Anda di halaman 1dari 11

PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK SINTESIS

PERCOBAAN VIII

SINTESIS DIAZOAMINOBENZEN

NAMA : VIVI SASMITA

STAMBUK : G301 14 025

KELOMPOK : IV

ASISTEN : FAMRI RUSDIN

LABORATORIUM KIMIA ORGANIK

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS TADULAKO

TAHUN

2017
I. TUJUAN PERCOBAAN
Percobaan ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mempelajari reaksi garam
diazonium dengan amina dalam sintesis diazoaminobenzen.

II. TINJAUAN PUSTAKA


Sintesis (berasal dari bahasa Yunani syn = tambah dan thesis = posisi) yang
berarti suatu integrasi dari dua atau lebih elemen yang ada yang menghasilkan
suatu hasil baru. Sintesis memiliki arti luas dan dapat digunakanpada bidang
fisika, ideologi, dan fenomenologi. Dalam kimia, sintesis kimia ialah sebuah
proses pembentukan molekul tertentu dari "precursor" kimia (Wikipedia,
2017).

Rekristalisasi merupakan cara yang paling efektif untuk memurnikan zat-zat


organik dalam bentuk padat. Oleh karena itu teknik ini secara rutin digunakan
untuk pemurnian senyawa hasil sintesis atau hasil isolasi dari bahan alam
sebelum dianalisis lebih lanjut. Sebagai metode pemurnian padatan
rekristalisasi memiliki sejarah yang panjang seperti distilasi. Rekristalisasi
merupakan metode yang paling penting untuk pemurnian karena kemudahan
dankeefektivannya. Metode ini sederhana, material padatan ini terlarut dalam
pelarut yang cocok pada suhu tinggi (pada atau dekat titik didih pelarutnya)
untuk me atau dekat ndapatkan jumlah larutan jenuh atau dekat jenuh. Ketika
larutan panas perlahan didinginkan, kristal akan mengendap karena kelarutan
padatan biasanya menurun bila suhu diturunkan. Diharapkan bahwa pengotor
tidk akan mengkristal karena konsentrasinya dalam larutan tidak terlalu tinggi
untuk mencapai jenuh (Mustchler, 1991).

Anilin adalah senyawa turunan benzen yang dihasilkan dar reduksi


nitrobenzen, dengan rumus molekul C6H5NH2. Anilin merupakan cairan
minyak yang tidak berwarnam, namun mudah menjadi coklat karena oksidasi
atau terkena cahaya, bau dan cita rasa khas. Anilin termasuk basa organik
penting, karena merupakan dasar zat warna dan obat toksik bila terkena,
terhirup, atau terserap kulit. Anilin dapat diubah menjadi garam diazonium
dengan bantuan asam nitrit dan asam klorida (Groggins dalam Arif, 2015).

NH2

Gambar 2.2 struktur Anilin


Natrium nitrit ialah pengawet pada pengolahan daging. Natrium nitrit berfungsi
untuk mencegah pembusukan produk-produk daging. Natrium nitrit juga
berfungsi membentuk faktor-faktor sensori seperti warna, aroma, dan cita rasa.
Sehingga dalam industri makanan kaleng, penggunaan NaNO 2 sangat penting
karena dapat menyebabkan warna daging menjadi merah atau pink dan nampak
segar sehingga disukai oleh konsumen. Menurut peraturan menteri kesehatan
RI nomor 722/Menkes/Per/IX/88 tentang bahan tambahan pangan menyatakan
bahwa kadar nitrit yang diijinkan pada produk akhir daging proses adalah 200
ppm. Sedangkan USDA (United States Departement Of Agriculture)
membatasi penggunaan maksimum nitrit sebagai garam sodium atau potasium
yaitu 239,7 g/100 L larutan garam, 62,8 g/100 kg daging untuk daging curing
kering atau 15,7 g/100 kg daging cacahan untuk sosis. Namun, nitrit bersifat
toksin bila dikonsumsi dalam jumlah yang berlebihan. Kehadiran nitrit di
dalam tubuh akan mengurangi masuknya oksigen ke dalam sel-sel atau otak.
Menurut beberapa ahli kimia nitrit dalam tubuh akan bereaksi dengan amino
melalui reaksi yang sangat lambat an mampu membentuk berbagai jenis
nitrosamin yang kebanyakan bersifat karsinogenik kuat (Widya, 2017).

Natrium asetat atau natrium etanoat (CH3COOH) adalah garam natrium dari
asam asetat. Senyawa ini merupakan zat kimia yang diproduksi dalam jumlah
industri untuk berbagai keperluan. Senyawa ini juga kadang dihasilkan dalam
eksperimen laboratorium, misalnya reaksi asam asetat dengan natrium
karbonat, natrium bikarbonat, atau natrium hidroksida, menghasilkan beberapa
basa yang mengandung natrium (Wikipedia, 2017).

O Na

Gambar 2.1 Struktur natrium aasetat

Dalam reaksi penggantian, umunya garam dizaonium dibuat, lalu ditambahkan


reagen nukleofilik kemudian campuran tersebut dibiarkan menghangat atau
dipanasi. Rendemen produk subtitusi biasanya sangat baik yaitu 70-95 % dari
arilamina awal. Gugus diazonium mudah digeser oleh ion halida (F-, Cl-, Br-
atau I-) atau ion sianida (CN-). Reaksi-reaksi tersebut akan memberikan rute ke
aril fluorida, iodida dan nitril (ArCN), yang tidak dapat diperoleh langsung
dengan subtitusi elektrofilik. Walaupun aril bromida dan aril klorida dapat
dihasilkan dengan reaksi subtitusi elektrofilik, produk-produknya masih
sering bercampur dengan produk sampingan yang disubtitusikan. Penggantian
diazonium akan menghasilkan senyawa monokloro atau manaobromo murni,
yang tidak terkontaminasikan oleh produk disubtitusi (Carey, 2001).

Gugus H dapat menggantikan N2+, dengan mereaksikan garam diazonium


dengan asam hipofosfit, H3PO2. Deret ini akan memberikan metode untuk
membuang suatu gugus NH2 dari cincin aromatik. Zat warna azo dapat dibuat
menggunakan reaksi kopling garam aril dari anilin tersubtitusi. Dalam reaksi
ini yang bertindak sebagai suatu eektrofil adalah ion dizaonium. Struktur
resonansi untuk ion diazonium menunjukkan bahwa kedua nitrogen
mengemban muatan positif parsial. Nitrogen terminal akan menyerang posisi
para dari cincin benzen teraktifkan (cincin yang tersubtitusi oleh suatu gugus
pelepas elektron seperi NH2 atau OH). Produk kopling mengandung gugus azo
(-N=N-) dan biasanya dirujuk sebagai senyawa azo. Banyak senyawa azo
digunakan sebagai zat warna (Murry, 2000).

Garam diazonium dapat dibuat dengan mereaksikan anilin, NaNO 2 dan HCl
dalam suhu 5 0C. Garam tersebut dapat dikupling dengan bantuan naftol sebgai
penguplin dan dapat dibuat menjadi pewarna terutama tekstil karena memiliki
warna yang cerah. Anilin merupakan bahan dasar dalam pembuatan warna
diazo. Anilin dapat diubah menjadi garam diazonium dengan bantuan asam
nitrit dan asam klorida. Bahan yang paling umum adalah chromophores azo,
nitro, dan kelompok karbonil, auxhochromes, gugus fungsional yang
meningkatkan intensitas warna, juga bagian penting dari pewarna. Dasar yang
paling umum di chromophores adalah hidroksil, amino, sulfonat, dan
N N
karboksilat. Pewarna azo memiliki ikatan yang bertindak sebagai
kromofor. Zat ini dibuat dengan mengambil garam diazonium dan
menambahkannya ke dalam sistem aromatik yang sangat diaktifkan. Metil
orange merupakan suatu zat warna azo, yang oleh diazonium mengalami
kopling reaksi dengan asam sulfanilat diazotized dan N, N dimatilalanin
(Keenan, 1991).

Diazoaminobenzen merupakan amina aromatik yang berbentuk kristal kuning


keemasan kecil pada suhu kamar. Kristal ini tidak larut dalam air tetapi larut
dalam benzena, eter, dan alkohol panas. Diazoaminobenzen stabil di bawah
suhu dan tekanan normal (Akron, 2009).

Gambar2.3 reaksi pembentukan diazoamiinibenzen


III. METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Waktu Dan Tempat
Percobaan ini dilaksanakan pada Selasa 21 Maret 2017 pukul 15.00
WITA-selesai, bertempat di laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Tadulako
Palu.

3.2 Alat Dan Bahan


Adapun alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah botol
semprot, penyaring buchner, erlenmeyer 250 mL, gelas ukur 25 mL,
magnetic stirer, gelas kimia 50 mL, pipet tetes, termometer, neraca
analitik, batang pengaduk, lemari asam, stopwatch, hot plat, sendok zat,
pipa kapiler dan melting point.

Adapun bahan-bahan yang digunakan adalah akuades, HCl pekat, anilin,


NaNO2, narutan natrium asetat, larutan petroleum, es batu, tissue dan
kertas saring

3.3 Prosedur Kerja


Ke dalam erlenmeyer ditempatkan 37,5 mL air, 12 mL HCl pekat dan 7
mL anilin. Lalu dikocok dengan magnetic stirer dan selanjutnya
ditambahkan 25 gram serpihan es. Kemudian dimasukkan larutan 2,6
gram natrium nitrit dalam 6 mL air, yang diaduk secara konstan selama 5
sampai 10 menit. Selanjutnya, dikocok dengan stirer dan ditambahkan
larutan 10,5 gram kristal natrium asetat dalam 20 mL air selama 5 menit.
Endapan kuning diazoaminobenzen mulai terbentuk dengan seketika.
Selanjutnya, dikocok hingga 45 menit dan jangan dibiarkan temperatur
diatas 20oC (tambahkan es batu bila perlu). Kemudian saring endapan
kuning diazoaminobenzen dengan penyaring buchner dan cuci dengan
125 mL air dingin, lalu keringkan secara sempurna.

Rendemen crude diazoaminobenzen adalah sekitar 15 gram (titik leleh


91oC). Direkristalisasi sebagian kecil crude diazoaminobenzen dengan
100 mL petroleum. Senyawa diazoamino benzen diperoleh (titik leleh
97oC).
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan

No. Sampel Hasil

1. Rendeman kasar 4,404 g


Residu jingga
Filtrat kuning

2. Rendemen murni 3,170 g


Filtrat jingga
Titik leleh 950C

4.2 Analisis Data

Diketahui : Massa HCl pekat = 12 gram

Massa anilin = 7 gram

Massa NaNO2 = 2,6 gram

Massa CH3COONa = 10,5 gram

Jumlah bahan = 32,1 gram

Massa rendemen kasar = 4,404 gram

Massa rendemen murni = 3,170 gram

Ditanya : a. % rendemen kasar dan % rendemen murni =....?

Penyelesaian :

berat endapan
rendemen kasar= 100
Jumlah bahan
4,404 gram
100
32,1 gram

= 13,719 %
berat endapan
rendemen murni= 100
Jumlah bahan
3,170 gram
100
32,1 gram

= 9,875 %

4.3 Persamaan Reaksi

4.4 Retrosintesis
4.5 Mekanisme Reaksi

4.6
Pembahasan
Garam diazonium merupakan senyawa organik yang dihasilkan dari reaksi
amina aromatik primer yang dilarutkan dalam larutan asam mineral dalam
air, yang selanjutnya direaksikan dengan natrium nitrit dalam keadaan
dingin. Diazoamino merupakan hasil sintesis dari reaksi garam diazonium
dan amina. Pada proses diazotasi HCl yang digunakan dibuat berlebih.
Diazoaminobenzen dapat disintesis dari anilin dengan asam klorida dan
ditambahkan natrium nitrit yang diikuti dengan natrium asetat.

Percobaan ini dilakukan dengan tujuan untuk untuk mempelajari reaksi


garam diazonium dengan amina dalam sintesis diazoaminobenzen.

Pembuatan kristal diazoaminobenzen dilakukan dengan cara


mencampurkan air, HCl dan anilin didalam erlenmeyer dan kemudian
dikocok menggunakan magnetic stirer. Pengocokan dilakukan untuk
memaksimalkan tumbukan yang terjadi diantara partikel-partikel senyawa
sehingga lebih mudah bercampur dan homogen. Selain pengocokkan, juga
dilakukan penambahan serpihan es untuk menjaga suhu larutan agar tidak
naik. Pada proses ini, senyawa anilin menjadi aktif karena atom nitrogen
yang bersifat nukleofilik menarik ion hidrogen dari air dan membentuk
muatan positif.

Selanjutnya, menambahkan larutan natrium nitrit ke dalam campuran. Lalu


mengaduknya dengan pengadukan konstan selama 10 menit untuk
memaksimalkan tumbukan yang terjadi agar laju reaksi semakin cepat
sehingga larutan lebih homogen. Selama proses ini terbentuk ion
anildiazonium yang sebelumnya membentuk ion nitrozonium.
Pembentukan ion nitrozonium diawali dengan atom oksigen yang
nukleofilik menembak H+ dari HCl membentuk oksigen yang bermuatan
positif kemudian melepas air untuk menstabilkannya, lalu natrium nitrit
bereaksi dengan HCl hingga terbentuk asam nitrit yang bersifat reversibel
sehingga terbentuk ion nitrozonium. Kemudian ion nitrozonium berikatan
dengan anilin sehingga terbentuk anildiazonium.

Kemudian menambahkan larutan 10,5 gram natrium asetat dalam 20 mL


air ke dalam larutan sebelumnya. Penambahan ini berfungsi untuk
menghilangkan ion klorida yang terdapat dalam larutan. Lalu,
mengaduknya selama 45 menit serta menjaga suhu tetap di bawah 20oC
serta menambahkan serpihan es batu ketika terjadi kenaikan suhu. Suhu di
bawah 20oC agar atom nitrogen tidak lepas dari ikatannya. Saat
penambahan larutan natrium asetat akan terbentuk edapan kuning
diazoaminobenzen dengan seketika. Terbentuknya diazoaminobenzen ini
karena atom nitrogen dari ion anildiazonium menembak asetat sehingga
terjadi ikatan antara anildiazonium dan asetat. natrium yang terikat pada
asetat akan menembak klorida dari HCl maka akan terbentuk NaCl dengan
melepas H+. Selanjutnya, atom nitrogen dari anilin menembak atom
nitrogen dari garam diazonium dengan melepas ion asetat yang akan
berikatan dengan H+ dari HCl. Atom oksigen yang bermuatan positif akan
dilepas dan terbentuk diazoaminobenzen dan HCl. Setelah pengadukan
akan terbentuk endapan yang kuning yang pekat.

Selanjutnya, menyaring endapan yang terbentuk dengan menggunakan


corong buchner. Corong buchner digunakan karena endapan tersebut tidak
bisa dilakukan dengan penyaring biasa. Penyaringan biasa hanya
memanfaatkan gaya gravitasi, sedangkan pada penyaring buchner, bekerja
dengan menyedot (vakum). Prinsip kerja penyaring buchner adalah
meminimalisir suatu tekanan di dalam sistem, sehingga tekanan di
lingkungan menjadi lebih besar, hal inilah yang akan mempercepat proses
penyaringan.

Kemudian mencuci endapan dengan air dingin untuk menghilangkan alkali


pada endapan. Selanjutnya, mengeringkan lalu menimbang kristal dan
diperoleh kristal sebanyak 4,404 gram. Menurut Tim Dosen Kimia
Organik Sintesis (2016), berat rendemen 15 gram, namun karena pada
percobaan ini hanya menggunakan setengah dari prosedur yang
disediakan, seharusnya diperoleh setengah dari yang nilai tersebut yaitu
7,5 gram. Tapi, pada kenyataannnya hasil yang diperoleh tidak sesuai
dengan literatur karena rendemen yang diperoleh lebih sedikit, hal ini
dapat disebabkan karena kurang telitinya praktikan (human eror), sehingga
masih ada beberapa kristal yang tertinggal dalam erlenmeyer dan melekat
pada magnetic stirer.

Kristal diazoaminobenzen yang diperoleh bukanlah kristal murni,


melainkan crude kristal, sehingga perlu untuk memurnikannya. Kristal ini
dapat dimurnikan dengan cara merekristalisasinya dengan menggunakan
100 mL petroleum. Rekristalisasi ialah proses pembentukan kembali
kristal dengan tujuan untuk mengendalikan pembentukan kristal agar
didapat kristal yang baik dan juga untuk memurnikan kristal. Prinsip
rekristalisasi adalah melarutkan senyawa dengan pelarut yang sesuai di
dekat titik didih pelarut lalu didinginkan untuk membentuk kembali kristal.
Pelarut yang digunakan harus dapat melarutkan senyawa pada titik didih
pelarut tetapi sedikit atau sama sekali tidak melarutkan senyawa pada suhu
kamar dan tidak bereaksi dengan senyawa. Petrolium digunakan karena
bersifat semi polar dan mudah menguap sehingga diharapkan pengotor
yang ada juga ikut menguap. Selanjutnya, mengeringkan dan menimbang
kristal diazoaminobenzen (murni) hasil reksristalisasi dan diperoleh massa
kristal sebanyak 3,170 gram. Kemudian mengukur titik lelehnya dengan
menggunakan alat melting point. Titik leleh merupakan suhu dimana suatu
senyawa mulai beralih fasa dari padatan menjadi cairan sampai semuanya
menjadi cair sempurna. Diperoleh titik lelehnya sebesar 95 oC. Menurut
Tim Dosen Kimia Organik Sintesis (2016), senyawa murni
diazoaminobenzen memiliki titik leleh 97oC dan dapat disimpulkan hasil
kurang sesuai sesuai literatur. Hal ini mungkin saja disebabkan saat
mengamati titik lelehnya, praktikan kurang teliti, mungkin saja kristalnya
belum cair sempurna. Rendemen kristal yang diperoleh yaitu 13,719 %
untuk crude kristal, sedangkan kristal murninya adalah sebanyak 9,875 %.

V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Sintesis diazoaminobenzen dapat dilakukan dengan mereaksikan
anilin dengan asam klorida dan ditambahkan natrium nitrit yang
diikuti dengan natrium asetat.
2. Pembentukan diazoaminobenzen melalui beberapa tahap, yaitu
pembentukan nitrozonium, lalu anildiazonium yang kemudian
menjadi diazoaminobenzen setelah penambahan natrium asetat.
3. Dalam sintesis diazoaminobenzen suhunya benar-benar harus
diperhatikan agar tetap selalu di bawah 200C.
5.2 Saran
Sebaiknya dalam melakukan praktikum terlebih dahulu mempelajari
materinya agar mengetahui hal-hal apa saja yang berpengaruh pada hasil
yang akan diperoleh, hal apa saja yang harus diperhatikan saat
memberikan perlakuan, dan harus lebih teliti agar kesalahan yang terjadi
dapat diminimalisir.

DAFTAR PUSTAKA

Akron. 2009. The Chemical Database. The Department of Chemistry at the


University of Akron. United State.

anonim. 2017. Natrium asetat. Online (https://id.wikipedia.org/wiki/


Natrium_asetat). Diakses tanggal 01 April 2017. Palu.

Anonim. 2017. Pengertian sintesis. Online (https://id.wikipedia.org/wiki/


Sintesis). Diakses tanggal 01 April 2017. Palu.
Anonim. 2017. Pemisahan Campuran Dekantasi. Online (https://bisakimia.com/
2013/12/13/pemisahan-campuran-dekantasi). Diakses tanggal 01 April
2017. Palu.

Ridhay, A. Dan Hardi, J. 2016. Penuntun Praktikum Organik Sintesis. Jurusan


Kimia FMIPA UNTAD. Palu.

Widya. 2017. Zat pengawat. Online (https://ningsihwidya.wordpress.com/zat-


pengawet-natrium-nitrit/). Diakses tanggal 01 April 2017. Palu.

Anda mungkin juga menyukai