Anda di halaman 1dari 5

Momentum, Vol. 7, No.

1, April 2011 : 48 ± 52

STUDI KINETIKA PERTUMBUHAN


ASPERGILLUS NIGER PADA
FERMENTASI ASAM SITRAT DARI KULIT
NANAS DALAM REAKTOR AIR-LIFT
EXTERNAL LOOP
Nanas banyak dimanfaatkan dalam industri makanan untuk dijadikan buah
dalam kaleng. Dari industri pengalengan nanas banyak dihasilkan limbah
padat berupa kulit dan bonggol. Limbah kulit dan bonggol nanas masih
mengandung glukosa dan sukrosa cukup tinggi yang dapat digunakan sebagai
bahan baku pembuatan asam sitrat. Asam sitrat dibuat dengan fermentasi
dalam reaktor air-lift external loop dengan bantuan jamur Aspergillus niger.
Agar pertumbuhan jamur optimum maka diperlukan nutrien tambahan yaitu
Kristinah Haryani NH4H2PO4 , KH2PO4, MgSO4.7H2O.
email:krisyani_83@yahoo.co.id Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari kinetika pertumbuhan Aspergillus
niger pada fermentasi dalam reactor air lift external loop. Variabel ± variabel
Jurusan Teknik Kimia,
yang berpengaruh pada fermentasi asam sitrat adalah bahan-bahan pengubah,
Fakultas Teknik Universitas bahan penetral, nutrisi mikrobial, antiseptik, aerasi, pH dan sumber karbon .
Diponegoro Pada penelitian ini digunakan variabel tetap : tekanan, laju aerasi, suhu,pH,
Jln. Prof. H. Soedharto, konsentrasi mikroba dan nutrisi. Sedangkan untuk variabel berubah ada 2
Tembalang, Semarang, 50239 macam yaitu : konsentrasi gula (10%,15%,20%) dan waktu fermentasi
Telp/Fax: (024)7460058 dilakukan selama 7 hari dengan pengambilan sampel setiap 8 jam untuk
dianalisa konsentrasi mikroba dan konsentrasi asam total. Reaktor yang
digunakan adalah reaktor air-lift external loop dan bahan bakunya berupa
limbah bonggol dan kulit nanas.
Dari hasil percobaan diperoleh bahwa pada konsentrasi 10% mempunyai laju
tumbuh spesifik yang lebih besar jika dibandingkan dengan konsentrasi 15%
dan 20%. Laju tumbuh spesifik pada konsentrasi 10% sebesar 0,0429 jam -1,
sedangkan pada konsentrasi 15% dan 20% masing-masing sebesar 0,0396 jam-
1
dan 0,0385 jam-1. Pada konsentrasi 10% juga diperoleh asam total yang lebih
besar jika dibandingkan dengan konsentrasi 15% dan 20%.

Kata kunci: Limbah kulit nanas, Reaktor air-lift external loop, Fermentasi
asam sitrat,Kinetika pertumbuhan Aspergillus niger
PENDAHULUAN asam sitrat digunakan sebagai pengasam dalam
Nanas (Ananas comosus, L. Mer) minuman berkarbonasi, selai, jelly, dan makanan
merupakan buah tropis yang banyak di produksi lainnya. Kegunaan lainnya sebagai bahan
hampir di seluruh pelosok nusantara dan pengemulsi, anti oksidan, antikoagulan darah,
mempunyai prospek yang cukup cerah untuk komponen tablet effervescent ( dapat larut dalam
dikembangkan lebih lanjut. Buah nanas banyak air ), plasticizer, dan masih banyak lagi.
dimafaatkan dalam industri makanan untuk Asam sitrat pertama kali diisolasi oleh
dijadikan buah dalam kaleng. Dari berbagai Sheele dengan mengkristalisasinya dari sari buah
macam pengolahan buah nanas yang bisa OHPRQ 7DKXQ :HKPHU¶V PHODNXNDQ
dikonsumsi hanya sebesar 53%, sedangkan percobaan fermentasi asam sitrat secara
sisanya berupa limbah kulit nanas. Untuk itu komersial menggunakan penicillia (Sienko dan
perlu dilakukan penelitian untuk meningkatkan Plane, 1979).
nilai ekonomis dari limbah kulit nanas dengan Thom dan Currie mengembangkan riset
cara fermentasi sehinga dapat dihasilkan asam tentang fermentasi asam sitrat menggunakan
sitrat dalam jumlah banyak. Aspergillus niger pada tahun 1916 (Austin,
Asam sitrat adalah salah satu asam organik 1986). Reaksi overall adalah sebagai berikut :
penting dalam kehidupan manusia. Secara alami C12H22O11 + H2O + O2 C6H8O7+4H2O
asam sitrat terdapat dalam buah ± buahan Sucrose
terutama jeruk; akan tetapi juga banyak terdapat C6H12O6 + 3/2 O2 C6H8O7+ 2 H2O
pada nanas, pir dan sebagainya. Sebagian besar

