Anda di halaman 1dari 6

KARTIKA-JURNAL ILMIAH FARMASI, Jun 2017, 5(1), 15-20 15

p-ISSN 2354-6565 /e-ISSN 2502-3438

KEMAMPUAN Aspergillus wentii DALAM MENGHASILKAN ASAM SITRAT

Ririn Puspadewi, Rina Anugrah, Della Sabila


Fakultas Farmasi Universitas Jenderal Achmad Yani Cimahi
Corresponding author e-mail: ririn.puspadewi@lecture.unjani.ac.id

ABSTRAK

Kegunaan asam sitrat dalam industri makanan, minuman dan farmasi sangat besar salah satunya
adalah sebagai pengawet. Beberapa mikroorganisme diketahui dapat menghasilkan asam sitrat melalui
proses fermentasi, diantaranya adalah Aspergillus wentii dengan memanfaatkan glukosa yang berasal
dari karbohidrat sebagai bahan utama. Berdasarkan hal ini maka telah dilakukan penelitian untuk
melihat kemampuan Aspergillus wentii dalam menghasilkan asam sitrat dengan menggunakan kulit
singkong sebagai sumber karbohidrat. Hasil fermentasi antara Aspergillus wentii dan kulit singkong
dilakukan uji keberadaan asam sitrat secara reaksi kimia. Untuk mengetahui jumlah asam sitrat yang
dihasilkan digunakan spektrofotometer UV-Vis. Analisis kualitatif menunjukan bahwa supernatan
hasil fermentasi mengandung asam sitrat. Secara kuantitatif asam sitrat dapat dihasilkan pada masa
inkubasi selama enam hari sebesar 0,312 % b/v.

Kata Kunci : Asam sitrat, Aspergillus wentii, fermentasi, kulit singkong.

ABSTRACT

The usef of citric acid in the food, beverage and pharmaceutical industries is wide, one of them is as a
preservative. Some microorganisms are known to produce citric acid through the fermentation
process, such as Aspergillus wentii. Aspergillus wentii uses carbohydrate as glucose source in
fermantation.This research is conducted toevaluate the ability of Aspergillus wentii to produced citric
acid using cassavaskin as carbohydrate. The level of citric acid is tested using UV-Vis
spectrophotometer. The result showed that citric acid is found in supernatant. Optimal incubation of
fermentationis in six days and the level of citricacid is 0,312 % b/v

Keywords : citric acid, Aspergillus wentii, fermentation, cassava skin

PENDAHULUAN Aspergillus niger, A. wentii, A. clavatus,


Penicillium luteum, P. citrinum, Mucor
Asam sitrat adalah salah satu asam organik
piriformis, Paecilomyces divaricatum,
penting dalam kehidupan manusia, karena cukup
Citromyces pfefferianus, Candida guilliermondii,
banyak digunakan dalam dunia industri. Sekitar
Saccharomycopsis lipolytica, Trichoderma
70% dari asam sitrat yang dihasilkan digunakan
viride, Arthrobacter paraffineus, dan
dalam industri makanan dan minuman untuk
Corynebacterium sp. Namun sampai saat ini,
berbagai keperluan, sedangkan 12% digunakan
hanya Aspergillus niger yang paling sering
dalam industri obat-obatan dan sekitar 18%
digunakan untuk produksi asam sitrat
untuk kegunaan industri lainnya (Kareem SO dan
(Soetrisnanto, dkk, 2013). Penelitian dari
Rahman RA,2011).
National Chemical Laboratory, Pune, India juga
Permintaan yang tinggi oleh banyak industri menyatakan bahwa Aspergillus wentii dapat
sehingga produksi asam sitrat menjadi meningkat memproduksi asam sitrat (Biswas S, dkk, 2011).
dan diproduksi masal di seluruh dunia. Secara
Dalam proses fermentasi, asam sitrat
alami asam sitrat terdapat dalam buah-buahan
merupakan produk metabolit primer yang
seperti jeruk, nanas, pir dan sebagainya. Asam terbentuk dari siklus TCA (‘Tricarboxylic Acid
sitrat juga dapat dihasilkan melalui proses kimia Cycle’). Glukosa merupakan sumber karbon
dan proses mikrobiologi (Iqbal Q, 2008). utama dalam produksinya. Pada sebagian besar
Indonesia mulai diproduksi asam sitrat pada mikroba, 80% glukosa dipecah melalui reaksi-
tahun 1993 melalui proses fermentasi. Banyak reaksi dalam lintasan ‘Embden Meyerhof
mikroba yang dapat membentuk asam sitrat Parnas’ (EMP). Asam piruvat yang merupakan
sebagai metabolit primer, antara lain adalah produk akhir dari lintasan EMP akan dioksidasi

