net/publication/321316072
CITATION READS
1 2,136
11 authors, including:
Gaguk Resbiantoro
STKIP PGRI Tulungagung
7 PUBLICATIONS 5 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Gaguk Resbiantoro on 27 November 2017.
http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/JPKIMIA
*Corresponding Author:
Nama : Gaguk Resbiantoro dan Aldila Wanda Nugraha
Lembaga : Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, STKIP PGRI Tulungagung
Email : gaguk.resbiantoro@gmail.com dan aldilawanda@gmail.com 80
Jurnal Pendidikan Sains (JPS) Vol 5 No 2 (2017)80-87
ganda. Dengan instrumen ini, dapat ditentukan untuk responden secara individu (Tayubi,
klasifikasi mahasiswa yang paham konsep, ti- 2005)
dak paham konsep, dan yang mengalami mis-
konsepsi, serta juga dapat diidentifikasi Kriteria CRI rendah CRI tinggi
kemungkinan penyebab miskonsepsinya. Tes jawaban (<2,5) (>2,5)
dilakukan pada mahasiswa pendidikan guru Jawaban Jawaban benar Jawaban benar
sekolah dasar yang menempuh mata kuliah benar tapi CRI rendahdan CRI
konsep dasar IPA SD di perguruan tinggi di berarti tidak Tinggi berarti
Tulungagung. Untuk mengidentifikasi tahu konsep menguasai
miskonsepsi, wawancara dan tes pilihan ganda (lucky guess) konsep
adalah dua pilihan yang bisa digunakan. dengan baik
Wawancara bisa digunakan untuk menyelidiki Jawaban Jawaban salah Jawaban salah
konsepsi siswa secara mendalam. Namun, salah dan CRI rendah tapi CRI
mereka tidak dapat diberikan kepada sejumlah berarti tidak tinggi berarti
besar siswa untuk digeneralisasi, tidak dapat tahu konsep terjadi
dianalisis dengan mudah, dan membutuhkan miskonsepsi
waktu lama.
Beberapa tes pilihan ganda sejauh ini Selama penyusunan poin pertanyaan,
sering digunakan dalam identifikasi studi literatur ekstensif dilakukan pada topik
miskonsepsi. Karena, jenis tes ini dapat dengan gaya dan gerak, serta pertanyaan disusun sesuai
mudah diberikan kepada obyek dalam jumlah dengan kriteria yang disebutkan dalam literatur.
besar, penilaian lebih obyektif, dan dapat Beberapa sumber literatur yang digunakan
dengan mudah dianalisis. Tetapi, kelemahannya adalah dari Force and Motion Concept
tidak bisa menyelidiki jawaban siswa secara Inventory dan American Association for the
mendalam. Penelitian ini menggunakan four- Advancement Science (AAAS) Assessment.
tier test untuk identifikasi miskonsepsi. Untuk menentukan validitas isi dari pertanyaan
Instrumen tes pada tahap pertama, adalah tes, tabel disiapkan sesuai dengan pertanyaan
pertanyaan yang berkaitan dengan fenomena dan distribusi topik yang berkaitan dengan
fisika; pada tahap kedua, adalah pertanyaan pertanyaan yang dipersiapkan. Kemudian,
tentang alasan jawaban yang diberikan pada instrumen ini dinilai oleh dua orang ahli untuk
tahap pertama; dan pada tahap ketiga, adalah ditentukan validitas isinya. Butir soal yang telah
pertanyaan yang berkaitan dengan seberapa diterima berdasarkan validasi kemudian
yakin dia tentang jawaban yang diberikan pada diujikan terbatas kepada 36 mahasiswa PGSD
dua tahap sebelumnya, dengan rentang nilai 0- yang menempuh mata kuliah Konsep Dasar
5. Tahap keempat dari tes ini adalah diagnosis IPA SD untuk mengetahui nilai realibilitasnya.
sumber pengetahuan mahasiswa terhadap Soal yang diujikan berjumlah 10 soal dengan
konsep tersebut. Hasil tes ini dapat waktu mengerjakan 40 menit. Perhitungan
ditindaklanjuti melalui wawancara dengan realibilitas dilakukan dengan memberi skor
beberapa sampel penelitian. terlebih dahulu pada setiap butir soal. Skor 1
Tabel 1 menunjukkan empat diberikan untuk siswa yang menjawab tahap
kemungkinan kombinasi dari jawaban (benar pertama dan tahap kedua dengan benar.
