Anda di halaman 1dari 14

PENGERTIAN ASAM ASETAT (CH3COOH) DAN PENENTUAN KADAR

ASAM ASETAT DALAM ASAM CUKA


Asam asetat, asam etanoat atau asam cuka adalah senyawa kimia
asam organik yang dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam
makanan. Asam cuka memiliki rumus empiris C 2H4O2. Rumus ini seringkali
ditulis dalam bentuk CH3-COOH, CH3COOH, atau CH3CO2H. Asam asetat murni
(disebut asam asetat glasial) adalah cairan higroskopis tak berwarna, dan
memiliki titik beku 16.7C.
Asam asetat merupakan salah satu asam karboksilat paling sederhana,
setelah asam format. Larutan asam asetat dalam air merupakan sebuah
asam lemah, artinya hanya terdisosiasi sebagian menjadi ion H+ dan
CH3COO-. Asam asetat merupakan pereaksi kimia dan bahan baku industri
yang penting. Asam asetat digunakan dalam produksi polimer seperti
polietilena tereftalat, selulosa asetat, dan polivinil asetat, maupun berbagai
macam serat dan kain. Dalam industri makanan, asam asetat digunakan
sebagai pengatur keasaman. Di rumah tangga, asam asetat encer juga
sering digunakan sebagai pelunak air. Dalam setahun, kebutuhan dunia akan
asam asetat mencapai 6,5 juta ton per tahun. 1.5 juta ton per tahun
diperoleh dari hasil daur ulang, sisanya diperoleh dari industri petrokimia
maupun dari sumber hayati.
Asam asetat merupakan nama trivial atau nama dagang dari senyawa ini, dan merupakan nama
yang paling dianjurkan oleh IUPAC. Nama ini berasal dari kata Latin acetum, yang berarti cuka.
Nama sistematis dari senyawa ini adalah asam etanoat. Asam asetat glasial merupakan nama
trivial yang merujuk pada asam asetat yang tidak bercampur air. Disebut demikian karena asam
asetat bebas-air membentuk kristal mirip es pada 16.7 C, sedikit di bawah suhu ruang.
Reaksi-reaksi kimia
Asam asetat bersifat korosif terhadap banyak logam seperti besi, magnesium, dan seng,
membentuk gas hidrogen dan garam-garam asetat (disebut logam asetat). Logam asetat juga
dapat diperoleh dengan reaksi asam asetat dengan suatu basa yang cocok. Contoh yang terkenal

adalah reaksi soda kue (Natrium bikarbonat) bereaksi dengan cuka. Hapir semua garam asetat
larut dengan baik dalam air. Salah satu pengecualian adalah kromium (II) asetat. Contoh reaksi
pembentukan garam asetat:
Mg(s) + 2 CH3COOH(aq) (CH3COO)2Mg(aq) + H2(g)
NaHCO3(s) + CH3COOH(aq) CH3COONa(aq) + CO2(g) + H2O(l)

PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT


DALAM ASAM CUKA
TUJUAN PERCOBAAN

Menentukan kadar asam asetat yang terdapat dalam asam cuka yang beredar di pasaran.
Dapat menimbang dengan menggunakan neraca digital.
Dapat melakukan standarisasi larutan.
Dapat membedakan larutan standar primer dan larutan standar sekunder.

1.2.1 Asam Asetat


Asam asetat adalah salah satu contoh dari asam karboksilat yang mempunyaigugus fungsi
COOH yang disebut gugus karboksil karena merupakan gugus darigugus karbonil ( -CO-) dan
gugus hidroksil (-OH).Asam asetat terdapat dalam cuka makan memiliki kadar sekitar 20 25%.
Asamasetat murni disebut asam asetat glasial merupakan campuran bening yang tidak berwarna,
berbau sangat tajam dan membeku pada suhu 16,6 C membentuk Krista yangmenyerupai es.
O

Asam asetat yang baik dikonsumsi oleh tubuh adalah 3% maksimum60mg/kg.


