitrate

RM/BM : AgNO3/169,87

Pemerian : Hablur tidak berwarna atau putih, bila dibiarkan terpapar

cahaya dengan adanya zat organik menjadi berwarna abu-abu

atau hitam keabu-abuan, pH larutan lebih kurang 5,5.

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, terlebih dalam air mendidih;
agak sukar larut dalam etanol; mudah larut dalam etanol

mendidih; sukar larut dalam eter.

Kegunaan : Antiseptikum ekstern, kaostikum

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya.

16. Aquadest (Ditjen POM, 1979 : )

Nama Resmi : Aqua destilata

Nama Lain : Air Suling

RM/BM : H2O/18,02

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau,tidak berasa.

Kegunaan : Sebagai pelarut.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.


BAB III

METODOLOGI KERJA

A. ALAT DAN BAHAN

1. ALAT

Adapun alat-alat yang digunakan pada labiratorium ini yakni alu, batang

pengaduk, cawan porselin, gegep, gunting, kaca arloji, korek api, lilin, lumpang,

pipet ukur, pipet tetes, sendok tanduk, dan spatula.

2. BAHAN

Adapun bahan-bahan yang digunakan pada digunakan percobaan ini yaitu

alkohol, aspilent tablet, aquades, BaCl, bakso, biskuit roma kelapa, CH 3OH,

cuka, etanol, FeCl3, fehling A & B, H2SO4 Pekat, HCL, HNO3 Pekat, KHSO4,

KmnO4, larutan iod, methanol, mie basah, minuman you c, NaOH, NH 4OH,

salep alergi, dan susu,

B. CARA KERJA

1. Asam asetat

 Disiapkan alat dan bahan, ditambahkan pereaksi FeCl3 lalu diamati

perubahan warnannya, setelah itu ditambahkan lagi larutan asam dan

amati lagi perubahan warna yang terjadi.


 Disiapkan alat dan bahan, diambil sampel cuka secukupnya, lalu

dimasukkan kedalam tabung reaksi, ditambahkan pereaksi KHSO4, lalu

ditambahkan aquadest secukupnya, dan diamati bau pada sampel.

2. Asam salisilat

 Disiapkan alat dan bahan, diambil sampel salep alergi yaitu salep 88

secukupnya, lalu dimasukkan kedalam tabung reaksi, ditambahkan

pereaksi HNO3, kemudian diaduk-aduk menggunakan batang pengaduk

lalu amati perubahan warna yang terjadi. Setelah itu, ditambahkan

pereaksi NH4OH secukupnya, dan diamati perubahan warna yang

terjadi.

 Disiapkan alat dan bahan, diambil sampel salep alergi yaitu salep 88

secukupnya, lalu dimasukkan kedalam tabung reaksi, ditambahkan

pereaksi FeCl3, kemudian diaduk-aduk menggunakan batang pengaduk

lalu amati perubahan warna yang terjadi. Setelah itu, ditambahkan

pereaksi etanol secukupnya, dan diamati lagi perubahan warna yang

terjadi.

3. Asam asetil salisilat

 Disiapkan alat dan bahan, digerus aspilent tablet dengan alu dan

lumpan sampai halus lalu diletakan pada cawan porselin. Diambil

sampel aspilent tablet yang sudah dihaluskan secukupnya, lalu

dipanaskan. Setelah itu ditambahkan pereaks FeCl3 secukupnya,


kemudian digojok sambil diamati perubahan warna yang terjadi. Lalu

ditambahkan pereaksi HCL secukupnya, dan diamati lagi perubahan

warna yang terjadi.

 Disiapkan alat dan bahan, diambil sampel salep alergi yaitu salep 88

secukupnya, lalu dimasukkan kedalam tabung reaksi, ditambahkan

pereaksi FeCl3, kemudian diaduk-aduk menggunakan batang pengaduk

lalu amati perubahan warna yang terjadi. Setelah itu, ditambahkan

pereaksi etanol secukupnya, dan diamati perubahan warna yang

terjadi.

4. Asam askorbat

 Disiapkan alat dan bahan, diambil sampel minuman yang mengandung

vitamin c yaitu you C secukupnya, lalu dimasukkan kedalam tabung

reaksi, ditambahkan pereaksi feling, kemudian digojok lalu amati

perubahan warna yang terjadi.

 Disiapkan alat dan bahan, diambil sampel minuman yang mengandung

vitamin c yaitu you C secukupnya, lalu dimasukkan kedalam tabung

reaksi, ditambahkan pereaksi FeCl3, kemudian digojok lalu amati

perubahan warna yang terjadi.