48
Studi Kinetika Pertumbuhan Aspergillus Niger 3DGD )HUPHQWDVL $VDP 1LWUDW« (Kristinah Haryani)

Dextrose Beberapa parameter yang penting dalam


Fermentasi asam sitrat telah perancangan reaktor air lift adalah hold up gas,
dikembangkan dengan fermentor berpengaduk. hold up gas pada bagian riser dan downcomer,
Dengan adanya transfer massa akibat yang besarnya dipengaruhi oleh laju sirkulasi
pengadukan, yield yang diperoleh cukup tinggi. cairan dan koefisien dispersi berbagai daerah
Dalam reaktor Air ± Lift, proses yang terjadi dalam cairan. Dalam reaktor air-lift external loop
mengalami transfer massa yang lebih merata dimana riser dan downcomer merupakan dua
dibandingkan dengan reaktor berpengaduk tabung yang terpisah dan dihubungkan secara
sehingga fermentasi dapat berjalan lebih baik horisontal antara bagian atas dan bagian bawah
karena oksigen yang terlarutpun menjadi lebih reaktor. Beberapa parameter yang penting dalam
merata ke seluruh reaktor. perancangan reaktor air-lift DGDODK YDQ¶W 5LHW
Variabel yang berpengaruh pada dan Tramper, 1991) : pengadukan (mixing), fraksi
fermentasi asam sitrat (Kirk dan Othmer,1951) kosong (void fraction/hold-up), perpindahan
adalah : bahan pengubah, bahan penetral, nutrisi massa (mass transfer) dan busa (foam).
mikrobial, antiseptik, aerasi, pH, dan sumber Kinetika fermentasi menggambarkan
karbon. pertumbuhan dan pembentukan produk oleh
Asam sitrat merupakan produk metabolit mikroorganisme. Tidak hanya sel yang aktif
primer yang terbentuk dari siklus tetapi juga sel yang istirahat bahkan sel yang
TCA(Tricarboxylic Acid Cycle). Glukosa mati, karena banyak produk ± produk komersial
merupakan sumber carbon utama dalam yang dihasilkan setelah berhentinya
produksinya. Pada sebagian besar mikroba 80 % pertumbuhan. Model pertumbuhan mikroba dapat
glukosa dipecah melalui reaksi ± reaksi dalam dibedakan menjadi 2 jenis yaitu model terstruktur
lintasan Embden Meyerhof Parnas ( EMP ). dan tak terstruktur. Model tak terstruktur adalah
Asam piruvat yang merupakan produk akhir dari model yang sangat sederhana; yaitu
lintasan EMP akan dioksidasi lebih lanjut dan menggunakan massa sel yang seragam tanpa
kemudian dengan bantuan enzim dekarboksilase memperhitungkan kelakukan dinamik internal,
membentuk asetat ( dekarboksilasi ). Asetat yang yang mana laju reaksi hanya bergantung pada
terbentuk berikatan dengan koenzim-A fase liquid dalam reaktor. Jika keadaan bagian
menghasilkan Acetyl ± CoA. Selanjutnya Acetyl ± dalam sel harus juga diperhitungkan maka
CoA dan oksaloasetat yang merupakan salah satu digolongkan sebagai model terstruktur. Model
senyawa antara siklus TCA berkondensasi pertumbuhan struktur dapat digambarkan dalam
membentuk asam sitrat dengan bantuan enzim persamaan 1 dan 2 :
pengoksidasi nitrat sintase. dX
Selama tahap produksi asam sitrat =µX (1)
dt
berlangsung ( idiofase ), aktivitas enzim sitrat
atau
sintase meningkat sampai 10 x. Sebaliknya
aktivitas enzim yang memecah asam sitrat ( dN
= µa N (2)
katabolisme asam sitrat ) seperti aconitase dan dt
isositrat dehidrogenase menurun tajam bila Persamaan (1) menggambarkan
dibandingkan dengan aktivitasnya pada saat peningkatan massa sel dengan waktu dan
tropofase. Siklus asam TCA akan terhenti jika persamaan (2) menggambarkan pertambahan
asam sitrat diambil dan enzim sintase tidak dapat jumlah sel dan waktu. Sebagian besar
berperan sendiri untuk mempertahankan agar pertumbuhan diukur dengan peningkatan massa,
siklus TCA tetap berlangsung. jadi yang akan digunakan adalah µ. Nilai µX
Fermentasi asam sitrat ini menggunakan adalah laju pertumbuhan volumetrik
reaktor air- lift external loop sebagai fermentor. (produktivitas volumetrik) g/l-jam.
Reaktor air lift berbentuk kolom dengan sirkulasi
aliran merupakan kolom yang berisi cairan atau METODOLOGI PERCOBAAN
slurry yang terbagi menjadi dua bagian dan pada Bahan yang digunakan
salah satu dari kedua daerah tersebut yang selalu Bahan baku yang digunakan dalam
disemprotkan gas. Bagian reaktor yang penelitian ini adalah limbah kulit nanas yang
mengandung cairan dengan aliran ke atas disebut diperoleh dari pedagang buah di pasar Jati daerah
zona riser dan yang bagian reaktor mengandung Banyumanik Semarang, sedangkan Aspergillus
aliran fluida turun adalah zona downcomer. niger diperoleh dari Lab Mikrobiologi UKSW