1.2.2 Larutan Standar
Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya diketahui secara pasti ataudapat pula
diartikan sebagai bahan kimia yang digunakan untuk menetapkan konsentrasilarutan standar
sekunder atau larutan yang harga konsentrasinya masih dapat berubahkarena pengaruh
lingkungan

1.2.4 Titik ekivalen


Titik ekivalen adalah titik akhir titrasi,yaitu dimana suatu titrasi akan dihentikankarena telah
mencapai suatu kesetaraan.Untuk mengetahui kapan suatu titrasi dikatakansetara ialah bila pada
larutan titrit telah terjadi perubahan warna.Hal ini disebabkankarena penambahan indikator
sebagai larutan petunjuk.
1.2.5 Indikator PP(penolptalain)
Indikator PP adalah asam dwiprotik yang tak berwarna. Mula- mula zat ini berdisosiasi menjadi
suatu bentuk tak berwarna dan kemudian dengan kehilingan protonkedua, menjadi ion dengan
sistem konjungasi maka timbulah warna merah. Maka sebagian aturan umum, orang sebaiknya
memilih suatu indikator yang berubah warna kira kira pada pH kesetaraan titik titrasi. Untuk
asam asam lemah, pHtitik kesetaraan di atas 7 dan biasanya dipilih phenolptalein. Untuk basa
lemah, dimana pH titik kestaraan titik kestaraan di bawah 7, biasanya di gunakan metal merah
ataumetal jingga. Untuk asam kuat dan basa kuat biasanya dipilih metal merah, bromotimol biru
dan PP.
1.2.6 Titrasi Asam Basa ( Asidimetri Alkalimetri )
Reaksi dasar dari titrasi asam basa yaitu penetralan atau netralisasi yangmenghasilkan garam dan
air. Misalnya reaksi antara natrium hidroksida dan asam klorida.
NaOH + CH3COOH CH3COONa + H2O

Bila diukur berapa mL larutan asam denhan titar tertentu diperlukan untuk menetralkan suatu
larytan basa, kadarnya atau titarnya dicari maka pekerjaan itu disebutasidimetri sedangkan
penitaran sebaliknya, asam dengan basa yang titarnya diketahuidisebut alkalimetri.

http://ihsan24chemistry.blogspot.co.id/2013/10/asam-asetat-ch3cooh.html

Asam asetat, asam etanoat atau asam cuka[10] adalah senyawa kimia asam organik yang
dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan. Asam cuka memiliki rumus
empiris C2H4O2. Rumus ini seringkali ditulis dalam bentuk CH3COOH, CH3COOH, atau
CH3CO2H. Asam asetat pekat (disebut asam asetat glasial) adalah cairan higroskopis tak
berwarna, dan memiliki titik beku 16,7C. Cuka mengandung 39% volume asam asetat,
menjadikannya asam asetat adalah komponen utama cuka selain air. Asam asetat berasa asam
dan berbau menyengat. Selain diproduksi untuk cuka konsumsi rumah tangga, asam asetat juga
diproduksi sebagai prekursor untuk polivinil asetat dan selulosa asetat. Meskipun digolongkan
sebagai asam lemah, asam asetat pekat bersifat korosif dan dapat menyerang kulit.
Asam asetat merupakan salah satu asam karboksilat paling sederhana, setelah asam format.
Larutan asam asetat dalam air merupakan sebuah asam lemah, artinya hanya terdisosiasi
sebagian menjadi ion H+ dan CH3COO. Asam asetat merupakan pereaksi kimia dan bahan baku
industri yang penting. Asam asetat digunakan dalam produksi polimer seperti polietilena
tereftalat, selulosa asetat, dan polivinil asetat, maupun berbagai macam serat dan kain. Dalam
industri makanan, asam asetat, dengan kode aditif makanan E260, digunakan sebagai pengatur
keasaman. Di rumah tangga, asam asetat encer juga sering digunakan sebagai pelunak air.
Sebagai aditif makanan, asam asetat disetujui penggunaannya di banyak negara, termasuk
Kanada[11], Uni Eropa[12], Amerika Serikat[13], Australia dan Selandia Baru[14].
Dalam setahun, kebutuhan dunia akan asam asetat mencapai 6,5 juta ton per tahun. 1,5 juta ton
per tahun diperoleh dari hasil daur ulang, sisanya diperoleh dari industri petrokimia.[15] Sebagai
pereaksi kimia, sumber hayati cukup menarik, tetapi tidak kompetitif. Cuka adalah asam asetat
encer, seringkali diproduksi melalui fermentasi dan oksidasi lanjutan etanol.
https://id.wikipedia.org/wiki/Asam_asetat
Home Rumus Kimia Rumus Kimia Asam Asetat
Rumus Kimia Jumat, 04 Desember 2015

