Anda di halaman 1dari 4

158

Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Bio. UA.)


4(3) – September 2015: 158-161 (ISSN : 2303-2162)

Keberadaan Mikroflora Alami Dalam Fermentasi Cuka Apel Hijau


(Malus sylvestris Mill.) Kultivar Granny Smith
The Presence of Natural Microflora in Fermentation of Green Apple
Cider Vinegar (Malus sylvestris Mill.) Cultivars Granny Smith
Risca Adelina Atro, Periadnadi*) dan Nurmiati
Laboratorium Riset Mikrobiologi, Jurusan Biologi, FMIPA Universitas Andalas,
Kampus UNAND Limau Manis, Padang-25163
*) koresponden : periadnadi@fmipa.unand.ac.id

Abstract
Research on The Presence of Natural Microflora in Fermentation of Green Apples Cider
Vinegar (Malus sylvestris Mill.) Cultivars Granny Smith was conducted from February to June
2014 at Microbiology Research Laboratory, Department of Biology, Faculty of Mathematics
and Natural Sciences, Andalas University, Padang. The purpose of the research were to
determine the Presence of the natural microflora (yeasts and bacteria) in fermentation of a
Granny Smith apple cider vinegar and to determine the character of apple cider vinegar in terms
of pH value dan sugar content. The results showed that the fermentation of apple cider vinegar
was the Presence of the natural microflora (yeast as much as 1.8 x 106 cfu/ml and bacteria as
much as 3.4 x 106 cfu/ml) and obtained with apple cider vinegar acid concentration (pH 3.13)
with a residual sugar content (1.5% Brix) after 14 days of acetic acid fermentation.
Keywords: Natural Microflora, Granny Smith Apples, Apple Cider Vinegar

Pendahuluan
Cuka buah merupakan salah satu produk Salah satu contoh produk pangan
pangan fermentasi yang dapat dimanfaatkan fungsional yang dikembangkan oleh beberapa
sebagai pengawet, hal ini dimungkinkan industri untuk memenuhi kebutuhan
karena kandungan asam asetat yang bersifat masyarakat akan produk kesehatan adalah
sebagai anti mikroorganisme. Pada dasarnya cuka apel. Cuka apel (Apple Cider Vinegar)
cuka fermentasi berasal dari cairan fermentasi adalah cairan fermentasi buah apel yang
yang dihasilkan oleh aktifitas mikroorganisme difermentasi oleh khamir dan bakteri asam
pada jaringan-jaringan yang berkarbohidrat. asetat (Yulianti et al., 2007). Kesadaran
Cuka dapat terbuat dari jenis buah-buahan, masyarakat akan pentingnya kesehatan dan
seperti anggur, pisang, apel, dan buah-buahan semakin banyaknya masyarakat yang beralih
lainnya yang mengandung gula ataupun dari mengkonsumsi obat kimia menjadi obat
alkohol (Orey, 2008). Selain itu, cuka buah herbal, menjadikan produk cuka apel layak
juga dapat dimanfaatkan sebagai pangan diproduksi.
fungsional. Hal ini dikarenakan pangan Cuka apel diproses melalui
fungsional tidak hanya memiliki fungsi pengekstrakan sari buah apel sebagai substrat
primer, yaitu mencukupi kebutuhan dasar fermentasi alkohol. Menurut Buckle et al.,
manusia yaitu karbohidrat, protein, lemak, (1987), dalam proses fermentasi tahap awal
vitamin dan mineral. Fungsi sekunder sebagai (alkohol), mikroorganisme yang digunakan
pangan dapat diterima oleh indrawi manusia, adalah khamir, dimana khamir merombak
memiliki penampakan dan cita rasa yang baik gula menjadi alkohol dan karbondioksida dan
dan fungsi tersiernya sebagai pencegahan atau lamanya fermentasi tergantung pada jenis
meminimalkan terjadinya suatu penyakit khamir, kadar gula awal dan kadar alkohol
dengan kandungan senyawa yang ada di akhir yang diinginkan. Kadar alkohol
dalamnya (Nugraheni, 2011). mempengaruhi jalannya proses selanjutnya
(fermentasi asam asetat). Konsentrasi alkohol