 Disiapkan alat dan bahan, diambil sampel minuman yang mengandung

vitamin c yaitu you C secukupnya, lalu dimasukkan kedalam tabung


reaksi, ditambahkan pereaksi KmnO4, kemudian digojok lalu amati

perubahan warna yang terjadi.

5. Asam sitrat

 Disiapkan alat dan bahan, digerus sampel biskuit manis yaitu biskuit

roma kelapa dengan alu dan lumpan sampai halus lalu diletakan pada

cawan porselin. Diambil sampel yang sudah dihaluskan secukupnya.

Setelah itu ditambahkan pereaks FeCl3 secukupnya, kemudian digojok

sambil diamati perubahan warna yang terjadi.

 Disiapkan alat dan bahan, digerus sampel biskuit manis yaitu biskuit

roma kelapa dengan alu dan lumpan sampai halus lalu diletakan pada

cawan porselin. Diambil sampel yang sudah dihaluskan secukupnya.

Setelah itu ditambahkan pereaks H2SO4 secukupnya, kemudian digojok

sambil diamati perubahan warna yang terjadi.

6. Asam laktat

 Disiapkan alat dan bahan, diambil sampel susu secukupnya, lalu

dimasukkan kedalam tabung reaksi, ditambahkan pereaksi FeCl 3, lalu

digojok dan diamati perubahan warna pada sampel.

 Disiapkan alat dan bahan, diambil sampel susu secukupnya, lalu

dimasukkan kedalam tabung reaksi, ditambahkan pereaksi NaOH , lalu

digojok dan diamati perubahan warna. Kemudian ditambahkan CHl 3

lalu diamati perubahan warna yang yerjadi pada sampel.


7. Asam borat

 Disiapkan alat dan bahan, digerus sampel yaitu mie basa dengan alu

dan lumpan sampai halus lalu diletakan pada cawan porselin. Diambil

sampel yang sudah dihaluskan secukupnya. Setelah itu ditambahkan

pereaksi HCl secukupnya, kemudian digojok sambil diamati perubahan

warna yang terjadi.

 Disiapkan alat dan bahan, digerus sampel yaitu bakso dengan alu dan

lumpan sampai halus lalu diletakan pada cawan porselin. Diambil

sampel yang sudah dihaluskan secukupnya lalu diletakan pada kaca

arloji. Setelah itu ditambahkan pereaksi H2SO4 dan CH3OH

secukupnya, kemudian dibakar sambil diamati warna api yang terjadi.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

No Sampel Pereaksi Perubahan keterangan


yang ditambahkan

1. Aspilent tablet FeCl3 + HCL warna hilang -

H2SO4 p + etanol bau gandapura +

` 2. Bakso H2SO4 p + CH3OH nyala hijau -

Mie basah HCl kuning +

3. Biskui roma kelapa FeCl3 kuning +

H2SO4 cincin ungu -

4. Cuka FeCl3 warna hilang +

KHSO4 + H2O bau cuka +

5. Minuman You C fehling ungu hilang -

FeCl3 ungu hilang -

KMnO4 endapan putih -

6. Salep 88 HNO3 pekat + NH4OH kuning +

FeCl3 + etanol warna hilang -

7. Susu FeCl3 kuning +

NaOH adanya endapan +


B. PEMBAHASAN

Pada hasi uji pengamatan yang telah dilakukan sampel ditambahkan dengan

pereaksi untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada sampel tersebut. Pada

sampel pertama yaitu aspilent tablet untuk reaksi spesifik asam asetil salisilat

dengan tabung pertama diisi dengan tablet aspilent yang sudah digerus hingga

halus lalu ditambahkan FeCl3 dan HCl menghasilkan warna hilang tetapi pada

percobaan yang dilakukan menghasilkan warna kining. Tabung kedua diisi dengan

tablet aspilent yang sudah digerus hingga halus lalu ditambahkan H2SO4 p dan

etanol menghasilkan bau gandapura dan pada percobaan yang dilakukan

didapatkan bau gandapura pada sampel.

Pada sampel kedua yaitu bakso dan mie basah untuk reaksi spesifik asam

borat yaitu tabung pertama diisi dengan bakso yang sudah digerus hingga halus

lalu ditambahkan H2SO4 p + CH3OH lalu di bakar menghasilkan warna api dengan

nya hijau, tetapi pada percobaan yang dilakukan menghasilkan nyala api yang

berwarna kuning. Lalu pada tabung kedua diisi dengan dengan mie yang sudah

digerus hingga halus lalu ditambahkan pereaksi HCl menghasilkan kuning, dan

pada percobaan yang dilakukan diperoleh perubahan warna kuning pada sampel.
Pada sampel ketiga yaitu biskui roma kelapa untuk reaksi spesifik asam sitrat

yaitu tabung pertama diisi dengan biskuit yang sudah digerus hingga halus lalu

ditambahkan FeCl3 menghasilkan warna kuning, tetapi pada percobaan yang

dilakukan menghasilkan warna kuning pada sampel. Lalu pada tabung kedua diisi

dengan biskuit roma kelapa yang sudah digerus hingga halus lalu ditambahkan

pereaksi H2SO4 menghasilkan cincin ungu, sedangkan pada percobaan yang

dilakukan diperoleh perubahan warna menjadi ungu namun tidak didapatkan

cincin ungu pada sampel. Pada sampel keempat yaitu cuka untuk reaksi spesifik

asam asetat yaitu tabung pertama diisi dengan cuka lalu ditambahkan FeCl 3

menghasilkan warna hilang, dan pada percobaan yang dilakukan menghasilkan

warna hilang pada sampel setelah ditambahkan HCl. Lalu pada tabung kedua diisi

dengan cuka lalu ditambahkan pereaksi KHSO4 dan aquadest menghasilkan bau

cuka, dan pada percobaan yang dilakukan diperoleh bau cuka pada sampel.

Pada sampel kelima yaitu minuman You C untuk reaksi spesifik asam

askorbat yaitu tabung pertama diisi dengan minuman You C lalu ditambahkan

fehling menghasilkan warna endapan ungu hilang, dan pada percobaan yang

dilakukan menghasilkan warna hijau pada sampel. Lalu pada tabung kedua diisi

dengan minuman You C lalu ditambahkan pereaksi FeCl 3 menghasilkan perubahan

warna menjadi ungu hilang tetapi pada percobaan yang dilakukan diperoleh

perubahan warna menjadi orenge. Dan pada percobaan tabung ketiga diisi

minuman You C dengan pereaksi KmnO4 menghasilkan endapan putih sedangkan


pada percobaan yang dilakukan diperoleh perubahan warna menjadi kuning pada

sampel.

Pada sampel keenam yaitu salep 88 untuk reaksi spesifik asam salisilat yaitu

tabung pertama diisi dengan salep 88 lalu ditambahkan HNO3 pekat + NH4OH

menghasilkan warna kuning, dan pada percobaan yang dilakukan menghasilkan

warna kuning pada sampel setelah ditambahkan NH4OH. Lalu pada tabung kedua

diisi dengan salep 88 lalu ditambahkan pereaksi FeCl3 dan etanol menghasilkan

coklat, dan pada percobaan yang dilakukan diperoleh warna ungu setelah

ditambahkan etanol pada sampel. Pada sampel ketujuh yaitu susu untuk reaksi

spesifik asam laktat yaitu tabung pertama diisi dengan susu lalu ditambahkan

FeCl3 menghasilkan warna kuning, dan pada percobaan yang dilakukan

menghasilkan warna kunung pada sampel. Lalu pada tabung kedua diisi dengan

susu lalu ditambahkan pereaksi NaOH menghasilkan larutan yang memiliki

endapan, dan pada percobaan yang dilakukan diperoleh endapan pada sampel.
DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Hiskia. 2012. Kimia Analitik Kualitatif. PT Citra Aditya Bakti : Bandung.

Ardini, Dias, Pudji Rahayu dan Endah Ratnasari Mulatasih. 2020. Modul Penuntun

Praktikum Kimia Farmasi Kualitatif. Pusaka Medika : Bandar Lampung.

Cartika,Harpolia . 2016. Kimia Farmasi. Kemenkes RI : Jakarta.

Day dan Underwood. 1998. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam. Erlangga :

Jakarta.

Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Kemenkes RI : Jakarta.

Ditjen POM. 2014. Farmakope Indonesia Edisi V. Kemenkes RI : Jakarta.

Ditjen POM. 2020. Farmakope Indonesia Edisi VI. Kemenkes RI : Jakarta.

Ethica, Stalis Norma. 2020. Buku Ajar Teori Kimia Analitik Teknologi

Laboratorium Medis. Deepublish : Yogyakarta.

Rowe, Raymond C, Paul J Sheskey, dan Marian E Quinn. 2009. Handbook of

Pharmaceutical Excipients Sixth Edition. Pharmaceutical Press and American

Pharmacists Association : USA.

Anda mungkin juga menyukai