Puspadewi, dkk
16 Kartika J. Ilm. Far, Jun 2017, 5(1), 15-20

lebih lanjut dan kemudian dengan bantuan Pembuatan Kurva Pertumbuhan


enzim dekarboksilase membentuk asetat Aspergillus wentii. Media PBD sebanyak 30 mL
(dekarboksilasi). Asetat yang terbentuk dimasukkan ke dalam masing-masing 15 botol
berikatan dengan koenzim-A menghasilkan penampung yang telah disterilisasi. Starter
Acetyl-CoA. Selanjutnya Acetyl-CoA dan Aspergillus wentii yang telah diremajakan
oksaloasetat yang merupakan salah satu senyawa disuspensikan ke dalam air steril sebanyak 10%,
antara siklus TCA berkondensasi membentuk kemudian suspensi starter dimasukkan ke dalam
asam sitrat dengan bantuan enzim masing-masing 15 botol penampung yang berisi
pengoksidasi nitrat sintase (Haryani K, 2011). media PDB. Satu buah botol penampung
Di Indonesia, singkong atau ubi kayu dijadikan kontrol (tanpa inkubasi). Botol
merupakan makanan pokok ke tiga setelah penampung ditutup menggunakan kapas sumbat
padi dan jagung. Produksi rata-ratanya kurang dan ditutup dengan alumunium foil, kemudian
dari 14 ton per hektar, di tahun 1988 Indonesia diinkubasi dalam ‘rotary shaker incubator’
memproduksi 13 juta ton, dan ini menjadikan dengan kecepatan pengadukan 150 rpm pada
Indonesia sebagai produser singkong terbesar suhu kamar. Pengamatan dilakukan setiap 24 jam
kedua di dunia setelah Brazil (Tisnadjadja Dj, selama 14 hari dengan menimbang berat sel
1996). kering. Data berat sel kering yang ditimbang
Dalam pemanfaatan singkong, sering kali merupakan gambaran jumlah populasi sel kapang
menghasilkan limbah kulit singkong. Kulit pada setiap fase pertumbuhan. Berat sel kering
singkong masih mengandung karbohidrat diperoleh dengan cara menyaring sel kapang
seperti pati yang merupakan sumber karbon yang dengan menggunakan kertas saring
baik untuk berbagai proses fermentasi. Sehingga Whatman no.1, dan kemudian sel kapang di
kulit singkong dapat sebagai alternatif lain oven pada suhu 105ºC hingga didapatkan
sumber karbon pada produksi asam sitrat secara bobot tetap. Kurva pertumbuhan dibuat
fermentasi. Tujuan dilakukan penelitian ini dengan membuat grafik hubungan antara
adalah melihat kemampuan Aspergillus wentii
berat sel kering (g) dengan waktu (hari)
dalam menghasilkan asam sitrat melalui proses
(Haryani K, 2011).
fermentasi dengan menggunakan limbah kulit
Penyiapan Substrat Cair Limbah Kulit
singkong sebagai substrat.
Singkong. Kulit singkong yang telah dibersihkan
dan dipotong-potong ditimbang sebanyak yang
METODE PENELITIAN dibutuhkan dan diblender kemudian dimasak
Bahan. Substrat yang digunakan dalam dengan H2SO4 4% selama 2 jam pada suhu 80ºC
penelitian ini adalah kulit singkong, asam sulfat, untuk memecah karbohidrat menjadi glukosa(19).
media ‘Potato Dextrose Agar’ (PDA), media Setelah dimasak sari kulit singkong disaring.
‘Potato Dextrose Broth’ (PDB), amonium Filtrat dimasukkan ke dalam erlenmeyer yang
klorida, kalium dihidrogen fosfat, magnesium bersih untuk masing-masing konsentrasi.
klorida, kalsium klorida, perak nitrat, asam sulfat Ditambahkan amonium klorida 0,167 %, kalium
pekat, natrium hidroksida p.a, indikator dihidrogen fosfat 0,008 %, dan magnesium fosfat
phenolphthalein, asam oksalat p.a, alkohol 70%, 0,05 % sebagai nutrisi. Selanjutnya erlenmeyer
piridin p.a, asetat anhidrida p.a, asam sitrat p.a, yang berisi medium tersebut ditutup dengan
aquabidestilata, kertas saring Whatman no.1. kapas sumbat serta dilapisi dengan alumunium
Kultur kapang Aspergillus wentii yang diperoleh foil, lalu disterilisasi dalam autoklaf pada
dari koleksi Institut Pertanian Bogor, nomor temperatur 121ºC selama 15 menit (Rahmawati
koleksi IPBCC 10649/Bio-236. A, 2010).
Alat. Gelas piala, erlenmeyer, gelas ukur, Proses Fermentasi. Proses fermentasi
labu takar, tabung reaksi, cawan petri, spatula, dilakukan dengan menambahkan sebanyak 10%
batang pengaduk, bunsen, kaki tiga dan kasa, suspensi starter Aspergillus wentii dalam air
kawat ose, erlenmeyer, pH meter, ‘rotary shaker steril secara aseptis ke dalam masing-masing
incubator’, autoklaf, kapas steril, corong gelas, labu erlenmeyer yang berisi substrat kulit
pipet tetes, pipet volume, krus, timbangan singkong. Campuran diinkubasi ke dalam ‘rotary
analitik, buret dan statif, spektrofotometer visible shaker incubator’ dengan kecepatan pengadukan
(Camspec Model M150), spektrofotometer UV- 150 rpm pada suhu kamar dan difermentasikan
Vis (Shimadzu UV-1800 Pharmaspec), blender, hingga fasa stasioner. Cairan hasil fermentasi
oven, inkubator, lemari es. yang diharapkan mengandung asam sitrat