Accepted 23 Juni 2015


159
Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Bio. UA.)
4(3) – September 2015: 158-161 (ISSN : 2303-2162)

yang paling baik berkisar antara 10–13%, menghasilkan cuka setelah 23–25 hari.
dimana bakteri asam asetat yang Selanjutnya Moryadee and Pathom-Aree
mendominasi tumbuh dan bereproduksi (2008) juga melakukan pengisolasian
(Pelczar, Chan and Krieg, 1993). Acetobacter sp. dari apel, cherry Jamaica,
Penelitian yang telah dilakukan oleh mangga, nenas dan rambutan untuk
Maal and Shafiei (2011) melaporkan bahwa menghasilkan cuka buah.
ditemukan mikroflora alami yang Berdasarkan uraian terdahulu dilakukan
diidentifikasi sebagai strain Acetobacter dari penelitian yang bertujuan untuk mengetahui
buah persik Iran. Mikroflora ini dapat keberadaan mikroflora alami (khamir dan
digunakan sebagai starter dalam fermentasi bakteri) dalam fermentasi cuka apel Granny
cuka. Sossou et al. (2009) juga melaporkan Smith dan mengetahui karakter produk cuka
bahwa ditemukan Acetobacter sp. (ASVO3) apel yang dihasilkan dari segi nilai pH dan
yang diisolasi dari sari buah nenas yang kadar gula sisa.

Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kembali dilanjutkan fermentasi selama ± 14


metode eksperimen dan deskriptif dengan hari pada suhu ± 370C untuk menghasilkan
beberapa tahapan yaitu pengisolasian khamir cuka apel. Kemudian dilakukan pengamatan
dan bakteri pada medium Yeast Extract Agar dan penghitungan terhadap keberadaan total
dan Acetobacter-Gluconobacter Agar, mikroflora (khamir dan bakteri), nilai pH,
dilanjutkan dengan pemfermentasian sari apel kadar gula dan kadar alkohol. Data yang
yang difermentasikan selama ± 14 hari pada diperoleh dianalisis secara deskriptif.
suhu ruang. Setelah Wine apel terbentuk,

Hasil dan Pembahasan


Keberadaan mikroflora alami dalam fermentasi cuka apel hijau Granny Smith
Tabel 1. Total Keberadaan Khamir dan Bakteri selama Fermentasi
No. Total Keberadaan Sari Apel Wine Apel Cuka Apel
6 5
1 Khamir 1,8 x 10 cfu/ml 2,6 x 10 cfu/ml -
2 Bakteri Pemfermentasi 3,4 x 106 cfu/ml 5,2 x 107 cfu/ml 6,8 x 107 cfu/ml

Pada Tabel 1 terlihat dalam ekstrak sari Penghitungan terhadap total khamir
buah apel yang ditemukan keberadaan dan bakteri dari Wine apel dilakukan setelah
sejumlah mikroflora alami. Keberadaan 14 hari fermentasi alkohol berlangsung.
mikroflora ini dapat terlihat dari keberadaan Terlihat bahwa di dalam Wine apel masih
koloni khamir yang tumbuh pada medium ditemukan total khamir sebanyak 2,6 x 105
Yeast Extract Agar dan bakteri pemfermentasi cfu/ml yang mengalami penurunan dari
yang memanfaatkan gula untuk menghasilkan jumlah sebelum fermentasi alkohol
asam yang ditandai dengan terbentuknya berlangsung. Hal sebaliknya terjadi pada total
daerah halo di sekitar koloni bakteri pada bakteri yang mengalami peningkatan jumlah
medium Acetobacter-Gluconobacter Agar menjadi 5,2 x 107 cfu/ml. Dapat dilihat
(Gambar 1). adanya aktivitas dari mikroflora alami selama
Pada sari apel ditemukan total khamir fermentasi ini berlangsung sehingga terjadi
sebanyak 1,8 x 106 cfu/ml dan total bakteri penurunan dan peningkatan jumlah koloni
3,4 x 106 cfu/ml. Namun, khamir yang dari khamir dan bakteri yang menandakan
tersedia belum dapat merombak gula menjadi bahwa adanya keaktifan dalam
alkohol secara optimal sehingga diperlukan memfermentasi sari apel. Selanjutnya,
penambahan khamir lain seperti Instant dry penghitungan terhadap total bakteri dari cuka
yeast sebanyak 0,2 g/l (Nurmiati, 2003). apel kembali dilakukan setelah fermentasi
asam asetat selama 14 hari. Terlihat
160
Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Bio. UA.)
4(3) – September 2015: 158-161 (ISSN : 2303-2162)

