ABSTRAK
Apel (Malus sylvestris Mill) merupakan salah satu komoditas yang banyak dihasilkan di
Kota Batu - Jawa Timur. Jenis tanaman apel yang dibudidayakan di kota Batu adalah apel Anna,
Romebeauty, dan Manalagi. Pembuatan sirup apel secara fermentasi ditujukan untuk mendapatkan
sirup yang memiliki flavor asam yang khas. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh varietas apel dan lama fermentasi terhadap karakteristik fisik, kima, dan organoleptik
yang terbaik. Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK)
dengan 2 faktor. Faktor I adalah varietas apel (Anna, Manalagi, Romebeauty) dan faktor II adalah
lama fermentasi (9 jam, 12 jam, 15 jam). Setiap perlakuan dilakukan ulangan sebanyak 3 kali. Hasil
penelitian menunjukkan varietas apel Manalagi, Romebeauty, dan Anna mempunyai karakteristik
yang berbeda. Semakin lama fermentasi, keasaman, total padatan terlarut ,aktivitas antioksidan,
viskositas, dan kadar gula pereduksi mengalami peningkatan, sedangkan nilai pH dan kadar
vitamin C mengalami penuruna. Varietas dan lama fermentasi berpengaruh terhadap nilai
kesukaan terhadap warna, aroma, dan rasa sirup apel.
ABSTRACT
Apple (Malus sylvestris Mill) is extensively produced in Batu – East Java. The apple varieties
cultivated in Batu are Anna, Romebeauty, and Manalagi. Fermentation is aimed to obtain typical
flavor of apple syrup. The purposed of this research was to determine the effect of apple varieties
and time of fermentation on physicochemicaltic characteristics of apple syrup. This research used
Randomized block Design with two factors. The first factor was apple varieties (Anna, Manalagi,
Romebeauty) and the second factor was time of fermentation (9 hours, 12 hours, 15 hours) with 3
replications. The result showed that the apple varieties had different characteristics. Increasing
fermentation time increased acidity, total soluble solute, reducing sugar concentration, antioxidant
activity, and viscosity, meanwhile pH and vitamin C decreased. Applae varieties and fermentation
time affected the preferences of taste, aroma, and color of apple syrup.
135
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 12 No. 3 [Desember 2011] 135-142
Pengaruh Varietas Apel [Wahono dkk]
asam lain. Selain itu, ada kandungan alkohol Arsenomolibdat, asam metaphosphat, Na-
berkisar 30 – 40 jenis, ester seperti etil asetat tiosulfat, amilum, asam askorbat, yodium,
sekitar 100 jenis, karbonil seperti formaldehid DPPH, dan akuades.
dan asetaldehid (Ikrawan, 1996). Alat yang digunakan meliputi color
Senyawa fitokimia pada buah apel yang reader (Minolta CR-10), pH meter (Model
berfungsi sebagai antioksidan adalah pHS-3C), hand refractometer, viscometer falling
senyawa fenolik, golongan flavonoid, ball, timbangan analitik (Denver Instrument
turunan asam sinamat, kumarin, tokoferol XP-1500), dan spektrofotometer (UNICO UV-
dan asam-asam organik polifungsional. Apel 2100).
juga mengandung betakaroten. Betakaroten
memiliki aktivitas sebagai provitamin A yang Rancangan Percobaan
berguna untuk menangkal serangan radikal Rancangan percobaan yang digunakan
bebas penyebab berbagai penyakit adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK)
degeneratif. yang disusun secara Faktorial dengan 2 faktor.
Fermentasi merupakan sebuah proses Faktor 1 adalah varietas apel yaitu Anna,
metabolisme yang dilakukan oleh Romebeauty, dan Manalagi. Faktor 2 yaitu
mikroorganisme untuk memperoleh energi lama fermentasi yaitu 9, 12, dan 15 jam. Setiap
dengan mengubah gula saat fermentasi, perlakuan diulang sebanyak 3 kali.
kebanyakan gula diubah menjadi glukosa dan Pengamatan sirup apel meliputi
fruktosa. Fermentasi pada bahan pangan analisis vitamin C, pH, viskositas, kadar gula
berjalan karena adanya mikroba melakukan pereduksi, warna, total asam, aktivitas
kegiatan (metabolisme) yang menghasilkan antioksidan, total padatan terlarut, dan
suatu zat atau produk akhir yang dapat analisis organoleptik (warna, aroma, dan
memberikan perubahan-perubahan pada rasa). Data hasil pengamatan dianalisis
bahan pangan itu, baik perubahan fisik dengan analisis ragam (ANOVA). Jika hasil
maupun kimia (Hidayat et al., 2006). analisis menunjukkan beda nyata dilanjutkan
Fermentasi ini menggunakan khamir dengan uji BNT (Beda Nyata Terkecil) 5%.