Puspadewi, dkk.
Kartika J. Ilm. Far, Jun 2017, 5(1), 15-20 17

kemudian disaring dan di sentrifugasi dengan diinterpolasikan ke dalam persamaan regresi


kecepatan 3000 rpm selama 20 menit untuk linier kurva kalibrasi dan dihitung kadar asam
memisahkan kapang dari larutan (Rahmawati A, sitrat dalam sampel (% b/v) (Boulet M dan Marier
2010). JR,1958).
Uji Kualitatif Asam Sitrat
(i) Larutan supernatan hasil fermentasi HASIL DAN PEMBAHASAN
direaksikan dengan kalsium klorida yang
Kurva Pertumbuhan Aspergillus wentii.
kemudian dididihkan selama beberapa Kurva pertumbuhan Aspergillus wentii diperoleh
menit, akan dihasilkan suatu endapan dari hasil pengukuran berat sel kering, yang
kristalin kalsium sitrat. Jika larutan natrium menunjukkan bahwa Aspergillus wentii
hidroksida ditambahkan kepada larutan memasuki awal fase log pada hari ke-3 sampai
yang dingin yang mengandung kalsium hari ke-8 yang dicirikan dengan adanya
pertumbuhan yang signifikan dari sel-selnya
klorida berlebihan, terjadi pengendapan
dilihat dari kenaikan berat sel kering. Pada hari
segera dari kalsium sitrat yang amorf. ke-9 Aspergillus wentii mengalami fase
(ii) Larutan supernatan hasil fermentasi berikutnya yaitu fase stasioner dan fase ini
dipanaskan dengan asam sulfat pekat, berlangsung sampai hari ke 14. Fase stasioner
dilepaskan karbonmonoksida dan dilihat dari hasil berat sel kering yang konstan.
karbondioksida, dan larutan perlahan-lahan Pada fase ini jumlah populasi sel konstan
akan berubah warna menjadi gelap akibat karena jumlah sel yang tumbuh sama dengan
jumlah sel yang mati (Yuliana N., 2008)
pemisahan karbon dan belerang dioksida
dilepaskan.
0,12
(iii) Larutan supernatan hasil fermentasi
direaksikan dengan perak nitrat, maka akan 0,1
Berat sel kering (g)

