Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 12 No.

3 [Desember 2011] 135-142


Pengaruh Varietas Apel [Wahono dkk]

PENGARUH VARIETAS APEL (Malus sylvestris) DAN LAMA


FERMENTASI OLEH KHAMIR Saccharomyces cerivisiae SEBAGAI
PERLAKUAN PRA-PENGOLAHAN TERHADAP KARAKTERISTIK SIRUP

The Effect of Apple (Malus sylvestris) Varieties and Fermentation Time


by Yeast Saccharomyces cerivisiae as Pre-Processing Treatment
on Syrup Characteristics

Wahono Hadi Susanto* dan Bagus Rakhmad Setyohadi

Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya


Jl. Veteran – Malang 65145
*Penulis Korespondensi: email wahono_hs@yahoo.com

ABSTRAK

Apel (Malus sylvestris Mill) merupakan salah satu komoditas yang banyak dihasilkan di
Kota Batu - Jawa Timur. Jenis tanaman apel yang dibudidayakan di kota Batu adalah apel Anna,
Romebeauty, dan Manalagi. Pembuatan sirup apel secara fermentasi ditujukan untuk mendapatkan
sirup yang memiliki flavor asam yang khas. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh varietas apel dan lama fermentasi terhadap karakteristik fisik, kima, dan organoleptik
yang terbaik. Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK)
dengan 2 faktor. Faktor I adalah varietas apel (Anna, Manalagi, Romebeauty) dan faktor II adalah
lama fermentasi (9 jam, 12 jam, 15 jam). Setiap perlakuan dilakukan ulangan sebanyak 3 kali. Hasil
penelitian menunjukkan varietas apel Manalagi, Romebeauty, dan Anna mempunyai karakteristik
yang berbeda. Semakin lama fermentasi, keasaman, total padatan terlarut ,aktivitas antioksidan,
viskositas, dan kadar gula pereduksi mengalami peningkatan, sedangkan nilai pH dan kadar
vitamin C mengalami penuruna. Varietas dan lama fermentasi berpengaruh terhadap nilai
kesukaan terhadap warna, aroma, dan rasa sirup apel.

Kata kunci: apel, sirup apel, fermentasi, varietas apel

ABSTRACT

Apple (Malus sylvestris Mill) is extensively produced in Batu – East Java. The apple varieties
cultivated in Batu are Anna, Romebeauty, and Manalagi. Fermentation is aimed to obtain typical
flavor of apple syrup. The purposed of this research was to determine the effect of apple varieties
and time of fermentation on physicochemicaltic characteristics of apple syrup. This research used
Randomized block Design with two factors. The first factor was apple varieties (Anna, Manalagi,
Romebeauty) and the second factor was time of fermentation (9 hours, 12 hours, 15 hours) with 3
replications. The result showed that the apple varieties had different characteristics. Increasing
fermentation time increased acidity, total soluble solute, reducing sugar concentration, antioxidant
activity, and viscosity, meanwhile pH and vitamin C decreased. Applae varieties and fermentation
time affected the preferences of taste, aroma, and color of apple syrup.

Keywords: apple, apple syrup, fermentation, apple varieties

PENDAHULUAN Princess Noble, dan Wangli/Lali Jiwo. Pada


beberapa varietas apel, aroma terasa sangat
Buah apel mempunyai bermacam- tajam. Citarasa, aroma, maupun tekstur apel
macam varietas dan memiliki ciri-ciri sebenarnya dihasilkan dari kurang lebih 230
tersendiri. Beberapa varietas apel unggulan komponen kimia, termasuk pula beragam
antara lain Romebeauty, Manalagi, Anna, asam seperti asam asetat, format serta 20 jenis

135
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 12 No. 3 [Desember 2011] 135-142
Pengaruh Varietas Apel [Wahono dkk]

