Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pekerja seks komersial adalah bagian dari dunia pelacuran yang termasuk
dengan istilah WTS atau wanita tunasusila. Pelacuran atau prostitusi
merupakansalah satu bentuk penyakit masyarakat yang harus dihentikan
penyebaranya, tanpa mengabaikan usaha pencegahan dan perbaikan. Pelacuran
berasal dari bahasa latin pro-stituere atau pro-stauree yang membiarkan didi
berbuat zinz, melakukan persundalan pencabulan, dan pergendakan (kartini,
2007:207).

Feldman mengatakan bahwa, seseorang menjadi psk yang terlibat dalam


hubungan seks demi uang sebagai mata pencarian (fildman dalam koentjoro,
2004:31). Lebih lanjutnya, koentjaraningrat (2004:34) mendefenisikan seseorng
menjadi psk karena berhubungan badan demi uang, perselingkuhan, dan tidak
acuh secara emosional.

Banyak wanita yang hidup semata-mata dalam kemiskinan menjadi PSK


umtuk memperoleh makanan, pakaian dan perlindungan atau yang berasal dari
keluarga yang tingkat ekonominya rendah, dengan berbagai alasan mereka
mengambil jalan pintas untuk mendapatkan uang guna memenuhi kebutuhannya
dan keluarga. Hal ini juga oleh karena faktor pendidikan yang rendah sehingga
tidak memungkinkan memperoleh pekerjaan yang memberikan penghasilan yang
cukup misalnya pada sektor formal.

Setia Budi merupakan daerah yang letaknya bersebelahan dengan kawasan


cafe. Daerah setia budi medan merupakan daerah yang menyediakan hotel hotel
kecil tempat para PSK bertempat tinggal . kehidupan disetia budi mencapai
puncaknya pada waktu malam hari dan pada waktu malam hari akan di temui
banyak wanita-wanita penjaja cinta yang berkeliaran di sekitar wilayah hotel
tersebut.
Pekerjaan yang mereka lakukan sangat rentan akan berbagai macam
penyakit terutama penyakit yang disebabkan karen hubungan seks bebas. Alasan
mereka bekerja sebagai pekerja seks karena alasan ekonomi yang sangat sulit dan
mendesak. Kebanyakan dari mereka pernah berumah tangga, akan tetapi
dikarenakan suatu hal mereka bercerai. Untuk memenuhi kebutuhan ekonomi,
akhirnya mereka memilih jalan ini sebagai pekerjaan mereka.

Pengetahuan PSK tentang IMS relatif rendah sehingga banyak diantara


mereka dalam melayani tamu tanpa menggunakan pengaman ( kondom), kecuali
atas permintaan tamu tersebut.

Belajar dari pengalaman untuk mengobati dan mencegah penyakit yang


pernah mereka derita, kemudian mereka mulai mengguanakan antibiotika.
Antibiotik tersebut mereka peroleh dari warung, apotek, dan ada juga yang di
peroleh dari dokter. Antibiotik yang mereka dapatkan dari warung dan apotek
mereka pergunakan seperlunya tanpa memperhatikan antara pemakaian ataupun
dosisnya serta lama pemakaian nya. Akibat yang di timbulkan adalah bakteri yang
ada pada tubuh mereka akn menjadi kebal sehingga antibiotika tersebut menjadi
resisten.

Pekerja seks komersial perempuan merupakan representasi dari kelompok


yang memiliki resiko tinggi terhadap IMS. Qomariah dkk (1999), menyatakan
angka prevalensi terjangkitnya Clamydia (8-73,3%) merupakan yang tertinggi di
banding PMS lainya. Pekerja Seks Komersial dapat menjadi hospes ataupun dapat
sebagai sumber dari penularan penyakit yang di tularkan melalui hubungan
seksual.

Pelayanan kefarmasian secara nyata dalam masyarakat di perlukan di


indonesia karna saat ini banyak sekali terjadi kasus penyalahgunaan obat. Hal ini
biasanya di sebabkan karena minimnya pengetahuan tentang penggunaan obat.
Pelayanan kefarmasian di masyarakat sangat di perlukan oleh pasien untuk
memberikan jaminan pengobatan rasioanal ( efektif, aman, tersedia, dan biayanya
terjangkau). Tetapi hingga kini di indonesia hal ini belum bisa di lakukan
meskipun sesungguh nya menjadi tantangan bagi kita dapat mengejar ketinggalan
dengan belajar dari pengalaman negara maju untuk mewujudkan pelayanan
apoteker yang lebih dekat pada masyarakat.

Salah atu jenis obat yang di gunakan secara salah adalah antibiotika,
khusunya dalam pengobatan penyakit infeksi. Penggunaan antibiotika yang
rasional seperti dosis dan rute pemberian yang salah, serta frekuensi pemberian
yang kurang atau terlalu banyak yang menimbulakan akibat penyakit yang
bermacam-macam. Akibat yang di timbulkan antara lain: efeksamping dan efek
toksik, terjadinyaresistensi kuman, dan mahalnya biaya pengobatan (wijoyo,
1999).

Peneliti memilih mengangkat masalah pemilihan dan penggunaan


antibiotika di kalangan PSK di lokasi Setia budi Medan tahun 2022 karena
pertimbangan di tempat tersebut PSK sangat rentan dengan IMS yang di sebabkan
oleh perilaku mereka yang sering berganti pasangan. Di samping itu pengetahuan
mereka mengenai antibiotika sangat minim, sehingga mereka menggunakan
antibiotika secara sembarangan tanpa mengetahui efek samping yang di timbulkan
oleh antibiotik tersebut. Untuk itu perlu dilakukan penelitian sekaligus
memberikan informasi kepada mengenai antibiotika IMS.

1. 2 Rumusan Masalah.
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan sebelumnya maka permasalahan
yang diajukan adalah bagaimana pengetahuan Pekerja Seks Komersil dalam
menanggulangi penyakit kelamin?, Rumusan masalah tersebut di uraiakan ke
dalam beberapa pertanyaan penelitian yakni:
1. Apa yang diketahui PSK mengenai penyakit kelamin?
2. Apa yang diketahui PSK mengenai penggunaan antibiotika?
3. Apa resiko penyakit kelamin yang diketahui pekerja PSK?
4. Bagaimana cara PSK menghindari berbagai penyakit kelamin?
1. 3 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Daerah Jalan Setia Budi, Kelurahan Simpang
Selayang, Kecamatan Medan Tuntungan, Kota Madya Medan. Hal ini
dikarenakan Daerah Kelurahan Simpang Selayang merupakan salah satu
daerah yang dikenal cukup “rawan” pada malam hari bagi wanita remaja. Di
daerah selayang ini merupakan salah satu daerah yang dikenal banyak wanita
yang melambaikan tangan untuk menawarkan jasa sebagai PSK. Jumlah para
PSK sekitar 60 wanita yang ada di pinggir Jalan Setia Budi.

1. 4 Tujuan Penelitian
1. 4.1. Tujuan Umum
Penelitian bertujuan mengkaji penggunaan antibiotika di
kalangan PSK di lokasi Daerah Jalan Setia Budi, Kelurahan Simpang
Selayang, Kecamatan Medan Tuntungan, Kota Madya Medan.
1. 4.2. Tujuan Khusus
a untuk mengetahui profil antibiotika yang digunakan oleh pekerja seks
komersial dilokasi Daerah Jalan Setia Budi, Kelurahan Simpang
Selayang, Kecamatan Medan Tuntungan, Kota Madya Medan tahun
2022
b dapat mengetahui perbedaan antibiotika yang digunakan pada tahun
2022 dengan yang pernah di teliti oleh putranto (2002), dan
sensitivitas antibiotika yang digunakan oleh pekerja seks komersial
dilokasi Daerah Jalan Setia Budi, Kelurahan Simpang Selayang,
Kecamatan Medan Tuntungan, Kota Madya Medan
c untuk mengetahui drug related problem yang terkait dalam
penggunaan antibiotika
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA

2.1. Antibiotika
1. Pengertian

Antibiotika merupakan senyawa kimia khas yang dihasilkan atau


diturunkan oleh organisme hidup termasuk struktur analoginya yang dibuat
sekcara sintetik, yang dalam kadar rendah mampu menghambat proses penting
dalam kehidupan satu spesies atau lebih mikro organisme. Sekarang ini
antibiotika juga didapatkan dari tanaman tingkat tinggi atau binatang, tidak hanya
berasal dari isolasi mikro organisme.

Kata antibiotik berasal dari bahasa yunani yaitu –anti (melawan) dan –
biotikos (cocok untuk kehidupan). Istilah ini diciptakan oleh salman tahun 1942
untuk mengambarkan semua senyawa yang diproduksi oleh mikroorganisme yang
dapat menghambat pertumbuhan mikro organisme lain. Namun istilah ini digeser
setelah ditemukannya antibiotik sinetis. Kelompok antibiotika dapat terdiri dari
turunan zat yang dibuat secara semi-sintesis, dan senyawa sintesis dengan khasiat
anti bakteri pada umum nya.

Antibiotika semi sintesis yaitu apa bila pada persemaian dibubuhui zat zat
plopor tertentu dan hasilnya disebut senyawa sintesis, misalnya penisilin.
Antibiotika sintesis tidak dibuat lagi dengan jalan biosintesis melainkan dengan
sintesis kimiawi misalnya kloramfenikol. Sekarang ini istilah antibiotika tidak
hanya ditujukan untuk antibiotika yang dihasilkan oleh fungsinya, bahkan obat-
obat antibakteri yang sintesis juga dimasukan dalam golongan antibiotika (Tjay
dan rahardja, 2002).
2. klasifikasi antibiotika

Antibiotik bisa diklasifikasikan berdasarkan mekanisme kerjanya, yaitu :

1. merusak bagian dinding sel bakteri, antara lain beta-laktam (penisilin,


sefalosporin, monobaktam, perbavenom, inhibitor beta-laktamase),
basiterasin dan fakomisin
2. menghambat sintesis protein
3. menghambat enzim-enzim esensial dalam metabolisme folat
4. mempengaruhi metabolisme asam nokleat antara lain kuinolon

Penggolongan antibiotik berdasarkan daya kerjanya, yaitu :

1. Bakterisid
antibiotika yang bekerja secara aktif untuk membasmi kuman dan
membunuh pertumbuhan sel mikroba
2. Bakteriostatik
antibiotik yang tidak bisa memusnahkan kuman dapat menghambat
pertumbuhan sel mikroba sehingga pembasmian kuman hanya tergantung
pada daya tahan tubuh.

2.2. Resistensi
Antibiotika dapat menjadi resisten dengan ciri antibiotik tersebut tidak
terhambat pertumbuhanya ketika diberikan antibiotik secara sistemik dalam dosisi
normal yang semestinya dapat menghambat bajteri itu. Sedangkan, ada suatu
fenomena yang disebut dengan multiple drugs resistance yang merupakan kondisi
ketika seseorang resisten terhadap dua atau lebih obat maupun klasifikasi obat.
Lalu ada pula cross resistence yang merupakan resistensi suatu obat yang diikuti
dengan obat lain meskipun tidak berhubungan (tripathi, 2003)

Menurut warsa (2004) kejadian mikroba resisten terhadap khemoterapi


telah terjadi pada bakteri, jamur, virus, maupun parasit, menurutnya, hasil
penelitian para ahli penyakit infeksi menyebutkan ada penderita penyakit infeksi
yang disebabkan oleh bakteri resisten antibiotika. Akibatnya penyakit makin
berat, makin lama menderita, lebih lama dirumah sakit, dan biaya lebih mahal.

2.3. Infeksi Menular Seksual


1. Pengertian
Infeksi Menular Seksual didefinisikan sebagai penyakit yang di sebabkan
karena adanya invasi organisme virus, bakteri, parasit dan kutu kelamin
yang sebagian besar menular melalui hubungan seksual, baik yang
berlainan jenis ataupu sesama jenis ( Aprilianingrum, 2002)

1. Gejala-gejala Infeksi Menular Seksual


a. Pada laki-laki
 Penis dan area sekitarnya terasa gatal atau panas
 Keluar cairan yang tidak biasa dari penis
 Panggul atau daerah diperut bawah terasa sakit
 Ada benjolan, lecet, atau luka di sekitar penis dan dekat anus
 Kencing terasa sakit
 Sering kencing
 Kehilangan berat badan yang drastis, disertai mencret yang terus
menerus
b. Pada wanita
 Vagina terasa gatal atau panas
 Keputihan baunya tak sedap
 Nyeri panggul atau perut bagian bawah terasa sakit
 Haid atau flek diluar jadwal siklus menstruasi
 Nyeri saat berhubungan seks
 Keputihan yang berbusa , kehijauan, berbau busuk, dan gatal
 Kencing terasa sakit atau panas
(Kompas, 2021)

2. Jenis-jenis Infeksi Menular Seksual (IMS)


a. Gonore (GO)
Kuman penyebab adalah neisseria gonorrhoeae. Masa tunas penyakit
gonorhoeae. Ada masa teggang selama 2-10 hari setelah kuman masuk
kedalam tubuh melalui hubungan seks. Tanda-tanda penyakitnya adalah
nyeri dan bengkak pada panhgkal paha, merah disekitar alat kelamin, dan
kencing nanah kental kuning kehijauan, ujung penis tampak merah dan
agak bengkak. Pada perempuan, 60% kasus tidak menunjukan gejala.
Namun ada juga rasa sakit pada saat kencing dan terdapat keputihan kental
berwarna kekuningan. Akibat penyakit GO pada laki-laki dan perempuan
sering kali berupa kemandulan. Pada perempuan bisa juga terjadi radang
panggul, dan dapat diturunkan pada bayi yang baru lahir berupa infeksi
pada mata yang dapat menyebabkan kebutaan (Annonim, 2005).

b. Herpes genital
Penyakit yang disebabkan oleh virus herpes simplex dengan masa
tenggang 4-7 hari setelah virus masuk kedalam tubuh melalui hubungan
seks. Gejala dan tanda-tanda nya adalah bintil-bintil berair (berkelompok
seperti anggur) yang sangat nyeri pada sekitar alat kelamin. Kemudian
pecah dan meninggalkan luka yang kering dan mengerak, lalu hilang
sendiri.
Gejala kambuh lagi seperti tahap diatas namun tak senyeri tahap
awal bila ada faktor pencetus (stress, haid, minuman/makanan beralkhol)
dan biasanya menetap hilang timbul seumur hidup, pada perempuan sering
kali menjadi kanker mulut rahim beberapa tahun kemudian. Penyakit ini
belum ada obat yang benar-benar manjur , tetapi pengobatan antivirus bisa
mengurangi rsa sakit dan lamanya episode penyakit (Annonim 2005)

c. Sifilis
Kuman penyebabnya adalah treponema pallidum. Masa tanpa
gejala berlangsung 3-4 minggu, kadang-kadang sampai 13 minggu.
Kemudian timbul benjolan disekitar alat kelamin. Kadang-kadang disertai
pusing dan nyeri tulang seperti flu, yang akan hilang sendiri tanpa diobati.
Ada bercak kemerahan pada tubuh sekitar 6-12 minggu setelah hubungan
seks. Gejala ini akan hilang dengan sendirinya sering kali penderita tidak
memperhatikan hal ini. Selama 2-3 tahun pertama penyakit ini tidak
menunjukan gejala apa-apa, atau disebut masa laten, setelah 5-10 tahun
penyakit sifilis akan menyerang syaraf otak, pembuluh darah dan jantung.
Pada perempuan hamil penyakit sifilis dapat ditularkan kepada bayi yang
ada dalam kandungannya dan bisa lahir dengan cacat kulit, hati, limpa dan
keterbelakangan mental (Anonim 2005)

d. Trikomoniasis vaginalis
Trikomoniasis adalah infeksi menular seksual yang disebabkan
oleh parasit trichomonas vaginalis. Gejala dan tanda-tandanya adalah :
cairan vagina encer, berwarna kuning kehijauan, berbusa dan berbau
busuk, vulva agak bengkak, kemerahan, gatal dan terasa tidak nyaman,
nyeri saat berhubungan badan atau saat kencing (Annonim 20018)

e. Klamidia
Penyakit ini disebabkan oleh chlamydia trachomatis. Masa tanpa
gejala berlangsung 7-21 hari. Gejalanya adalah timbul peradangan pada
alat reproduksi laki-laki dan perempuan.
Pada laki-laki gejalanya adalah :Rasa nyeri pada saat kencing,
keluar cairan bening dari saluran kencing bila ada infeksi lebih lanjut,
cairan semakin sering keluar dan bercampur darah. Tidak jarang pula
gejala tidak muncul sama sekali, padahal proses infeksi sedang
berlangsung. Oleh karena itu penderita tidak sadar sedang menjadi
pembawa IMS dan menularkanya kepada pasangan nya melalui hubungan
sekssual.

Pada perempuan, gejalanya bisa berupa keluarnya cairan dari alat


kelamin atau keputihan encer berwarna putih kekuningan, rasa nyeri pada
rongga panggul, perdarahan setelah melakukan hubungan seksual.
Akibat terkena klamidia pada perempuan adalah cacatnya saluran telur dan
kemandulan, radang saluran kencing, robeknya saluran ketuban sehingga terjadi
kelahiran bayi sebelum waktunya (prematur). Sementara pada laki-laki akibatnya
adalah rusaknya saluran air mani dan mengakibatkan kemandulan, serta radang
saluran kencing. Pada bayi, 60%-70% terkena penyakit mata atau saluran
pernafasan (pneumia) (Annonim 2018)

Anda mungkin juga menyukai