peningkatan jumlah total bakteri sebanyak 6,8 nutrisi. Sesuai dengan pernyataan Arbianto
x 107 cfu/ml dari awal fermentasi. Adanya (1974) bahwa jumlah populasi mikroflora
peningkatan tersebut menunjukkan bahwa berkurang dalam suatu fermentasi apabila
terjadi aktifitas yang dilakukan oleh sumber nutrisinya juga berkurang pada
mikroflora alami sehingga dapat beradaptasi substrat fermentasi. Selain itu, juga
dengan baik. Selain itu, menunjukkan sejauh dipengaruhi faktor-faktor lain seperti pH,
mana pertumbuhan mikroflora dalam substrat subtrat dan inhibitor (alkohol, asam sitrat dan
fermentasi yang dipengaruhi dari beberapa asam propionat).
faktor yang salah satunya adalah ketersediaan

a b

Gambar 1. Mikroflora alami apel Granny Smith pada medium Yeast Extract Agar (kiri) dan
medium Acetobacter-Gluconobacter Agar (kanan); a. khamir, b. bakteri

Kadar gula, nilai pH, kadar alkohol selama fermentasi cuka apel Granny Smith
Tabel 2. Kadar Gula, Nilai pH, Kadar Alkohol selama Fermentasi
No. Parameter Sari Apel Wine Apel Cuka Apel
1 Kadar Gula 10,5% Brix 4,5% Brix 1,5% Brix
2 Nilai pH 3,94 3,49 3,13
3 Kadar Alkohol - 6,71% -

Pada Tabel 2 terlihat bahwa sari apel gula dengan kadar 4,5% Brix dengan nilai pH
mengandung kadar gula sebesar 10,5% Brix 3,49. Di samping itu, sebagai hasil dari
dengan nilai pH 3,94, dimana kadar gula dan fermentasi ini diperoleh alkohol dengan kadar
nilai pH ini cukup ideal dalam fermentasi (6,71%) yang dapat digunakan dalam
alkohol, hal ini dikarenakan khamir dapat fermentasi asam asetat. Selanjutnya kembali
memfermentasi gula menjadi alkohol dalam dilakukan pengukuran kadar gula dan nilai pH
kadar 10–18% (Rahman, 1989), dengan terhadap total bakteri dari cuka apel setelah
kisaran pH 3–6 (Judoamidjojo, Darwin dan 14 hari fermentasi asam asetat. Terlihat
Sa’id, 1992). bahwa di dalam cuka apel masih terdapat gula
Pengukuran terhadap kadar gula dan dengan kadar 1,5% Brix dengan nilai pH
nilai pH dari Wine apel dilakukan setelah 14 3,13. Hal ini menjelaskan bahwa semakin
hari fermentasi alkohol berlangsung. Terlihat berkurangnya kadar gula seiring dengan
bahwa di dalam Wine apel masih terdapat penurunan nilai pH yang akan terjadi hingga
161
Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Bio. UA.)
4(3) – September 2015: 158-161 (ISSN : 2303-2162)

akhir fermentasi. Hal ini sesuai dengan bahwa proses fermentasi tetap berlangsung
pernyataan Susanto, Adhitia dan Yunianta selama unsur-unsur nutrisi masih ada serta
(2000), kadar gula yang tersisa menunjukkan faktor lingkungan yang baik. Sebaliknya,
semakin banyak gula yang habis digunakan fermentasi akan terhenti jika gula sebagai
maka proses fermentasi berjalan lebih sumber nutrisi tidak tersedia dan faktor
sempurna. Sejalan dengan pernyataan Ayres, lingkungan yang tidak sesuai lagi.
Mundt and Sandine (1980) juga menyatakan

Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, Nugraheni, M. 2011. Potensi Makanan
maka dapat disimpulkan sebagai berikut: fermentasi sebagai Makanan
Fungsional. Makalah disajikan dalam
1. Keberadaan mikroflora alami pada
Seminar Nasional Wonderful Indonesia.
fermentasi cuka apel terdapat khamir
Universitas Negeri Yogyakarta Press.
sebanyak 1,8 x 106 cfu/ml dan bakteri
Yogyakarta.
sebanyak 3,4 x 106 cfu/ml.
Nurmiati. 2003. Das Vorkommen der die
2. Cuka apel dari hasil fermentasi
Alterung auslösenden Precursoren und
mempunyai (nilai pH 3,13) dengan kadar
der Einfluss von Mikroorganismen auf
gula sisa (1,5% Brix).
die TDN-Bildung in Wein. [Disertasi].
Ucapan Terima Kasih Frankfurt aM. Johann Wolfgang von
Goethe-Universität.
Penulis menyampaikan ucapan terimakasih Orey, C. 2008. Khasiat Cuka: Cairan Ajaib
kepada Dr. Zozy Aneloi Noli, Dr. Anthoni Penyembuh Alami. Penerbit Hikmah.
Agustien dan Dr. Fuji Astuti Febria yang telah Jakarta.
memberikan masukan, saran dan kritikan Pelczar, M. J., E. C. S. Chan and N. R. Krieg.
selama penelitian berlangsung dan dalam 1993. Microbiology. Mc Graw Hill
proses penulisan artikel ini. Book Company Inc. New York.
Periadnadi. 2003. Vorkommen und
Daftar Pustaka
Stoffwechselleistungen von Bakterien
Arbianto, P. 1974. The Conservation and Use der Gattungen Acetobacter und
Microorganisms for Waste Recovery Gluconobacter Während der
and Indigenous Fermentation. Penerbit Weinbereitung unter Berücksichtigung
ITB. Bandung. des Zucker-Säure-Stoffwechsels.
Ayres, J. D., J. D. Mundt and W. E. Sandine. [Disertasi]. Frankfurt aM. Johann
1980. Microbiology of Foods. W.H. Wolfgang von Goethe-Universität.
Freeman Company. San Fransisco. Rahman, A. 1989. Pengantar Teknologi
Buckle, K. A., R. A. Edwards., G. H. Fleet Fermentasi. Institut Pertanian Bogor
and M. Wooton. 1987. Ilmu Pangan. Press. Bogor.
Universitas Indonesia Press. Jakarta. Sossou, S. K., Y. Ameyapoh, S. D. Karou and
Judoamidjojo, M., A. A. Darwis dan E. G. C. De Souza. 2009. Study of pineapple
Said. 1992. Teknologi Fermentasi. peelings processing into vinegar by
Institut Pertanian Bogor Press. Bogor. biotechnology. Pakistan Journal of
Maal, K. B. and R. Shafiei. 2011. A Biological Sciences 12(11): 859-865.
Thermotolerant Acetobacter Strain Susanto, T., R. Adhitia dan Yunianta. 2000.
Isolated from Iranian Peach Suitable for Pembuatan Nata de Pina Dari Kulit
Industrial Microbiology. Asian Journal Nenas. Kajian Dari Sumber Karbon
of Biological Sciences 4(3): 244-251. Dan Pengenceran Medium Fermentasi.
Moryadee, A. and W. Pathom-Aree. 2008. Jurnal Teknologi Pertanian 1(2): 58-
Isolation of thermotolerant acetic acid 66.
bacteria from fruits for vinegar Yulianti, S., Irlansyah., E. Junaedi dan M.
production. Research Journal of Widjaya. 2007. Khasiat & Manfaat
Microbiology 3(3): 209-212. Apel. AgroMedia Pustaka. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai