Anda di halaman 1dari 12

Tugas Pendahuluan

PRAKTIKUM KIMIA FARMASI


‘ASIDIL ALKALIMETRI”

OLEH

Nama : Anzaly Farni Amalia Khantohe


NIM : 821319067
Kelompok : IV (EMPAT)
Kelas : B-D3 Farmasi 2019
Asisten : 1. Alda Rahayu S.Farm
2. Frith Liberto S.Farm
3. Frangki Lihawa
4.Hayun Lantu S.Farm

LABORATORIUM BAHAN ALAM


JURUSAN FARMASI
FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2020
Literature Riview 1
Judul Praktikum ASIDIL ALKALI METRI

Kelompok IV (EMPAT)
Andi Putri Anugrah Pelamonia (821319052)
Anzaly Farni Amalia Khantohe (821319067)
Israwaty Adam (821319087)
Mita Eka Sukmawati (821319058)
Nur Syamsiah Dahlan (821319048)
Syaadilla S Bunta (821319071)
Siti Gustiawati Kiay (821319043)
Muhammad Yahya Muchatar (821319062)

Penulis, Judul Jurnal, Hardoyo, Agus Eko Tjahjono, Dyah Primarini,


dan Halaman Hartono dan Musa; KONDISI OPTIMUJ
FERMENTASI ASAM MENGGUNAKAN
ACETOBACTER ACETI B166; Vol. 13, No.
1
Teori Asamasetat atau lebih dikenal sebagai asamcuka
(CH3COOH) adalah suatu senyawa berbentuk
cairan, tak berwarna, berbau menyengat,
memiliki rasa asam yang tajam dan larut
didalam air, alkohol, gliserol, eter. Pada tekanan
atmosferik, titik didihnya 118.1oC. Asamasetat
mempunyai aplikasi yang sangat luas di bidang
industri dan pangan. Di Indonesia kebutuhan
asam asetat masih harus diimport, sehingga
perlu diusahakan kemandirian dalam penyediaan
bahan tersebut.
Proses produksi asam asetat dapat dilakukan
secara kimiawi dan biologis. Proses kimiawi
produksi asam asetat yang banyak dilakukan
adalah oksidasi butana. Untuk kebutuhan
pangan, produksi asam asetat harus dilakukan
melalui proses biologis, salah satunya adalah
fermentasi dari bahan baku alkohol1,2) .
Fermentasi dilakukan dengan menggunakan
bakteri dari genus Acetobacter dalamkondisi
aerobik. Salah satu spesies yang banyak
digunakan untuk fermentasi asamasetat
adalahAcetobacter aceti. Reaksi dasar
fermentasi asamasetat adalah seperti
padaPersamaan.
Menurut Presscot dan Dunn dalam Tyasning,
apabila kadar alkohol 14%atau lebih akan
terbentuk suatu lapisan yang akan menghambat
proses fermentasi, sehingga tidak semua alkohol
dapat diubah menjadi asam asetat3). Bila kadar
alkohol kurang dari 1 atau 2% asam asetat yang
terbentuk akan teroksidasi menjadi air dan
karbondioksida. Kondisi lingkungan
( temperatur, pH, pengadukan dan lain-lain) dan
konsentrasi dari bahan-bahan baku akan
mempengaruhi kuantitas dan kualitas dari asam
asetat yang diproduksi. Penelitian ini dilakukan
untuk melihat pengaruh beberapa variabel
proses seperti kandungan alkohol, keasaman dan
lama fermentasi terhadap asam asetat yang
diproduksi, sehingga dapat ditentukan kondisi
optimum proses produksi asam asetat. Penelitian
ini dilakukan pada skala laboratorium (flask
scale ). Sehingga tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mendapatkan kondisi terbaik
( optimum ) fermentasi asam asetat
menggunakan bakteri Acetobacter aceti B166.
Metode Penelitian 2.1. Mikroorganisme Mikroorganisme yang
digunakan dalam penelitian ini adalah bakteri
