Anda di halaman 1dari 4

Asam asetat

Asam asetat atau asam cuka memiliki rumus C2H4O2. Rumus ini pun seringkali
ditulis dalam bentuk CH3–COOH, CH3COOH, atau CH3CO2H.

Karakteristik
1. Sifat Fisika
Sifat fisika berbentuk cair jernih, tidak berwarna, berbau menyengat, berasa asa,
mempunyai titik beku 16,60°C, titik didih 118,10°C, berat molekul 60,05, dan larut
dalam alkohol, ar dan ester. Tidak larut dalam karbon disulfida. Dibuat dengan cara
fermentasi alkohol dengan bakteri Acetobacter, pembuatan macam ini biasa digunakan
dalam pembuatan cuka pada makanan.

2. Sifat Kimia
Asam asetat mudah menguap di udara, mudah terbakar dan dapat menyebabkan korosif
pada logam. Asam asetat larut dalam air pada suhu 200°C, (etanol (9,5%) pekat dan
gliserol pekat. Jika diencerkan tetap bereaksi asam. Penetapan kadar biasanya
menggunakan basa natrium hidroksida, dimana 1 ml natrium hidroksida 1N setara
dengan 60,05 mg CH³COOH.

Sifat-sifat Kimia
1. Keasaman
Atom hidrogen (H) pada gugus karboksil (−COOH) dalam asam karboksilat dapat
dilepaskan sebagai ion H+ (proton), sehingga memberikan sifat asam. Asam asetat
adalah asam lemah monoprotik dengan nilai pKa=4,8. Basa konjugasinya adalah asetat
(CH3COO−). Sebuah larutan 1,0 M asam asetat (kira-kira sama dengan konsentrasi pada
cuka rumah) memiliki pH sekitar 2,4.

2. Dimer Siklis
Struktur kristal asam asetat menunjukkan bahwa molekul-molekul asam asetat
berpasangan membentuk dimer yang dihubungkan oleh ikatan hidrogen. Dimer juga
dapat dideteksi pada uap bersuhu 120°C. Dimer juga terjadi pada larutan encer di dalam
pelarut tak berikatan hidrogen dan kadang-kadang pada cairan asam asetat murni.
Dimer dirusak dengan adanya pelarut berikatan hidrogen (misalnya air). Entalpi disosiasi
dimer tersebut diperkirakan 65,0–66,0 kJ/mol, entropi disosiasi sekitar 154–157 J mol−1
K−1. Sifat dimerisasi ini juga dimiliki oleh asam karboksilat sederhana lainnya.

3. Sebagai Pelarut
Asam asetat cair adalah pelarut protik hidrofilik (polar), mirip seperti air dan etanol.
Memiliki konstanta dielektrik sedang yaitu 6,2, sehingga ia bisa melarutkan baik
senyawa polar seperi garam anorganik dan gula maupun senyawa non polar seperti
minyak dan unsur-unsur seperti sulfur dan iodin. Bercampur dengan mudah dengan
pelarut polar atau non polar lainnya seperti air, kloroform dan heksana. Sifat kelarutan
dan kemudahan bercampur dari asam asetat ini membuatnya digunakan secara luas
dalam industri kimia.

4. Reaksi-reaksi Kimia
Bersifat korosif terhadap banyak logam seperti besi, magnesium dan seng, membentuk gas
hidrogen dan garam-garam asetat (disebut logam asetat). Logam asetat juga dapat
diperoleh dengan reaksi asam asetat dengan suatu basa yang cocok. Contoh yang
terkenal adalah reaksi soda kue (natrium bikarbonat) bereaksi dengan cuka. Hampir
semua garam asetat larut dengan baik dalam air. Salah satu pengecualian adalah
kromium (II) asetat. Contoh reaksi pembentukan garam asetat:

Mg(s) + 2 CH3COOH(aq) → (CH3COO)2Mg(aq) + H2(g)

NaHCO3(s) + CH3COOH(aq) → CH3COONa(aq) + CO2(g) + H2O(l)

Aluminium merupakan logam yang tahan terhadap korosi karena dapat membentuk lapisan
aluminium oksida yang melindungi permukaannya. Karena itu, biasanya diangkut
dengan tangki-tangki aluminium.

Asam asetat mengalami reaksi-reaksi asam karboksilat, misalnya menghasilkan garam asetat
bila bereaksi dengan alkali, menghasilkan logam etanoat bila bereaksi dengan logam dan
menghasilkan logam etanoat, air dan karbondioksida bila bereaksi dengan garam
karbonat atau bikarbonat.

Reaksi organik yang paling terkenal dari asam asetat adalah pembentukan etanol melalui
reduksi, pembentukan turunan asam karboksilat seperti asetil klorida atau anhidrida
asetat melalui substitusi nukleofilik. Anhidrida asetat dibentuk melalui kondensasi dua
molekul asam asetat. Ester dari asam asetat dapat diperoleh melalui reaksi esterifikasi
fischer dan juga pembentukan amida. Pada suhu 440°C, asam asetat terurai menjadi
metana dan karbon dioksida, atau ketena dan air.

5. Deteksi
Asam asetat dapat dikenali dengan baunya yang khas. Selain itu, garam-garam dari asam
asetat bereaksi dengan larutan besi (III) klorida, yang menghasilkan warna merah pekat
yang hilang bila larutan diasamkan. Garam-garam asetat bila dipanaskan dengan arsenik
trioksida (AsO3) membentuk kakodil oksida ((CH3)2As-O-As(CH3)2), yang mudah
dikenali dengan baunya yang tidak menyenangkan.
Asam asetat atau asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang
dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan. Asam
asetat memiliki rumus empiris CH3COOH. Sifat fisik dan kimia dari asam
asetat adalah sebagai berikut:n

a. Sifat fisik (Perry, 1997)

 Kadar : 99,5%

 Bentuk : Cairan tidak bewarna

 Berat molekul : 60 kg/kmol

 Titik didih : 117,87oC

 Titik lebur : 16,6oC

 Densitas (25oC) : 1,049 kg/L

b. Sifat kimia (Kirk and Othmer, 1952)

 Reaksi penyabunan

Asam asetat bila direaksikan dengan caustic soda


menghasilkan Natrium asetat.

CH3COOH + NaOH ↔ CH3COONa + H2O

Asam etanoat caustic soda asam asetat air

 Esterifikasi

Asam asetat bila direaksikan dengan alkohol menghasilkan ester.

CH3COOH + C5H11OH ↔ CH3COOC5H11 + H2O

Asam etanoat amil alkohol amil asetat air

Anda mungkin juga menyukai