Anda di halaman 1dari 11

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/287583732

Teknologi Deionisasi untuk Produksi Air Murni

Article · December 2015

CITATIONS READS
0 5,092

1 author:

Anita Kusuma Wardani


Bandung Institute of Technology
34 PUBLICATIONS   232 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Anita Kusuma Wardani on 21 December 2015.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Teknologi Deionisasi untuk Produksi Air Murni
Anita Kusuma Wardani*
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Bandung
Jalan Ganesa No. 10, Bandung, Indonesia
*Corresponding Author: anita.k.wardani@students.itb.ac.id

Abstrak
Kebutuhan air murni terus meningkat, terutama untuk keperluan industri. Salah satu parameter penting
pada kualitas air murni yaitu nilai konduktivitas yang berkaitan erat dengan keberadaan ion di dalam air.
Air murni memiliki syarat nilai konduktivitas yang mendekati nol, oleh karena itu proses penyisihan ion
(deionisasi) perlu dilakukan. Beberapa teknologi penghilangan ion telah dikembangakan, antara lain
sistem penukar ion (IE), elektrodialisis (ED), elektrodeionisasi (EDI), dan deionisasi kapasitif, baik tanpa
membran (CDI) maupun dengan membran (MCDI). Teknologi-teknologi tersebut mampu menghilangkan
garam dan ion terlarut dalam air hingga lebih dari 90% sehingga produk yang dihasilkan memenuhi
kualitas air murni.

Kata kunci: deionisasi, air murni, konduktivitas

1. Pendahuluan juga sering disebut sebagai elektrolit.


Semakin tinggi jumlah elektrolit, maka
Air murni merupakan salah satu kompenen semakin tinggi nilai konduktivitas air.
penting pada industri, terutama pada industri Demikian juga sebaliknya, semakin sedikit
elektronik, semikonduktor, dan farmasi. Air kandungan elektrolit dalam air, maka
murni didefinisikan sebagai air yang semakin rendah konduktivitas, seperti air
mengandung senyawa H2O murni, dengan murni dengan konduktivitas mendekati nol
kandungan senyawa terlarut maupun ion-ion [1].
yang sangat rendah.
2. Klasifikasi Air Murni
Teknologi yang digunakan untuk produksi
air murni umumnya berbasis penyisihan ion Air murni dapat diklasifikasikan berdasarkan
(deionisasi), karena salah satu parameter beberapa parameter, seperti konduktivitas,
penting pada kualitas air murni yaitu nilai resistivitas, keberadaan mikroorganisme,
konduktivitas yang berkaitan erat dengan jumlah pirogen, silika, dan senyawa organik
keberadaan ion di dalam air. (TOC) [2]. Terdapat setidaknya lima
kategori air murni berdasarkan standar yang
Konduktivitas merupakan ukuran telah digunakan secara konvensional, seperti
kemampuan air untuk melewatkan aliran pada tabel 1. Setiap kategori air murni
listrik. Kemampuan ini secara langsung memiliki aplikasi yang berbeda-beda, yaitu:
berkaitan dengan konsentrasi ion di dalam
air. Ion-ion di dalam air berasal dari garam a. Air terionisasi (deionised water) untuk
terlarut dan senyawa anorganik seperti umpan boiler dengan tekanan sedang,
alkali, klorida, sulfida, dan senyawa make-up pada proses dialisis ginjal, dan
karbonat. Senyawa terlarut yang menjadi ion pembuatan baterai;
2
Anita Kusuma Wardani, Teknologi Penghilangan Ion untuk Produksi
Air Murni, 2015, 1-10

Tabel 1 Klasifikasi kualitas air murni – adaptasi dari British Water (1986)

Resistivitas Mikroorga TDS Pyrogens/ Silika reaktif TOC


Tipe air
(MΩ.cm nisme total maks. endotoxins (μg/L sebagai (mg/L
murni
pada 25°C) CFU/mL (mg/L) (EU/mL) SiO2) sebagai C)
Deionised 0,05 - 10 - 500 -
Purified 0,2 100 1 - 100 < 0,5
Apyrogenic 0,8 0,1 1 0,25 100 0,05-0,07
High purity 10 1 0,5 - 20 -
Ultrapure 18 1 0,005 - 2 0,05