atau salah) dan CRI (tinggi atau rendah) untuk Sedangkan jika salah satunya salah, maka skor
tiap obyek secara individu. Untuk seorang adalah 0. Data uji realibilitas kemuadian
obyek dan untuk suatu pertanyaan yang dihitung dengan menggunakan persamaan
diberikan, jawaban benar dengan CRI rendah realibilitas:
menandakan tidak tahu konsep, dan jawaban
benar dengan CRI tinggi menunjukkan
penguasaan konsep yang tinggi. Jawaban salah
dengan CRI rendah menandakan tidak tahu
dengan nilai
konsep, sementara jawaban salah dengan CRI
tinggi menandakan terjadinya miskonsepsi.
82
Jurnal Pendidikan Sains (JPS) Vol 5 No 2 (2017)80-87
Berdasarkan nilai yang diperoleh, dapat IPA. Instrumen yang digunakan adalah
ditentukan kategori realibilitas dari keseluruhan instrumen four-tier test miskonsepsi gaya dan
butir soal yang dikembangkan. Nilai R hitung gerak yang telah divalidasi dan diuji
adalah sebesar 0,5677 yang lebih besar dari R reliabilitasnya. Kejujuran sampel dalam
tabel yaitu 0,3246. Sehingga instrumen tes mengisi CRI sangat dibutuhkan, karena pada
miskonsepsi dapat dikatakan reliabel. hakekatnya penentuan seorang mahasiswa
Selanjutnya instrumen tes diberika pada 161 mengalami miskonsepsi atau tidak tahu konsep
mahasiswa PGSD di salah satu perguruan tinggi didasarkan pada jawaban soal dan nilai CRI
dalam Kabupaten Tulungagung dengan metode yang diberikannya. Untuk menghindari
survei cross-sectional. Metode ini sesuai terjadinya kesalahan dalam pengisian CRI
digunakan karena menurut Creswell metode sekaligus mengontrol konsistensi jawaban dan
survei cross-sectional dapat mengumpulkan CRI nya, maka beberapa upaya telah dilakukan
data secara efisien dan efektif untuk jumlah penulis antara lain; pertama, memberikan
obyek yang besar (Creswell, 2013). penjelasan sedetil mungkin disertai contoh agar
para siswa mengerti betul tentang CRI dan
Hasil Penelitian dan Pembahasan paham bagaimana cara memberikan nilai CRI
Berdasarkan studi literatur ekstensif yang benar untuk setiap jawaban pada setiap
dilakukan pada topik gaya dan gerak, soal; kedua, jumlah soal untuk suatu konsep
ditentukan empat konsep dasar yang akan diberikan sepuluh buah soal, sehingga apabila
digunakan dalam instrumen tes. Konsep-konsep terdapat ketidakkonsistenan pada diri siswa
dasar tersebut, selanjutnya dikembangkan dalam memilih jawaban yang benar dan nilai
menjaadi 10 nomor soal tes. Konsep-konsep CRI yang diberikannya dapat terdeteksi; dan
tersebut adalah: ketiga, untuk memudahkan siswa dalam
1. Gaya yang sama besar dan berlawanan menentukan skala CRI yang akan diberikannya,
arah, bekerja pada objek yang stasioner. maka dalam penelitian tersebut diberikan
2. Benda yang bergerak akan memper- petunjuk operasional dari setiap kriteria skala
tahankan kecepatan dan arah gerak yang CRI.
sama kecuali jika ada gaya yang bekerja Berikut ini adalah hasil analisis data
padanya. yang telah diperoleh. Gambar 1 adalah diagram
3. Kecepatan objek akan terus bertambah, yang menunjukkan kategori miskonsepsi, tidak
selama ada resultan gaya yang sama tahu konsep, dan paham konsep setiap nomor
arahnya dengan arah gerakan objek. soal tes, dari soal nomor 1 (S1) sampai nomor
4. Kecepatan objek akan terus berkurang, 10 (S10). Miskonsepsi terbesar adalah terjadi
selama ada resultan gaya yang pad nomor soal 6 dan 7 yang mencapai 53,70%
berlawanan arahnya dengan arah gerakan dan 52,47%. Soal ini adalah tentang pengaruh
objek. gaya terhadap gerak benda. Sedangkan secara
keseluruhan klasifikasi mahasiswa yang
Sampel penelitian adalah 161 maha- mengalami miskonsepsi adalah sebanyak 36%,
siswa program pendidikan guru sekolah dasar mahasiswa yang paham konsep sebanyak
yang menempuh mata kuliah Konsep Dasar 20,2%, dan mahasiswa yang tidak paham
konsep sebanyak 43,8%.
83
Jurnal Pendidikan Sains (JPS) Vol 5 No 2 (2017)80-87
Data hasil tes juga dianalisis sebaran gaya sudah tidak bekerja pada obyek, maka
miskonsepsi pada empat konsep dasar topik kecepatan geraknya akan berkurang kemudian
gaya dan gerak. Tabel 2 menunjukkan sebaran berhenti, serta gaya konstan dianggap menjadi
miskonsepsi yang terjadi pada mahasiswa syarat untuk menjaga obyek bergerak dengan
berdasarkan masing-masing konsep dasar pada kecepatan konstan.
topik materi gaya dan gerak. Pada tabel tersebut Profil miskonsepsi yang telah berhasil
juga disajikan hasil identifikasi miskonsepsi apa diidentifikasi pada materi gaya dan gerak, yaitu
saja yang terjadi pada setiap konsep tersebut. pada konsep resultan gaya pada benda stasioner
Hal ini mengacu pada alasan yang disampaikan adalah sebesar 26%; konsep kelembaman benda
pada pertanyaan tahap kedua. Mahasiswa sebesar 44%; konsep pengaruh resultan gaya
menganggap tidak ada gaya yang bekerja pada yang searah gerak benda sebesar 38%; serta
obyek stasioner, hanya ada gaya gravitasi pada konsep pengaruh resultan gaya yang
obyek yang stasioner, dan gravitasi tidak berlawanan arah gerak benda sebesar 33%.
bekerja pada obyek stasioner. Selain itu jika
Tabel 2. Analisis Miskonsepsi Pada Tiap Konsep Dasar Gaya dan Gerak
Persentase
Konsep Jenis Miskonsepsi
Miskonsepsi
Tidak ada gaya yang bekerja pada obyek
stasioner.
Gaya yang sama besar dan
Hanya gaya gravitasi yang bekerja pada
berlawanan arah, bekerja pada 26%
obyek stasioner.
obyek yang stasioner.
Gaya gravitasi tidak bekerja pada obyek
yang stasioner.
Jika sebuah gaya hilang pada obyek
Benda yang bergerak akan
bergerak, maka gerakannya akan semakin
mempertahankan kecepatan dan
lambat dan berhenti.
arah gerak yang sama kecuali jika 44%
Gaya konstan diperlukan untuk menjaga
ada gaya yang bekerja padanya.
obyek agar bergerak dengan kecepatan
(kelembaman benda)
konstan.
84
Jurnal Pendidikan Sains (JPS) Vol 5 No 2 (2017)80-87
Kecepatan obyek akan terus Jika resultan gaya yang bekerja pada suatu
bertambah, selama ada resultan obyek adalah konstan, maka obyek
38%
gaya yang sama arahnya dengan tersebut bergerak dengan kecepatan
arah gerakan obyek. konstan.
Tabel 3. Analisis Miskonsepsi Pada Tiap Variable (Indeks Prestasi Mahasiswa, Latar Belakang
Sekolah Menengah, Latar Belakang Bidang Ilmu Sekolah Menengah,
dan Minat Bidang Pendidikan Dasar
Persentase
Variabel Kategori
Miskonsepsi
Rendah 46.47%
Indeks Prestasi Mahasiswa Sedang 34.72%
Tinggi 30.73%
85
Jurnal Pendidikan Sains (JPS) Vol 5 No 2 (2017)80-87
Tabel 4. Sumber pengetahuan yang dominan pada mahasiswa yang mengalami miskonsepsi
86
Jurnal Pendidikan Sains (JPS) Vol 5 No 2 (2017)80-87
87