Rumus Kimia Asam Asetat


Rumus Kimia Asam Asetat - Asam asetat atau asam etanoat atau asam cuka
merupakan senyawa kimia asam organik yang dikenal sebagai pemberi rasa asam
dan aroma dalam makanan. Asam cuka memiliki rumus empiris C 2H4O2. Rumus
kimia Asam Asetat ini seringkali ditulis dalam bentuk CH 3-COOH, CH3COOH, atau
CH3CO2H. Asam asetat murni (disebut asam asetat glasial) adalah cairan higroskopis
tak berwarna, dan memiliki titik beku 16.7C.

Rumus Kimia Asam Asetat

C2H4O2
Asam asetat merupakan salah satu asam karboksilat paling sederhana, setelah
asam format. Larutan asam asetat dalam air merupakan sebuah asam lemah,
artinya hanya terdisosiasi sebagian menjadi ion H + dan CH3COO-. Asam asetat
merupakan pereaksi kimia dan bahan baku industri yang penting. Asam asetat
digunakan dalam produksi polimer seperti polietilena tereftalat, selulosa asetat, dan
polivinil asetat, maupun berbagai macam serat dan kain.

Dalam industri makanan, asam asetat digunakan sebagai pengatur keasaman. Di


rumah tangga, asam asetat encer juga sering digunakan sebagai pelunak air. Dalam
setahun, kebutuhan dunia akan asam asetat mencapai 6,5 juta ton per tahun. 1.5
juta ton per tahun diperoleh dari hasil daur ulang, sisanya diperoleh dari industri
petrokimia maupun dari sumber hayati.

Sifat-sifat Kimia yang Dimiliki Asam Asetat - Rumus Kimia Asam Asetat
1. Keasaman
Atom hidrogen (H) pada gugus karboksil (COOH) dalam asam karboksilat seperti
asam asetat dapat dilepaskan sebagai ion H + (proton), sehingga memberikan sifat
asam. Asam asetat adalah asam lemah monoprotik dengan nilai pKa=4.8. Basa
konjugasinya adalah asetat (CH 3COO). Sebuah larutan 1.0 M asam asetat (kira-kira
sama dengan konsentrasi pada cuka rumah) memiliki pH sekitar 2.4.

2. Dimer Siklis
Struktur kristal asam asetat menunjukkan bahwa molekul-molekul asam asetat
berpasangan membentuk dimer yang dihubungkan oleh ikatan hidrogen. Dimer
juga dapat dideteksi pada uap bersuhu 120 C. Dimer juga terjadi pada larutan
encer di dalam pelarut tak-berikatan-hidrogen, dan kadang-kadang pada cairan
asam asetat murni. Dimer dirusak dengan adanya pelarut berikatan hidrogen
(misalnya air). Entalpi disosiasi dimer tersebut diperkirakan 65.066.0 kJ/mol,
entropi disosiasi sekitar 154157 J mol1 K1. Sifat dimerisasi ini juga dimiliki oleh
asam karboksilat sederhana lainnya.

