Abstrak: Sintesis ester sinamat dengan mereaksikan asam sinamat dan senyawa-senyawa alkohol telah
dilakukan.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja katalis heterogen, nafion, sebagai katalis asam
pada sintesis ester-ester sinamat dibandingkan dengan katalis homogen yang lazim digunakan yakni H 2SO4 dan p-
TsOH. Metode yang digunakan adalah reaksi esterifikasi Fischer yang berlangsung pada suhu 100 oC selama 18
sampai dengan 48 jam. Progres reaksi diikuti menggunakan TLC dan hasil-hasil reaksi dianalisis dengan 1H
NMR.Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaaan sikloheksanol sebagai pereaksi memberikan hasil yang
sangat signifikan ketika menggunakan katalis homogen, baik itu H 2SO4 maupun p-TsOH dimana lebih dari 85%
produk diperoleh. Dengan menggunakan Nafion, sebagai katalis hanya 31% produk berhasil diperoleh apabila
menggunakan kondisi yang sama dengan yang diterapkan saat menggunakan katalis homogen. Pada saat reaksi
berlangsung lebih lama yaitu 48 jam hasil reaksi meningkat menjadi 78%. Hal yang menarik adalah ketika fenetil
ester digunakan sebagai pereaksi menggantikan sikloheksanol, maka hasil yang diperoleh dari ketiga jenis katalis di
atas 90%.Hal ini menunjukkan bahwa Nafion adalah katalis heterogen yang cukup menjanjikan untuk digunakan
pada reaksi esterifikasi asam sinamat dan turunannya.
Kata kunci: Esterifikasi, asam sinamat, sikloheksanol, fenetil alcohol, katalis heterogen, nafion
Abstract: The synthesis of cinnamic acid esters using cinnamic acid and alcohols as starting materials has been
conducted. The aim of this study was to assess the performance of heterogeneous catalyst, nafion, as acid catalyst in
synthesizing cinnamic acid esters in comparison with common homogeneous acid catalysts, namely hydrogen
sulfuric acid and p-TsOH. The method used was Fischer esterification reaction and the reaction took place at 100 oC
and run for 18 to 48 hours. The progress of reactions was traced using TLC and the products of the reactions were
analyzed with 1H NMR. The results showed that using cyclohexanol as the reagent, the reaction proceeded
excellently for homogeneous catalysts giving the expected ester products to more than 85%. Nafion, on the other
hand, gave only 31% of the product when employing the same conditions applied for the homogeneous catalysts.
The isolated product increased more than two-fold when the reaction time lasted for 48 hour to be 78%. However,
the use of phenethyl alcohol as the reagents surprisingly gave comparable results for all the three catalysts. Each of
them produced more than 90% of esters as isolated products. It is obvious that Nafion would be a promising catalyst
for the synthesis of cinnamic ester derivatives.
Keywords: Esterification, cinnamic acid, cyclohexanol, phenethyl, alcohol, heterogenous catalyst, nafion
reaktor yang terhubung dengan system reflux, dan di dengan pompa vakum yang dilengkapi dengan
atas hotplate dan pendingin air. Selanjutnya 3,72 mL pengurangan tekanan.
sikloheksanol (kerapatan 0,95 g/mL; kemurnian
98%) ditambahkan dengan menggunakan syringe 5 Sintesis Fenetil Sinamat dengan p-TsOH sebagai
mL. Terakhir, sebanyak 0,062 g (0,50 mmol) H 2SO4 Katalis [9]
ditambahkan. Campuran reaksi direfluks selama 18 Sebanyak 1,483 g asam sinamat (10 mmol)
jam dengan medium penangas minyak pada suhu 100 ditambahkan ke dalam labu leher tiga alas bulat
o
C sambil diaduk menggunakan pengaduk magnet. (volume 50 mL) yang telah diseting pada suatu
Setelah 18 jam, campuran hasil reaksi didinginkan reaktor yang terhubung dengan system reflux, dan di
pada suhu kamar dan dicuci dengan larutan garam atas hotplate dan pendingin air. Selanjutnya 4,276 g
sodiumsulfat sebanyak 3 kali (masing-masing 10 (35 mmol) Fenetil alkohol ditambahkan dengan
mL), kemudian lapisan organik dipisahkan kemudian menggunakan pipet Pasteur. Terakhir, sebanyak
diuapkan dengan pompa vakum yang dilengkapi 0,062 g (0,50 mmol) p-TsOH ditambahkan.