b. Air murni (purified water) untuk indutri sintesis (dengan diameter sekitar 0,6 mm).
farmasi, kosmetik, dan kimia; Kumpulan resin penukar ion tersebut yang
c. Air apirogenik (apyrogenic water) bertugas menghilangkan ion-ion terlarut
digunakan pada pencucian botol, dalam air dengan mempertukarkan ion H+
pembuatan tisu, dan air untuk injeksi; dan OH- untuk menggantikan ion-ion terlarut
d. Air kemurnian tinggi (high purity water) [2, 6]. Resin penukar ion umumnya terbuat
untuk boiler tekanan tinggi, sistem dari polimer yang tidak mudah larut dan
pembangkit, dan untuk keperluan memiliki sisi pertukaran ion dengan jumlah
laboratorium; yang banyak [7]. Ion di dalam larutan
e. Air ultra murni (ultrapure water) untuk berpindah menuju resin penukar ion akibat
industri mikroelektronik, semikonduktor, adanya perbedaan densitas muatan relatif
dan umpan pada boiler superkritik. (muatan per volum terhidrasi).

3. Teknologi Deionisasi Umpan

Proses desalinasi untuk produksi air murni


dengan metode deionisasi terus Resin Penukar
dikembangkan hingga saat ini. Beberapa Ion
teknologi untuk menyisihkan ion-ion terlarut
di dalam air, antara lain:

3.1 Sistem Penukar Ion (IE) Pembatas


Resin Produk
Sistem penukar ion (IE) telah banyak
digunakan untuk proses penghilangan
Gambar 1 Sistem penukar ion [8]
kesadahan (water softening) dan produksi air
murni [3]. Sistem penukar ion memiliki Resin penukar ion terdiri dari penukar ion
keunggulan yaitu proses yang sederhana dan positif (kation) dan penukar ion negatif
tidak memerlukan energi untuk pertukaran (anion). Ion bermuatan positif (seperti
ion, namun memiliki kelemahan yaitu kalsium dan magnesium) dihilangkan oleh
memerlukan regenerasi dengan asam dan resin kation dengan mempertukarkan ion H+.
basa kuat [4, 5]. Sedangkan untuk ion bermuatan negatif
(seperti sulfat dan klorida) dipertukarkan
Sebuah sistem penukar ion terdiri dari dengan ion OH- oleh resin anion. Ion H+ dan
sebuah tangki yang berisi kumpulan resin
3
Anita Kusuma Wardani, Teknologi Penghilangan Ion untuk Produksi
Air Murni, 2015, 1-10

OH- yang dilepaskan oleh resin akan produk akan memiliki konsentrasi ion yang
berikatan membentuk senyawa H2O. rendah [15].

Ketika resin telah mencapai keadaan jenuh,


pertukaran ion tidak dapat berlangsung, oleh
karena itu perlu dilakukan regenerasi.
Regenerasi untuk resin kation menggunakan
senyawa asam kuat (biasanya HCl) dan
untuk resin anion menggunakan basa kuat
seperti NaOH [9, 10].

3.2 Elektrodialisis (ED)

Elektrodialisis merupakan proses industri Gambar 2 Modul elektrodialisis [13]


yang pertama kali menggunakan membran
penukar ion pada skala besar. Pada sebuah Elektrodialisis sebaiknya digunakan pada
sistem elektrodialisis, membran penukar skala kecil dengan kapasitas kurang dari 100
anion dan kation dipasang dengan susunan m3/hari dengan umpan yang mengandung
modul plate and frame mulai dari satu TDS antara 1.000 hingga 5.000 mg/L [16].
pasang sel hingga 100 pasang sel, sesuai Lundstorm [17] merupakan orang pertama
dengan kebutuhan. Membran penukar anion yang mengembangkan proses desalinasi
dan kation dipasang di antara dua buah skala kecil menggunakan ED dengan sumber
elektroda (anoda dan katoda), dengan jarak energi berupa tenaga matahari. Kemudian,
antar membran dibuat sekecil mungkin untuk Ishimaru [18] mempelajari penggunaan sel
meminimalkan resistansi elektrik dan photovoltaic (sumber energi DC yang
konsumsi energi [11]. diperoleh dari hasil konversi energi
matahari) untuk mengoperasikan ED pada
Membran yang digunakan pada sistem ED area terpencil di Jepang. Air umpan yang
merupakan membran selektif dan digunakan mengandung TDS 1.500 ppm.
semipermeabel yang mampu melewatkan Proses desalinasi tersebut mampu
ion-ion teralrut. Prinsip pemisahan pada menghilangkan TDS dengan cukup baik,
elektrodialisis bedasarkan pada gaya tarik- sehingga produk dapat digunakan sebagai air
menarik antar muatan bukan berdasarkan minum.
ukuran [12]. Larutan yang mengandung
garam dipompakan pada sel antar membran, Selanjutnya, Al Madani [19] ikut
dan tegangan listrik dialirkan pada kedua mengembangkan modul ED dengan tenaga
elektroda di ujung sistem ED. Kation yang dari sel photovoltaic. Modul terdiri dari 24
terlarut dalam umpan akan berpindah pasang sel membran penukar ion, dengan
menuju katoda dan anion akan berpindah variasi berupa laju alir dan temperatur.
menuju anoda. Kation akan dengan mudah Umpan yang digunakan ada dua jenis, yaitu
menembus membran penukar kation namun larutan NaCl dan air permukaan dengan
akan tertahan oleh membran penukar anion. salinitas medium. Proses ED tersebut
Begitu juga dengan anion yang mampu mampu menghilangkan garam hingga 95%
menembus membran penukar anion namun pada air permukaan dan 99% pada larutan
tertahan oleh membran penukar kation [13, NaCl.
14]. Oleh karena itu ion-ion tersebut akan
terkumpul pada konsentrat, sedangkan
4
Anita Kusuma Wardani, Teknologi Penghilangan Ion untuk Produksi
Air Murni, 2015, 1-10