3. Sebagai Pelarut

Asam asetat cair adalah pelarut protik hidrofilik (polar), mirip seperti air dan etanol.
Asam asetat memiliki konstanta dielektrik yang sedang yaitu 6.2, sehingga ia bisa
melarutkan baik senyawa polar seperi garam anorganik dan gula maupun senyawa
non-polar seperti minyak dan unsur-unsur seperti sulfur dan iodin. Asam asetat
bercambur dengan mudah dengan pelarut polar atau nonpolar lainnya seperti air,
kloroform dan heksana. Sifat kelarutan dan kemudahan bercampur dari asam asetat
ini membuatnya digunakan secara luas dalam industri kimia.

4. Reaksi-reaksi Kimia
Asam asetat bersifat korosif terhadap banyak logam seperti besi, magnesium, dan
seng, membentuk gas hidrogen dan garam-garam asetat (disebut logam asetat).
Logam asetat juga dapat diperoleh dengan reaksi asam asetat dengan suatu basa
yang cocok. Contoh yang terkenal adalah reaksi soda kue (Natrium bikarbonat)
bereaksi dengan cuka. Hapir semua garam asetat larut dengan baik dalam air.
Salah satu pengecualian adalah kromium (II) asetat. Contoh reaksi pembentukan
garam asetat:
Mg(s) + 2 CH3COOH(aq) (CH3COO)2Mg(aq) + H2(g)
NaHCO3(s) + CH3COOH(aq) CH3COONa(aq) + CO2(g) + H2O(l)
Aluminium merupakan logam yang tahan terhadap korosi karena dapat membentuk
lapisan aluminium oksida yang melindungi permukaannya. Karena itu, biasanya
asam asetat diangkut dengan tangki-tangki aluminium.

Asam asetat mengalami reaksi-reaksi asam karboksilat, misalnya menghasilkan


garam asetat bila bereaksi dengan alkali, menghasilkan logam etanoat bila bereaksi
dengan logam, dan menghasilkan logam etanoat, air dan karbondioksida bila
bereaksi dengan garam karbonat atau bikarbonat.

Reaksi organik yang paling terkenal dari asam asetat adalah pembentukan etanol
melalui reduksi, pembentukan turunan asam karboksilat seperti asetil klorida atau
anhidrida asetat melalui substitusi nukleofilik. Anhidrida asetat dibentuk melalui
kondensasi dua molekul asam asetat. Ester dari asam asetat dapat diperoleh
melalui reaksi esterifikasi Fischer, dan juga pembentukan amida. Pada suhu 440 C,
asam asetat terurai menjadi metana dan karbon dioksida, atau ketena dan air.

5. Deteksi

Asam asetat dapat dikenali dengan baunya yang khas. Selain itu, garam-garam dari
asam asetat bereaksi dengan larutan besi(III) klorida, yang menghasilkan warna
merah pekat yang hilang bila larutan diasamkan. Garam-garam asetat bila
dipanaskan dengan arsenik trioksida (AsO 3) membentuk kakodil oksida ((CH3)2As-OAs(CH3)2), yang mudah dikenali dengan baunya yang tidak menyenangkan.

Jadi Rumus Kimia Asam Asetat yaitu C 2H4O2. Dan semoga ulasan dari
RumusKimia.net di atas bermanfaat bagi kita semua.
http://www.rumuskimia.net/2015/12/rumus-kimia-asam-asetat.html

Glukosa, suatu gula monosakarida, adalah salah satu karbohidrat terpenting yang digunakan
sebagai sumber tenaga bagi hewan dan tumbuhan. Glukosa merupakan salah satu hasil utama
fotosintesis dan awal bagi respirasi. Bentuk alami (D-glukosa) disebut juga dekstrosa, terutama
pada industri pangan.

Gambaran proyeksi Haworth struktur glukosa (-D-glukopiranosa)


Glukosa (C6H12O6, berat molekul 180.18) adalah heksosamonosakarida yang mengandung
enam atom karbon. Glukosa merupakan aldehida (mengandung gugus -CHO). Lima karbon dan
satu oksigennya membentuk cincin yang disebut "cincin piranosa", bentuk paling stabil untuk
aldosa berkabon enam. Dalam cincin ini, tiap karbon terikat pada gugus samping hidroksil dan
hidrogen kecuali atom kelimanya, yang terikat pada atom karbon keenam di luar cincin,
membentuk suatu gugus CH2OH. Struktur cincin ini berada dalam kesetimbangan dengan bentuk
yang lebih reaktif, yang proporsinya 0.0026% pada pH 7.
Glukosa merupakan sumber tenaga yang terdapat di mana-mana dalam biologi. Kita dapat
menduga alasan mengapa glukosa, dan bukan monosakarida lain seperti fruktosa, begitu banyak
digunakan. Glukosa dapat dibentuk dari formaldehida pada keadaan abiotik, sehingga akan
mudah tersedia bagi sistem biokimia primitif. Hal yang lebih penting bagi organisme tingkat atas
adalah kecenderungan glukosa, dibandingkan dengan gula heksosa lainnya, yang tidak mudah
bereaksi secara nonspesifik dengan gugus amino suatu protein. Reaksi ini (glikosilasi) mereduksi
atau bahkan merusak fungsi berbagai enzim. Rendahnya laju glikosilasi ini dikarenakan glukosa

yang kebanyakan berada dalam isomer siklik yang kurang reaktif. Meski begitu, komplikasi akut
seperti diabetes, kebutaan, gagal ginjal, dan kerusakan saraf periferal (peripheral neuropathy),
kemungkinan disebabkan oleh glikosilasi protein.

Bentuk rantai D-Glukosa.


Dalam respirasi, melalui serangkaian reaksi terkatalisis enzim, glukosa teroksidasi hingga
akhirnya membentuk karbon dioksida dan air, menghasilkan energi, terutama dalam bentuk ATP.
[3]
Sebelum digunakan, glukosa dipecah dari polisakarida.[4]
Glukosa dan fruktosa diikat secara kimiawi menjadi sukrosa. Pati, selulosa, dan glikogen
merupakan polimer glukosa umum polisakarida).
Dekstrosa terbentuk akibat larutan D-glukosa berotasi terpolarisasi cahaya ke kanan. Dalam
kasus yang sama D-fruktosa disebut "levulosa" karena larutan levulosa berotasi terpolarisasi
cahaya ke kiri.
https://id.wikipedia.org/wiki/Glukosa

engertian Glukosa
Glukosa adalah salah satu karbohidrat terpenting yang digunakan sebagai sumber tenaga,
glukosa termasuk dalam golongan monosakarida. Karbihidrat glukosa merupakan karbohidrat
terpenting dalam kaitanya dengan penyediaan energi di dalam tubuh. Hal ini disebabkan karena
semua jenis karbohidrat baik monosakarida, oligosakarida maupun polisakarida yang dikonsumsi
oleh manusai akan terkonversi menjadi glukosa di dalam hati. Glukosa ini kemudian akan
berperan sebagai molekul utama bagi pembentukan energi di dalam tubuh. Glukosa juga akan
berperan sebagai sumber energi utama bagi kerja otak.
Glukosa merupakan monosakarida yang paling dominan dalam tubuh manusia selain fruktosa
dan galaktosa. Glukosa juga dibutuhkan sebagai bahann bakar tubuh. Selain itu, glukosa juga
dicadangkan dalam bentuk glikogen. Jika asupannya banyak, maka glukosa akan disimpan
sebagai trigliserida pada jaringan adiposa. Meingkatnya kadar glukosa tergantung pada waktu
pengukuran, jenis makanan, dan metode yang digunakan dalam pemeriksaanya.
Glukosa terbentuk dari karbohidrat dalam makanan dan disimpan dihati dan otot rangka. Insulin
dan glukagon, dua hormon yang berasal dari pankreas, dapat mempengaruhi kadar glukosa
darah.
Glukosa sangat penting bagi kehidupan manusia karena merupakan energi bagi tubuh.

Karbohidrat dalam makanan setelah dicerna akan diserap oleh dinding usus sebaagai glukosa dan
dibawa oleh darah kedalam hati. Oleh hatim sebagai glukosa dikembalikan kedalam darah untuk
menjaga agar kadar glukosa darah tetap konstan yaitu 100 mg%. Jika kadar glukosa melebihi
120 mg% maka disebut hiperglikemia dan jika kurang dari 80 mg% disebut hipiglikemia.
Referensi :
Indriyanti, 2003. Pemeriksaan laboratorium diagnosis dan pemantauan diabetes mellitus. Jakarta
https://www.facebook.com/anakescom/posts/305418919589176
http://shintaakmal.blogspot.co.id/2012/11/karbohidrat_5296.html

KARBOHIDRAT
Karbohidrat adalah polihidroksi aldehida dan keton atau turunan mereka. Karbohidrat pernah
disangka hidrat dari karbon, sehingga disebut karbohidrat karena kebanyakan memenuhi
rumus Cm(H2O)n dengan harga m dan n boleh sama dan juga boleh berbeda
Penggolongan karbohidrat
*) monosakarida: satuan karbohidrat yang tersederhana; tak dapat dihidrolisis menghasilkan
karbohidrat yang lebih kecil. Contoh: glukosa, fruktosa, galaktosa
*) disakarida: dimer-dimer dari monosakarida; dapat dihidrolisis menghasilkan dua buah
molekul monosakarida
Contoh:
sukrosa (hasil hidrolisisnya glukosa dan fruktosa)
laktosa (hasil hidrolisisnya glukosa dan galaktosa)
maltosa (hasil hidrolisisnya glukosa dan glukosa)
karbohidrat yang tersusun dari dua sampai delapan satuan monosakarida dirujuk sebagai
oligosakarida
*) polisakarida: polimer dari monosakarida; dapat dihidrolisis menghasilkan banyak molekul
monosakarida
Contoh: pati, selulosa (yang bisa dihidrolisis menghasilkan banyak satuan glukosa)
Apabila polisakarida dihidrolisis maka tidak langsung menjadi monosakarida-monosakarida,
namun terputus-putus menjadi molekul-molekul yang lebih kecil terlebih dahulu
1). Monosakarida
Semua monosakarida larut mudah dalam air karena mengandung banyak gugus alkohol sehingga
dapat berikatan hidrogen dengan molekul-molekul air
Glukosa disebut juga aldoheksosa. Aldo menunjukkan aldehida, heks menunjukkan jumlah
karbon, dan osa menunjukkan karbohidrat
Dalam glukosa dan galaktosa ada empat atom C kiral yaitu C nomor 2, 3, 4, dan 5. Sedangkan
pada fruktosa hanya ada 3 atom C kiral, yaitu atom C nomor 3, 4, dan 5. Atom C kiral adalah
atom C yang mengikat empat gugus yang berbeda. Berdasarkan struktur glukosa, atom C kiral
ditandai dengan (*)

Perbedaan antara glukosa, fruktosa, dan galaktosa adalah sifat keoptisannya. Glukosa dan
galaktosa merupakan diastereoisomer karena putaran optiknya berbeda. Keduanya merupakan
epimer; dua molekul stereoisomer/ diastereoisomer yang berbeda pada satu atom C kiral.
Glukosa dan fruktosa merupakan diastereoisomer (isomer gugus fungsi)
Untuk mendapatkan banyaknya struktur dengan posisi gugus yang berbeda dapat ditentukan
dengan rumus 2n dimana n adalah jumlah atom C kiral
Untuk menggambarkan struktur karbohidrat menggunakan notasi Fischer, C kiral cukup
menggunakan perpotongan garis
Dua gugus fungsi dalam monosakarida (aldehida dan alkohol) bersifat menghasilkan suatu
hemiasetal monosakarida siklik. Hemi berarti setengah
Perubahan dari struktur fischer ke struktur Haworth, jumlah atom C kiral bertambah, yang
awalnya 4 5 untuk glukosa dan galaktosa, dan 3 4 untuk fruktosa. Atom C pada no.1 pada
struktur Hawort merupakan C kiral yang pada struktur Fischer bukan C kiral
-D-galaktosa dan -D-galaktosa merupakan anomer; dua molekul stereoisomer/
diastereoisomer yang berbeda pada satu atom C kiral no 1, posisi yang berbeda dari gugus pada
C kiral no satu (posisi atau ). Suatu anomer pasti epimer namun suatu epimer belum tentu
anomer. Saat dilarutkan didalam air antara monosakarida dan lebih banyak larut yang
(lebih stabil)
Tata Nama
Struktur glukosa, fruktosa, dan galaktosa
D (dekstro): kanan gugus terjauh dari hidroksil terletak di kanan pada C kiral
L (levo): kiri gugus terjauh dari hidroksil terletak di kiri pada C kiral
Enansiomer: apabila atom-atom C kiral dari suatu struktur merupakan bayangan cermin dari
struktur yang lain
Rasemat/ rasemik merupakan dua senyawa enansiomer yang komposisinya sama. Disebut
rasemik karena tidak memutar bayangan cermin. Pada dasarnya, enantiomer adalah isomer
senyawa tidak memiliki sifat fisik yang berbeda kecuali sifat optisnya sehingga sulit dipisahkan.
Namun demikian, garam diastereomernya memiliki perbedaan karakter fisik yang cukup jauh,
terutama pada kelarutannya.
Mutarotasi: Perubahan sudut putar optic larutan monosakarida secara perlahan-lahan menuju
sudut putar yang tetap. -D-glukosa apabila dilarutkan di dalam air tidak selamanya sebagai -Dglukosa namun cincinya dapat terbuka dan membentuk -D-glukosa, mengalami
penyetimbangan lambat dengan cincin terbuka. Gejala semacam ini merupakan mutarotasi

Asam glikolat merupakan keluarga dari asam alpha-hydroxy (AHA). Zat ini banyak digunakan
oleh dokter spesialis kulit, estetik, dan bedah plastik untuk melakukan pengelupasan kulit

(chemical peel). selain itu, zai ini disertakan ke dalam produk-produk kosmetik untuk mengobati
jerawat dan papul karena dapat menginterfensi proses keratinisasi pada lapisan luar kulit.

Tentang Asam Glikolat


Jenis obat
Agen keratolitik
Golongan

Obat bebas dan/atau melalui resep dokter

Manfaat

Untuk chemical peel pada kulit dan mengatasi jerawat.

Dikonsumsi oleh

Dewasa

Bentuk obat

Oles

Peringatan

Bagi wanita hamil dan menyusui, sesuaikan pemakaian produk yang


mengandung asam glikolat dengan anjuran dokter.

Jangan sampai zat ini terhirup, tertelan, atau terkena mata. Apabila terhirup,
asam glikolat bisa menyebabkan batuk, nyeri tenggorokan, atau sesak napas.
Apabila tertelan, zat ini bisa menimbulkan rasa panas di dalam perut, nyeri

perut, syok, bahkan pingsan. Apabila terkena mata, asam glikolat bisa
menyebabkan nyeri, kemerahan, dan rasa panas, serta mengganggu
penglihatan.

Jauhkan produk-produk yang mengandung asam glikolat dari jangkauan


anak-anak.

Hentikan penggunaan dan segera temui dokter apabila terjadi reaksi alergi
pada kulit setelah memakai produk yang mengandung asam glikolat.

Dosis Asam Glikolat

Pada produk-produk perawatan kulit yang umum dijual di pasaran, kandungan asam glikolat
umumnya berkisar antara 2-10 persen. Kandungan di atas 10 persen biasa digunakan pada
produk pengelupasan kulit.
Menggunakan Asam Glikolat dengan Benar

Baca informasi yang tertera pada kemasan apabila Anda membeli produk-produk asam glikolat
yang dijual bebas di pasaran atau ikuti anjuran dokter apabila itu diresepkan.
Agar hasil perawatan kulit maksimal dan terhindar dari efek samping, ikuti aturan pakai yang
terlampir di kemasan.
Kenali Efek Samping dan Bahaya Asam Glikolat

Sama seperti obat-obat lain, penggunaan asam glikolat berpotensi menyebabkan efek samping.
Beberapa efek samping yang bisa terjadi setelah menggunakan produk yang mengandung asam
glikolat adalah:

Kulit menjadi kemerahan.

Kulit terasa nyeri.

Muncul luka bakar.

http://www.alodokter.com/asam-glikolat

Asam
glikolat
Apakah
Fruity
Asam glikolat adalah alpha hydroxy acid (AHA), yang merupakan asam buah alami. Ketika
diterapkan pada kulit, asam glikolat bekerja dengan pengelupasan sel-sel permukaan kulit mati
lebih efektif daripada mencuci setiap hari dengan pembersih wajah atau sabun. Keindahan
tindakan adalah bahwa sel-sel permukaan adalah orang-orang yang mengambil pemukulan dari
sinar matahari merusak ultraviolet. Lingkungan, kotoran dan minyak juga sel-sel permukaan
membombardir, sehingga noda dan / atau jerawat. Asam glikolat adalah bahan yang paling
banyak digunakan di chemical peeling, dan AHA tersedia di over-the-counter produk seperti
lotion, exfoliators dan rumah-menggunakan chemical peeling.

2.
A
Warrior
Sun-Kerusakan
Manfaat dari asam glikolat kulit meliputi perbaikan garis-garis halus, bintik-bintik cokelat,
kerusakan akibat sinar matahari, pori-pori besar dan jerawat. Kulit di bawah lapisan permukaan
lebih lembut, sehingga pelembab juga. Kulit kuat lebih sering digunakan dapat mencapai lapisan
kulit yang lebih dalam. Hal ini dapat mengakibatkan regenerasi kolagen dan elastin. Over-thecounter produk menawarkan beberapa manfaat, tetapi untuk tingkat yang lebih rendah karena
potensi jauh lebih sedikit.
3.
Pengupasan
Apakah
Point
Jika Anda berencana untuk menerima mengupas asam glikolat, Anda dapat mengharapkan untuk
merasa beberapa menyengat saat aplikasi diterapkan. Beberapa ahli kecantikan akan membiarkan
Anda kontrol selang dipegang tangan yang berhembus udara dingin untuk mengurangi
menyengat selama beberapa menit asam glikolat tetap pada kulit. Anda juga dapat mengharapkan
kulit menjadi merah muda atau merah selama beberapa jam setelah aplikasi. Sebuah kimia
mengupas penyebab, baik, mengelupas. Tapi minimal, dimulai satu atau dua hari setelah aplikasi,
dan berlangsung selama sekitar satu minggu.
4.
Efek
sampingan
yang
mungkin
Berkulit gelap orang tidak dapat melakukannya dengan baik dengan kulit glikolat asam kuat.
Tanyakan aesthetician atau dokter kulit untuk meminta nasihat. Efek samping yang mungkin bagi
siapa pun. Selain menyengat normal dan kemerahan, efek samping dapat termasuk scabbing dan
iritasi. Selalu menggunakan tabir surya, terutama ketika menggunakan produk dengan asam
glikolat karena kulit Anda lebih sensitif terhadap matahari.
5.
Asam
Glycolic
Kurang
Bisa
Lebih
Anda mungkin harus memiliki profesional terlatih dalam penerapan pengelupasan asam glikolat,
yang berkisar dalam kekuatan 30-70 persen. Produk glikolat Over-the-counter asam dapat
menyebabkan kulit kering. Jika itu menjadi terlalu kering, gunakan kurang sering. Hal terbaik
adalah mulai keluar pada kekuatan yang lebih rendah dan cara kerja Anda hingga untuk
menghindari efek samping yang tidak diinginkan.
http://tw38.blogspot.co.id/2011/08/5-hal-anda-perlu-tahu-tentang-asam.html

Anda mungkin juga menyukai