Anda di halaman 1dari 2

IV.

3 PEMBAHASAN
Analisis secara nitrimetri (diazotasi) untuk obat golongan sulfoniaida sesuai
untuk bahan awal atau sediaan tunggal dengan konsentrasi obat yang cukup besar.
Amin aromatik primer, sekunder , dan tersier bereaksi dengan asam nitrit (dari
natrium dan asam klorida) membentuk senyawa yang berbeda-beda
(pudjaatmata,2009)
Pada praktikum ini dilakukan dengan cara analisis kuantitatif dan analisis
kualitatif. Pada analisis kualitatif dengan menyiapkan alat dan bahan kemudian
dimasukan isoniazid kedalam tabung reaksi dan ditambahkan dengan senyawa NaOH
3 tetes, hal tersebut dilakukan agar terbentuk perubahan dan kedua zat-zat tersebut
dikocok untuk memperjelas perubahan. Pada tabung selanjutnya dimasukan
isoniazid, ditambahkan AgNO3 sebanyak 3 tetes dan diamati perubahannya yang
terjadi. Tabung selanjutnya ditambahkan fehling A dan B pada tabung reaksi yang
berisi isoniazid lalu diamati perubahan yang terjadi. Dan pada tabung reaksi
selanjutnya dimasukan isoniazid secukupnya, ditambahkan KMnO4 dalam tabung
reaksi lalu diamati perubahan yang diamati. Secara analisis kuantitatif dilakukan
dengan menyiapkan alat dan bahan, lalu ditimbang isoniazid sebnyak 0,1 Gr pada
neraca analitik. Isoniazid 0,1 Gr dilarutkan dalam KBr 4,5 ml dan HCL 4,5 ml dan
dikocok pada Erlenmeyer hingga homogen. Kemudian dilakukan titrasi dengan
larutan NaNO2 0,1N sebagai titran, dan larutan Erlenmeyer campuran isoniazid,
KBr, dan HCL sebagai titrat. Larutan titrat harus dijaga suhunya agar tidak lebih dari
15 oC dengan menggunakan es batu, hal ini dilakukan sebab syarat sebuah titrasi
nitrimetri yaitu < 15oC agar dapat terjadi. Setelah dilakukan titrasi, larutan pada
Erlenmeyer digoreskan pada kertas kani iodide yang merupakan indicator luar, dan
kemudian diamati perubahan yang terjadi.
Pada analisis kualitatif didapatkan hasil yaitu pada sampel isoniazid
ditambahkan NaOH (natrium hidroksida) menghasilkan keluarnya gas/bau NH3. Pada
sampel isoniazid ditambahkan fehling A dan fehling B menghasilkan larutan yang
berwarna biru. Pada sampel isoniazid ditambahkan AgNO3 (perak nitrat)
menghasilkan larutan yang berwarna coklat hitam. Dan pada sampel isoniazid
ditambahkan KMnO4 (kalium permanganat) didapatkan hasil larutan berwarna ungu
dan pada akhirnya warna ungu tersebut menjadi hilang. Sendangkan analisis
kuantitatif didapatkan persen kadar sebesar 406% dari perhitungan dengan volume
titran 35 ml, normalitas titran 0,1 N, berat sampel 0,1 Gr dan berat ekivalen 116.
Berdasarkan literature jurnal untuk titrasi nitrimetri yaitu pada saat mentitrasi
gabungan reaksi antara larutan analit dan larutan baku standar terdapat perbedaan
pereaksi yaitu menggunakan senyawa HONO. Klasifikasi dari amnina sebagai reaksi
pembentukan garam diazonium yang lambat sehingga terdapat perbandingan
kedalam senyawa pada akhir reaksi penentuan yang dibawa keluar langsung oleh
senyawa sediaan nitrit, asam nitrat yang terbentuk tidak banyak masuk kedalam
reaksi dengan amina dapat menjadi terambil sebagai akses dari asam nitrat, dan
diindikasi diakhir poin untuk tercapai karena keadaan dan reaksi adisi dari NaNO2
yang lambat dan menjaga pandangan dan faktor waktu, akses yang besar dari NaNO2.
Waktunya harus disesuaikan dengan keadaan dari larutannya, suhu yang digunakan
yaitu 10-15 OC. setelah dititrasi diambil sedikit larutan dan diletakan sedikit pada
kertas kanji iodida, kertas saring tersebut diteteskan/digoreskan dengan kalium
iodida, apabila diteteskan larutan analit yang telah dititrasi dengan larutan baku
standar akan menghasilkan warna biru dengan menggunakan indikator dalam, dan
reaksi sangat cepat terjadi, dikarenakan suhu yang dijaga berkisar antara 5-10 oC.

Anda mungkin juga menyukai