49
Momentum, Vol. 7, No. 1, April 2011 : 48 ± 52

Salatiga. Selain bahan baku digunakan juga Respon / Pengamatan


bahan-bahan pembantu seperti: potato dextrose Respon yang diamati Konsentrasi Mikroba,
agar, KH2PO4, MgSO4.7 H2O, NH4H2PO4, HCl, Konsentrasi asam total pada berbagai
NaOH, Aquadest, H2SO4, H2SO4, Etanol yang perbandingan kadar gula dan waktu fermentasi.
diperoleh dari Laboratorium penelitian Teknik Analisa tersebut dilakukan tiap waktu fermentasi
Kimia Universitas Diponegoro. yang telah ditentukan sesuai variabel.

Alat yang Digunakan HASIL DAN PEMBAHASAN


Beaker glass, spektrometer C-20, pipet, Kinetika pertumbuhan Aspergillus niger
erlenmeyer, labu takar, stop watch, pH meter, pada konsentrasi gula 10%,15%,dan 20% dapat
patridisk, tabung reaksi, wettest meter, buret, dijelaskan pada grafik1,2,dan3. Perbandingan
autoclave, statif, klem, kawat Ose. kinetika pertumbuhan Aspergillus niger pada
konsentrasi gula 10%,15%,dan 20% dapat
Pelaksanaan Percobaan dijelaskan pada grafik 4 sedangkan perbandingan
Percobaan pendahuluan dimulai dengan konsentrasi asam total pada konsentrasi gula
mengkalibrasi flowmeter. Sebelum melakukan 10%,15%dan20% dapat dijelaskan pada grafik 5.
percobaan maka perlu adanya perlakuan awal
pada peralatan, kemudian menyiapkan media
fermentasi yang telah mendapatkan pengolahan A. Kinetika Pertumbuhan Aspergillus niger
awal. Fermentasi dilakukan dengan memasukkan pada Konsentrasi Gula 10%
media fermentasi yang sudah ditambah nutrien
dan suspensi mikroba kedalam reaktor. Laju 3,5
Konsentrasi Mikroba

aerasi diatur sebesar 18,33 cc/dt. Pengambilan 3

sampel dilakukan setiap 8 jam sebanyak 2 ml 2,5


(gr/l)