Acetobacter aceti B166 2.2. Medium Media
yang digunakan untuk proses fermentasi asam
asetat adalah media Hoyer yang mempunyai
komposisi : Alkohol 6-12%, (NH4)2SO4 0.18%,
K2HPO4 0.01%, KH2PO4 0.09%,
MgSO4.7H2O 0.025% dan FeCL3.6H2O
0.002% 2.3. Analisis-analisis Analisis yang
dilakukan adalah :
a. Konsentrasi asam asetat dengan menggunakan
HPLC
b. Derajat keasaman
c. Kandungan alkohol sisa
Hasil penelitian 1. Alkohol dalamkonsentrasi tinggi akan
memperlemah aktivitas, bahkan bisa menjadi
racun bagi bakteri Acetobacter aceti pada
proses fermentasi asam asetat. Oleh karena
itu dilakukan pengujian pengaruh berbagai
konsentrasi alkohol didalam media terhadap
produksi asam asetat. Adapun konsentrasi
alkohol yang digunakan adalah antara
6%sampai 12%.
Dari hasil penelitian terlihat bahwa
konsentrasi alkohol awal sebesar 6%masih
memberikan hasil asamasetat 6%atau yield
sekitar 100%, untuk waktu fermentasi 10
hari. Hal ini menunjukkan bahwa
Acetobacter aceti B166 masih toleran
terhadap konsentrasi alkohol awal 6% atau
aktivitas Acetobacter aceti B166 masih
bekerja dengan optimal. Pada konsentrasi
alkohol awal lebih tinggi dari 6%, aktivitas
Acetobacter aceti B 166 akan menurun atau
sebagian bakteri mati, sampai konsentrasi
alkohol awal 12%, seluruh bakteri
Acetobacter aceti B 166 mati. Hal ini
diindikasikan dengan makin menurunnya
asamasetat yang diproduksi dan pada
konsentrasi awal alkohol 12%tidak
terproduksi asamasetat. Pada konsentrasi
alkohol awal lebih besar dari 6%, alkohol
akan menjadi racun bagi Acetobacter aceti
B166.
2. Pengaruh Derajad Keasaman Awal ( pH
awal ) Media Penelitian pengaruh derajad
keasaman ( pH ) awal medium dilakukan
pada pH 3.5 ; 4.5 ; 5.5 ; dan 6.5. Produk
asam asetat diukur pada hari ke-10
fermentasi.
Dari penelitian terlihat bahwa pH awal 5.5
daripada mediumakan memberikan produk
asamasetat paling baik. Kondisi tersebut
adalah kondisi paling baik bagi aktivitas
Acetobacter aceti B166.
3. Pengaruh Lama Fermentasi Fermentasi asam
asetat akan berlangsung sampai bahan baku
alkohol yang ada didalam medium habis.
Dari penelitian pengaruh lama fermentasi
terhadap produksi asam asetat, terlihat
bahwa pada hari ke-11 proses fermentasi
sudah selesai. Hal ini ditunjukkan
denganproduk asamasetat yangpalingtinggi
( 6%asamasetat atauyield 100 %). Apabila
proses fermentasi diteruskan, terlihat
kecenderungan konsentrasi asam asetat
menurun3) . Hal ini dimungkinkan oleh
penguapan produk asam asetat oleh proses
agitasi atau pengadukan
Kesimpulan Dari penelitian yang telah dilakukan terhadap
beberapa variabel yang mempengaruhi proses
fermentasi asam asetat dari bahan baku alkohol
dengan meggunakan aktivitas bakteri
Acetobacter aceti B166, dapat disimpulkan :
1. Konsentrasi alkohol tertinggi didalam
medium adalah 6 %
2. Derajad keasaman awal ( pH awal ) medium
adalah 5,5.
3. Temperatur fermentasi adalah 30°C
4. Lama fermentasi adalah 11 hari.
Keterkaitan antar jurnal Dari jurnal 1 dan jurnal ke 2, keterkaitannya
adalah sama-sama membahasa mengenai asidil
alkalimetri.

Rangkaian Rangkaian yang membedakan dengan jurnal lain


Rancangan Yang Membedakan yaitu pada jurnal 1 membahas mengenai kondisi
Dengan Jurnal Yang Lain optimalisasi fermentasi asam asetat oleh
Acetobacter aceti B166, sedangkan pada jurnal 2
membahas mengenai perbedaan reaksi
fotokatalis yang memiliki mekanisme yang
sangat luas salah satunya adalah untuk degradasi
limbah cair organic (DDT)

Review Jurnal 2

Judul Praktikum ASIDIL ALKIMETRI


Kelompok 3 (TIGA)
Norma R. Nihali (821319042)
Siti nuraini bahar (821319047)
Febriyaningsi Radjak (821319051)
Siska hantu (821319057)
Moh nurwandi humola (821319056)
Putri regina koem (821319064)
Vara febriana lasud (821319070)
Nuraviani athifa a polamolo (821319074)

Penulis, Judul Jurnal, dan Pertiwi Ayu Pamuji Kurniatun*), Sri


Halaman Kadarwati, dan Sigit Priatmoko ;
SINTESIS NANO ZnO
YANG DIEMBANKANPADA ABU 
VULKANIK UNTUK KATALIS
 FOTODEGRADASI DIKLORO
 DIFENILTRIKLOROETANA; Vol 04  (01)
: Hal. 65-73, Mei 2012
Teori pestisida adalah salah satu hasil teknologidan
mempunyai peranan penting dalam meningkat
kan
kesejahteraan rakyat. Pestisida merupakan zat 
kimia yang digunakan untuk membunuh hama
dan penyakit. Pada penelitian ini, jenis
pestisida yang diteliti adalah jenis insektisida.
Beberapa jenis insektisida yang dilarang oleh
pemerintah dan yang sulit untuk
didegradasi/terurai yaitu dikloro difenil
trikloroetana (DDT), monokhrotofos, dan
endrin. Limbah DDT yang telah digunakan
dapat membunuh ekosistem mahluk hidup.
Limbah cair yang berbahaya tersebut dapat
didegradasi dengan beberapa cara yaitu
oksidasi kimiawi, pembakaran termal, pirolisis,
fotodegradasi, dan oksidasi
fotokatalitik (Gunlazuardi, dkk., 2001).
Fotodegradasi merupakan pilihan dalam peneli
tian ini karena memiliki beberapa keuntungan
yaitu dapat dilakukan pada suhu kamar,
menggunakan sumber foton berenergi rendah,
dan pengelolaan limbah dapat dilakukan tanpa
pengolahan lanjutan. Fotodegradasi ini
menggunakan proses fotokatalisis dimana Jika
suatu semikonduktor dikenai cahaya (foton)
sebesar hv, maka elektron pada pita valensi
akan mengabsorpsi energi foton tersebut dan
pindah ke tingkat energi yang lebih
tinggi yaitu pita konduksi. ZnO disintesis meng
gunakan
 metode sonokimia. Metode sonokimia merupa
kan penerapan ultrasonik yang dapat
menyebabkan partikel menjadi lebih kecil dan
meningkatkan keseragaman ukuran. Metode
sonokimia disini adalah penggunaan ultrasonik
dalam mensistesis bahan yang berukuran nano.
Ultrasonik ini memiliki panjang spektrum
20kHz-10MHz. Hasil reaksi yang diperoleh
dengan ultrasonik dapat berupa partikel
nanoamorf dan nanokristalin (Suslick, dkk.,
1998).
Metode Penelitian Abu vulkanik sebanyak 100 g ditumbuk dan
diayak (100 mesh) kemudian dicuci dengan
aquabides sambil diaduk selama 3 jam,
disaring menggunakan corong bucher, dan
dikeringkandengan oven pada suhu 120 oC
selama 1 jam. Sampel kemudian dikeringkan
dalam furnace pada suhu 400 oC selama 1 jam.
Hasil yang diperoleh dikarakterisasi
menggunakan XRD dan DR-UV.
Preparasi Pengembanan ZnO pada Abu
vulkanik dilakukan dengan cara mengambil
sebanyak 5,23 g seng nitrat tetrahidrat
dilarutkan dalam aquades sehingga mencapai
konsentrasi 0,2 M kemudian ditambahkan
methenamin dengan rasio konsentrasi 1:1.
Hidrogen peroksida ditambahkan ke dalam
campuran dan disonikasi pada suhu kamar
selama 30 menit. Larutan litium klorida 0,4 M
(LiCl) ditambahkan ke dalam larutan tersebut,
lalu disonikasi sampai melarut sempurna. Pada
proses sonikasi suhu diturunkan dengan cara es
batu di masukkan dalam Ultrasonic Cleaning
Bath sehingga suhunya terjaga (25 oC). Setelah
itu, abu vulkanik ditambahkan ke dalam
campuran dengan perbandingan 1:1 dan
disonikasi kembali sampai larut sempurna
selama 1 jam. Sampel kemudian disaring dan
dikeringkan dalam oven dengan suhu 120 oC
selama 1 jam. Selanjutnya difurnace dengan
suhu 400 oC selama 4 jam. Hasil yang
diperoleh dikarakterisasi menggunakan SEM-
EDX, XRD dan DR-UV.
Hasil Penelitian Hasil SEM-EDX pada ZnO/abu vulkanik
dimana permukaan material abu vulkanik
mempunyai pori relatif tinggi. Partikel yang
homogen seperti ZnO yang berukuran kecil
mendistribusi abu vulkanik yang memiliki
poripori.
Berdasarkan pola difraksi pada hasil, dapat
diketahui bahwa puncak-puncak yang
menunjukkan adanya puncak karakteristik ZnO
36,33430, 31,84670, dan 34,50360.pada 2
Sedangkan abu vulkanik memiliki puncak
27,92650, 23,75840, dankarakteristik pada 2
22,00240 sesuai. Ditunjukkan bahwa
difraktogram ZnO/abu vulkanik menunjukkan
adanya puncak difraksi ZnO pada 36,40580
dan 31,91440, sedangkan untuk2 puncak
difraksi pada abu vulkanik pada 2 28,19200.
Reaksifotodegradasi memerlukan empat
komponen utama yang penting yaitu sumber
cahaya, senyawa tarjet, oksigen, dan
fotokatalis. Pada penelitian ini, sumber cahaya
yang digunakan berupa sinar matahari dan
sinar UV, senyawa target adalah DDT, dan
oksigen dari gas O2 yang berada di udara yang
berfungsi untuk menangkap elektron dari
fotokatalis ZnO/abu vulkanik untuk
fotodegradasi DDT. Pengadukan dilakukan
supaya sinar matahari dan sinar UV dapat
mengenai semua bagian fotokatalis secara
merata dan memberi kesempatan pada katalis
untuk berinteraksi dengan senyawa DDT.

Berdasarkan data yang diperoleh dapat diambil


Ksimpulan kesimpulan bahwa Katalis ZnO/Abu vulkanik
yang telah disintesis memiliki ukuran rata-rata
sebesar 68,8786 nm dan memiliki energi gap
3,4 eV, sedangkan katalis ZnO yang telah
disintesis memiliki ukuran rata-rata sebesar
61,456 nm dan memiliki energi gap 3.2 eV.
Untuk hasil uji degradasi DDT dengan lama
penyinaran menggunakan sinar matahari dan
sinar UV pada larutan DDT dengan katalis
ZnO/abu vulkanik, ZnO, dan abu vulkanik,
jumlah terdegradasi dari 1, 2, dan 3 jam
semakin banyak.
Keterkaitan Antar Jurnal Keterkaitan adalah sama-sama membahas
asidil alkimetri sintesis nano ZnO yang
diembankan pada abu vulkanik dan aplikasinya
sebagai katalis fotodegradasi insektisida
dikloro difenil trikloroetana (DDT).

Rangkaian Rancangan Yang Rangkaian yang membedakan dengan jurnal


Membedakan Dengan Jurnal lain yaitu pada jurnal 1 membahas mengenai
Yang Lain. kondisi optimalisasi fermentasi asam asetat
oleh Acetobacter aceti B166,
sedangkan pada jurnal 2 membahas mengenai 
perbedaan reaksi fotokatalis yang memiliki
mekanisme yang sangat luas salah satunya
adalah untuk degradasi limbah cair organic
(DDT)

Anda mungkin juga menyukai