Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK (KI-3141)

DINAMIKA KIMIA
PERCOBAAN M2
PENENTUAN ORDE REAKSI DAN TETAPAN LAJU REAKSI

oleh:
Nama : Nadira Arista Viananda
NIM : 10517079
Kelompok :7
Tanggal Percobaan : 19 September 2019
Tanggal Pengumpulan: 26 September 2019
Asisten : Amelia (20518027)

LABORATORIUM KIMIA FISIK


PROGRAM STUDI KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2019
PERCOBAAN M2
PENENTUAN ORDE REAKSI DAN TETAPAN LAJU REAKSI

I. Tujuan Percobaan
1. Membuktikan orde reaksi penyabunan etil asetat merupakan orde 2.
2. Menentukan tetapan laju reaksi penyabunan etil asetat oleh ion hidroksida dengan
cara titrasi dan cara konduktometri.

II. Prinsip Percobaan


Dalam membuktikan orde reaksi penyabunan etil asetat oleh ion hidroksida beserta
menentukan tetapan laju reaksinya, dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu titrasi dan
konduktometri. Pada cara titrasi, walaupun reaksi penyabunan ini bukan reaksi sederhana,
namun ternyata reaksi ini adalah reaksi orde kedua. Ada dua kemungkinan dalam reaksi
ini, yaitu konsentrasi reaktan berbeda ataupun sama. Jika sama,kasus ini serupa dengan
orde kedua untuk satu reaktan saja (Lewis, 2006:254) dan penurunan persamaan akan
menjadi jauh lebih sederhana daripada dengan kondisi yang berbeda reaktan dan sekaligus
berbeda jumlahnya. Penentuan dapat dilakukan dengan cara penentuan konsentrasi ion OH-
pada waktu tertentu yaitu dengan mengambil sejumlah tertentu larutan, kemudian
ditambahkan ke dalam larutan tang mengandung asam berlebih. Penetralan dari basa dalam
campuran reaksi oleh asam akan menghentikan reaksi. Jumlah basa saat reaksi berhentu
ditentukan dengan menitrasi sisa asam oleh larutan standar basa. Konduktometri juga dapat
dilakukan untuk mengukur hantaran larutan.

III. Alat dan Bahan


A. Alat
1. Pipet volumetrik 10 mL
2. Labu erlenmeyer 250 mL bertutup
3. Buret 50 mL
4. Botol semprot
5. Hot plate
6. Termometer
7. Stopwatch
8. Konduktometer

B. Bahan
1. Etil asetat
2. Larutan NaOH 0,02 M 250 mL
3. Larutan HCl 0,02 M 150 mL
4. Indikator fenolftalein
IV. Cara Kerja
Pada metode titrasi, larutan 100 mL NaOH 0,02 M dan 100 mL etil asetat 0,02 M
dipanaskan hingga suhunya mencapai 60oC, kemudian disiapkan 6-12 buah labu
erlenmeyer yang telah diisi HCl 0,02 M pada masing-masing erlenmeyer sebanyak 10 mL
lalu ditambahkan indikator fenolftalein 4 tetes. Saat suhu telah mencapai 60oC, larutan
NaOH dan etil asetat dicampurkan dengan cepat dan dikocok dengan baik, stopwatch
dijalankan saat kedua larutan bercampur. Tiga menit setelah reaksi dimulai pipet 10 mL
sebanyak dua kali (duplo) dari campuran reaksi dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer yang
telah diisi HCl . Campuran diaduk dengan baik dan dititrasi berlebih HCl dengan larutan
standar NaOH 0,2 M. Titrasi dilakukan dengan cepat. Dalam pengambilan 10 mL dari
campuran reaksi, digunakan pipet yang dapat mengeluarkan isi dengan cepat. Dilakukan
juga titrasi dengan pengambilan larutan pada menit ke 8, 15, 25, 40, dan 65 setelah reaksi
dimulai. Pada percobaan ini digunakan a=b.
Selain itu, pada metode konduktometri larutan 100 mL NaOH 0,02M dan 100 mL
etil asetat 0,02 M dipanaskan hinga suhu mencapai 40oC. Dilakukan juga penentuan
tetapan sel dengan sel dicuci dengan akuades dan ditentukan hantarannya di dalam air.
Ditentukan juga hantarannya di dalam larutan KCl 0,1 N. mode diset dengan satuan µs/cm.
apabila hantaran mendekati nilai 84 µs/cm, berarti alat yang akan digunakan masih dalam
keadaan yang baik. Apabila larutan NaOH dan etil asetat yang telah dipanaskan tadi telah
mencapai suhu yang diinginkan, larutan etil asetat dan NaOH dicmapur dengan cepat dan
dikocok dengan baik, stopwatch dijalankan bila kedua larutan telah bercampur. Ditentukan
tahanan atau hantaran pada menit ke 3, 8, 15, 25, 40, dan 65 setelah reaksi dimulai dan
catat suhu yang terukur. Disiapkan juga 100mL NaOH dan akuades 100mL, dan diletakkan
di dalam termostat hingga suhu.

V. Data Pengamatan
A. Metode Titrasi
[NaOH] = 0,0237 M
[HCl] = 0,0190 M
[etil asetat]= 0,020 M
Tabel 1. Volume titran di berbagai waktu

V titrasi V rata-rata
t (menit)
V1 (mL) V2 (mL) (mL)
3 5 5,1 5,05
8 5,5 5,5 5,5
15 5,8 5,7 5,75
25 5,7 5,4 5,55
40 5,6 5,5 5,55
65 5,7 5,5 5,6
B. Metode Konduktometri
[KCl] = 0,10 M
Lo NaOH = 3200 S/cm
Lc = 1868 S/cm
Tabel 2. Hantaran larutan di berbagai waktu
t (menit) Lt (mS/cm) Lt' (mS/cm)
3 2970 2330
8 2430 2070
15 2180 1860
25 2030 1836
40 2080 1714
65 2060 1646
85 1868 1585

VI. Pengolahan Data


A. Metode Titrasi
a. Penentuan VNaOH awal yang bereaksi (VX).
Digunakan persamaan sebagai berikut,
V x [HCl]
( HCl − VTit ) x VCampuran
[NaOH]
VX = VNaOH − [ ]
VDiambil

Untuk t = 3 menit, adalah:


10 mL x 0,0190 M
( − 5,05mL) x 200 mL
0,0237 M
VX = 100 mL − [ ] = 40,66245 mL
10 mL

Dengan cara demikian, dapat ditentukan VX pada setiap t,


t (menit) Vx (mL)
3 40,66245
8 49,66245
15 54,66245
25 50,66245
40 50,66245
65 51,66245
Tabel 3. Volume NaOH yang bereaksi di berbagai waktu

b. Mencari [NaOH] yang bereaksi (x).


Digunakan persamaan sebagai berikut,
[NaOH]x VX
𝑥=
Vtot
Untuk t = 3 menit, adalah:
0,0237 M x 40,66245 mL
x=
200 mL
= 0,00482M

Dengan cara yang sama diperoleh data berikut :

t (menit) x (M)
3 0,00482
8 0,00589
15 0,00648
25 0,006
40 0,006
65 0,00612
Tabel 4. Konsentrasi NaOH yang bereaksi di berbagai waktu

c. Menentukan a dan b
a = [CH3COOC2H5]awal (mol/L)
b = [NaOH]awal (mol/L)
[etilasetat]xVEtOAc
a=
Vcamp
0,020 Mx100mL
=
200mL
= 0,01M
[NaOH]xVNaOH
b=
Vcamp
0,0237 M x 100mL
=
200mL
= 0,01185 M

𝑥
Tabel 5. Tabel nilai tiap satuan waktu
𝑎(𝑎−𝑥)
𝑥
t (menit) V rata-rata (mL) Vx (mL) x (M) a (M) b (M) 𝑎(𝑎 − 𝑥)
3 5,05 40,66244726 0,0048185 0,01 0,01185 92,99430667
8 5,5 49,66244726 0,005885 0,01 0,01185 143,0133657
15 5,75 54,66244726 0,0064775 0,01 0,01185 183,8892832
25 5,55 50,66244726 0,0060035 0,01 0,01185 150,2189416
40 5,55 50,66244726 0,0060035 0,01 0,01185 150,2189416
65 5,6 51,66244726 0,006122 0,01 0,01185 157,8648788
d. Penentuan Nilai k
𝑥
Dari data di atas dialurkan kurva 𝑎(𝑎−𝑥) terhadap waktu sebagai berikut,
200

𝑥/(𝑎(𝑎−𝑥))
150
100 y = 0.5328x + 133.24
R² = 0.1581
50
0
0 20 40 60 80
t (menit)

𝑥
Gambar 1. Grafik 𝑎(𝑎−𝑥)terhadap Waktu
Dengan slope = m = k = 0,5328 M-1menit-1

B. Metode Konduktometri
a. Menentukan x ([NaOH] bereaksi)
Untuk t = 3 menit,
Lo − Lt 22,10 − 16,25
x= b= × 0,007M = 0,0031 M
Lo − Lc 22,10 − 8,76
Dengan cara yang sama, diperoleh nilai x di berbagai waktu,
Lo−Lt
Tabel 6. Tabel nilai tiap satuan waktu
(Lo−Lc)a

Lo − Lt
t (menit) Lt' (mS/cm) Lo (mS/cm) a (M) b (M) x (M) (Lo − Lc)a
3 2330 3200 0,01 0,01185 0,00774 0,006531532
8 2070 3200 0,01 0,01185 0,010053 0,008483483
15 1860 3200 0,01 0,01185 0,011921 0,01006006
25 1836 3200 0,01 0,01185 0,012135 0,01024024
40 1714 3200 0,01 0,01185 0,01322 0,011156156
65 1646 3200 0,01 0,01185 0,013825 0,011666667

Dari data diatas, dibuat kurva sebagai berikut,

0.015
(Lo−Lt)/((Lo−Lc)a)

0.01 y = 7E-05x + 0.0079


R² = 0.7273
0.005

0
0 20 40 60 80
t (menit)

Lo−Lt
Gambar 2. Grafik(Lo−Lc)aterhadap Waktu
Dengan slope = m = k = 0,00007 M-1menit-1
VIII. Kesimpulan
Pada percobaan M-2, Penentuan orde reaksi dan tetapan laju reaksi diapat
bahwa orde reaksi penyabunan etil asetat oleh ion hidroksida adalah orde dua. Laju
reaksi reaksi penyabunan etil asetat oleh ion hidroksida dengan metode titrasi
adalah 0,5328 M-1menit-1 dan laju reaksi reaksi penyabunan etil asetat oleh ion
hidroksida dengan metode konduktometri adalah 0,00007 M-1menit-1.

IX. Daftar Pustaka


Costellan, G.W. Physical Chemistry. Ed. 3, 1983, hal. 759-761.
Mothmer, R.G.,Physical Chemistry. Ed. 3, 2008, hal. 444-457.
Lewis, Chemistry, 3rd Ed. 2006. Page 253-257.

LAMPIRAN
Pertanyaan

1. Kenyataan apakah yang membuktikan bahwa reaksi penyabunan etil asetat ini adalah
reaksi orde kedua?
2. Turunkan satuan-satuan yang digunakan dalam system Internasional (SI) untuk hantaran
jenis dan hantaran molar.
3. Apakah akibatnya bila titrasi dari HCl tidak dapat segera dilakukan? Seandainya titrasi
ini harus ditunda (misalnya sampai seluruh percobaan selesai), apakah yang harus
dikerjakan?
4. Terangkan tiga buah cara untuk menentukan orde dari suatu reaksi kimia.
5. Energi pengaktifan dapat ditentukan secara percobaan. Terangkan prinsipnya dan
lukiskan pula persamaan-persamaan yang diperlukan.

Jawab
1. Bukti bahwa reaksi penyabunan etil asetat oleh ion hidroksida adalah reaksi orde dua yaitu
dengan memperhatikan grafik yang terbentuk dari plot 1/V terhadap 1/S. Jika grafik
tersebut linear maka reaksi tersebut memiliki orde dua dalam laju reaksi. Satuan tetapan
reaksinya, M–1menit–1
2. Hantaran jenis : Ώ-1 cm–1
Hantaran molar : S m2 mol–1 atau S cm2 mol–1
3. Temperatur campuran zat harus dijaga tetap agar konstan pada saat titrasi. Apabila titrasi
HCl ditunda maka temperatur campuran zat akan menurun dan mempengaruhi hasil tetapan
laju rekasinya. Jika ada penundaan reaksi maka harus dilakukan pemanasan ulang agar
temperatur naik.
4. Cara menentukan orde reaksi:
 Melihat satuan dari tetapan laju reaksinya
 Membandingkan waktu paruh
 Membandingkan dua buah persamaan laju reaksi yang diketahui datanya.
5. Energi pengaktifan adalah energi minimal yang diperlukan suatu pereaksi untuk
melakukan reaksi. Prinsip energi pengaktifan akan tereduksi/berkurang dengan
penambahan katalis.
Persamaan yang diperlukan : Ea = –RT ln (k/A).

Anda mungkin juga menyukai