dengan pengurangan tekanan. Campuran reaksi direfluks selama 18 jam dengan
medium penangas minyak pada suhu 100 oC sambil
Sintesis Sikloheksil Sinamat dengan Nafion diaduk menggunakan pengaduk magnet. Setelah 18
sebagai Katalis [9] jam, campuran hasil reaksi didinginkan pada suhu
Sebanyak 1,483 g asam sinamat (10 mmol) kamar dan dicuci dengan larutan garam sodiumsulfat
ditambahkan ke dalam labu leher tiga alas bulat sebanyak 3 kali (masing-masing 10 mL), kemudian
(volume 50 mL) yang telah diseting pada suatu lapisan organik dipisahkan kemudian diuapkan
reaktor yang terhubung dengan system reflux, dan di dengan pompa vakum yang dilengkapi dengan
atas hotplate dan pendingin air. Selanjutnya 3,72 mL pengurangan tekanan.
sikloheksanol (kerapatan 0,95 g/mL; kemurnian
98%) ditambahkan dengan menggunakan syringe 5 Sintesis Fenetil Sinamat dengan Nafion sebagai
mL. Terakhir, sebanyak 1,5 g Nafion ditambahkan. Katalis [9]
Campuran reaksi direfluks selama 18 jam dengan Sebanyak 1,483 g asam sinamat (10 mmol)
medium penangas minyak pada suhu 100 oC sambil ditambahkan ke dalam labu leher tiga alas bulat
diaduk menggunakan pengaduk magnet. Setelah 18 (volume 50 mL) yang telah diseting pada suatu
jam, campuran hasil reaksi didinginkan pada suhu reaktor yang terhubung dengan system reflux, dan di
kamar dan dicuci dengan larutan garam sodiumsulfat atas hotplate dan pendingin air. Selanjutnya 4,276 g
sebanyak 3 kali (masing-masing 10 mL), kemudian (35 mmol) Fenetil alkohol ditambahkan dengan
lapisan organik dipisahkan kemudian diuapkan menggunakan pipet Pasteur. Terakhir, sebanyak 1,5 g
dengan pompa vakum yang dilengkapi dengan Nafion ditambahkan. Campuran reaksi direfluks
pengurangan tekanan. selama 18 jam dengan medium penangas minyak
pada suhu 100 oC sambil diaduk menggunakan
Sintesis Fenetil Sinamat dengan H2SO4 sebagai pengaduk magnet. Setelah 18 jam, campuran hasil
Katalis [9] reaksi didinginkan pada suhu kamar dan dicuci
Sebanyak 1,483 g asam sinamat (10 mmol) dengan larutan garam sodiumsulfat sebanyak 3 kali
ditambahkan ke dalam labu leher tiga alas bulat (masing-masing 10 mL), kemudian lapisan organik
(volume 50 mL) yang telah diseting pada suatu dipisahkan kemudian diuapkan dengan pompa
reaktor yang terhubung dengan system reflux, dan di vakum yang dilengkapi dengan pengurangan
atas hotplate dan pendingin air. Selanjutnya 4,276 g tekanan.
(35 mmol) Fenetil alkohol ditambahkan dengan
menggunakan pipet Pasteur. Terakhir, sebanyak HASIL DAN PEMBAHASAN
0,062 g (0,50 mmol) H2SO4 ditambahkan. Campuran Sintesis senyawa sikloheksil sinamat dengan
reaksi direfluks selama 18 jam dengan medium variasi katalis
penangas minyak pada suhu 100 oC sambil diaduk Sintesis senyawa ester dari asam sinamat
menggunakan pengaduk magnet. Setelah 18 jam, dan alkohol dimungkinkan berlangsung lebih cepat
campuran hasil reaksi didinginkan pada suhu kamar dengan hasil optimal dengan keterlibatan katalis
dan dicuci dengan larutan garam sodiumsulfat dalam proses reaksinya.Reaksi esterifikasi antara
sebanyak 3 kali (masing-masing 10 mL), kemudian asam sinamat (10 mmol) dengan sikloheksanol (35
lapisan organik dipisahkan kemudian diuapkan mmol) ditunjukkan pada Gambar 1 dan hasil-hasil
yang diperoleh ditampilkan dalam Tabel 1.