asam lain. Selain itu, ada kandungan alkohol Arsenomolibdat, asam metaphosphat, Na-
berkisar 30 – 40 jenis, ester seperti etil asetat tiosulfat, amilum, asam askorbat, yodium,
sekitar 100 jenis, karbonil seperti formaldehid DPPH, dan akuades.
dan asetaldehid (Ikrawan, 1996). Alat yang digunakan meliputi color
Senyawa fitokimia pada buah apel yang reader (Minolta CR-10), pH meter (Model
berfungsi sebagai antioksidan adalah pHS-3C), hand refractometer, viscometer falling
senyawa fenolik, golongan flavonoid, ball, timbangan analitik (Denver Instrument
turunan asam sinamat, kumarin, tokoferol XP-1500), dan spektrofotometer (UNICO UV-
dan asam-asam organik polifungsional. Apel 2100).
juga mengandung betakaroten. Betakaroten
memiliki aktivitas sebagai provitamin A yang Rancangan Percobaan
berguna untuk menangkal serangan radikal Rancangan percobaan yang digunakan
bebas penyebab berbagai penyakit adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK)
degeneratif. yang disusun secara Faktorial dengan 2 faktor.
Fermentasi merupakan sebuah proses Faktor 1 adalah varietas apel yaitu Anna,
metabolisme yang dilakukan oleh Romebeauty, dan Manalagi. Faktor 2 yaitu
mikroorganisme untuk memperoleh energi lama fermentasi yaitu 9, 12, dan 15 jam. Setiap
dengan mengubah gula saat fermentasi, perlakuan diulang sebanyak 3 kali.
kebanyakan gula diubah menjadi glukosa dan Pengamatan sirup apel meliputi
fruktosa. Fermentasi pada bahan pangan analisis vitamin C, pH, viskositas, kadar gula
berjalan karena adanya mikroba melakukan pereduksi, warna, total asam, aktivitas
kegiatan (metabolisme) yang menghasilkan antioksidan, total padatan terlarut, dan
suatu zat atau produk akhir yang dapat analisis organoleptik (warna, aroma, dan
memberikan perubahan-perubahan pada rasa). Data hasil pengamatan dianalisis
bahan pangan itu, baik perubahan fisik dengan analisis ragam (ANOVA). Jika hasil
maupun kimia (Hidayat et al., 2006). analisis menunjukkan beda nyata dilanjutkan
Fermentasi ini menggunakan khamir dengan uji BNT (Beda Nyata Terkecil) 5%.
Saccharomyces cerevisiae karena mampu Apabila terjadi interaksi yang berbeda nyata
memecah gula yang berasal dari karbohidrat dilanjutkan dengan uji DMRT (Duncant
menjadi alkohol, gula pereduksi dan asam- Multiple Range Test) 5% (Yitnosumarto, 1991).
asam organik. Dalam hal ini digunakan ragi
instan karena lebih efisien apabila diterapkan Pembuatan Sirup Apel
dalam industri dibandingkan dengan Prosedur pembuatan sirup apel dari
penggunaan kultur murni. Menurut Daulay penelitian ini adalah bahan baku disortasi
dan Rahman (1992), pada proses fermentasi kemudian dicuci dengan air mengalir. Apel
minuman beralkohol, gula diubah menjadi dipotong untuk menghilangkan biji apel,
alkohol, asam-asam organik, gliserol dan gas memperkecil ukuran dan memudahkan saat
CO2. Penelitian ini bertujuan untuk penghancuran dengan blender. Setelah
mengetahui pengaruh varietas apel serta lama dipotong, buah apel ditambah dengan air
fermentasi terhadap an karakteristik fisik, dengan perbandingan bahan : air = 1 : 1 (b/v),
kimia, dan organoleptik sirup apel. kemudian dihancurkan dengan blender
dengan kecepatan 500 rpm selama 3 menit
BAHAN DAN METODE sehingga diperoleh slurry apel.
Setelah diperoleh slurry apel, lalu
Bahan dan Alat diblansing pada suhu 80 0C selama 5 menit
Bahan yang digunakan dalam dengan tujuan supaya sari apel yang
pembuatan sirup adalah apel varietas dihasilkan memiliki warna cerah (tidak terjadi
Romebeauty, Anna dan Manalagi, Active Dry perubahan warna menjadi gelap). Setelah itu
Yeast (merek Fermipan Brown), asam sitrat didinginkan selama 1 jam. Slurry apel yang
(merek Gajah), gula pasir, akuades. Bahan telah dingin kemudian dimasukkan ke dalam
kimia yang digunakan terdiri dari NaOH, baskom dan ditaburi dengan khamir
asam oksalat, CaCl2, Na2SO4, buffer pH 4 dan sebanyak 0.25% (b/b). Lalu diaduk supaya
pH 7, indikator pp, glukosa standar, asam merata dan wadah ditutup dengan rapat.
asetat, Na-oksalat, reagen Nelson, Slurry apel didiamkan atau difermentasi

136
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 12 No. 3 [Desember 2011] 135-142
Pengaruh Varietas Apel [Wahono dkk]

sesuai waktu yang telah ditetapkan. dipengaruhi oleh kondisi penyimpanan,


Penyaringan dilakukan menggunakan kain pertumbuhan dan pengolahannya. Kompo-
saring dengan cara memeras slurry apel yang nen kimia didalam tanaman apel dapat
telah difermentasi sehingga diperoleh sari dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain
apel yang jernih. perbedaan varietas, keadaan iklim, tempat
Sari apel ditambahkan dengan gula tumbuh, dan cara pemeliharaan tanaman,
150% (b/v) lalu dipanaskan pada suhu 110± cara pemanenan, kematangan pada waktu
1 0C selama 75 menit dan diaduk terus dengan panen dan kondisi penyimpanan setelah
pengaduk kayu. Saat waktu pemanasan panen.
mencapai 70 menit, ditambahkan asam sitrat Aktivitas antioksidan berbagai varietas
1.25% (b/v). Penambahan asam sitrat apel juga berbeda. Senyawa fitokimia pada
bertujuan untuk mencegah pertumbuhan apel yang berfungsi sebagai antioksidan
mikrob dan untuk memecah sukrosa menjadi primer adalah senyawa fenolik, golongan
glukosa dan fruktosa sehingga sirup tidak flavonoid, turunan asam sinamat, kumarin,
mengalami endapan dan warna menjadi lebih tokoferol dan asam-asam organik poli-
jernih. fungsional. Vitamin C dan vitamin A
Sirup apel yang telah dipanaskan merupakan antioksidan sekunder.
kemudian didinginkan secara tertutup pada Menurut Suhardi dan Yuniarti (1996)
suhu ruang selama 4 jam. Pengemasan sirup bahwa setiap varietas apel baik Anna,
apel dilakukan dengan sistem penyemprotan Romebeauty, atau Manalagi memiliki kadar
alkohol 90% pada kemasan (botol plastik) gula yang berbeda. Hasil penelitian ini
yang digunakan. Setelah itu, sirup yang telah mendukung pernyataan tersebut. Total
dingin dimasukkan ke dalam botol dan padatan terlarut berbagai varietas apel
ditutup rapat. Kemasan yang digunakan menunjukkan nilai yang berbeda. Menurut
adalah botol plastik dengan volume 400 ml. Muafi (2004), komponen-komponen yang
terukur sebagai total padatan terlarut yaitu
HASIL DAN PEMBAHASAN sukrosa, gula pereduksi, asam-asam organik
dan protein.
Karakteristik Varietas Apel
Varietas Anna, Romebeauty dan Karakteristik SirupApel
Manalagi memiliki nilai pH yang berbeda Salah satu faktor yang berhubungan
(Tabel 1). Menurut Untung (1996), apel dengan kestabilan mutu sirup adalah total
Manalagi mempunyai rasa manis dan asam. Keawetan bahan pangan untuk
mempunyai kandungan asam rendah disimpan lebih lama bergantung pada total
sedangkan Romebeauty mempunyai rasa asam yang ada dalam bahan pangan tersebut.
asam manis dengan kandungan asamnya Hasil analisis menunjukkan total asam sirup
tinggi. Apel Anna mempunyai rasa asam apel berkisar antara 2.36–3.14% (Gambar 1).
manis dengan kandungan asamnya paling Total asam meningkat dengan semakin
tinggi. Menurut penelitian Suhardi dan lamanya waktu fermentasi. Nilai total asam
Yuniarti (1996), varietas Anna dan yang dihasilkan cukup tinggi karena adanya
Romebeauty memiliki total asam yang penambahan asam sitrat sebesar 1.5% (b/v)
jumlahnya relatif sama, varietas Manalagi saat proses pemanasan. Menurut Wood
mempunyai total asam yang lebih rendah. (1998), S. cerevisiae selain merombak gula-gula
Adanya perbedaan vitamin C varietas sederhana menjadi alkohol juga menggu-
apel disebabkan vitamin C dalam buah apel nakannya dalam metabolisme sel dan

Tabel 1. Karakteristik apel varietas Anna, Romebeauty, dan Manalagi


Komponen Anna Romebeuaty Manalagi
Vitamin C (mg/100 mL) 5.28 7.04 6.60
Total Asam (%) 0.61 0.56 0.52
pH 3.54 3.60 4.27
Aktivitas Antioksidan (%) 5.50 10.19 6.53
Gula Pereduksi (%) 8.09 8.85 6.96
Total Padatan Terlarut (°Brix) 12.90 15.30 17.10

137
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 12 No. 3 [Desember 2011] 135-142
Pengaruh Varietas Apel [Wahono dkk]

Gambar 1. Perubahan total asam sirup apel Gambar 3. Perubahan total padatan terlarut
berbagai varietas akibat lama fermentasi (TPT) sirup apel berbagai varietas akibat lama
fermentasi
pembentukan biomassa sel untuk padatan terlarut yang dihasilkan cukup tinggi
menghasilkan gliserol, asam asetat dan asam karena adanya penambahan sukrosa sebesar
suksinat sebagai produk samping. 150% (b/v) dan asam sitrat sebesar 1.25%
Nilai pH merupakan salah satu faktor (b/v). Komponen bahan pangan tersusun atas
penting dalam penentuan mutu sirup. Nilai total padatan dan air. Salah satu faktor yang
pH sirup apel berkisar antara 2.71–2.80 mempengaruhi kadar air dalam bahan
(Gambar 2). Nilai pH cenderung menurun pangan adalah jumlah padatan. Menurut
dengan semakin lamanya waktu fermentasi. Muafi (2004) komponen-komponen yang
Nilai pH yang dihasilkan sangat rendah terukur sebagai total padatan terlarut yaitu
karena adanya perlakuan awal dengan sukrosa, gula pereduksi, asam organik, dan
fermentasi yang dapat menghasilkan asam- protein.
asam organik. Perubahan pH dalam Semakin lama waktu fermentasi maka
fermentasi dikarenakan dalam aktivitasnya semakin banyak gula pereduksi (glukosa dan
sel khamir selain menghasilkan etanol sebagai fruktosa) yang terbentuk. Gula pereduksi ini
metabolit primer juga menghasilkan asam- berasal dari pemecahan sukrosa selama
asam organik seperti asam malat, asam fermentasi oleh khamir dan penambahan
tartarat, asam sitrat, asam asetat, asam butirat sukrosa sebesar 150% (b/v) pada proses
dan asam propionat sebagai hasil samping pengolahan sirup. Sukrosa bersifat non
(Wignyanto et al., 2001). pereduksi karena tidak mempunyai gugus
Salah satu hal yang berhubungan OH bebas yang reaktif, tetapi selama
dengan total padatan terlarut adalah banyak- pemanasan dan dengan adanya asam,
nya padatan yang ditambahkan pada proses sukrosa dapat terhidrolisis menjadi gula
pembuatan produk. Pada pembuatan sirup inversi yaitu fruktosa dan glukosa yang
apel, padatan yang ditambahkan adalah gula merupakan gula pereduksi. Kecepatan inversi
pasir (sukrosa) dengan konsentrasi yang sukrosa dipengaruhi oleh suhu, waktu
tinggi dan asam sitrat. Total padatan terlarut pemanasan dan pH larutan.
sirup apel berkisar antara 54.80–64.0 oBrix Kadar gula pereduksi sirup apel
(Gambar 3). berkisar 59.76–70.01% (Gambar 4). Kadar
Total padatan terlarut sirup meningkat gula pereduksi cenderung meningkat dengan
dengan meningkatnya lama fermentasi. Total

Gambar 4. Perubahan gula pereduksi sirup


Gambar 2. Perubahan nilai pH sirup apel apel berbagai varietas akibat lama fermentasi
berbagai varietas akibat lama fermentasi

138
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 12 No. 3 [Desember 2011] 135-142
Pengaruh Varietas Apel [Wahono dkk]

semakin lamanya waktu fermentasi. Kadar


gula pereduksi yang dihasilkan cukup tinggi
karena adanya penambahan sukrosa sebesar
150% (b/v) saat proses pemanasan.
Berbeda dengan sari buah, sirup
penggunaannya tidak langsung diminum
tetapi harus diencerkan terlebih dahulu.
Pengenceran diperlukan karena kandungan
gulanya yang tinggi, yakni sekitar 65%. Pada
dasarnya sirup terbuat dari larutan gula yang Gambar 6. Perubahan kadar vitamin C sirup
kental. Untuk menambah rasa dan aroma apel berbagai varietas akibat lama fermentasi
sering disertai penambah rasa, asam sitrat,
pewarna, dan asam laktat (Suryati dan Wuri, semakin lamanya waktu fermentasi. Selama
2003). proses pengolahan sirup, apel akan
Viskositas adalah sifat ketahanan mengalami pemotongan, penghancuran,
terhadap aliran suatu bahan yang berwujud penyaringan, blanching, pemanasan yang
cair, pasta atau dalam bentuk gel atau bubur. dapat menyebabkan penurunan vitamin C
Pomeranz (1991) menyatakan bahwa pada buah apel. Winarno (2002) menyatakan
konsistensi adalah sifat ketidakmauan suatu bahwa vitamin C merupakan vitamin yang
bahan untuk berubah bentuk karena adanya mudah rusak oleh panas, alkali dan enzim.
gaya yang diberikan atau ketidakmauan Aktivitas antioksidan diukur menggu-
suatu bahan untuk menyatu. Viskositas sirup nakan reagen DPPH. Radikal 2,2 difenil-1-
apel berkisar antara 14–21.5 dPa-S (Gambar pierilhidrazil (DPPH) adalah radikal bebas
5). stabil yang menerima sebuah elektron atau
Viskositas sirup cenderung meningkat hidrogen untuk diubah menjadi molekul
dengan semakin lamanya waktu fermentasi. diamagnetik. Menurut Prakash (2001),
Viskositas yang dihasilkan cukup tinggi elektron yang tidak berpasangan pada DPPH
karena adanya penambahan sukrosa sebesar memiliki kemampuan penyerapan yang kuat
150% (b/v) saat proses pemanasan sehingga pada panjang gelombang 517 mm dengan
sukrosa dapat mengikat air bebas dan warna ungu.
menjadi larutan yang kental. Komponen Aktivitas antioksidan sirup apel
padatan yang terekstrak dan sukrosa yang berkisar antara 11.03–14.58% (Gambar 7).
ditambahkan menyebabkan terjadinya Aktivitas antioksidan sedikit meningkat
peningkatan kekentalan. Peningkatan total dengan semakin lamanya waktu fermentasi.
padatan yang terlarut akan menyebabkan Sirup apel ini dapat bermanfaat untuk
peningkatan viskositas sirup apel. Menurut kesehatan karena apel adalah salah satu buah
Setyowati (2004), komponen padatan terlarut yang kaya akan serat, fitokimia dan flavonoid
yang semakin besar dalam suatu larutan akan yang berfungsi sebagai antioksidan. Total
meningkatkan viskositas bahan. aktivitas antioksidan 100 g apel dan kulit
Kadar vitamin C sirup apel berkisar setara dengan 1500 mg vitamin C (Boyer dan
antara 3.5–6.21 mg/100 mL (Gambar 6). Liu, 2004).
Vitamin C cenderung menurun dengan

Gambar 7. Perubahan aktivitas antioksidan


sirup apel berbagai varietas akibat lama
Gambar 5. Perubahan viskositas sirup apel
fermentasi
berbagai varietas akibat lama fermentasi

139
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 12 No. 3 [Desember 2011] 135-142
Pengaruh Varietas Apel [Wahono dkk]

Menurut Wildman (2001) bahwa


kurang lebih 45% dari total senyawa fenol
apel adalah fitokimia. Senyawa fitokimia
merupakan antioksidan alami yang terdapat
dalam buah apel. Oleh karena itu, dengan
meningkatnya konsentrasi fenol maka
aktivitas antioksidan juga semakin
meningkat. Menurut Firmansyah dan
Adawiyah (2003), senyawa fenol yang ada
pada buah apel sebenarnya inaktif sebagai a
antioksidan namun bila terdapat atom-atom
hidrogen yang tersubtitusi pada grup alkilnya
(posisi orto dan para) maka dapat aktif
sebagai antioksidan. Proses fermentasi
meningkatkan aktivitas antioksidan sirup
apel, meskipun produk telah mengalami
suatu proses.
Warna suatu bahan dipengaruhi oleh
adanya cahaya yang diserap dan dipantulkan
(Lawless, 1988). Nilai kecerahan sirup apel b
42.71–50.15 (Gambar 8a), nilai kemerahan
10.57–18.43 (Gambar 8b), dan nilai keku-
ningan 21.23–31.07 (Gambar 8c). Kecerahan
dan kemerahan sirup cenderung meningkat
dengan semakin lamanya waktu fermentasi,
tetapi warna kekuningan cenderung
menurun.
Menurut Fachruddin (2002) bahwa
kerugian dari gula inversi antara lain, mudah
menyebabkan produk menjadi basah, afinitas
dalam air tinggi, memberikan efek kara- c
melisasi, menyebabkan warna menjadi Gambar 8. Perubahan kecerahan (a),
kecoklatan. Nilai kekuningan juga berhu- kemerahan (b), dan kekuningan (c) sirup
bungan dengan vitamin C karena vitamin C apel berbagai varietas akibat lama fermentasi
yang rusak akan menyebabkan pencokelatan
(Winarno, 2002). Semakin lama fermentasi kesukaan panelis terendah diperoleh pada
dan semakin lama pemanasan maka vitamin perlakuan varietas Romebeauty dengan lama
C pada sari apel cenderung menurun fermentasi 12 jam sebesar 3.3 (netral).
sehingga akan menyebabkan warna menjadi Menurut Ikrawan (1996), rasa dari
kemerahan dan nilai kekuningan menurun. minuman kemasan sirup apel dipengaruhi
komposisi penyusunnya seperti proporsi
Karakteristik Mutu Hedonik apel, essence, pemanis, pengawet dan
Rasa suatu bahan pangan dapat berasal konsentrasi asam penyusun rasa. Citarasa
dari bahan pangan itu sendiri dan apabila dari buah apel merupakan senyawa volatil
telah mendapat perlakuan dan pengolahan, dimana pada proses pengolahan sirup apel
maka rasanya dipengaruhi oleh bahan yang dengan perebusan dapat mengurangi rasa
ditambahkan selama pengolahan buah apel.
(Kumalaningsih et al., 2005). Nilai kesukaan Nilai kesukaan panelis terhadap aroma
panelis terhadap rasa sirup apel berkisar sirup apel berkisar antara 3.2 (netral) hingga
antara 3.3 (netral) hingga 4.2 (menyukai) 3.9 (agak menyukai) (Gambar 9b). Skor
(Gambar 9a). Skor kesukaan terhadap rasa kesukaan panelis tertinggi diperoleh dari
tertinggi diperoleh dari perlakuan varietas perlakuan varietas Manalagi dengan lama
Anna dengan lama fermentasi 9 jam sebesar fermentasi 9 jam sebesar 3.9 (agak menyukai).
4.2 (agak menyukai). Sedangkan skor Skor kesukaan panelis terendah diperoleh

140
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 12 No. 3 [Desember 2011] 135-142
Pengaruh Varietas Apel [Wahono dkk]

pada perlakuan varietas Romebeauty dengan


lama fermentasi 15 jam sebesar 3.2 (netral).
Asam sitrat dan sejumlah kecil asam
malat, asetat, suksinat, asetaldehid, diasetil
dan asetoin berperan dalam pembentukan
flavor minuman fermentasi. Aroma yang
dihasilkan dari minuman fermentasi ini
berhubungan dengan jumlah total asam yang
dihasilkan. Aroma buah apel akan hilang a
karena merupakan senyawa volatil yang
dapat hilang karena pemanasan. Perlakuan
pemanasan pada penelitian ini dapat
menguapkan sejumlah senyawa volatil yang
turut berperan dalam pembentukan aroma
apel.
Nilai kesukaan panelis terhadap warna
sirup apel berkisar antara 2.85 (tidak
menyukai) hingga 4.0 (menyukai) (Gambar
9c). Skor kesukaan panelis tertinggi di- b
peroleh dari varietas Manalagi dengan lama
fermentasi 9 jam sebesar 4.0 (menyukai). Skor
kesukaan panelis terendah diperoleh dari
varietas Romebeauty dengan lama fermentasi
15 jam sebesar 2.85 (tidak menyukai).
Pada proses pembuatan minuman
kemasan sirup apel, penambahan asam sitrat
umumnya dilakukan pada tahap pencam-
puran bahan. Hal ini dapat mencegah warna c
memudar serta memberikan efek penguatan
Gambar 9. Kesukaan panelis terhadap rasa
terhadap stabilitas warna, dimana dalam
(a), aroma (b), dan warna (c) sirup apel
proses pengolahan produk warna tidak
berbagai varietas akibat lama fermentasi
mudah rusak oleh pemanasan (Gsianturi,
2003).
Perbedaan nilai kesukaan warna dise- terhadap nilai kesukaan terhadap warna,
babkan karena bervariasinya kesukaan aroma, dan rasa.
panelis terhadap warna minuman sirup apel.
Dalam hal ini warna cukup memberi DAFTAR PUSTAKA
rangsangan yang kuat terhadap konsumen
untuk memilikinya. Semakin menarik warna Boyer J and Liu RH. 2004. Apple
suatu bahan pangan maka akan menambah phytochemicals and their health
minat konsumen untuk membeli produk benefit. Dilihat 9 November 2010.
tersebut. <http://www.nutrition.com/
content/3/1/5/>
SIMPULAN Daulay D dan Rahman A. 1992. Teknologi
Fermentasi Sayuran dan Buah-buahan.
Varietas apel Manalagi, Romebeauty, PAU Pangan dan Gizi. IPB, Bogor
dan Anna mempunyai karakteristik yang Fachrudin LM. 2002. Membuat Aneka Sari
berbeda. Semakin lama fermentasi, keasaman, Buah. Karnisius, Yogyakarta
total padatan terlarut, aktivitas antioksidan, Firmansyah Y dan Adawiyah DR. 2003.
viskositas, dan kadar gula pereduksi Formulasi minuman instan fungsional
mengalami peningkatan, sedangkan nilai pH antioksidan berbasis efek sinergisme
dan kadar vitamin C mengalami penuruna. kayu secang terhadap pala dan jahe.
Varietas dan lama fermentasi berpengaruh Dilihat 9 November 2010.
<http://files.myopera.com/

141
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 12 No. 3 [Desember 2011] 135-142
Pengaruh Varietas Apel [Wahono dkk]

henigranger/files/FormulasiMinuma Suhardi dan Yuniarti. 1996. Penggunaan


nInstanFungsionalAntioksidangryfind poliester sukrosa untuk memperpan-
or@yahoo.com.pdf> jang daya simpan buah apel kultivar
Gsianturi. 2003. Apel buah ajaib penangkal Romebeauty. J. Hort 6(3):303-308
penyakit. Dilihat 9 November 2010. Suryati AH dan Wuri SH. 2003. Kandungan
<http://www.gizi.net/cgi pemanis dalam minuman ringan
bin/berita/fullnews.cgi?newsid105393 Indonesia. Dalam Risalah Seminar
9416,47933> Bahan Tambahan Kimia, IPB, Bogor
Hidayat N, Padaga M, dan Suhartini S. 2006. Untung. 1996. Apel: Jenis dan Budidayanya.
Mikrobiologi Industri. Andi. Yogyakarta Penebar Swadaya, Jakarta
Ikrawan Y. 1996. Khasiat apel. Dilihat 10 Wignyanto, Suarjono, dan Novita. 2001.
Oktober 2010. <http:// Pengaruh konsentasi gula reduksi sari
www/pikiranrakyat.com/cetak/0304 hari nanas dan inokulum Saccharomyces
/18/cakrawala/lainnya05.htm> cerevisiae pada fermentasi etanol. Jurnal
Kumalaningsih S, Suprayogi, dan Yudha B. Teknologi Pertanian 2(1):68-77
2005. Membuat Makanan Siap Saji. Wildman REC. 2001. Handbook of
Trubus Agrisarana, Surabaya Nutraceuticals and Functional Foods. CRC
Muafi K. 2004. Produksi Asam Asetat Kasar Press, Washington DC
dari Jerami Nangka. Skripsi Teknologi Winarno F.G. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. PT
Pertanian. Universitas Brawijaya Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Pomeranz Y and Meloan CE. 1991. Food Anal- Wood BJB. 1998. Microbiologi of Fermented
ysis. Chapman and Hall, New York Food. 2nd ed. Blackie Academy and
Prakash A. 2001. Antioxidant activity. Medal- Profesional, London
lion Laboratories Analytical Progress Yitnosumarno S. 1991. Percobaan, Perencanaan,
19(2) Analisis dan Interpretasinya. Gramedia,
Setyowati. 2004. Pengaruh Lama Perebusan Jakarta
dan Konsentrasi Sukrosa terhadap Sifat
Fisik, Kimia dan Organoleptik Sirup
Kacang Hijau. Skripsi. Fakultas
Teknologi Pertanian. Universitas
Brawijaya. Malang

142

Anda mungkin juga menyukai