2
yang diencerkan menjadi 10 ml untuk dianalisa 1,5
hasilnya. Fermentasi dilakukan pada tekanan 1 1

atm, suhu 28oC,pH 4, konsentrasi mikroba 2 x 0,5

107 spora/ml selama 7 hari.. Konsentrasi nutrient: 0


0 20 40 60 80 100 120 140 160
NH4H2PO4 0,18 gr/l, KH2PO4 0,1 gr/l,
MgSO4.7H2O 0,025gr/L Konsentrasi gula Waktu ( Jam )
divariasi 10%, 15% dan 20%.
`````Gambar peralatan secara lengkap seperti Grafik 1. Hubungan waktu terhadap konsentrasi
disajikan dalam gambar 1: mikroba pada konsentrasi gula 10%

Pada grafik 1 menunjukkan bahwa


Aspergillus niger mengalami massa pertumbuhan
eksponensial sampai jam ke-56, selanjutnya
4 memasuki massa stationer pada jam ke-64 hingga
jam ke-112, kemudian memasuki death fase (
3
fase mati ). Pada konsentrasi ini, kinetika
1 V-1

6
V-2
2
pertumbuhan mikroba secara regresi linier
5

dihitung laju tumbuh fisiknya ( µ ) sebesar


Gambar 1 Gambar Rangkaian Alat Utama Proses 0,0429 jam-1 .
Fermentasi
Keterangan :
1. Reaktor air-lift external loop
2. Kompresor
3. V-1, V-2 : Valve
4. Rotameter
5. pH meter
6. Erlenmeyer
7. erlenmeyer

50
Studi Kinetika Pertumbuhan Aspergillus Niger 3DGD )HUPHQWDVL $VDP 1LWUDW« (Kristinah Haryani)

B. Kinetika Pertumbuhan Aspergillus niger D. Perbandingan Kinetika Pertumbuhan


pada Konsentrasi Gula 15% Aspergillus niger pada Konsentrasi Gula 10%,
15% dan 20%.
Konsentrasi Mikroba (gr/l)

3,5
3,5
3

Konsentrasi Mikroba (gr/L)


3
2,5
Konsentrasi
2
2,5 Gula 10%
1,5 2 Konsentrasi
1 Gula 15%
1,5
0,5 Konsentrasi
1 Gula 20%
0
0 50 100 150 0,5

0
Waktu ( jam ) 0 50 100 150
Waktu (jam)
Grafik 2. Hubungan waktu terhadap konsentrasi
mikroba pada konsentrasi gula 15%
Gambar 4. Hubungan waktu terhadap konsentrasi
mikroba pada konsentrasi gula 10%,15%,20%
Pada grafik 2 menunjukkan bahwa
Aspergillus niger mengalami massa pertumbuhan
Pada grafik 4 menunjukkan bahwa
eksponensial sampai jam ke-56, selanjutnya
konsentrasi 10% memberikan hasil yang optimal
memasuki massa stationer pada jam ke-64 hingga
atau lebih baik dibandingkan dengan konsentrasi
jam ke-128, kemudian memasuki death fase atau
15% dan 20%.Dalam arti bahwa pada konsentrasi
fase mati. Pada konsentrasi ini, kinetika
10% ini, pertumbuhan mikroba yang dihasilkan
pertumbuhan mikroba secara regresi linier
lebih baik dibandingkan dengan konsentrasi 15%
dihitung laju tumbuh fisiknya ( µ ) sebesar
dan 20%, hal ini dapat dilihat bahwa pada
0,0396 jam-1.
konsentrasi 10% mempunyai laju tumbuh spesifik
( µ ) yang lebih besar yaitu 0,0429 jam-1. Pada
C. Kinetika Pertumbuhan Aspergillus niger
konsentrasi 10% mempunyai viskositas yang
pada Konsentrasi Gula 20 %
lebih rendah dibandingkan dengan konsentrasi
3,5
15% dan 20%, sehingga sirkulasi cairan menjadi
Konsentrasi Mikroba (gr/l)

3 lebih optimal. Jika sirkulasi cairan optimal maka


2,5 transfer oksigen menjadi lebih merata sehingga
2 fermentasi berjalan lebih baik.
1,5

0,5
E. Perbandingan Konsentrasi Asam Total
0
Konsentrasi Gula 10% , 15%, dan 20%.
0 50 100 150

Waktu ( jam )

Grafik 3. Hubungan waktu terhadap konsentrasi 0,16


Konsentrasi Asam Total (mol/L)

mikroba pada konsentrasi gula 20% 0,14

Pada grafik 3 menunjukkan bahwa 0,12

0,1