Saccharomyces cerevisiae karena mampu Apabila terjadi interaksi yang berbeda nyata
memecah gula yang berasal dari karbohidrat dilanjutkan dengan uji DMRT (Duncant
menjadi alkohol, gula pereduksi dan asam- Multiple Range Test) 5% (Yitnosumarto, 1991).
asam organik. Dalam hal ini digunakan ragi
instan karena lebih efisien apabila diterapkan Pembuatan Sirup Apel
dalam industri dibandingkan dengan Prosedur pembuatan sirup apel dari
penggunaan kultur murni. Menurut Daulay penelitian ini adalah bahan baku disortasi
dan Rahman (1992), pada proses fermentasi kemudian dicuci dengan air mengalir. Apel
minuman beralkohol, gula diubah menjadi dipotong untuk menghilangkan biji apel,
alkohol, asam-asam organik, gliserol dan gas memperkecil ukuran dan memudahkan saat
CO2. Penelitian ini bertujuan untuk penghancuran dengan blender. Setelah
mengetahui pengaruh varietas apel serta lama dipotong, buah apel ditambah dengan air
fermentasi terhadap an karakteristik fisik, dengan perbandingan bahan : air = 1 : 1 (b/v),
kimia, dan organoleptik sirup apel. kemudian dihancurkan dengan blender
dengan kecepatan 500 rpm selama 3 menit
BAHAN DAN METODE sehingga diperoleh slurry apel.
Setelah diperoleh slurry apel, lalu
Bahan dan Alat diblansing pada suhu 80 0C selama 5 menit
Bahan yang digunakan dalam dengan tujuan supaya sari apel yang
pembuatan sirup adalah apel varietas dihasilkan memiliki warna cerah (tidak terjadi
Romebeauty, Anna dan Manalagi, Active Dry perubahan warna menjadi gelap). Setelah itu
Yeast (merek Fermipan Brown), asam sitrat didinginkan selama 1 jam. Slurry apel yang
(merek Gajah), gula pasir, akuades. Bahan telah dingin kemudian dimasukkan ke dalam
kimia yang digunakan terdiri dari NaOH, baskom dan ditaburi dengan khamir
asam oksalat, CaCl2, Na2SO4, buffer pH 4 dan sebanyak 0.25% (b/b). Lalu diaduk supaya
pH 7, indikator pp, glukosa standar, asam merata dan wadah ditutup dengan rapat.
asetat, Na-oksalat, reagen Nelson, Slurry apel didiamkan atau difermentasi
136
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 12 No. 3 [Desember 2011] 135-142
Pengaruh Varietas Apel [Wahono dkk]
137
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 12 No. 3 [Desember 2011] 135-142
Pengaruh Varietas Apel [Wahono dkk]
Gambar 1. Perubahan total asam sirup apel Gambar 3. Perubahan total padatan terlarut
berbagai varietas akibat lama fermentasi (TPT) sirup apel berbagai varietas akibat lama
fermentasi
pembentukan biomassa sel untuk padatan terlarut yang dihasilkan cukup tinggi
menghasilkan gliserol, asam asetat dan asam karena adanya penambahan sukrosa sebesar
suksinat sebagai produk samping. 150% (b/v) dan asam sitrat sebesar 1.25%
Nilai pH merupakan salah satu faktor (b/v). Komponen bahan pangan tersusun atas
penting dalam penentuan mutu sirup. Nilai total padatan dan air. Salah satu faktor yang
pH sirup apel berkisar antara 2.71–2.80 mempengaruhi kadar air dalam bahan
(Gambar 2). Nilai pH cenderung menurun pangan adalah jumlah padatan. Menurut
dengan semakin lamanya waktu fermentasi. Muafi (2004) komponen-komponen yang
Nilai pH yang dihasilkan sangat rendah terukur sebagai total padatan terlarut yaitu
karena adanya perlakuan awal dengan sukrosa, gula pereduksi, asam organik, dan
fermentasi yang dapat menghasilkan asam- protein.
asam organik. Perubahan pH dalam Semakin lama waktu fermentasi maka
fermentasi dikarenakan dalam aktivitasnya semakin banyak gula pereduksi (glukosa dan
sel khamir selain menghasilkan etanol sebagai fruktosa) yang terbentuk. Gula pereduksi ini
metabolit primer juga menghasilkan asam- berasal dari pemecahan sukrosa selama
asam organik seperti asam malat, asam fermentasi oleh khamir dan penambahan
tartarat, asam sitrat, asam asetat, asam butirat sukrosa sebesar 150% (b/v) pada proses
dan asam propionat sebagai hasil samping pengolahan sirup. Sukrosa bersifat non
(Wignyanto et al., 2001). pereduksi karena tidak mempunyai gugus
Salah satu hal yang berhubungan OH bebas yang reaktif, tetapi selama
dengan total padatan terlarut adalah banyak- pemanasan dan dengan adanya asam,
nya padatan yang ditambahkan pada proses sukrosa dapat terhidrolisis menjadi gula
pembuatan produk. Pada pembuatan sirup inversi yaitu fruktosa dan glukosa yang
apel, padatan yang ditambahkan adalah gula merupakan gula pereduksi. Kecepatan inversi
pasir (sukrosa) dengan konsentrasi yang sukrosa dipengaruhi oleh suhu, waktu
tinggi dan asam sitrat. Total padatan terlarut pemanasan dan pH larutan.
sirup apel berkisar antara 54.80–64.0 oBrix Kadar gula pereduksi sirup apel
(Gambar 3). berkisar 59.76–70.01% (Gambar 4). Kadar
Total padatan terlarut sirup meningkat gula pereduksi cenderung meningkat dengan
dengan meningkatnya lama fermentasi. Total
138
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 12 No. 3 [Desember 2011] 135-142
Pengaruh Varietas Apel [Wahono dkk]
139
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 12 No. 3 [Desember 2011] 135-142
Pengaruh Varietas Apel [Wahono dkk]
140
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 12 No. 3 [Desember 2011] 135-142
Pengaruh Varietas Apel [Wahono dkk]
141
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 12 No. 3 [Desember 2011] 135-142
Pengaruh Varietas Apel [Wahono dkk]
142