FLAVONOID
Spektroskopi UV-Vis merupakan metode utama yang digunakan untuk menganalisis struktur
flavonoid.
A. MENGAPA MENGGUNAKAN SPEKTRO UV?
1. Sampel yang dibutuhkan sedikit, biasanya 0.1 mg. Caranya: membuat sejumlah
larutan yang mengandung 0.1 mg sampel dengan pelarut methanol p.a (pro
analisis).
2. Informasi struktur yang diperoleh beragam (menggunakan pereaksi geser).
Pereaksi geser ini yang akan bereaksi dengan satu atau lebih gugus fungsi pada
struktur inti flavonoid. Sampel akan mengalami pergeseran
hipsokromik/batokromik. Umumnya yang terjadi batokromik.
Pereaksi geser:
a. Natrium metoksida (NaOMe)
Timbang sebanyak 2,5 gram logam Na dipotong kecil-kecil dan ditambahkan
ke dalam 100 mL metanol dengan hati-hati sehingga kadarnya 2,5% (b/v).
Larutan kemudian disimpan dalam botol kaca yang tertutup plastik.
b. Natrium asetat (NaOAc)
Untuk membuat pereaksi geser NaOAc, digunakan serbuk natrium asetan
anhidrat p.a (pro analisis).
c. Natrium asetat / asam borat (NaOAc / H3BO3)
Untuk membuat pereaksi geser NaOAc/H3BO3, digunakan serbuk
asam borat anhidrat dengan tingkat mutu p.a (pro analisis) atau tingkat mutu
AR.
Pengukuran spektrum NaOAc + H 3BO3 dilakukan dengan dua
cara tergantung dari hasil pengukuran spektrum NaOAc setelah 5 menit
apakah terjadi penguraian atau tidak.
● Bila tidak terjadi penguraian maka pengukuran spektrumnya dilakukan
dengan cara, sejumlah serbuk asam borat anhidrat ditambahkan ke dalam
kuvet yang berisi larutan sediaan pada pengukuran NaOAc, kemudian
dikocok dan diukur spektrumnya.
● Bila terjadi penguraian maka pengukuran spektrum dilakukan dengan cara
larutan sediaan ditambahkan 5 tetes pereaksi asam borat kemudian
dijenuhkan dengan NaOAc + H3BO3 setelah itu diukur panjang
gelombangnya.
d. Aluminium klorida (AlCl3)
Timbang sebanyak 5 gram AlCl3 segar dan kering ditambahkan dengan hati-
hati ke dalam 100 mL metanol sehingga kadarnya 5% (b/v). Tambahkan
methanol sampai tanda batas dan dihomogenkan. Larutan kemudian
disimpan dalam botol plastik tertutup.
e. Aluminium klorida / asam klorida (AlCl3 /HCl)
Sejumlah 50 mL HCl pekat p.a (pro analisis) ditambahkan ke
dalam gelas piala. Kemudlian dilarukan dengan sedikit aquades. Pindahkan ke
dalam labu ukur 100 mL, tambahkan aquadest sampai tanda batas, lalu
homogenkan. Kadar antara HCl dan aquadest yaitu 50% (v/v).
Pengukuran spektrum dengan pereaksi geser AlCl3+HCl dilakukan
dengan cara, sebanyak 3 tetes pereaksi HCl ditambahkan ke dalam kuvet
yang berisi larutan sediaan dan AlCl3 , selanjutnya diukur panjang
gelombangnya.
B. SPEKTRUM UMUM FLAVONOID
Spektrum umum flavonoid, terdiri dari dua serapan maksimum atau dua pita.
Serapan maksimum pita II biasanya berada pada rentang Panjang gelombang 240-285
nm (berasal dari system Benzoil-Cincin A). Serapan maksimum pita I biasanya berada
pada rentang Panjang gelombang 300-400 nm (berasal dari system Sinamoil-Cincin
B).
Untuk mengetahui keragaman struktur flavonoid, bisa menggunakan pereaksi
geser. Diatas merupakan contoh spektrum yang menggunakan penambahan pereaksi
geser. Garis melengkung yang nyambung, merupakan serapan awal. Garis
melengkung yang putus-putus, merupakan serapan sampel setelah ditambahakn
pereaksi geser. Bahwa terjadi pergeseran Panjang gelombang batokromik (gambar
diatas).
Ciri khas: serapan pita I yang lebih besar, sedangkan serapan pita II lebih kecil.
Kalkon Auron
Pita II : 220-270 nm Pita I: 370-430 nm
Antosianidin Antosianin
Pita I Pelargonidin (4’-OH) = 520 Pita I 3-glikosida pelargonidin =
nm 506 nm
Pita I Sianidin (3’, 4’-diOH) = 553 Pita I 3-glikosida sianidin = 525 nm
nm
Berarti, terjaadi hipsokromik ketika terjadi glikosilasi atau metilasi
D. PENGARUH PEREAKSI GESER NATRIUM METOKSIDA (NaOMe)
Semua hidroksi pada struktur inti flavonoid akan lebih terionisasi dengan penambahan
basa Natrium Metoksida. Sebagian besar akan mengalami pergeseran Panjang
gelombang pada kedua pita.
1. FLAVON DAN FLAVONOL
KALKON AURON
4-OH atau 4’-OH : batokromik pada 4-OH atau 6-OH : batokromik pada
pita I pita I
F. PENGARUH PEREAKSI GESER NATRIUM ASETAT-ASAM BORAT
Campuran ini biasanya digunakan untuk mendeteksi kelompok dihidroksi pada semua
flavonoid kecuali pada antosianidin dan antosianin.
1. FLAVON DAN FLAVONOL
● o-dihidroksi flavon dan flavonol pada cincin B : batokromik pada pita I
12-30 nm
● o-dihidroksi pada cincin A (6, 7 atau 7,8): batokromik yang lebih kecil
pada pita I
2. ISOFLAVON, FLAVANON DAN DIHIDROFLAVONOL
● o-dihidroksi pada kalkon dan auron (pada cincin B): batokromik sebesar
28-36 nm
● o-dihidrosi pada cincin A: batokromik yang lebih kecil pada pita I
G. PENGARUH PEREAKSI GESER ALUMINIUM KLORIDA (AlCl3 /HCl)
Aluminium klorida akan membentuk elat dengan flavonoid dan hasil dari reaksi ini
akan menyebabkan pergeseran batokromik pada spektrum pita I dan pita II
1. FLAVON DAN FLAVONOL
● 5-OH (tanpa OH pada posisi 3) : batokromik pada pita I sebesar 35-55 nm
(penambahan AlCl3/HCl). Jika pergeseran batokromiknya hanya 17-20 nm
menunjukkan adanya 6-oksigenasi (6-OH)
● Flavon dengan 3 atau 3 dan 5 OH (di-OH) : batokromik pada pita I 50-60
(penambahan AlCl3/HCl)
● o-dihidroksi (pada cincin B) : batokromik pada pita I sebesar 30-40 nm
(penambahan AlCl3)
2. ISOFLAVON, FLAVANON DAN DIHIDROFLAVANOL