Anda di halaman 1dari 15

SINTESIS IODOFORM

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Iodoform merupakan reaksi haloform atau pembuatan senyawa
haloform. Untuk yodoform berarti akan dihasilkan senyawa CHI3.
Kerja halogen bergantung pada pengubahan molekul halogen yang
secara listrik netral, menjadi ion halogen dengan menerima electron.
Daya oksidasi halogen berkurang dengan bertambahnya massa atom
relatif. Iod merupakan pengoksid lemah sedangkan ion Iodida
seringkali bertindak sebgai pereduksi. Ion Iodida mereduksi sejumlah
zat sementara ion ini sendiri di oksidasi menjadi Iod
Untuk menyatakan terjadinya suatu peristiwa kimia, digunakan
persamaan kimia. Dengan persamaan kimia dapat diperoleh informasi
kimia yaitu apa yang terjadi jika dua macam atau lebih zat dicampur
pada kondisi tertentu dan berapa banyaknya setiap zat itu bereaksi
dan berapa banyak terbentuk senyawa baru. Reaksi sintetis adalah
suatu reaksi dari pembentukan molekul dari unsur-unsurnya.
Pembentukan senyawa iodoform dilakukan dengan
menggunakan larutan alkohol maupun dengan larutan aseton.
Dengan melakukan percobaan sintesis senyawa iodoform ini, maka
kita dapat lebih mengetahui cara-cara dan teknik yang dapat
dilakukan untuk dapat membentuk senyawa ini dalam jumlah yang
cukup banyak, dan tentu saja murni.
Meskipun dalam pengunaanya senyawa ini memang bermanfaat,
namun kita tetap harus berhati-hati dalam penggunaannya, karena
kemampuan dari senyawa ini untuk melumpuhkan pernapasan,
sehingga dapat berbahaya bagi pengggunanya. Ion Iodida mereduksi
sejumlah zat sementara ion ini sendiri di oksidasi menjadi Iod. Prinsip
dari reaksi pembentukan iodoform adalah berdasarkan reaksi
halogenasi yaitu dimulai dengan pembentukan atom radikal bebas
dari halogen.

ANGGUN CAHYANI SAID UMMU KHAERIAH


15020160141
SINTESIS IODOFORM
Karena iod memiliki banyak kegunaan maka dari itu setiap
mahasiswa farmasi dituntun untuk mengetahui dan memahami reaksi
pembentukan iodoform tersebut.
1.2 Maksud Percobaan
Adapun maksud dilakukannya praktikum ini yaitu untuk
mengetahui dan memahami pembuatan senyawa-senyawa halogen
dari methane.
1.3 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini yaitu untuk
mensintesis senyawa halogen (senyawa iodoform) dari reaksi
pembentukkan antara iodium dengan aseton.

ANGGUN CAHYANI SAID UMMU KHAERIAH


15020160141
SINTESIS IODOFORM
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Umum


Iodoform berupa zat padat yang berwarna kuning, memiliki bau
yang khas, serta mempunyai efek untuk melumpuhkan saraf
pernapasan. Senyawa ini biasanya digunakan untuk mengidentifikasi
adanya etanol/aseton dalam suatu bahan. Sedangkan dalam
kedokteran, dulunya bahan ini digunakan sebagai antiseptic (Shevla,
1985).
Iodium merupakan elemen yang terdapat dalam makanan
sebagai iodida anorganik yang mudah diserap. Kebutuhan sehari-hari
adalah 50 sampai 300 mg yang diperoleh dari makanan seperti ikan,
kepiting, kerang, dan lumut laut, penyakit gondok endemis pada
umumnya akan timbul di daerah mana asupan perharinya hanya 70
mcg (Tjay, 2002).
Iod merupakan oksidator yang tidak terlalu kuat sehingga hanya
zat-zat yang merupakan reduktor yang cukup kuat yang dapat dititrasi.
Indikator ialah amilum, dengan perubahan dari tak berwarna menjadi
biru. Iod yang kurang reaktif dan lebih mudah ditahan oleh kulit dalam
bentuk larutan iod dalam alkohol DAB 8 (tingtur iod) merupakan
desinfektan yang bekerja secara aman dan dapat dipercaya untuk
pengobatan luka. Yang akan mempunyai harapan yang cukup penting
adalah iodofor, yang di dalamnya iod terikat secara longgar dalam
agregat misel organik ( Walter, 1990).
Sebagai oksidator lemah, iod tidak dapat bereaksi terlalu
sempurna. Karena itu sering dibuat kondisi yang menggeser
kesetimbangan ke arah hasil reaksi antara lain dengan mengatur pH
atau menambah bahan pengompleksan ( Walter, 1990).
Apabila aldehida dan keton yang mempunyai hidrogen alfa
direaksikan dengan gas klor atau gas brom, maka hidrogen alfa akan
diganti oleh atom klor atau brom dengan adanya katalis asam atau
basa. Kegunaan tipe reaksi ini ini di laboratorium adalah untuk uji
ANGGUN CAHYANI SAID UMMU KHAERIAH
15020160141
SINTESIS IODOFORM
kimia yang dikenal dengan reaksi iodoform yaitu untuk mengetahui
adanya metil keton. Reaksi ini disebut reaksi iodoform karena pada
langkah terakhir dihasilkan senyawa iodoform (CHI3) berupa kristal
kuning yang berwarna kuning (Ganiswarna, 2003).
Jika Iodine ditambahkan pada larutan bersifat alkali contohnya
Natrium Hidroksida, maka akan terbentuk natrium hipoklorit, NaIO,
atau senyawa lain yang serupa. Jika iodine ditambahkan pada larutan
bersifat alkali contohnya natrium hidroksida, maka akan terbentuk
natrium hipoklorit, NaIO, atau senyawa lain yang serupa, dimana
iodine tidak bereaksi dengan arsenit. Oleh karena itu kelebihan
natrium hidroksida harus dinetralkan. Pembakuan larutan iodium
dibekukan dengan arsen trioksida. Iodium kurang larut dalam air .
dengan adanya kalium iodida secukupnya akan menaikan
kelarutannya, karena terbentuknya komplek anion tri-iodida (I3 ),
terbentuknya ion iodida ini mengurangi penguapan dari larutan iodin
beku. Dan ion tri-iodida dengan adanya zat pereduksi akan bereaksi
dengan iodin (Susanti, 2003).
Elemen iod adalah salah satu zat bakterisida terkuat (sudah
efektif pada kadar 2 – 4 ms/ml) (can 2 – 4 ppm) dengan kerja cepat.
Hampir semua kuman penyakit / patogen, termasuk virus dan fungi
dimatikan olehnya begitu pula spora. Walaupun diperlukan waktu lebih
lama larutan 2 % memerlukan waktu 2 –3 jam, iod merupakan
antoseptikum yang sangat efektif untuk kulit utuh, sebagai tingtur iod
banyak digunakan sebelum infeksi atau pembedahan untuk
ddesinfeksi kulit,juga untuk mengobati penyakit fungi. Efek samping
dari iod yaitu keberaturannya, sifat yang merangsang warna coklat
dan kadang-kadang terjadi dramatis,alergi kulit (Tjay, 2002).
Dan penghambatan ion iodida adalah obat yang dapat
transporatif ion iodida dalam kelenjar tiorid. Pada umumnya obat
tersebut berupa amorf monofalen yang bnetuk hidratnya mempunyai
ukuran hampir sebesar hidrat ion iodida. Iodida merupakan obat tertua

ANGGUN CAHYANI SAID UMMU KHAERIAH


15020160141
SINTESIS IODOFORM
yang digunakan untuk pengobatan hipetirodisme sebelum
ditempatkan berbagai macam anti tiroid. Meskipun iodida diperlukan
dalam jumlah besar, iodida dapat menyebebabkan goiter dan
hipetirodisme pada orang sehat (Ganiswarna, 2003).
Halogenasi terhadap keton asimetris seperti metil propil keton
memperlihatkan bahwa orientasi halogenasi terjadi lebih dominan
terhadap karbon yang lebih tersubstitusi. Di dalam halogenasi
terkataliss basa terhadap keton, ditemukan juga bahwa kecepatan
reaksi sama sekali tidak tergantung pada konsentrasi dan identitas
halogen (Fessenden, 1992).
Beberapa kegunaan spesifik iodine (Sunardi,2006):
a. Natrium iodide (NaI) yang digunakan dalam garam dapur
berfungsi untuk mencegah.
b. Penyakit gondok.
c. Iodoform (CHI3)) digunakan sebagai desinfektan (untuk mengobati
penyakit borok).
d. Digunakan dalam industri tapioca.
e. Larutan iodine dalam alcohol digunakan sebagai obat luka.
f. Radioisotope iodine digunakan dalam bidang kedokteran dan
penelitian.
g. Beberapa jenis senyawa iodine digunakan sebagaioksidator.
2.2 Uraian Bahan
a. Alkohol (Ditjen POM, 2014)
Nama Resmi : ETHANOLUM
Nama Lain : Alkohol, etanol
BM / BJ : 46, 07 / 0, 812
RM : C2H6O
Kelarutan : Bercampur dengan air dan praktis
bercampur dengan semua pelarut organic.
Pemerian : Cairan mudah menguap, jernih, tidak
berwarna, bau khas, danmenyebabkan rasa

ANGGUN CAHYANI SAID UMMU KHAERIAH


15020160141
SINTESIS IODOFORM
terbakar. Mudah menguap walaupun pada
suhu rendah. suhu mendidih pada suhu 78C˚
mudah terbakar.
Kegunaan : Zat tambahan juga dapat membunuh kuman.
b. Aquades (Ditjen POM, 1979)
Nama Kimia : AQUADESTILIATSA
Rumus kimia : H2O
Berat Molekul : 18,02
Berat Jenis : 1
Sinonim : Air suling
Pemerian : Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau;
tidak mempunyai rasa.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai pelarut
c. Aseton (Ditjen POM, 1979)
Nama kimia : DIMETIL KETON
Nama Lain : Aseton
Rumus kimia : CH3COCH3
Berat Jenis : Tidak lebih dari 0,789
Bwrat Molekul : 58,08
Pemerian : Cairan transparan, tidak berwarna, mudah
menguap, bau khas.
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, dengan etanol,
eter, dan kloroform.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, jauh dari api.
Kegunaan : Sebagai bahan sintesis iodoform
d. Iodum (Ditjen POM, 1979)
Nama Resmi : IODINE
Nama Lain : Iodium
BM : 126,90
Pemerian : Keping atau granul; berat; hitam keabu-

ANGGUN CAHYANI SAID UMMU KHAERIAH


15020160141
SINTESIS IODOFORM
abuan; berkilau seperti metal.
Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air, mudah
larut dalam karbon disulfida, dalam kloroform,
dalam karbon tetraklorida dan dalam eter,
larut dalam etanol dan dalam larutan iodide;
agak sukar larut dalam gliserin.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
e. Natrium Hidroksida (Ditjen POM, 2014)
Nama Resmi : NATRII HYDROXIDUM
Nama Lain : Natrium Hidroksida
BM / RM : 40,00 / NaOH
RUmus Struktur : 𝑁𝑎 − 𝑂 − 𝐻
Pemerian : Bentuk batang, butiran, massa hablur
atau keeping, kering, keras, rapuh dan
menunjukkan susunan hablur putih,
mudahmeleleh dan basah.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air dan dalam
etanol.
2.3 Prosedur Kerja (Anonim, 2018)
Adapun prosedur kerja dari praktikum ini yaitu dalam labu alas
bulat 500 mL ditaruh 10 gram iodium, tambahkan 10 gram
aseton.Ditambahkan sedikit demi sedikit dari corong pisah larutan
NaOH sebanyak 20 mL. (Bila terjadi panas dinginkan dibawah kran
atau bungkus dengan lap basah).
1. Segera setelah terjadi Kristal kuning diberi air yang banyak
(±300ml)
2. Segera saring dengan corong Buchner
3. Dicuci Kristal tersebut sampai filtrat tidak bereaksi alkalis lagi baru
boleh direkristalisasi dengan alkohol
4. Ditentukan titik leburnya.

ANGGUN CAHYANI SAID UMMU KHAERIAH


15020160141
SINTESIS IODOFORM

BAB 3 METODE KERJA


3.1 Alat Praktikum
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu batang
pengaduk, corong Buchner, corong pisah, gelas ukur, dan labu alas
bulat.
3.2 Bahan Praktikum
Adapun bahan yang digunakan yaitu alkohol, aseton, aquades,
iodium, NaOH, dan kertas saring.
3.3 Cara Kerja
Adapun cara kerjanya yaitu disiapkan alat dan bahan. Dalam
labu alas bulat 500 mL dan dibungkus dengan almunium foil kemudian
dimasukkan 1 gram iodium, ditambahkan aseton sebanyak 5 mL.
Setelah itu, sedikit demi sedikit dari corong pisah ditambahkan NaOh
sebanyak 20 mL (bila terjadi panas dinginkan dengan lap basah).
Setelah terbentuk Kristal kuning dimasukkan air ± 300 mL, lalu segera
disaring dengan menggunakan corong Buchner yang sudah ada
kertas saringnya. Stetelah itu, dicuci Kristal sampai filtrate tidak
bereaksi alkalis lagi, boleh direkritalisasi dengan alkohol. Kemudian
ditentukkan titik leburnya, kemudian ditimbang kristalnya lalu
tentukkan % rendamen.

ANGGUN CAHYANI SAID UMMU KHAERIAH


15020160141
SINTESIS IODOFORM
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
a. Tabel Pengamatan
Berat Kertas Berat Kertas
% Rendamen
Timbang +Hasil
0,56 gram 1,68 gram 23,7053%

b. Perhitungan % rendamen
Berat teori : BM Iodoform= 393,7245
BM I = 126,9045
Berat Praktikum = (berat kertas saring kosong) – (berat kertas saring + Iod)
= 1,68 𝑔 − 0,56 𝑔
= 1,12 𝑔
3I2 = CHI3
gr gr
=
𝐵𝑀 𝐵𝑀
1g g
=
2(126,9045) 393,7245
1g g
=
253,809 393,7245
g
3 (0,804) =
393,7245
g
0,012 =
393,7245
gr = 0,012 x 393,7245
= 4,724694 g
berat iodium (praktek)
% rendamen = × 100%
berat iodium (teori)

1,12 g
= × 100%
4,724694

= 23,7053%

ANGGUN CAHYANI SAID UMMU KHAERIAH


15020160141
SINTESIS IODOFORM
Reaksi Kimia

CH3COCH3 + 3 I2 CI3COCH3 + 3 HI

CI3COCH3 + NaOH CHI3 + CH3COONa

3 NaOH + 3 HI 3 NaI + 3 H2O

CH3COCH3 + 3 I2 + 4 NaOH CHI3 + CH3COONa + 3 NI + 3 H2O

4.2 Pembahasan
Iod merupakan pengoksid lemah sedangkan ion Iodida seringkali
bertindak sebgai pereduksi. Ion Iodida mereduksi sejumlah zat
sementara ion ini sendiri di oksidasi menjadi Iod. Iod dapat jauh lebih
larut dalam larutan kalium iodide dalam air daripada dalam air. Hal ini
disebabkan oleh terbentuknya ion tri iodide, I3 tak bebas, yang
diperoleh karena segera setelah iod dihilangkan akibat interaksi
dengan tiosulfat. Sejumlah iod baru dibebaskan dari tri-iodida agar
kesetimbangan tidak terganggu. Namun jika larutan dikocok dengan
karbon tetraklorida, dalam mana iod saja yang dapt larut dengan ion
bebas dalam air .
Percobaan ini adalah percobaan yang bertujuan untuk
membentuk suatu senyawa iodoform dari reaksi aseton dengan iod.
Pada saat akan direkristalisasi, filtrat harus tidak bereaksi alkalis
lagi karena dengan adanya suasana alkalis, maka pada rekristalisasi
dengan alkohol, maka iodoform akan terurai kembali, dan akan
membebaskan iodium yang dapat terlihat dengan coklatnya kembali
larutan.
Dari pengamatan yang dilakukan hasil yang diperoleh yaitu
didapatkan berat filtrate yaitu 1,68 gram dengan persen rendamen
sebesar 23,7053%.
Adapun alasan penambahan bahan pada percobaan ini
digunakan aseton dan NaOH. Digunakan aseton karena merupakan

ANGGUN CAHYANI SAID UMMU KHAERIAH


15020160141
SINTESIS IODOFORM
pensintesis dan memiliki titik lebur lebih tinggi dibandingkan NaOH.
Digunakan NaOH karena NaOH merupakan katalisator yang
mempercepat jalannya reaksi dan membantu mempercepat terjadinya
warna kuning. Jika NaOH berlebihan maka akan membentuk reaksi
NaOH dan iodium. Tetapi pada percobaan kali ini penambahan NaOH
disini tidak boleh berlebihan, karena NaOH ini akan dinetralisasi
dengan sejumlah air, yang bertujuan mengencerkan NaOH yang
mungkin berlebih sehingga mengurangi kecepatan hidrolisis dari
iodoform yang terjadi dengan NaOH.
Senyawa ini dalam bidang farmasi sangat berguna karena
merupakan bahan pembuat obat, yaitu obat antiseptik. Tetapi, di
samping itu idoform ini baunya yang kurang enak dan termasuk
berbahaya karena dapat mengakibatkan iritasi kulit dan menurut
penelitian para ahli, bahan dasarnya yaitu I2 dapat menyebabkan
kemandulan dan dapat mengganggu saluran pernapasan kita.
Iodoform ini juga menguap dan dapat membuat mata menjadi berair.

ANGGUN CAHYANI SAID UMMU KHAERIAH


15020160141
SINTESIS IODOFORM

BAB 5 PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil yaitu sintesa iodoform
yang dibuat dengan cara mereaksikan iodine dengan asteon
berdasarkan reaksi halogenasi diperoleh hasil persen rendamen yaitu
23,7053%
5.2 Sarana
Adapun saran yang dapat saya sampaikan yaitu di harapkan
asisten tetap mempertahankan pengawasannya kepada praktikan dan
tidak bosan-bosannya membimbing kami pada saat praktikum.

ANGGUN CAHYANI SAID UMMU KHAERIAH


15020160141
SINTESIS IODOFORM
DAFTAR PUSTAKA

Anonim., 2018, Penuntun Praktikum Kimia sintetis, Universitas Muslim


Indonesia, Makassar.

Dirjen POM, 1979. “Farmakope Indonesia Edisi III”. Depkes RI : Jakarta.

Dirjen POM, 2014 “Farmakope Indonesia Edisi V”. Depkes RI : Jakarta.

Fessenden & Fessenden., 1992,Kimia Organik Edisi ketiga, Penerbit


Erlangga: Jakarta.

Ganiswarna. G. Sulistia., 2003. ”Farmakokologi dan terapi Edisi IV”. Ekui


Press : Jakarta.

Schunack Walter., 1990. “Senyawa Obat”. Gadja Mada University:


Yogyakarta.

Susanti,S. Dkk., 2003. “Analisa Kimia Farmasi Kuantitatif”. Universitas


Hasanuddin: Makassar.

Sunardi, 2006,116 Unsur kimia Deskripsi dan Pemanfaatannya, Penerbit


Yrama Widya: Bandung.

Tjay. Tan Hoan., Kirana Rhardja., 2002. “Obat-Obat Penting”. Dep Kes RI:
Jakarta.

ANGGUN CAHYANI SAID UMMU KHAERIAH


15020160141
SINTESIS IODOFORM

LAMPIRAN I: SKEMA KERJA


Dalam labu alas bulat 500 mL dan dibungkus dengan
almunium foil

dimasukkan 1 gram iodium


ditambahkan aseton sebanyak 5 mL

dari corong pisah ditambahkan NaOh sebanyak 20 mL sedikit


demi sedikit (bila terjadi panas dinginkan dengan lap basah)

Setelah terbentuk Kristal kuning dimasukkan air ± 300 mL

lalu segera disaring dengan menggunakan corong Buchner


yang sudah ada kertas saringnya

Setelah itu, dicuci Kristal sampai filtrate tidak bereaksi alkalis


lagi, boleh direkritalisasi dengan alkohol

Kemudian ditentukkan titik leburnya, kemudian ditimbang


kristalnya lalu tentukkan % rendamen.

ANGGUN CAHYANI SAID UMMU KHAERIAH


15020160141
SINTESIS IODOFORM
LAMPIRAN II: GAMBAR

Pada saat proses Kristal iodo yang


penyaringan iod telah ditimbang

ANGGUN CAHYANI SAID UMMU KHAERIAH


15020160141

Anda mungkin juga menyukai