PENDAHULUAN
Ekspektoran ialah obat yang dapat merangsang pengeluaran dahak dari saluran napas
(ekspetorasi). Penggunaan ekspektoran didasarkan pada pengalaman empiris. Mekanisme
kerjanya diduga berdasarkan stimulasi mukosa lambung dan selanjutnya secara reflex
merangsang sekresi kelenjar saluran napas lewat esofagus, sehingga menurunkan viskositas
dan mempermudah pengeluaran dahak. Guaifenesin adalah obat untuk mengatasi batuk
berdahak atau meredakan penumpukan dahak di saluran pernapasan akibat flu atau bronkitis
akut. Obat ini tidak digunakan untuk meredakan batuk yang disebabkan oleh penyakit paru
obstruktif kronis. Guaifenesin bekerja dengan cara mengencerkan dahak, sehingga dahak bisa
lebih mudah dikeluarkan dari saluran pernapasan. Obat ini sering dikombinasikan dengan
obat lain di dalam produk obat flu dan batuk.
Berikut rumus bangun dari Guaifenesin;
Kelarutan guaifenesin yaitu sangat larut dalam air. Guaifenesin mengandung tidak
kurang dari 90,0 persen dan tidak lebih dari 110,0 persen dari jumlah guaifenesin yang diberi
label C10H4O4, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Guaifenesin memiliki sifat alir
dan kompresibilitas yang buruk yaitu dengan nilai Indeks Cair sebesar 55,3%, Rasio Indeks
Hausners sebesar 2,2. Pada praktikum kali ini menggunakan metode granulasi basah, karena
guaifenesin memiliki sifat yang stabil terhadap panas (NCBI, 2017). Farmakokinetik
guaifenesin diantaranya yaitu mudah diserap dalam saluran pencernaan, dimetabolisme dan
kemudian diekskresikan dalam urin (Sweetman, 2009). Indikasi dari obat guaifenesin yaitu
untuk meredakan batuk berdahak (sebagai ekspektoran). Sedangkan kontra indikasinya yaitu
kepada penderita yang hipersensitif terhadap obat ini. Jika digunakan pada wanita hamil, ibu
menyusui dan anak dibawah2 tahun harus dibawah pengawasan dokter. Efek samping
guaifenesin yaitu mengantuk dan mual (Ikatan Apoteker Indonesia, 2017).
Indikasi obat ini yaitu terapi hipersekresi mukus kental dan tebal pada saluran pernapasan.
Kontraindikasi obat ini yaitu hipersensitif terhadap N-asetilsistein. Efek samping yang
mungkin timbul setelah menggunakan acetylcysteine adalah: pada penggunaan sistemik:
menimbulkan reaksi hipersensitif seperti urtikaria dan bronkospasme (jarang terjadi). Pada
penggunaan aerosol, iritasi nasofaringeal dan saluran cerna seperti pilek (rinore), stomatitis,
mual, muntah.
PERSYARATAN UMUM