Anda di halaman 1dari 6

Laporan Praktikum KI2241

Energetika Kimia
Percobaan C-2
Kesetimbangan Kimia

Nama : Nadira Arista Viananda


NIM : 10517079
Tanggal Percobaan : 6 Maret 2019
Tanggal Pengumpulan : 13 Maret 2019
Asisten : Ira Nur Arbaatul Jannah

LABORATORIUM KIMIA FISIK


PROGRAM STUDI KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
BANDUNG
2019
I. Judul Percobaan
Kesetimbangan Kimia

II. Tujuan Percobaan


Menentukan tetapan kesetimbangan reaksi I2 + I- →I3-

III. Teori Dasar


Kesetimbangan merupakan suatu kondisi dimana reaksi kimia terjadi pada laju yang
sama sehingga konsentrasi reaktan/produk tidak berubah seiring berjalannya waktu. Dalam
percobaan, akan ditentukan tetapan dari reaksi kesetimbangan. Tetapan kesetimbangan (Kc)
merupakan suatu tetapan hasil persamaan yang menyatakan hubungan antara konsentrasi
zat-zat pereaksi dan produk reaksi dalam persamaan kesetimbangan (Chang,2003). Pada
percobaan, reaksi kesetimbangan yang terjadi adalah sebagai berikut:
I2 - →I3-+ I
Iodin direaksikan dengan larutan kalium iodida karena lebih mudah larut dibanding
kelarutannya dalam air. Iodin hanya larut sedikit dalam air (0,00134 mol/L pada 25 oC).
Sedangkan, dalam larutan yang mengandung ion iodida, larut dengan mudah karena
terbentuk ion kompleks triiodida I3-. Tetapan kesetimbangan reaksi tersebut diberikan
sebagai
[𝐼3− ]
Kc = [𝐼 −]
2 ][𝐼
Konsentrasi kesetimbangan masing-masing spesi ditentukan melalui koefisien
distribusi (Kd). Koefisien distribusi merupakan perbandingan konsentrasi senyawa yang
terdistribusi ke dalam campuran dua fasa yang tidak saling larut dalam kesetimbangan. Pada
percobaan ini, campuran terdiri dari air dan CHCl3 karena tidak saling bercampur dan
membentuk dua lapisan (Skoog, 1996). Sehingga, nilai koefisien distribusi diberikan sebagai
berikut
[𝐼2 ]𝐶𝐻𝐶𝑙3
Kd = [𝐼2 ]𝐻2 𝑂
Konsentrasi I2 pada kedua fasa dilakukan dengan titrasi menggunakan larutan baku
natrium tiosulfat. Titrasi ini biasa disebut dengan titrasi iodometri. Titrasi iodometri adalah
titrasi redoks yang melibatkan titrasi iodin yang diproduksi dalam reaksi dengan larutan
standar tiosulfat. Dalam reaksi tersebut, ion tiosulfat mengalami oksidasi, sedangkan iodin
mengalami reduksi.

IV. Metode Percobaan


IV.1. Alat dan Bahan
Dalam percobaan ini, alat-alat yang dibutuhkan adalah 2 buah Erlenmeyer
bersumbat 250 mL, masing-masing 1 buah gelas ukur 10, 25, dan 250 mL, masing-masing
1 buah pipet seukuran 5, 25, dan 50 mL, 8 buah labu erlenmeyer 200 mL, 2 buah buret 50
mL, dan 2 buah botol semprot. Bahan-bahan yang dibutuhkan dalam percobaan ini adalah
larutan jenuh iodin dalam kloroform, larutan KI 0,1 M, larutan natrium tiosulfat 0,2 M,
larutan amilum 1%, padatan kristal KI, dan aquades.
IV.2. Cara Kerja
Percobaan “Kesetimbangan Kimia” diawali dengan persiapan alat dan bahan.
Pertama, disiapkan dua erlenmeyer bersumbat 250 mL yang sudah ditandai dengan label A
dan B. Ke dalam kedua Erlenmeyer tersebut, dimasukkan 20 mL larutan jenuh I2 dalam
CHCl3 dengan gelas ukur. Kemudian, dimasukkan 200 mL air ke dalam Erlenmeyer A dan
200 mL larutan standar KI ke dalam Erlenmeyer B. Kedua Erlenmeyer tersebut ditutup dan
diguncangkan dengan kuat. Setelah itu, kedua Erlenmeyer diletakkan dalam thermostat
(30oC) selama 60 menit. Sesekali Erlenmeyer dikeluarkan untuk diguncangkan. Setelah 60
menit, diambil 5 mL larutan dari lapisan CHCl3 dari masing-masing Erlenmeyer, kemudian
ditambahkan 2 gram padatan KI, 20 mL air, dan dititrasi dengan larutan baku natrium
tiosulfat (duplo) dengan indikator amilum (dtambahkan saat larutan berwarna kuning pucat).
Diambil pula 50 mL larutan dari lapisan air pada Erlenmeyer A dan 25 mL larutan dari
lapisan air pada Erlenmeyer B, kemudian ditambahkan 2 gram padatan KI, 20 mL air, dan
dititrasi dengan cara yang sama.

V. Data Pengamatan
[KI] = 0,1002 M
[Na2S2O3] = 0,0245 M
m KI = 2 gram
T thermostat = 30oC

Tabel 1 Data volume titran dan perubahan warna hasil titrasi


Lapisan/Fasa Labu A Labu B Warna
V1 V2 V1 V2 Awal + indikator Akhir
(mL) (mL) (mL) (mL)
Air 7 6,9 27,5 27,7 Coklat Ungu Tidak
kehitaman berwarna
CHCl3 64,3 64 12,4 12,4 Ungu Ungu Tidak
tua kehitaman berwarna

VI. Pengolahan Data


Labu A
1. [I2] dalam CHCl3
n Na2S2O3 = 2 x n I2
[Na2S2O3] × 𝑉 Na2S2O3 = 2 x V I2 × [I2]
64,3 𝑚𝐿+64 𝑚𝐿
0,0245 M × = 2 x [I2] CHCl3 × 5 mL
2
0,0245 𝑀 ×64,15 𝑚𝐿
[I2] CHCl3 = 10 𝑚𝐿
[I2] CHCl3 = 0,1572 M

2. [I2] dalam H2O


[Na2S2O3] × V Na2S2O3 = 2 x V I2 × [I2]
7 𝑚𝐿+6,9 𝑚𝐿
0,0245 M × = 2 x [I2] CHCl3 × 50 mL
2
0,0245 𝑀 ×6,95 𝑚𝐿
[I2] H2O = 100 𝑚𝐿
[I2] H2O = 0,001703 M

3. Nilai Kd
[𝐼2 ]𝐶𝐻𝐶𝑙3 0,1572 M
Kd = [𝐼2 ]𝐻2 𝑂
= 0,001703 M = 92,3077

Labu B
1. I2 dalam KI
n Na2S2O3 = 2 x n I2
[Na2S2O3] × 𝑉 Na2S2O3 = 2 x V I2 × [I2]
27,5 𝑚𝐿+27,7 𝑚𝐿
0,0245 M x = 2 x [I2] KI x 25 mL
2
0,0245 𝑀 ×27,6 𝑚𝐿
[I2] KI = 50 𝑚𝐿
[I2] KI = 0,013524 M

2. I2 dalam CHCl3
[Na2S2O3] × 𝑉 Na2S2O3 = 2 x V I2 × [I2]
12,4 𝑚𝐿+12,4 𝑚𝐿
0,0245 M × = 2 x [I2] CHCl3 × 5 mL
2
0,0245 𝑀 ×12,4𝑚𝐿
[I2] CHCl3 = 10 𝑚𝐿
[I2] CHCl3 = 0,03038 M

3. I2 dalam air
[𝐼2 ]𝐶𝐻𝐶𝑙3
Kd = [𝐼2 ]𝐻2 𝑂
[𝐼2 ]𝐶𝐻𝐶𝑙3
[I2] H2O = 𝐾𝑑
0,03038 M
[I2] H2O = 92,3077
[I2] H2O = 3,2912 x 10-4 M

4. I3- dalam air


[I3-] = [I2] KI – [I2] H2O
[I3-] = 0,013524 M – 3,2912 x 10-4 M
[I3-] = 0,01312 M

5. [I-] = 0,1002 M – [I3-]


[I-] = 0,1002 M – 0,01312 M
[I-] = 0,08708 M

6. Penentuan nilai Kc
[𝐼3− ]
Kc = [𝐼 −]
2 ][𝐼
0,01312 M
Kc = 3,2912x 10−4 M x0,08708 M
Kc = 457,7846
VIII. Kesimpulan
Dari hasil percobaan, diperoleh nilai Kc dari reaksi I2 - →I3-+ I sebesar 457,7846.

IX. Daftar Pustaka


Chang, Raymond (2003), Kimia Dasar : Konsep – Konsep Inti, Jilid 2, Edisi ketiga,
(diterjemahkan oleh : Achmadi, S.S.), Erlangga, Jakarta, p. 65 – 66.
D.A. Skoog, D.M. West, and F.J. Holler (1996), Fundamentals of Analytical Chemistry,
9th ed., Harcourt College, Forth Worth, TX, p.202.
N. Levine (2009), Physical Chemistry, 6th ed., sec. 10.6, McGraw-Hill, New York.
David, R. Lide. 2009. CRC Handbook of chemistry and physics, 90th+ ed.
X. Lampiran

Gambar 1 Kerapatan kloroform literatur

Gambar 2 Kerapatan air literatur

Anda mungkin juga menyukai