terbentuk endapan yang putih dan seperti 0,08


dadih susu. Endapan larut dalam larutan
ammonia encer dan larutan ini mengalami 0,06
hanya sedikit sekali reduksi menjadi perak 0,04
setelah didihkan (Setiono L, 1985)
0,02
.
Isolasi Asam Sitrat. Isolasi asam sitrat 0
dilakukan dengan cara 10 mL supernatan 0 5 10 15
diendapkan dengan kalsium klorida, kemudian Waktu (hari)
endapan yang terbentuk disaring. Reaksi
pengendapan diulangi pada filtrat hingga tidak Gambar 1. Kurva pertumbuhan Aspergillus wentii
terbentuk lagi endapan (pengendapan asam sitrat
sempurna). Endapan yang diperoleh ditambahkan Dari kurva pertumbuhan yang dihasilkan,
sedikit natrium klorida 0,1 N, kemudian disaring terlihat bahwa semakin lama inkubasi, maka
kembali. Endapan dibilas dengan aquadest dan berat sel kering semakin besar, kecuali pada hari
ditambahkan asam sulfat 1 N hingga terbentuk ke 5. Pada hari ke 5 berat sel kering Aspergillus
endapan kalsium sitrat dan filtratnya adalah asam wentii mengalami penurunan. Hal ini
sitrat (Ovelando R, dkk, 2013). kemungkinan terjadi karena kurangnya aerasi
Pengukuran Asam Sitrat dalam Sampel. dan agitasi pada saat proses pengadukan.
Hasil isolasi asam sitrat diambil sebanyak 3 mL, Sehingga sel-sel Aspergillus wentii yang
ditambahkan 1,3 mL piridin, dikocok sampai seharusnya dihasilkan secara optimal pada fase
rata, kemudian ditambahkan 5,7 mL asetat log terhambat karena kurangnya asupan oksigen
anhidrat dan dikocok dengan menggunakan yang merupakan kebutuhan untuk pertumbuhan
vortex sampai merata. Campuran larutan Aspergillus wentii.
diinkubasikan pada suhu 32oC selama 30 menit Substrat Cair Limbah Kulit Singkong.
dan akan terbentuk warna kuning muda pada Untuk memecah karbohidrat yang terkandung
larutan. Dilakukan pembacaan dengan dalam kulit singkong menjadi glukosa, kulit
spektrofotometer pada panjang gelombang 407 singkong dipanaskan dengan asam sulfat 4%
nm. Nilai serapan yang diperoleh

Puspadewi, dkk.
18 Kartika J. Ilm. Far, Jun 2017, 5(1), 15-20

pada suhu 80ºC selama 2 jam (Ferbriningrum Uji Kualitatif Asam Sitrat. Pengamatan
PN, 2013). asam sitrat secara kualitatif dilakukan dengan
Glukosa merupakan nutrisi karbon utama cara penambahan reaksi kimia terhadap
yang digunakan dalam produksi asam sitrat supernatan hasil fermentasi menggunakan CaCl2,
secara fermentasi. Dalam proses ferrmentasi, H2SO4(p) dan AgNO3 (Setiono L, 1985). Hasil
asam sitrat dibentuk melalui siklus TCA reaksi menunjukkan bahwa supernatan positif
(Tricarboxylic Acid Cycle). Lintasan Embden mengandung asam sitrat. Supernatan hasil
Meyerhof Parnas (EMP) akan memecah fermentasi direaksikan dengan kalsium klorida
glukosa melalui reaksi–reaksi dalam lintasan yang kemudian dididihkan selama beberapa
tersebut. Asam piruvat yang merupakan produk menit dan menunjukkan hasil positif dengan
akhir dari lintasan EMP akan dioksidasi lebih terbentuknya suatu endapan kristalin kalsium
lanjut dan kemudian dengan bantuan enzim sitrat. Jika larutan natrium hidroksida
dekarboksilase membentuk asetat ditambahkan kepada larutan yang dingin yang
(dekarboksilasi). Asetat yang terbentuk berikatan mengandung kalsium klorida berlebihan, terjadi
dengan koenzim-A menghasilkan Acetyl-CoA. pengendapan segera dari kalsium sitrat yang
Acetyl-CoA dan oksaloasetatdalam siklus TCA amorf (Setiono L, 1985).
dengan adanya nitrat sintase akan berkondensasi
membentuk asam sitrat (Haryani K, 2011).
Fermentasi. Dalam proses fermentasi
dilakukan penambahan nutrisi untuk menunjang
pertumbuhan Aspergillus wentii. Nutrisi yang
ditambahkan adalah ammonium klorida, kalium
dihidrogen fosfat, dan magnesium sulfat (Karow
E, 1947). Amonium klorida berperan sebagai
sumber nitrogen, sedangkan kalium dihidrogen Gambar 3. Hasil reaksi kimia supernatan hasil
fosfat dan magnesium sulfat berperan sebagai fermentasi dengan penambahan kalsium
sumber mineral. Mikroba membutuhkan zat-zat klorida.
nutrisi untuk sintesa komponen sel dan
menghasilkan energi. Mineral dibutuhkan Reaksi berikutnya supernatan hasil fermentasi
mikroba sebagai akseptor elektron dalam dipanaskan dengan asam sulfat pekat
metabolisme glukosa dan gula lainnya (Malaka menunjukkan hasil positif berupa larutan yang
R, Metusalach, Abustam E, 2013). berubah warna menjadi lebih gelap akibat
Fermentasi dilakukan menggunakan starter pelepasan karbon (Setiono L, 1985). .
Aspergillus wentii yang ditambahkan sebanyak
10%. Proses fermentasi dilakukan hingga hari ke
13. Pengambilan sampel hasil fermentasi
dilakukan pada hari ke 3 yaitu awal fase log, hari
ke 6 yaitu pertengahan fase log, hari ke 9 yaitu
awal fase stasioner dan hari 13 yaitu fase
stasioner. Hasil fermentasi disaring dan
disentrifugasi pada kecepatan 3000 rpm selama
20 menit untuk memisahkan sel-sel kapang dari
larutan hasil fermentasi. Gambar 4. Hasil reaksi kimia supernatan hasil
fermentasi dengan penambahan asam
sulfat pekat.

Pengujian terakhir yaitu supernatan hasil


fermentasi direaksikan dengan perak nirat
menunjukkan hasil positif dengan terbentuknya
endapan perak sitrat yang putih seperti dadih
susu. Endapan kemudian larut dalam amonia
encer, dan jika dididihkan larutan akan berubah
warna menjadi gelap (Setiono L, 1985).
Gambar 2. Aspergillus wentii yang digunakan pada
proses fermentasi

Puspadewi, dkk.
Kartika J. Ilm. Far, Jun 2017, 5(1), 15-20 19

besar dibanding dengan hari ke-3, ke-9 dan ke-


13.

KESIMPULAN
Aspergillus wentii mampu menghasikan asam
sitrat melalui proses fermentasi dengan
penambahan substrat limbah kulit singkog. Asam
sitrat yang terbentuk paling banyak adalah pada
(a) (b) (c) fermentasi hari ke-6 sebanyak 0,312 %b/v.
Gambar 5. Hasil reaksi kimia supernatan hasil
fermentasi dengan penambahan perak
nitrat; (a) terbentuk endapan putih; (b) DAFTAR PUSTAKA
endapan putih larut; (c) larutan setelah Biswas Supratim, Banerjee Pataki C, Mukherjee
dipanaskan Siddhartha, Dey Rajib. 2013. Microbial
Extraction of Cobalt and Nickel from
Isolasi Asam Sitrat. Isolasi dilakukan dengan Lateritic Chromite Overburden using
prinsip pengendapan dan filtrasi. Pengendapan Aspergillus wentii. Agriculture and Biology
asam sitrat menggunakan CaCl2, NaOH dan Journal Of North Americ. Jadavpur
H2SO4. University. Kolkat.; 739.
Penambahan natrium hidroksida berfungsi Boulet M dan Marier JR. Direct Determination
untuk membuat suasana menjadi basa sehingga of Citric Acid in Milk with an Improved
endapan kristal kalsium sitrat lebih terlihat jelas Pyridine-Acetic Anhydride Method. 1958.
(berbentuk amorf) (Setiono L, 1985). Hasil Division of Applied Biology. National
pengendapan kalsium sitrat dan kalsium fosfat Research Council. Ottawa. Canada.
(dipisahkan dengan penyaringan (filtrasi). Filtrat
akhir yang didapat adalah asam sitrat yang telah Ferbriningrum PN. 2013. Pengaruh Konsentrasi
diisolasi yang akan digunakan untuk pengujian Substrat Kulit Nanas dan Kecepatan
kuantitatif asam sitrat. Pengadukan terhadap Pertumbuhan
Pengukuran Asam Sitrat dalam Sampel. Lactobacillus plantarum untuk Produksi
Analisis kuantitatif asam sitrat dilakukan Asam Laktat. Jurnal Rekayasa Kimia dan
menggunakan spektrofotometer UV-Vis dengan Lingkungan. 9: 144-151.
pembentukan kompleks mengunakan pereaksi Haryani Kristinah. Studi Kinetika Pertumbuhan
piridin dan asetat anhidrat. Pembentukan Aspergillus niger Pada Fermentasi Asam
kompleks dilakukan karena asam sitrat tidak Sitrat dari Kulit Nanas Dalam Reaktor Air-
memiliki gugus kromofor yang dapat terukur Lift External Loop. 2011. Jurusan Teknik
spektrum absorbannya pada spektrofotometer Kimia. Fakultas Teknik Universitas
UV-Vis. Dari penentuan panjang gelombang Diponegoro. Semarang, 7 : 48–52.
maksimum yang dilakukan, terlihat bahwa
larutan kompleks asam sitrat menunjukkan Iqbal Qaiser. Quantification of Fungal Biomass
panjang gelombang maksimum pada 407 nm, Growth During Citric Acid Production by
tidak berbeda jauh dengan panjang gelombang Aspergillus nigeron Expanded Clay Solid
maksimum pada literatur yaitu 420 nm (Boulet Substrate. 2008. Department of Bioresource
M dan Marier JR, 1958). Jika dilihat dari Engineering McGill University, Montréal;.
perbandingan spektrum larutan standar dan Hal. 2.
sampel, terlihat bahwa asam sitrat yang diperoleh Kareem SO dan Rahman RA, Utilization of
masih belum terlalu murni. Banana Peels for Citric Acid Production by
Hasil analisis kuantitatif asam sitrat dari Aspergillus niger. 2011. Agriculture and
larutan fermentasi yang terbentuk hari ke 3 = Biology Journal Of North America.; 384-387.
0,269% b/v, hari ke 6 = 0,312% b/v, hari ke 9 =
0,186% b/v, hari ke 13 = 0,308% b/v. Berdasarkan Karow Edward O dan Waksman Selman A.
kurva pertumbuhan hari ke-6 merupakan fase log 1947. Production of Citric Acid in Submerged
dimana jumlah metabolit yang dihasilkan oleh Culture. New Jersey Agricultural Experiment
mikroorganisme akan meningkat sehingga pada Station. Rutgers University. New Brunsuick.
hari ke-6 dari fase ini kemampuan Aspergillus Malaka Ratmawati, Metusalach, Abustam
wentii dalam menghasilkan asam sitrat lebih Effendi. 2013. Pengaruh Jenis Mineral

Puspadewi, dkk.
20 Kartika J. Ilm. Far, Jun 2017, 5(1), 15-20

Terhadap Produksi Eksopolisakarida dan Setiono L. 1985. Vogel Buku Teks Analisis
Karakteristik Pertumbuhan Lactobacillus Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro.
bulgaricus Strain Ropy dalam Media Susu. PT. Kalman Media Pusaka. Jakarta.
Fakultas Peternakan. Program Studi
Soetrisnanto Danny, Istadi, Nugroho Amin,
Teknologi Hasil Ternak. Universitas
Susanto Heru dan Widayat. 1998. Pembuatan
Hasanuddin. Fakultas Perikanan Universitas
Asam Sitrat dari Sagu dengan Cara
Hasanuddin.
Fermentasi pada Media Cair. Fakultas
Ovelando Redho, Nabilla Mutiara A dan Surest Teknik. Universitas Diponogoro. Semarang.
Azhary A. 2013. Fermentasi Buah Markisa
Tisnadjaja Djatdjat. Pemanfaatan Bahan Berpati
(Passiflora) Menjadi Asam Sitrat. Teknik
Sebagai Bahan Baku Dalam Industri Asam
Kimia. Universitas Sriwijaya. 1–7.
Sitrat, 1996. Bogor Warta Biotek TH.X
Rahmawati Ani. Pemanfaatan Limbah Kulit Ubi No.1.Puslitbang Bioteknologi-LIPI; Hal 3–5.
Kayu (Manihot utilissima Pohl.) dan Kulit
Yuliana Neti. Kinetika Pertumbuhan Bakteri
Nanas (Ananas comosus L.) Pada Produksi
Asam Laktat Isolat T5 yang Berasal dari
Bioetanol Menggunakan Aspergillus niger.
Tempoyak. 2008. Staf Pengajar Jurusan
2010. Jurusan Biologi. Fakultas Matematika
Teknologi Industri Pertanian. Fakultas
dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas
Pertanian. Universitas Lampung.
Sebelas Maret. Surakarta.

Puspadewi, dkk.

Anda mungkin juga menyukai