Aspergillus niger mengalami massa pertumbuhan 0,08
Konsentrasi Gula 10%
eksponensial sampai jam ke-48, selanjutnya 0,06
Konsentrasi Gula 15%
memasuki massa stationer pada jam ke-56 hingga 0,04 Konsentrasi Gula 20%
jam ke-96, kemudian memasuki death fase ( fase 0,02

mati ). Pada konsentrasi ini, kinetika 0


0 50 100 150

pertumbuhan mikroba secara regresi linier Waktu (jam)

dihitung laju tumbuh fisiknya ( µ ) sebesar


0,0385 jam-1.
Gambar 5. Hubungan waktu terhadap konsentrasi
asam total pada konsentrasi gula 10%,15%,20%

51
Momentum, Vol. 7, No. 1, April 2011 : 48 ± 52

Pada grafik 5 menunjukkan bahwa pada 5.Kirk, R. E., and Othmer, R. ) ³Encyclopedia
konsentrasi 10% memberikan hasil yang lebih of Chemical Technology´ YRO 7KH
baik dibandingkan dengan konsentrasi 15% dan Interscience Encyclopedia Inc., New York,
20%, hal ini terlihat pada konsentrasi 10% 1951
mempunyai konsentrasi asam total yang lebih /HZLV : . DQG :KLWPDQ : * ³Principles
besar dibandingkan dengan konsentrasi 15% dan of Gas Absorption´ ,QG &KHP (QJ
20%. Hal ini disebabkan pada konsentrasi 10% 0RFK %XVDLUL $EGXOODK ³ Lactic Acid
mempunyai viskositas yang lebih rendah Fermentation Of PineaplWastes by
sehingga sirkulasi cairan menjadi lebih lancar Lactobacillus Delbrueckii´ 0DOD\VLD
dan transfer oksigen menjadi lebih optimal. Jika 1DVPDLGL GDQ 6HW\RZDWL ´Pembuatan Asam
transfer oksigen berjalan optimal maka Sitrat secara Fermentasi Submerged dengan
fermentasi berjalan baik sehingga konsentrasi Bahan Baku Limbah Nanas Padat´
asam total yang diberikan menjadi maksimal. :LG\DQWR $ GDQ /D]XDUGL 3 ´Pembuatan
Asam Sitrat dari Limbah Buah Nanas ³
KESIMPULAN DAN SARAN 2002
Penelitian tentang studi kinetika $QRQLP ³Statistik Perusahaan Perkebunan´
pertumbuhan mikroba pada pembuatan asam sitat Biro Pusat Statistik, Jakarta, 1998
dalam reaktor air-lift external loop dilakukan
pada konsentrasi gula 10%,15%dan 20% pada
suhu kamar, tekanan 1 atm, pH 4 dengan laju
udara masuk 18,33 cc/dt. Berdasarkan hasil
penelitian dapat diambil kesimpulan :
1. Semakin besar konsentrasi gula maka laju
tumbuh spesifik semakin turun
2. Semakin besar konsentrasi gula maka
konsentrasi asam total yang didapatkan
menjadi semakin kecil
Penelitian ini merupakan penelitian yang
berkelanjutan. Dalam penelitian kinetika
pertumbuhan mikroba ini masih banyak lagi yang
perlu dipelajari. Terutama pengaruh laju aerasi,
konsentrasi gula, pH dan pengaruh lain terhadap
hasil penelitian.

UCAPAN TERIMA KASIH


Pada kesempatan ini kami mengucapkan
terima kasih kepada Devona Candrawati yang
telah banyak membantu dalam pelaksanaan
penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA
$XVWLQ * 7 ³6KUHYH¶V &KHPLcal Process
Industries´ th HG ,QW¶O 6WXGHQW (GLWLRQ 0F
Graw Hill Book Co., Singapore, 1986
2.Bell, G. H.; Davidson, J. N. ; Scarborough, H.,
³Textbook of Physiology and
th
Biochemistry´ ed, The Williams &
Wilkins Co., Baltimore, 1968
3.Hiby, - : ³Definition and Measurement of
The Degree of Mixing in Liquid Mixtures´
International Chemical Engineering, 1981
-XGRDPLGMRMR 0 'DUZLV $ $ 6D¶LG ( *
³Tegnologi Fermentasi´ (G &9 5DMDZDOL
Jakarta, 1992

52

Anda mungkin juga menyukai