242
J. Pijar MIPA, Vol. 15 No.3, Juni 2020: 240-246 ISSN 1907-1744 (Cetak)
DOI: 10.29303/jpm.v15i3.1904 ISSN 2460-1500 (Online)
O OH O
katalis
OH + O + H2O
18 - 48 jam
100 oC
Terlihat pada Tabel 1 bahwa reaksi pada dari dua kali hasil reaksi yang diperoleh yakni
nomor 1 dan 2 yang masing-masing menggunakan menjadi 78%.Sedikitnya hasil diperoleh pada suhu
katalis asam tosilat menghasilkan produk hampir 100 oC kemungkinan berhubungan dengan struktur
100% dan dengan asam sulfat sekitar 85%. Kondisi dari Nafion-R yang bulky dibandingkan dengan asam
reaksi dengan suhu 100 oC dan lama reaksi 18 jam sulfat maupun asam tosilat.Hal ini terkait dengan
dapat dikatakan sebagai kondisi optimum untuk efektivitas interaksi antara situs situs aktif pada
reaksi-reaksi tersebut. Hal yang berbeda terjadi pada Nafion-R yang secara sterik terhalang dibandingkan
reaksi nomor 3. Pada kondisi reaksi yang sama katalis yang lebih kecil struktur molekulnya.
dengan nomor 1 dan 2, tampak bahwa produk yang
dihasilkan masih sangatlah kecil yaitu 31%. Upaya Sintesis Senyawa Fenetil Sinamat dengan
untuk meningkatkan hasil reaksi telah ditempuh VariasiKatalis
dengan memperpanjang waktu reaksi menjadi 48 Reaksi esterifikasi antara asam sinamat (10
jam.Terbukti bahwa waktu kontak yang lama antara mmol) dengan fenetil alkohol (35 mmol) ditunjukkan
senyawa-senyawa pereaksi dengan kehadiran pada Gambar 2 dan hasil-hasil yang diperoleh
Nafion-R sebagai katalis dapat meningkatkan lebih ditampilkan dalam Tabel 2.
HO
O O
katalis
OH + O + H2O
18 jam,
100 oC
Berdasarkan Tabel 2, tampak jelas terlihat menunjukkan hasil reaksi yang sangat memuaskan
bahwa untuk kondisi yang sama pada reaksi karena semuanya di atas 90%. Yang paling menarik
esterifikasi antara asam sinamat dan fenetil alkohol di sini tentu saja adalah penggunaan Nafion-R
dengan menggunakan katalis yang berbeda sebagai katalis. Hasil yang lebih tinggi ditunjukkan
243
J. Pijar MIPA, Vol. 15 No.3, Juni 2020: 240-246 ISSN 1907-1744 (Cetak)
DOI: 10.29303/jpm.v15i3.1904 ISSN 2460-1500 (Online)
ketika menggunakan fenetil alkohol (Gb..2) mengubah senyawa-senyawa asam sinamat menjadi
dibandingkan dengan sikloheksanol (Gb.1) dapat ester-ester turunannya. Hasil ini menjadi harapan
dihubungkan dengan sifat reaktivitas antara alkohol yang menjanjikan untuk membuat senyawa-senyawa
primer (fenetil alkohol) yang berbeda dengan bahan pangan yang bermanfaat bagi kesehatan
reaktivitas alkohol sekunder pada sikloheksanol. manusia dalam kuantitas yang diinginkan tanpa
Alkohol primer memiliki halangan sterik yang lebih menggantungkan harapan semata-mata dari hasil
kecil daripada alkohol sekunder maupun eksploitasi tanaman dengan mengekstrak bagian-
tersier.Dengan halangan sterik yang lebih kecil maka bagian dari tanaman itu sendiri.
alkohol primer lebih efektif berinteraksi dengan asam Pemurnian hasil reaksi esterifikasi dengan
sinamat untuk menghasilkan ester apabila fenetil alkohol dilakukan dengan melakukan
dibandingkan dengan alkohol sekunder atau dalam pemisahan menggunakan metode kromatografi
kasus ini fenetil alkohol. gravimetri dengan pelarut (heksan : etilasetat)
Keberhasilan yang ditunjukkan baik pada dengan perbandingan (9 : 1). Di mana diketahui
reaksi dengan menggunakan siklohesanol (Tabel 1 bahwa Rf produk adalah 0,36. Adapun spektra 1H
nomor 4) maupun pada Tabel 2 nomor 3 yang NMR untuk senyawa sikloheksil sinamat ditampilkan
menggunakan fenetil alkohol adalah suatu terobosan pada Gambar.3 dan spektrum 1H NMR dari fenetil
dan bukti konkrit yang signifikan bahwa Nafion-R sinamat ditunjukkan pada Gambar.4.
dapat dimanfaatkan sebagai katalis dalam upaya
244
J. Pijar MIPA, Vol. 15 No.3, Juni 2020: 240-246 ISSN 1907-1744 (Cetak)
DOI: 10.29303/jpm.v15i3.1904 ISSN 2460-1500 (Online)
Journal, 15(1).
KESIMPULAN [4] Alam, M. A., Subhan, A., Hossain, N., Hossain,
Pada dasarnya Nafion-R dapat berfungsi H., Reza, M., Rahman, H. M., Ullah., M. M.
sebagai katalis heterogen dalam reaksi esterifikasi (2016). Hydroxycinnamic acid derivatives: A
asam karboksilat dengan senyawa-senyawa turunan potential class of natural compounds for the
alkohol.Hal ini dapat dilihat pada reaksi esterifikasi management of lipid metabolism and
antara asam sinamat dengan sikloheksanol yang obesity.Nutrition and Metabolism, 13(1).
memberikan hasil sebesar 78% maupun maupun [5] Guzman., J. D. (2014). Natural cinnamic acids,
fenetil alkohol yang memberikan hasil yang cukup synthetic derivatives and hybrids with
signifikan yakni sekitar 93% yield. Fakta ini antimicrobial activity. Molecules, 19(12),
menjanjikan dan memberi harapan baru untuk 19292–349.
melakukan sintesis ester-ester sinamat yang berperan [6] Takao, K., Toda, K., Saito, T. and Sugita, Y.
penting sebagai senyawa-senyawa bahan pangan (2017). Synthesis of amide and ester derivatives
maupun senyawa bahan obat. of cinnamic acid and its analogs: Evaluation of
their free radical scavenging and monoamine
UCAPAN TERIMA KASIH oxidase and cholinesterase inhibitory
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Prof. activities.Chem. Pharm. Bull., 65(11) 1020–
Dr. Mitsunori Honda selaku Kepala Laboratorium 1027.
Molecular Design Division of Material Chemistry [7] Pathiranage, A. L., Martin, L. J., Osborne, M.
Kanazawa University yang telah mengizinkan and Meaker, K. (2018). Esterification ,
senyawa kami dianalisis dengan NMR yang ada di Purification and Identification of Cinnamic
laboratoriumnya. Acid Esters.J. Lab. Chem. Educ., 6(5), 156–
158.
DAFTAR PUSTAKA [8] Sasaki, A., Yamano, Y., Sugimoto, S., Otsuka,
[1] Sova, M. (2012). Antioxidant and H., Matsunami, K., and Shinzato. T. (2018).
Antimicrobial Activities of Cinnamic Acid Phenolic compounds from the leaves of Breynia
Derivatives.Mini-Reviews Med. Chem., 12(8), officinalis and their tyrosinase and
749–767. melanogenesis inhibitory activities. J. Nat.
[2] Da Silveira E Sá, R. D. C., Andrade, L. N., De Med., 72(2), 381–389.
Oliveira, R. D. R. B. and De Sousa, D. P.. [9] Zhou, K., Chen, D., Li, B., Zhang, B., Miao,
(2014). A review on anti-inflammatory activity F., and Zhou, L. (2017). Bioactivity and
of phenylpropanoids found in essential structure-activity relationship of cinnamic acid
oils.Molecules, 19(2), 1459–1480. esters and their derivatives as potential
[3] Anantharaju, P. G., Gowda, P. C., antifungal agents for plant protection.PLoS
Vimalambike, M. G. and Madhunapantula., S. One, 12(4).
V. (2016). An overview on the role of dietary [10] Gaikwad, N., Nanduri, S., and Madhavi, Y. V..
phenolics for the treatment of cancers.Nutrition (2019). Cinnamamide: An insight into the
245
J. Pijar MIPA, Vol. 15 No.3, Juni 2020: 240-246 ISSN 1907-1744 (Cetak)
DOI: 10.29303/jpm.v15i3.1904 ISSN 2460-1500 (Online)
246