3.3 Elektrodeionisasi (EDI) muatan tetap, positif ataupun negatif [30].


Membran penukar kation (CEM)
EDI memiliki prinsip kerja yang mirip memungkinkan pergerakan kation
dengan proses elektrodialisis (ED), dimana menembus membran dan menghambat
ion garam pada larutan umpan dipindahkan molekul lainnya yang bermuatan negatif.
dengan bantuan medan listrik dan dipisahkan Begitu pula sebaliknya bagi membran
oleh membran selektif ion. Perbedaan dari penukar anion (AEM). AEM memungkinkan
kedua proses tersebut adalah penggunaan anion bergerak menembus lapisan membran
resin penukar ion didalam modul EDI yang dan menghambat molekul lainnya yang
berfungsi menurunkan hambatan modul bermuatan positif. Bagian ujung
secara keseluruhan [20, 21]. EDI mampu kompartemen dilengkapi dengan elektroda
menolak garam hingga lebih dari 99,5% dan ketika listrik dialirkan, beda tegangan
dengan resistivitas sebesar 1–18 MΩ.cm dan dihasilkan dan proses pemisahan mulai
TOC kurang dari 0,05 mg/L [22-24]. Kadar berlangsung. Kation akan bergerak ke arah
bakteri juga dapat diminimalkan karena katoda (bermuatan negatif) dan anion akan
keberadaan arus listrik dalam sistem mampu bergerak ke arah anoda (bermuatan positif)
menghambat pertumbuhan mikroorganisme [31, 32].
yang ada dalam air. Elektrodeionisasi
memiliki beberapa keunggulan jika Pada EDI, proses ionisasi berlangsung
dibandingkan dengan sistem penukar ion melalui dua tahap, yaitu (1) elektropermutasi
konvensional, yaitu proses yang kontinyu dimana ion dalam larutan umpan melekat
dengan kualitas produk yang stabil, dan tidak pada resin penukar ion, dan (2)
memerlukan regenerasi [20, 25, 26]. elektroregenerasi dimana ion yang melekat
pada resin dilepaskan karena substitusi oleh
Modul EDI terdiri beberapa kompartemen, ion H+ dan OH- dari pemecahan molekul air
yaitu diluat atau produk, konsentrat, dan dengan beda voltase sebagai gaya dorong
elektroda. Kompartemen diluat diisi dengan utama. Tahap regenerasi inilah yang
resin penukar ion campuran, yang berfungsi menjaga kestabilan instrumen EDI melalui
untuk meningkatkan perpindahan komponen minimalisasi perubahan pH sehingga
ion dari larutan umpan menuju kompartemen terhindar dari fenomena polarisasi. Hanya
konsentrat melalui membran penukar ion dengan menyuplai listrik, seluruh resin pada
[25, 27]. Penambahan resin penukar ion pada kompartemen dapat meregenerasi kandungan
kompartemen diluat juga mengatasi masalah ion basa dan asamnya secara otomatis tanpa
resistivitas listrik yang tinggi ketika perlu melibatkan penambahan zat kimia dari
diperoleh air berkualitas tinggi (nilai luar.
konduktivitas sangat rendah). Keberadaan
resin membuat ion dalam larutan dapat EDI tidak memerlukan regenerasi namun
bertransfer dengan konduktivitas yang lebih memerlukan kualitas air umpan yang baik,
tinggi dan menciptakan proses transport umumnya dengan tingkat kesadahan kurang
yang lebih efektif, terutama pada dari 1 mg/dm3 (sebagai CaCO3), sehingga
kompartemen diluat [28]. perlakuan awal (pretreatment) harus
dilakukan. Membran reverse osmosis (RO)
Membran selektif pada EDI berfungsi banyak digunakan sebagai perlakuan awal
sebagai pembatas antar kompartemen, serta umpan sebelum dialirkan ke sistem EDI
untuk membantu regenerasi resin penukar karena membran RO umumnya mampu
ion [7, 29]. Membran yang digunakan menolak TDS hingga 95-98% [33, 34].
bersifat selektif permeabel dan memiliki
5
Anita Kusuma Wardani, Teknologi Penghilangan Ion untuk Produksi
Air Murni, 2015, 1-10

Gambar 3 Aliran pada modul elektrodeionisasi [28]

Liang dkk. [35] memproduksi air dengan ketika laju alir umpan ditingkatkan,
kemurnian tinggi menggunakan modul EDI resistivitas produk justru berkurang.
yang terdiri dari 240 sel untuk aplikasi air
make up pada boiler. Umpan EDI yang 3.4 Deionisasi Kapasitif (CDI)
digunakan merupakan produk dari membran
RO dengan kandungan 1% garam dan 3% Deionisasi kapasitif (CDI) merupakan
silika. Selanjutnya D. Auerswald juga teknologi desalinasi alternatif terutama untuk
mengkombinasikan sistem RO/EDI untuk air payau dengan salinitas rendah [39].
memproduksi air murni untuk keperluan Teknologi CDI bekerja berdasarkan prinsip
power plant make up [36]. Sistem EDI yang electrosorption atau penyerapan elektron
digunakan oleh Auerswald mampu sehingga mampu menghilangkan ion terlarut
menghasilkan air murni sebanyak 25 juta dalam air [40]. Sebuah deionisasi kapasitif
galon selama 8 bulan, dengan konsentrasi terdiri dari dua buah elektroda berpori yang
ion rata-rata: natrium 2 μg/L, klorida dan diletakkan berhadapan dan sebuah saluran
sulfat masing-masing 0,2 μg/L, dan silika 8 diantara kedua elektroda yang berfungsi
μg/L. untuk tempat mengalirnya air. Ketika arus
listrik dari sumber energi DC (baterai, panel
Wang dkk. [37] memproduksi air ultra murni surya, dll.) dialirkan pada elektroda, ion-ion
dengan mengumpankan produk RO pada terlarut dalam air akan teradsorp pada
sistem EDI. Resistivitas produk yang mikropori elektroda, dan ketika arus listrik
dihasilkan sebesar 12-18 MΩ.cm. Produk dihentikan, ion-ion terardsorp tersebut akan
yang dihasilkan cenderung stabil bahkan kembali lepas menuju saluran air. Kedua
setelah dioperasikan selama 6 jam, tahap tersbut disebut tahap adsorpsi ion (ion
resistivitasnya berkisar 17±0,7 MΩ.cm. adsorption step) dan tahap desorpsi ion (ion
Song dkk. [38] juga mempelajari kombinasi desorption step) [41].
RO/EDI untuk menghasilkan ultra murni
dengan memvariasikan temperatur, laju alir Aliran listrik pada elektroda menyebabkan
umpan, dan densitas arus. Hasil yang elektroda menjadi bermuatan, anoda
diperoleh menunjukkan bahwa ketika bermuatan positif dan katoda bermuatan
temperatur operasi meingkat maka negatif [21, 42]. Ion-ion positif yang terlarut
resistivitas produk juga meningkat, namun dalam air akan teradsorp menuju katoda, dan
sebaliknya ion-ion negatif akan teradsorp
6
Anita Kusuma Wardani, Teknologi Penghilangan Ion untuk Produksi
Air Murni, 2015, 1-10

pada anoda. Hal ini terjadi akibat adanya CDI dianggap sebagai alternatif yang
gaya elektrostatik antara elektroda dan ion- potensial untuk pengolahan air karena
ion terlarut. Ketika kapasitas adsorpsi telah beberapa alasan berikut:
mencapai nilai maksimum, ion teradsorp
dapat dengan mudah dilepaskan dengan  Tidak seperti proses berbasis membran,
membalik potensial antara kedua elektroda seperti reverse osmosis (RO) atau
sehingga ion-ion akan lepas dan elektroda nanofiltrasi (NF), CDI tidak memerlukan
dapat digunakan kembali [42-48]. tekanan tinggi,
 CDI membutuhkan tegangan yang rendah
CDI mulai dipelajari pada pertengahan sehingga biaya operasi rendah dan lebih
1960an hingga awal 1970an oleh Caudle aman,
dkk. [49], dengan menggunakan elektroda  CDI cocok untuk dioperasikan pada
karbon yang dibuat dari bubuk karbon aktif. daerah terpencil karena dapat
Kemudian Johnson dkk. [50] mempelajari dioperasikan dengan panel surya,
CDI dengan proses reversibel. Mereka sehingga teknologi ini juga dapat
mengkombinasikan berbagai parameter dikatakan ramah lingkungan.
proses dengan teori dasar CDI yang telah
ada, dan juga memvariasikan material 3.5 Deionisasi Kapasitif dengan
elektroda yang digunakan [50-52]. Membran (MCDI)

CDI umumnya menggunakan elektroda


berupa karbon yang memiliki luas
permukaan besar untuk meningkatkan
kapasitas adsorpsi. Namun struktur pori pada
elektroda karbon menyebabkan pengurangan
efisiensi adsorpsi ion selama operasi
berlangsung. Masalah tersebut dapat
diminimalisir dengan mengkombinasikan
proses CDI dengan membran penukar ion,
Gambar 4 Sistem adsorpsi ion pada deionisasi atau sering disebut sebagai sistem deionisasi
kapasitif [28]
kapasitif dengan membran (MCDI) [55-59].
Jande and Kim [53] menggunakan CDI MCDI telah terbukti mampu meningkatkan
untuk menghasilkan air ultra murni dengan efisiensi penghilangan ion [21]. MCDI juga
menggunakan tegangan 2 V, laju alir umpan ramah lingkungan karena tidak
0,31 mL/s, dan volume saluran air 70 mL. menghasilkan kontaminan atau produk
Proses tersebut mampu mengurangi samping yang berbahaya selama proses
konsentrasi NaCl pada umpan sebesar penghilangan ion maupun regenerasi [60].
32.702 mg/L menjadi 2,1 mg/L, sehingga
MCDI merupakan modifikasi dari CDI
pengurangan garam mencapai 99,99%.
dengan menambahkan membran penukar
Selanjutnya Andelman [54] melakukan
kation di depan katoda dan membran
desalinasi dengan umpan yang mengandung
penukar anion di depan anoda [40, 55, 61].
NaCl 23.953 mg/L. Tegangan listrik yang
Ion yang terlarut dalam air akan tertarik
digunakan sebesar 1 V, dengan laju alir
menuju membran penukar ion dan
umpan 1,5 mL/s, dan volume saluran air 13
selanjutnya teradsorp pada elektroda,
mL. Pengurangan garam yang dihasilkan
sehingga produk akan memiliki konsentrasi
sebesar 26,75%.
ion yang rendah. Sama seperti CDI, proses
7
Anita Kusuma Wardani, Teknologi Penghilangan Ion untuk Produksi
Air Murni, 2015, 1-10

regenerasi MCDI dapat dilakukan dengan elektroda komposit yang selektif terhadap
mengurangi tegangan listrik atau membalik nitrat, sistem MCDI mampu menghilangkan
potensial kedua elektroda [56]. ion nitrat secara efektif [64].

Secara umum, MCDI bekerja seperti


elektrodeionisasi, yaitu menghilangkan ion
berdasarkan perbedaan tegangan sehingga
ion-ion berpindah melalui membran penukar
ion. Namun, MCDI memiliki beberapa
keunggulan dibandingkan dengan EDI.
Pertama, MCDI menghilangkan ion dengan
mengadsorp ion pada elektroda sehingga
mampu meminimalisir adanya kontaminasi
pada produk. Kontaminasi ini dapat terjadi
akibat permselektivitas yang tidak sempurna
dari membran penukar ion [23]. Kedua,
modul MCDI lebih mudah disusun karena
Gambar 5 Modul MCDI [62] tidak memerlukan resin penukar ion. Ketiga,
EDI membutuhkan minimal dua aliran
J. B. Lee dkk. merupakan tim yang pertama umpan untuk kompartemen diluat dan
kali menggunakan sistem MCDI pada tahun retentat, sedangkan MCDI hanya
2006 untuk mengolah air limbah pada power memerlukan satu kompartemen karena
plant. Hasil yang diperoleh menunjukkan proses adsorpsi dan desorpsi terjadi pada
bahwa MCDI mampu menghilangkan aliran yang sama [55, 56, 59].
natrium dan klorida dengan laju
pengurangan 19% lebih tinggi jika 4. Kesimpulan
dibandingkan dengan CDI. MCDI mampu
menghilangkan garam hingga 92% dengan Proses desalinasi untuk produksi air murni
konsumsi energi sebesar 1,96 kWh/m3 [55]. dengan metode penghilangan ion meliputi
Uji MCDI juga dilakukan oleh H. Li dkk. sistem penukar ion (IE), elektrodialisis (ED),
[58] menggunakan CNT (carbon nanotube) elektrodeionisasi (EDI), dan deionisasi
dan CNF (carbon nanofiber) sebagai kapasitif (CDI), dan deionisasi kapasitif
elektroda. Hasil yang diperoleh dengan membran (MCDI). Secara umum,
menunjukkan bahwa pengurangan garam teknologi-teknologi tersebut mampu
yang dihasilkan oleh MCDI 49,2% lebih menghilangkan kandungan garam dan ion-
besar dari CDI. Mereka juga membuktikan ion terlarut hingga lebih dari 90%.
bahwa pengoperasian MCDI dengan
sepasang elektroda setara dengan CDI Daftar Pustaka
dengan 10 pasang elektroda. [1] Rhoades, J., Salinity: Electrical
conductivity and total dissolved solids.
Pada percobaan penghilangan ion lainnya, Y. Methods of soil analysis. Part, 1996. 3: p.
J. Kimetal menunjukkan bahwa MCDI 417-435.
mampu menghilangkan ion nitrat sama [2] Bennett, A., Water processes and
baiknya dengan penghilangan ion natrium production: High and ultra-high purity
[63]. Percobaan yang sama juga dilakukan water. Filtration & Separation, 2009.
oleh Y. J. Kim dan J. H. Choi yang 46(2): p. 24-27.
menunjukkan bahwa dengan menggunakan
8
Anita Kusuma Wardani, Teknologi Penghilangan Ion untuk Produksi
Air Murni, 2015, 1-10

[3] Osborn, G.H., Synthetic ion-exchangers. [18] Ishimaru, N., Solar photovoltaic
Recent development in theory and desalination of brackish water in remote
application. Synthetic ion-exchangers. areas by electrodialysis. Desalination,
Recent development in theory and 1994. 98(1–3): p. 485-493.
application., 1955. [19] AlMadani, H.M.N., Water desalination by
[4] Andrei, A.Z., Ion Exchange Materials, solar powered electrodialysis process.
Properties and Applications, 2007, Renewable Energy, 2003. 28(12): p. 1915-
Elsevier, great Britain. 1924.
[5] Abdulgader, H.A., V. Kochkodan and N. [20] Hernon, B.P., R.H. Zanapalidou, Z. Li,
Hilal, Hybrid ion exchange – Pressure K.J. Sims, and L.R. Siwak,
driven membrane processes in water Electrodeionization in power plant
treatment: A review. Separation and applications. Ultrapure Water, 1994.
Purification Technology, 2013. 116: p. 11(5): p. 33-41.
253-264. [21] Lee, J.H. and J.H. Choi, The production of
[6] Osmonics, Pure Water Handbook. 1997: ultrapure water by membrane capacitive
Osmonics. deionization (MCDI) technology. Journal
[7] Nagarale, R.K., G.S. Gohil and V.K. of Membrane Science, 2012. 409-410: p.
Shahi, Recent developments on ion- 251-256.
exchange membranes and electro- [22] Franken, T., Ultrapure water: More than
membrane processes. Advances in Colloid membrane technology alone. Membrane
and Interface Science, 2006. 119(2–3): p. Technology, 1999. 1999(105): p. 9-12.
97-130. [23] Grabowski, A., G. Zhang, H. Strathmann,
[8] Agency, U.S.E.P. Ion Exchange. 2015. and G. Eigenberger, The production of
[9] Scott, K., Handbook of industrial high purity water by continuous
membranes. 1995: Elsevier. electrodeionization with bipolar
[10] Baker, R.W., Membrane technology and membranes: Influence of the anion-
applications. 2000: Wiley Online Library. exchange membrane permselectivity.
[11] Li, N.N., A.G. Fane, W.W. Ho, and T. Journal of Membrane Science, 2006.
Matsuura, Advanced membrane 281(1-2): p. 297-306.
technology and applications. 2011: John [24] Wood, J., J. Gifford, J. Arba, and M.
Wiley & Sons. Shaw, Production of ultrapure water by
[12] Wang, L.K., J.P. Chen, Y.-T. Hung, and continuous electrodeionization.
N.K. Shammas, Membrane and Desalination, 2010. 250(3): p. 973-976.
desalination technologies. 2010: Springer. [25] Helfferich, F.G., Ion exchange. 1962:
[13] Wenten, I.G., A.N. Hakim and Courier Corporation.
Khoiruddin, Elektrodialisis, 2014, Teknik [26] Lee, J.W., K.H. Yeon, J.H. Song, and S.H.
Kimia Institut Teknologi Bandung. Moon, Characterization of
[14] Wenten, I.G., A.N. Hakim and electroregeneration and determination of
Khoiruddin, Peristiwa Perpindahan optimal current density in continuous
dalam Membran Penukar Ion, 2014, electrodeionization. Desalination, 2007.
Teknik Kimia Institut Teknologi 207(1-3): p. 276-285.
Bandung. [27] Widiasa, I.N., P.D. Sutrisna and I.G.
[15] Richard, W.B., Membrane technology and Wenten, Performance of a novel
applications. John Wiley & Sons Ltd, electrodeionization technique during
2004. citric acid recovery. Separation and
[16] Strathmann, H., Ion-exchange membrane Purification Technology, 2004. 39(1-2
separation processes. Vol. 9. 2004: SPEC. ISS.): p. 89-97.
Elsevier. [28] Wenten, I.G., A.N. Hakim and
[17] Lundstrom, J.E., Water desalting by solar Khoiruddin, Elektrodeionisasi, 2014,
powered electrodialysis. Desalination, Teknik Kimia Institut Teknologi
1979. 31(1): p. 469-488. Bandung.
9
Anita Kusuma Wardani, Teknologi Penghilangan Ion untuk Produksi
Air Murni, 2015, 1-10

[29] Bouhidel, K.E. and A. Lakehal, Influence thermodynamics. Chemical Engineering


of voltage and flow rate on Journal, 2013. 223: p. 704-713.
electrodeionization (EDI) process [40] Welgemoed, T.J. and C.F. Schutte,
efficiency. Desalination, 2006. 193(1-3): Capacitive Deionization Technology™:
p. 411-421. An alternative desalination solution.
[30] Wenten, I.G., Khoiruddin, A.N. Hakim, Desalination, 2005. 183(1–3): p. 327-340.
and P.T.P. Aryanti, Teori Perpindahan [41] Zhao, R., S. Porada, P.M. Biesheuvel, and
dalam Membran, 2012, Teknik Kimia A. van der Wal, Energy consumption in
Institut Teknologi Bandung. membrane capacitive deionization for
[31] Wenten, I.G., Khoiruddin and A.N. different water recoveries and flow rates,
Hakim, Pemisahan Elektroionik Berbasis and comparison with reverse osmosis.
Membran, 2014, Teknik Kimia Institut Desalination, 2013. 330: p. 35-41.
Teknologi Bandung. [42] Oren, Y., Capacitive deionization (CDI)
[32] Wenten, I.G., Khoiruddin, F. Arfianto, for desalination and water treatment —
and Zudiharto, Bench scale past, present and future (a review).
electrodeionization for high pressure Desalination, 2008. 228(1–3): p. 10-29.
boiler feed water. Desalination, 2013. [43] Ying, T.-Y., K.-L. Yang, S. Yiacoumi,
314(0): p. 109-114. and C. Tsouris, Electrosorption of Ions
[33] Fu, L., J. Wang and Y. Su, Removal of from Aqueous Solutions by
low concentrations of hardness ions from Nanostructured Carbon Aerogel. Journal
aqueous solutions using of Colloid and Interface Science, 2002.
electrodeionization process. Separation 250(1): p. 18-27.
and Purification Technology, 2009. 68(3): [44] Oda, H. and Y. Nakagawa, Removal of
p. 390-396. ionic substances from dilute solution
[34] Wenten, I.G., Khoiruddin and A.N. using activated carbon electrodes.
Hakim, Osmosis Balik, 2014, Teknik Carbon, 2003. 41(5): p. 1037-1047.
Kimia Institut Teknologi Bandung. [45] Zou, L., L. Li, H. Song, and G. Morris,
[35] Liang, L.-S., J. Wood and W. Haas, Using mesoporous carbon electrodes for
Design and performance of brackish water desalination. Water
electrodeionization systems in power plant Research, 2008. 42(8–9): p. 2340-2348.
applications. Ultrapure Water, 1992. 9: p. [46] Zou, L., G. Morris and D. Qi, Using
41-41. activated carbon electrode in
[36] Auerswald, D., Regeneration without electrosorptive deionisation of brackish
chemicals. Ultrapure water, 1994. 11(3): water. Desalination, 2008. 225(1–3): p.
p. 52-61. 329-340.
[37] Wang, J., S. Wang and M. Jin, A study of [47] Kim, Y.-J. and J.-H. Choi, Improvement of
the electrodeionization process high- desalination efficiency in capacitive
purity water production with a RO/EDI deionization using a carbon electrode
system. Desalination, 2000. 132(1-3): p. coated with an ion-exchange polymer.
349-352. Water Research, 2010. 44(3): p. 990-996.
[38] Song, J.H., K.H. Yeon, J. Cho, and S.H. [48] Anderson, M.A., A.L. Cudero and J.
Moon, Effects of the operating parameters Palma, Capacitive deionization as an
on the reverse osmosis- electrochemical means of saving energy
electrodeionization performance in the and delivering clean water. Comparison
production of high purity water. Korean to present desalination practices: Will it
Journal of Chemical Engineering, 2005. compete? Electrochimica Acta, 2010.
22(1): p. 108-114. 55(12): p. 3845-3856.
[39] Mossad, M. and L. Zou, Evaluation of the [49] Caudle, D.D., Electrochemical
salt removal efficiency of capacitive demineralization of water with carbon
deionisation: Kinetics, isotherms and electrodes. 1966: US Dept. of the
10
Anita Kusuma Wardani, Teknologi Penghilangan Ion untuk Produksi
Air Murni, 2015, 1-10

Interior;[for sale by the Superintendent of nanofibres electrodes and ion-exchange


Documents, US Govt. Print. Off.]. membranes. Water Research, 2008.
[50] Johnson, A., A. Venolia, J. Newman, R. 42(20): p. 4923-4928.
Wilbourne, C. Wong, W. Gilliam, S. [59] Biesheuvel, P.M., R. Zhao, S. Porada, and
Johnson, and R. Horowitz, The Office of A. van der Wal, Theory of membrane
Saline Water Research and Development, capacitive deionization including the
Progress Report. effect of the electrode pore space. Journal
[51] Johnson, A. and J. Newman, Desalting by of Colloid and Interface Science, 2011.
means of porous carbon electrodes. 360(1): p. 239-248.
Journal of the Electrochemical Society, [60] Li, H. and L. Zou, Ion-exchange
1971. 118(3): p. 510-517. membrane capacitive deionization: A new
[52] Johnson, A., Electric Demineralizing strategy for brackish water desalination.
Apparatus. US Pat, 1970(3515664): p. Desalination, 2011. 275(1–3): p. 62-66.
1.2. [61] Farmer, J.C., D.V. Fix, G.V. Mack, R.W.
[53] Jande, Y.A.C. and W.S. Kim, Predicting Pekala, and J.F. Poco, Capacitive
the lowest effluent concentration in deionization of NaCl and NaNO3
capacitive deionization. Separation and solutions with carbon aerogel electrodes.
Purification Technology, 2013. 115: p. Journal of the Electrochemical Society,
224-230. 1996. 143(1): p. 159-169.
[54] Andelman, M., Flow Through Capacitor [62] Zhao, Y., Y. Wang, R. Wang, Y. Wu, S.
basics. Separation and Purification Xu, and J. Wang, Performance
Technology, 2011. 80(2): p. 262-269. comparison and energy consumption
[55] Lee, J.-B., K.-K. Park, H.-M. Eum, and analysis of capacitive deionization and
C.-W. Lee, Desalination of a thermal membrane capacitive deionization
power plant wastewater by membrane processes. Desalination, 2013. 324: p.
capacitive deionization. Desalination, 127-133.
2006. 196(1–3): p. 125-134. [63] Kim, Y.-J., J.-H. Kim and J.-H. Choi,
[56] Biesheuvel, P.M. and A. van der Wal, Selective removal of nitrate ions by
Membrane capacitive deionization. controlling the applied current in
Journal of Membrane Science, 2010. membrane capacitive deionization
346(2): p. 256-262. (MCDI). Journal of Membrane Science,
[57] Kim, Y.-J. and J.-H. Choi, Enhanced 2013. 429: p. 52-57.
desalination efficiency in capacitive [64] Kim, Y.-J. and J.-H. Choi, Selective
deionization with an ion-selective removal of nitrate ion using a novel
membrane. Separation and Purification composite carbon electrode in capacitive
Technology, 2010. 71(1): p. 70-75. deionization. Water Research, 2012.
[58] Li, H., Y. Gao, L. Pan, Y. Zhang, Y. 46(18): p. 6033-6039.
Chen, and Z. Sun, Electrosorptive
desalination by carbon nanotubes and

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai