PENDAHULUAN
Salah atu jenis obat yang di gunakan secara salah adalah antibiotika,
khusunya dalam pengobatan penyakit infeksi. Penggunaan antibiotika yang
rasional seperti dosis dan rute pemberian yang salah, serta frekuensi pemberian
yang kurang atau terlalu banyak yang menimbulakan akibat penyakit yang
bermacam-macam. Akibat yang di timbulkan antara lain: efeksamping dan efek
toksik, terjadinyaresistensi kuman, dan mahalnya biaya pengobatan (wijoyo,
1999).
1. 2 Rumusan Masalah.
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan sebelumnya maka permasalahan
yang diajukan adalah bagaimana pengetahuan Pekerja Seks Komersil dalam
menanggulangi penyakit kelamin?, Rumusan masalah tersebut di uraiakan ke
dalam beberapa pertanyaan penelitian yakni:
1. Apa yang diketahui PSK mengenai penyakit kelamin?
2. Apa yang diketahui PSK mengenai penggunaan antibiotika?
3. Apa resiko penyakit kelamin yang diketahui pekerja PSK?
4. Bagaimana cara PSK menghindari berbagai penyakit kelamin?
1. 3 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Daerah Jalan Setia Budi, Kelurahan Simpang
Selayang, Kecamatan Medan Tuntungan, Kota Madya Medan. Hal ini
dikarenakan Daerah Kelurahan Simpang Selayang merupakan salah satu
daerah yang dikenal cukup “rawan” pada malam hari bagi wanita remaja. Di
daerah selayang ini merupakan salah satu daerah yang dikenal banyak wanita
yang melambaikan tangan untuk menawarkan jasa sebagai PSK. Jumlah para
PSK sekitar 60 wanita yang ada di pinggir Jalan Setia Budi.
1. 4 Tujuan Penelitian
1. 4.1. Tujuan Umum
Penelitian bertujuan mengkaji penggunaan antibiotika di
kalangan PSK di lokasi Daerah Jalan Setia Budi, Kelurahan Simpang
Selayang, Kecamatan Medan Tuntungan, Kota Madya Medan.
1. 4.2. Tujuan Khusus
a untuk mengetahui profil antibiotika yang digunakan oleh pekerja seks
komersial dilokasi Daerah Jalan Setia Budi, Kelurahan Simpang
Selayang, Kecamatan Medan Tuntungan, Kota Madya Medan tahun
2022
b dapat mengetahui perbedaan antibiotika yang digunakan pada tahun
2022 dengan yang pernah di teliti oleh putranto (2002), dan
sensitivitas antibiotika yang digunakan oleh pekerja seks komersial
dilokasi Daerah Jalan Setia Budi, Kelurahan Simpang Selayang,
Kecamatan Medan Tuntungan, Kota Madya Medan
c untuk mengetahui drug related problem yang terkait dalam
penggunaan antibiotika
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
2.1. Antibiotika
1. Pengertian
Kata antibiotik berasal dari bahasa yunani yaitu –anti (melawan) dan –
biotikos (cocok untuk kehidupan). Istilah ini diciptakan oleh salman tahun 1942
untuk mengambarkan semua senyawa yang diproduksi oleh mikroorganisme yang
dapat menghambat pertumbuhan mikro organisme lain. Namun istilah ini digeser
setelah ditemukannya antibiotik sinetis. Kelompok antibiotika dapat terdiri dari
turunan zat yang dibuat secara semi-sintesis, dan senyawa sintesis dengan khasiat
anti bakteri pada umum nya.
Antibiotika semi sintesis yaitu apa bila pada persemaian dibubuhui zat zat
plopor tertentu dan hasilnya disebut senyawa sintesis, misalnya penisilin.
Antibiotika sintesis tidak dibuat lagi dengan jalan biosintesis melainkan dengan
sintesis kimiawi misalnya kloramfenikol. Sekarang ini istilah antibiotika tidak
hanya ditujukan untuk antibiotika yang dihasilkan oleh fungsinya, bahkan obat-
obat antibakteri yang sintesis juga dimasukan dalam golongan antibiotika (Tjay
dan rahardja, 2002).
2. klasifikasi antibiotika
1. Bakterisid
antibiotika yang bekerja secara aktif untuk membasmi kuman dan
membunuh pertumbuhan sel mikroba
2. Bakteriostatik
antibiotik yang tidak bisa memusnahkan kuman dapat menghambat
pertumbuhan sel mikroba sehingga pembasmian kuman hanya tergantung
pada daya tahan tubuh.
2.2. Resistensi
Antibiotika dapat menjadi resisten dengan ciri antibiotik tersebut tidak
terhambat pertumbuhanya ketika diberikan antibiotik secara sistemik dalam dosisi
normal yang semestinya dapat menghambat bajteri itu. Sedangkan, ada suatu
fenomena yang disebut dengan multiple drugs resistance yang merupakan kondisi
ketika seseorang resisten terhadap dua atau lebih obat maupun klasifikasi obat.
Lalu ada pula cross resistence yang merupakan resistensi suatu obat yang diikuti
dengan obat lain meskipun tidak berhubungan (tripathi, 2003)
b. Herpes genital
Penyakit yang disebabkan oleh virus herpes simplex dengan masa
tenggang 4-7 hari setelah virus masuk kedalam tubuh melalui hubungan
seks. Gejala dan tanda-tanda nya adalah bintil-bintil berair (berkelompok
seperti anggur) yang sangat nyeri pada sekitar alat kelamin. Kemudian
pecah dan meninggalkan luka yang kering dan mengerak, lalu hilang
sendiri.
Gejala kambuh lagi seperti tahap diatas namun tak senyeri tahap
awal bila ada faktor pencetus (stress, haid, minuman/makanan beralkhol)
dan biasanya menetap hilang timbul seumur hidup, pada perempuan sering
kali menjadi kanker mulut rahim beberapa tahun kemudian. Penyakit ini
belum ada obat yang benar-benar manjur , tetapi pengobatan antivirus bisa
mengurangi rsa sakit dan lamanya episode penyakit (Annonim 2005)
c. Sifilis
Kuman penyebabnya adalah treponema pallidum. Masa tanpa
gejala berlangsung 3-4 minggu, kadang-kadang sampai 13 minggu.
Kemudian timbul benjolan disekitar alat kelamin. Kadang-kadang disertai
pusing dan nyeri tulang seperti flu, yang akan hilang sendiri tanpa diobati.
Ada bercak kemerahan pada tubuh sekitar 6-12 minggu setelah hubungan
seks. Gejala ini akan hilang dengan sendirinya sering kali penderita tidak
memperhatikan hal ini. Selama 2-3 tahun pertama penyakit ini tidak
menunjukan gejala apa-apa, atau disebut masa laten, setelah 5-10 tahun
penyakit sifilis akan menyerang syaraf otak, pembuluh darah dan jantung.
Pada perempuan hamil penyakit sifilis dapat ditularkan kepada bayi yang
ada dalam kandungannya dan bisa lahir dengan cacat kulit, hati, limpa dan
keterbelakangan mental (Anonim 2005)
d. Trikomoniasis vaginalis
Trikomoniasis adalah infeksi menular seksual yang disebabkan
oleh parasit trichomonas vaginalis. Gejala dan tanda-tandanya adalah :
cairan vagina encer, berwarna kuning kehijauan, berbusa dan berbau
busuk, vulva agak bengkak, kemerahan, gatal dan terasa tidak nyaman,
nyeri saat berhubungan badan atau saat kencing (Annonim 20018)
e. Klamidia
Penyakit ini disebabkan oleh chlamydia trachomatis. Masa tanpa
gejala berlangsung 7-21 hari. Gejalanya adalah timbul peradangan pada
alat reproduksi laki-laki dan perempuan.
Pada laki-laki gejalanya adalah :Rasa nyeri pada saat kencing,
keluar cairan bening dari saluran kencing bila ada infeksi lebih lanjut,
cairan semakin sering keluar dan bercampur darah. Tidak jarang pula
gejala tidak muncul sama sekali, padahal proses infeksi sedang
berlangsung. Oleh karena itu penderita tidak sadar sedang menjadi
pembawa IMS dan menularkanya kepada pasangan nya melalui hubungan
sekssual.