Anda di halaman 1dari 21

Laporan Praktikum

Penentuan Kadar Asam Asetat dalam Asam Cuka

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Percobaan
Dapat menimbang dengan menggunakan timbangan bisa dan neraca digital
Dapat membedakan larutan standar primer dan larutan standar sekunder
Dapat membuat larutan NaOH dan asam oksalat
Dapat melakukan standarisasi larutan
Menentukan kadar asam oksalat yang terdapat dalam asam cuka yang beredar di pasaran

1.2 Dasat Teori

Asam Asetat
Asam asetat,asam etanoat / asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang
dikenal sebagai pemberi rasa dan aroma dalam makanan. Asam asetat murni (di sebut
asam asetat glasial) adalah cairan hidrokopis tak berwarna dan memiliki titik beku 16c.
Asam asetat merupakan salah satu asam karbosilat paling sederhana setelah asam
format. Larutan asam asetat dalam air merupakan sebuah asam lemah ,artinya hanya
terdisosiasi sebagian menjadi ion H+ dan CH3COO

Asam asetat merupakan pereaksi kimia dan bahan baku industri yang
penting.asam asetat digunakan dalam produksi polimer seperti polietilena
tereftalat,selulosa asetat dan polivinil asetat,maupun berbagai macam serat dan kain.
Dalam industri makanan,asam asetat digunakan sebagai pengatur keasaman.dirumah
tangga asam asetat encer juga sering digunakan sebagai pelunak air.dalam
setahun,kebutuhan dunia akan asam asetat mencapai 6,5 juta ton per tahun.1,5 juta ton
per tahun diperoleh dari hasil daur ulang,sisanya di peroleh dari industri petrokimia
maupun dari sumber hayati.

Asam asetat merupakan nama trivial atau nama dagang dari senyawa ini, dan
nama yang paling dianjurkan oleh IUPAC. Nama ini berasal dari kata latin acetam, yang
berarti cuka. Nama sistematis dari senyawa ini adalah asam etanoat. Asam asetat murni

Dasar Proses Kimia


Laboratorium Kimia Dasar
Politeknik Negeri Samarinda Page 1
Laporan Praktikum
Penentuan Kadar Asam Asetat dalam Asam Cuka

(disebut asam asetat glasial) adalah cairan higrokopis tak berwarna, merupakan nama
trivial yang merujuk pada asam asetat yang tidak bercampur air. Disebut demikian
karena asam asetat bebas air membentuk Kristal mirip es pada 16,6 oC, sedikit dibawah
suhu ruang.

Sifat Asam Asetat

Sifat-sifat kimia

1. Keasaman : atom hydrogen pada gugus karboksil (-COOH) dalam asam karboksilat
seperti asam dapat dilepaskan sebagai ion H+ (proton), sehingga memberikan sifat asam.
Asam asetat lemah dengan harga Pka = 4,8, basa konjugasinya adalah asetat (CH3COO-).
2. Dimer siklis : berupa garis putus-putus melambangkan ikatan hidrogen. Struktur Kristal
asam asetat menunjukkan bahwa mlekul-molekul asam asetat berpasangan membentuk
dimer yang dihubungkan oleh ikatan hydrogen. Yang dapat dideteksi pada uap bersuhu
120oC. ebtropi dimer sekitar 154-157 J.mol-1.k-1.
3. Reaksi kimia : asetat bersifat korosif terhadap banyak logam, seperti besi, magnesium,
dan seng, membentuk gas hydrogen dan garam-garam asetat (logam asetat). Contoh
reaksi pembentukan garam asetat:

Mg(S) + 2CH3COOH(aq) (CH3COO)2Mg(aq) + H2(g)


NaHCO3(s) + CH3COOH(aq) CH3COONa(aq) + CO2(g) + H2O(l)

Asam asetat mengalami reaksi-reaksi asam karboksilat, misalnya menghasilkan


garam asetat bila bereaksi dengan alkali, logam etanoat bila bereaksi dengan logam.
Reaksi organic yang paling terkenal dari asam asetat adalah pembentukan etanol melalui
reduksi. Pembentukan turunan asam karboksilat seperti asetil klorida atau anhidrida
asetat melallui substitusi nukleofilik. Anhidrida asetat dibentuk melalui kondensasi dua
molekul asam asetat. Ester dari asam asetat dapat diperoleh melalui reaksi esterifikasi
fisher, dan pembentukan amida. Pada suhu 440oC, asam asetat terurai menjadi metana
dan karbondioksida, atau ketene dan air.
4. Sebagai pelarut : asam asetat cair adalah pelarut protik hidrofilik (polar), mirip seperti air
dan etanol. Asetat memiliki konstanta dielektrik yeng sedang, yaitu 6,2, sehingga dapat
Dasar Proses Kimia
Laboratorium Kimia Dasar
Politeknik Negeri Samarinda Page 2
Laporan Praktikum
Penentuan Kadar Asam Asetat dalam Asam Cuka

melarutkan baik senyawa polar (garam anorganik) maupun senyawa non polar
(sulfur,iodida).
5. Deteksi : asam asetat memiliki bau yang khas, dan garam dari asetat bereaksi dengan besi
(III) klorida, yang menghasilkan warna merah pekat yang hilang bila dilarutkan dalam
asam.

Sifat-sifat fisika

1. Massa molar : 60,05 g/mol


2. Densitas dan fase 1,049 g/cm3, cairan 1.260 g/cm3
3. Padatan titik lebur 16,5oC (391,2 + 0,5k) (61,6k)
4. Titik didh 118,1oC (391,2 + 0,6k)(244,5k)
5. Warna : tak berwarna (bening)
6. Keasaman (Pka) 4,76 pada 25oC

Produksi Asam Asetat

Asam asetat diproduksi secara sintesis maupun secara alami melalui fermentasi bakteri.
Kini hanya 10% dari produksi asam asetat dihasilkan melalui jalur alami. Dari asam asetat
yang diproduksi oleh industry kimia, 75% diproduksi melalui karbonilasi methanol. Sisanya
dihasilkan melalui metode-metode alternatif.

Biokimia
Asam asetat diproduksi dan diekskresikan oleh bakteri-bakteri tertentu, missal
acetobacter. Bakteri ini terdapat pada makanan, air, dan juga tanah, sehingga secara alami
asam asetat diproduksi pada buah-buahan/makanan yang telah basi. Asam asetat
merupakan produk katabolisme aerob dalam jalur glikolisis/perombakan glukosa. Asam
piruvat sebagai produk oksidasi glukosa dioksidasi oleh NAD + terion lalu segera diikat
oleh koenzim-A. pada prokarida proses ini terjadi disitoplasma sementara pada eukariota
berlangsung pada motokondria.
Karbonilasi Metanol
Dalam reaksi ini, methanol dan karbon monoksida bereaksi menghasilkan asam asetat.

CH3OH + CO CH3COOH

Dasar Proses Kimia


Laboratorium Kimia Dasar
Politeknik Negeri Samarinda Page 3
Laporan Praktikum
Penentuan Kadar Asam Asetat dalam Asam Cuka

Proses ini melibatkan iodometana sebagai zat antara, di mana reaksi itu sendiri terjadi
dalam 3 tahap dengan katalis logam kompleks pada tahap kedua.

(I) CH3OH + HI CH3I + H2O


(II) CH3I + CO CH3COI
(III) CH3COI + H2O CH3COOH + HI

Oksidasi asetal dehida


Oksidasi asetaldehida merupakan metode produksi asam kedua terpenting.
Asetildehida yang digunakan dihasilkan melalui oksidasi, butane dan nafta ringan, atau
hidrasi dari etilena. Saat butena dipanaskan bersama udara disertai dengan beberapa ion
logam/termasuk ion mangan, kobalt, dan kromium) terbentuk peroksida yang terurai
menjadi asam asetat. Dengan persamaan reaksi berikut ini:

2C4H10 + 5O2 4 CH3COOH + 2 H2O

Reaksi ini berlangsung pada temperature dan tekanan sedemikian rupa sehingga
tercapai suhu tertinggi mungkin namun butane masih berwujud cair.
Melalui kondisi dan katalis yang sama aetaldehida dapat dioksidasi oleh oksigen udara
menghasilkan asam asetat.

2CH3CHO + O2 2CH3COOH

Dengan menggunakan katalis modern, reaksi ini dapat memiliki rasio hasil lebih
besar dari 95%. Produk samping utamanya adalah etil asetat, asam format, dan
formaldehida. Semuanya memiliki titik didih yang lebih rendah daripada asam asetat
sehingga dapat dipisahkan dengan mudah melalui destilasi.

Penggunaan Asam Asetat

Industri Keadaan
- Digunakan sebagai pengatur keasaman

Dasar Proses Kimia


Laboratorium Kimia Dasar
Politeknik Negeri Samarinda Page 4
Laporan Praktikum
Penentuan Kadar Asam Asetat dalam Asam Cuka

- Kadar asam cuka dalam cuka makan, dan berdasarkan BSN, kadar yang baik
untuk dikonsumsi adalah 3% maksimum 60 mg/kg
Sebagai Pereaksi Kimia
- Untuk menghasilkan berbagai senyawa kimia, sebagian besar 40-45% dari asam
asetat di dunia digunakan sebagai bahan untuk memproduksi monomer vinil
asetat. Juga dapat dalam produksi anhidrida dan ester.
DP Rumah Tangga
- Asam asetat encer digunakan sebagai pelunak air.
Di Industri
- Asam asetat digunakan dalam produksi polimer, seperti polietilena tereftalat,
selulosa asetat, dan polivinil asetat, maupun berbagai macam serat dan kain.

Asam Asetat dalam asam cuka perdagangan


Pada umumnya, asam asetat yang terdapat dalam cuka perdagangan memiliki kadar
sekitar 20-25%. Berdasarkan BSN, kadar asam asetat yang baik untuk dikonsumsi oleh
tubuh memiliki kadar 3% maksimum 60 mg/kg. untuk menentukan kadar asam asetat
dalam cuka pasaran digunakan rumus:

fp x Be asam Asetat x V NaOH x N NaOH


% kadar asam asetat = x 100
berat sampel x 1000

Keterangan :
Fp : factor pengenceran Berat sampel : berat cuka
Be : Berat Ekuivalen N NaOH: konsentrasi NaOH
V NaOH : volume NaOH

Larutan Standar

Pengertian

Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya diketahui secara pasti atau sebagai bahan
kimia yang digunakan untuk menetapkan konsentrasi larutan standar sekunder.

Larutan standar dalam titrasi memegang peranan yang amat penting, karena konsentrasi
larutan standar adalah tepat dan akurat.

Terdapat dua macam larutan sekunder, yaitu :

Dasar Proses Kimia


Laboratorium Kimia Dasar
Politeknik Negeri Samarinda Page 5
Laporan Praktikum
Penentuan Kadar Asam Asetat dalam Asam Cuka

1. Larutan standar primer : larutan standar yang konsentrasinya diperoleh dengan cara
menimbang.
Contoh larutan standar primer asam :
KHC8H4O4, C8H8COOH, NH4SO3H, dan H2C2O4.2H2O
Standar primer basa :
NaCO3, Na2H4O7.10H2O, dan lain-lain.
Syarat senyawa yang dapat dijadikan standar primer:
-Memiliki kemurnian 100%
-Bersifat stabil pada suhu kamar dan stabil pada suhu berbeda(pengeringan)
-Mudah didapatkan (tersedia dimana-mana)
- Memiliki berat ekuivalen yang tinggi, agar menghindari kesalahan relative pada saat
penimbangan.
-Harus memenuhhi criteria syarat-syarat titrasi.
- Zat harus tetap, harus mudah dikeringkan dan tidak terlalu hidroskopis, tidak berkurang
beratnya jika terkena udara, garam hidratnya biasanya tidak dipergunakan dengan standar
primer.
2. Larutan standar sekunder : larutan standar yang konsentrasinya diperoleh dengan cara
mentitrasi dengan larutan standar primer (standarisasi)
Contoh : NaOH, HCl, H2SO4

Asam Oksalat

Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H 2C2O4 dengan nama
sistematis asam etanadioat. Asam dikarboksilat paling sederhana ini biasa digambarkan
dengan rumus HOOC-COOH.

Merupakan asam organik yang relatif kuat, 10.000 kali lebih kuat daripada asam
asetat. Di-anionnya, dikenal sebagai oksalat, juga agen pereduktor. Banyak ion logam
yang membentuk endapan tak larut dengan asam oksalat, contoh terbaik adalah kalsium
oksalat(CaOOC-COOCa), penyusun utama jenis batu ginjal yang sering ditemukan.

NaOH
NaOH tidak dapat dipakai untuk standar primer karena bersifat higrokopis, mudah
mengalami oksidasi sehingga NaOH harus dititrasi terlebih dahulu.

Dasar Volumetri

Dasar Proses Kimia


Laboratorium Kimia Dasar
Politeknik Negeri Samarinda Page 6
Laporan Praktikum
Penentuan Kadar Asam Asetat dalam Asam Cuka

Dasar volumetric addalah cara analisis jumlah berdasarkan pada pengukuran


volume larutan pereaksi (larutan penitar/titran/larutan baku) yang direaksikan dengan
larutan sampel yang ditentukan kadarnya (titrit). Larutan penitar ditambahkan sedikit
demi sedikit ke dalam larutan sampel sampai terjadi titik akhir titrasi atau mencapai
titik ekuivalen.

Titik Ekuivalen
Titik ekuivalen adalah titik akhir titrasi, dimana titrasi akan dihentikan jika telah
terjadi kesetaraan. Apabila pada saat titrasi terjadi perubahan warna pada titrit artinya
telah terjadi kesetaraan. Hal ini disebabkan penambahan indicator sebagai larutan
penunjuk.

Indikator PP (Phenolptalein)
Indicator PP adalah asam dwiprotik yang tak berwarna. Mula-mula zat ini
berdisosiasi menjadi suatu bentuk tak berwarna dan kemudian kehilangan proton
kedua, menjadi ion dengan system konjugasi maka timbullah warna merah.
Dalam titrasi asam lemah pemilihan indicator lebih terbatas. Untuk suatu asam
dengan Pka 5 seperti asam asetat, pH akan lebih tinggi daripada 7 pada titik
kesetaraan dan perubahan pH relative kecil. Untuk asam-asam lemah, pH titik
kesetaraan di atas 7, sehingga dipilih penolptalein. Penolptalein berubah warna kira-
kira pada titik kesetaraan dan indicator yang cocok. Untuk basa lemah, biasanya
digunakan metal merah atau metal jingga, karena pH kesetaraan dibawah 7. Untuk
asam kuat dan basa kuat biasanya dipilih metal merah, bromtimol biru (BB), dan
penolptelein. Maka sebagai aturan umum, sebaiknya mamilih suatu indicator yang
berubah warna kira-kira pada pH kesetaraan titik titrasi.

Titrasi Asam Basa

Titrasi adalah suatu metode yang bertujuan untuk menentukan banyaknya suatu
larutan dengan konsentrasi yang telah diketahuiagar tepat habis bereaksi dengan

Dasar Proses Kimia


Laboratorium Kimia Dasar
Politeknik Negeri Samarinda Page 7
Laporan Praktikum
Penentuan Kadar Asam Asetat dalam Asam Cuka

sejumlah larutan yang dianalisis atau inign diketahui konsentrasi atau kadarnya. Suatu
zat yang akan ditentukan konsentrasinya disebut titrant dan biasanya diletakkan di
dalam labu Erlenmeyer, sedangkan zat yang telah diketahui konsentrasinya disebut
titer atau titrat dan biasanya diletakkan di dalam buret. Baik titrant maupun titer
berupa larutan.

Titrasi asam basa adalah penetralan atau netralisasi yang menghasilkan garam dan
air, contoh:

NaOH + CH3COOH CH3COONa + H2O

Rumus penentuan kadar asam asetat dalam cuka


Rumus umum yang di gunakan dalam penentuan kadar asam asetat adalah :

V1.N1 =V2.N2

V1 = Volume penitar (ml)


N1 = Normalitas penitar
V2 = Volume sample (ml)
N2 = Normalitas sample

BAB II

METODOLOGI

2.1 Alat

Alat yang digunakan :

Labu ukur 100 ml


Neraca digital
Pipet volume 25 ml
Pipet ukur 10 ml

Dasar Proses Kimia


Laboratorium Kimia Dasar
Politeknik Negeri Samarinda Page 8
Laporan Praktikum
Penentuan Kadar Asam Asetat dalam Asam Cuka

Erlenmeyer 250 ml
Buret
Klem
Statif
Bulp
Corong
aquadest

2.2 Bahan

Bahan yang digunakan :

Larutan NaOH
Larutan asam oksalat
Indicator pp
aquadest
Sampel cuka

2.3 Prosedur Kerja

2.3.1 Standarisasi NaOH 0.1 N dengan asam oksalat 0.1 N

Memipet 10 ml larutanNaOH 0.1 N dengan menggunakan pipet ukur dan memasukkan


ke dalam Erlenmeyer 250 ml
Menambahkan indicator pp sebanyak 3 tetes
Menitrasi dengan menggunakan penitrasi asam oksalat 0.1 N hingga terjadi perubahan
warna larutan menjadi merah muda
Mencatan volume penitrat yang digunakan
Melakukan percobaan ini secara duplo
Menentukan konsentrasi NaOH dengan rumus
V1.N1 = V2.N2

2.3.2 Penentuan kadar asam asetat dalam cuka perdagangan

Dasar Proses Kimia


Laboratorium Kimia Dasar
Politeknik Negeri Samarinda Page 9
Laporan Praktikum
Penentuan Kadar Asam Asetat dalam Asam Cuka

Memipet 10 ml larutan cuka perdagangan dengan pipet ukur dan memasukkan ke dalam
labu ukur 100 ml kemudian menambahkan aquadest hingga tanda batas
Memipet 10 ml larutan tersebut dengan pipet ukur dan memasukkan kedalam Erlenmeyer
250 ml, kemudianmenambahkan 3 tetes indicator pp
Menitrasi dengan NaOH yang telah distandarisasi hingga terjadi perubahan warna larutan
menjadi merah muda
Melakukan percobaan pada masing-masing sampel secara duplo
Menghitung kadar asam asetat dalam asam cuka, dengan rumus :
fp x BM asamasetat x v . aNaOH x M . NaOH
% asam asetat x 100
berat sampel x 1000

2.4 Diagram Alir

Standarisasi NaOH 0.1 dengan asam oksalat

Memipet 10 ml larutan NaOH 0.1 N dan memasukkan ke dalam Erlenmeyer 250 ml


Kemudian menambahkan indicator pp sebanyak 3 tetes


Menitrasi dengan asam oksalat 0.1 N hingga terjadi perubahan warna menjadi bening

Mencatat volume penitar yang digunakan


Melakukan percobaan secara duplo


Selanjutnya menentukan konsentrasi NaOH dengan rumus V1.N1 = V2.N2

Penentuan kadar asam asetat dalam cuka perdagangan

Memipet 10 ml larutan cuka perdagangan dengan pipet ukur , memasukkan ke dalam

Dasar Proses Kimia


Laboratorium Kimia Dasar
Politeknik Negeri Samarinda Page 10
Laporan Praktikum
Penentuan Kadar Asam Asetat dalam Asam Cuka

labu ukur dan menyuling sampai batas 100 ml


Memipet 10 ml larutan tersebut dengan pipet volume, lalu dimasukkan ke dalam


Erlenmeyer 250 ml

Menambahkan indicator pp sebanyak 3 tetes


Menitrasi dengan NaOH 0.1 N yang telah distandarisasi hingga terjadi perubahan warna
merah muda

Mencatat volume NaOH 0.1 N yang digunakan


Melakukan percobaan secara duplo


Selanjutnya menghitung kadar asam asetat yang terdapat dalam asam cuka

Dasar Proses Kimia


Laboratorium Kimia Dasar
Politeknik Negeri Samarinda Page 11
Laporan Praktikum
Penentuan Kadar Asam Asetat dalam Asam Cuka

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Data Pengamatan


3.1.1 Standarisasi NaOH 0,1 N dengan Asam Oksalat
Tabel 3.1.2 Standarisasi NaOH
VNaOH Indikator PP Vol. Penitar ( Pengamatan NNaOH
H2C2O4 )
10 ml 3 tetes 3,8 ml Setelah NaOH ditetesi indikator 0,0038 N
PP, warna berubah menjadi merah
muda dan dititrasi dengan H2C2O4
warna larutan menjadi bening

3.1.3 Penentuan Kadar Asam Asetat Dalam Cuka Perdagangan


Tabel 3.1.3 Penentuan kadar asam asetat dalam cuka perdagangan
No Merk Cuka Volume Indikator PP Volume Pengamatan
. Sampel Penitrat
Dasar Proses Kimia
Laboratorium Kimia Dasar
Politeknik Negeri Samarinda Page 12
Laporan Praktikum
Penentuan Kadar Asam Asetat dalam Asam Cuka

( NaOH )
1 Cuka 79 10 ml 3 tetes 23,5 ml 1. Cuka 79 + indikator PP warna
tetap bening
2. Dititrasi dengan NaOH warna
menjadi merah muda
2 Cuka 10 ml 3 tetes 39,4 ml 1. Cuka indomaret + indikator PP
Indomaret warna tetap bening
2. Dititrasi dengan NaOH warna
menjadi merah muda
3 Cuka Dixi 10 ml 3 tetes 42,6 ml 1. Cuka Dixi + indikator PP warna
tetap bening

3.2. Hasil perhitungan


Tabel 3.2.4 Hasil Pengamatan

N SAMPEL Faktor BM. Normalitas Volume % Kadar


O Pengencera Asam NaOH NaOH Asam Asetat
n Asetat (%)
1 Cuka cap 10 ml 60 gr/mol 0,1 N 39,4 ml
79
2 Cuka cap 10 ml 60 gr/mol 0,1 N 42,6 ml
Indomaret
3 Cuka cap 10 ml 60 gr/mol 0,1 N 23,5 ml
Dixi

3.3 Pembahasan

Percobaan ini dilakukan untuk menentukan kadar asam asetat dalam cuka
yang beredar di pasaran. Pada percobaan ini digunakan asam cuka dengan merk 79 ,
Indomaret , dan Dixi . Untuk menentukan kadar asam asetat dilakukan analisis volumetri
karena kadar komposisi ditetapkan berdasarkan volume pereaksi ( konsentrasi diketahui ).
Analisis volumetri ini menggunakan larutan NaOH 0,1 N sebagai larutan standarnya. Karena
NaOH merupakan larutan standar sekunder, maka sebelum digunakan terlebih dahulu larutan
Dasar Proses Kimia
Laboratorium Kimia Dasar
Politeknik Negeri Samarinda Page 13
Laporan Praktikum
Penentuan Kadar Asam Asetat dalam Asam Cuka

tersebut di standarisasi dengan larutan standar primer. Karena larutan standar sekunder
merupakan larutan yang nilai konsentrasinya dapat berubah karena pengaruh lingkungan.
Sedangkan larutan standar primer merupakan larutan yang harga konsentrasinya tidak berubah
karena pengaruh lingkungan. Untuk menstandarisasi NaOH digunakan asam oksalat sebagai
penitrasi karena asam oksalat merupakan larutan standar primer.

Berdasarkan hasil percobaan dapat diketahui bahwa telah terjadi reaksi asam-basa antara
asam oksalat dengan NaOH. Pada proses stadarisasi, indikator yang digunakan yaitu indikator
PP. Indikator PP digunakan untuk menentukan titik akhir titrasi. Perubahan warna yang terjadi
pada proses ini dari warna merah muda menjadi bening. Hal ini menandakan bahwa telah
tercapainya titik ekuivalen / titik akhir titrasi. Volume asam oksalat yang digunakan pada
standaisasi sebanyak 3,8 ml. dengan menggunakan rumus pengenceran didapatkan konsentrasi
sebenarnya dari larutan NaOH yaitu sebesar 0,0038 N.

Cara penentuan konsentrasi asam asetat terjadi reaksi antara asam asetat (CH 3COOH)
dengan natrium hidroksida ( NaOH ). Sebelum dititrasi, asam asetat diencerkan terlebih dahulu.
Reaksi yang terjadi pada proses ini adalah sebagai berikut :

CH3COOH + NaOH CH3COONa + H2O

Pada saat proses titrasi antara asam asetat dengan natrium hidroksida disertai dengan
penambahan indikator pp, larutam mengalami perubahan warna. Larutan asam cuka yang
awalnya berwarna bening berubah menjadi merah muda setelah titrasi. Perubahan warna ini
menandakan bahwa telah tercapainya titik akhir titrasi.

Kadar asam cuka yang diperoleh dari masing-masing sampel berbeda-beda. Pada sampel
pertama yaitu cuka 79 diperoleh kadar asam asetat sebesar 14,1%. Pada sampel kedua yaitu
cuka Indomaret diperoleh kadar asam asetat sebesar 23,64%. Pada sampel ketiga yaitu cuka
Dixi diperoleh kadar asam asetat sebesar 25,56%

Dasar Proses Kimia


Laboratorium Kimia Dasar
Politeknik Negeri Samarinda Page 14
Laporan Praktikum
Penentuan Kadar Asam Asetat dalam Asam Cuka

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Setelah melakukan percobaan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Standarisasi larutan bertujuan untuk menentukan konsentrasi larutan standar.
2. Konsentrasi NaOH yang diperoleh setelah standarisasi adalah 0,09 N
3. Dalam pembuatan larutan NaOH massa yang diperlukan 4,04 gram dan asam
oksalat 12,66 gram.
4. Kadar asam asetat yang diperoleh dari cuka cap mangkok sebesar 8,09 %
5. Kadar asam asetat yang diperoleh dari cuka cap serigunting sebesar 4,302 %
6. Kadar asam asetat yang diperoleh dari cuka cap wajik gelang sebesar 4,338 %

Dasar Proses Kimia


Laboratorium Kimia Dasar
Politeknik Negeri Samarinda Page 15
Laporan Praktikum
Penentuan Kadar Asam Asetat dalam Asam Cuka

DAFTAR PUSTAKA

Laboratorium Kimia D asar .2011.Penuntun Praktikum Dasar Proses Kimia. Samarinda :


Polnes

http//www.free webs.com/kimia db2/asam_organik/doc.14 oktober 2011,19.38

http//sifat asam cuka.blogspot.com/14 oktober 2011,19.54

http//kimia.upi.edu/utama/bahan ajar/kuliah_web/2009/060610/SIFAT-SIFAT.htm.14
oktober 2011,20.24

Anonim,2011.htpp//www.wikipedia.org

http//www.litbang.deptan go.id/artikel/one/135/pdf/pengganti formalin,asam asetat.pdf.14


oktober 2011 21.34

Dasar Proses Kimia


Laboratorium Kimia Dasar
Politeknik Negeri Samarinda Page 16
Laporan Praktikum
Penentuan Kadar Asam Asetat dalam Asam Cuka

LAMPIRAN

Dasar Proses Kimia


Laboratorium Kimia Dasar
Politeknik Negeri Samarinda Page 17
Laporan Praktikum
Penentuan Kadar Asam Asetat dalam Asam Cuka

PERHITUNGAN
1. Standarisasi NaOH

VNaOH . NNaOH = VH2C2O4 . NH2C2O4

10 ml . NNaOH = 3,8 ml . 0,01 N

NNaOH = 0,0038 N

2. Penentuan Kadar Asam Asetat dalam Asam Cuka


a. Kadar Asam Asetat dalam Cuka Indomaret
- Konsentrasi Cuka indomaret

VNaOH . NNaOH = Vcuka indomaret . Ncuka indomaret

39,4 ml . 0,0038 N = 10 ml . Ncuka indomaret

Ncuka indomaret = 0,014972 N

- Kadar Asam Asetat

Normalitas NaOH = 0,0038 N


BM Asam Lemak = 256
VNaOH = 39,4 ml

Dasar Proses Kimia


Laboratorium Kimia Dasar
Politeknik Negeri Samarinda Page 18
Laporan Praktikum
Penentuan Kadar Asam Asetat dalam Asam Cuka

Fp x V NaOH x N NaOH x BM Asam lemak


%FFA = Volume sampel x 1000 x 100%

10 ml x 39,4 ml x 0,0038 N x 256 gr /mol


= 10 ml x 1000 x 100%

= %

b. Kadar Asam Asetat dalam Cuka Dixi


- Konsentrasi Cuka Dixi

VNaOH . NNaOH = Vcuka Dixi . Ncuka Dixi

39,4 ml . 0,0038 N = 10 ml . Ncuka Dixi

Ncuka Dixi = 0,014972 N

- Kadar Asam Asetat

Normalitas NaOH = 0,0038 N


BM Asam Lemak = 256 gr/mol
VNaOH = 42,6 ml
Fp x V NaOH x N NaOH x BM Asam lemak
%FFA = Volume sampel x 1000 x 100%

10 ml x 42,6 ml x 0,0038 N x 256 gr /mol


= 10 ml x 1000 x 100%

= %

c. Kadar Asam Asetat dalam Cuka 79


- Konsentrasi Cuka 79

VNaOH . NNaOH = Vcuka 79 . Ncuka 79

39,4 ml . 0,0038 N = 10 ml . Ncuka 79

Ncuka 79 = 0,235 N
Dasar Proses Kimia
Laboratorium Kimia Dasar
Politeknik Negeri Samarinda Page 19
Laporan Praktikum
Penentuan Kadar Asam Asetat dalam Asam Cuka

- Kadar Asam Asetat

Normalitas NaOH = 0,0038 N


BM Asam Lemak = 256 gr/mol
VNaOH = 23,5 ml
Fp x V NaOH x N NaOH x BM Asam lemak
%FFA = Volume sampel x 1000 x 100%

10 ml x 23,5 ml x 0,0038 N x 256 gr /mol


= 10 ml x 1000 x 100%

= %

GAMBAR ALAT

LABU UKUR NERACA DIGITAL PIPET VOLUME BULP

PIPET UKUR GELAS KIMIA BURET

Dasar Proses Kimia


Laboratorium Kimia Dasar
Politeknik Negeri Samarinda Page 20
Laporan Praktikum
Penentuan Kadar Asam Asetat dalam Asam Cuka

ERLENMEYER KLEM DAN STATIF CORONG

Dasar Proses Kimia


Laboratorium Kimia Dasar
Politeknik Negeri Samarinda Page 21

Anda mungkin juga menyukai