LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK (KI-3141)

DINAMIKA KIMIA
PERCOBAAN H-1, H-2
PENGENDAPAN SOL HIDROFOB OLEH ELEKTROLIT DAN PENGENDAPAN
TIMBAL BALIK SOL HIDROFOB

oleh:
Nama : Nadira Arista Viananda
NIM : 10517079
Kelompok :7
Tanggal Percobaan : Kamis, 24 Oktober 2019
Tanggal Pengumpulan: Kamis, 1 November 2019
Asisten : Najmah

LABORATORIUM KIMIA FISIK

PROGRAM STUDI KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2019
 PERCOBAAN H-1, H-2
PENGENDAPAN SOL HIDROFOB OLEH ELEKTROLIT DAN PENGENDAPAN
TIMBAL BALIK SOL HIDROFOB

I. Tujuan Percobaan
1. Menentukan nilai pengendapan ion-ion bervalensi satu, dua, dan tiga terhadap sol
hidrofob positif (besi (III) oksida) dan sol hidrofob negatif (sol arsen sulfida).
2. Menentukan konsentrasi relatif sol hidrofob positif (besi (III) oksida) dan sol
hidrofob negatif (sol arsen sulfida) saat terjadi pengendapan timbal balik sempurna.

II. Teori Dasar

Koloid didefinisikan sebagai suatu campuran zat heterogen antara dua zat atau lebih
di mana partikel-partikel zat yang berukuran koloid tersebar secara merata di dalam zat
lain. Partikel dispersi koloid dalam medium polar memiliki muatan listrik. Permukaan
bermuatan ini mempengaruhi distribusi ion terdekat dalam medium pendispersi.
Akibatnya timbul lapis rangkap listrik dan distribusi muatan yang baur di sekitarnya.
Sol adalah suatu sistem koloid dengan fasa terdispersinya merupakan zat padat dan
medium pendispersinya merupakan zat cair. Penambahan elektrolit ke dalam sol hidrofob
dapat menyebabkan penyempitan bagian luar dari lapis rangkap listrik memungkinkan
jarak antara partikel merapat sehingga terdapat gaya tarik-menarik van der waals. Hal ini
menyebabkan flokulasi dan partikel sol kemudian mengendap. Konsentrasi elektrolit
minimum yang diperlukan untuk terjadinya flokulasi sol hidrofob dalam waktu tertentu
disebut nilai pengendapan.
Sol hidrofob dapat diendapkan dengan menambahkan elektrolit. Interaksi antara
partikel sol dengan ion yang berlawanan muatan akan mengakibatkan terjadinya
penetralan muatan partikel dan menghilangkan kestabilan sol karena hilangnya gaya
tolak-menolak antar partikel sehingga sol tersebut mengalami flokulasi akhirnya partikel-
partikel sol akan mengendap. Hal yang sama akan terjadi apabila ke dalam suatu sol
ditambahkan sol lain yang muatannya berlawanan satu sama lain menyebabkan terjadinya
pengendapan sempurna bila kedua sol dicampurkan dengan perbandingan tertentu,
peristiwa ini disebut sebagai peristiwa pengendapan timbal balik.

III. Metodologi
A. Peralatan
1. Percobaan H1:
- Tabung reaksi (24)
- Rak tabung (1)
- Gelas kimia (5)
- Buret 25 mL (4)
- Klem buret (4)
 - Botol semprot (2)
- Statif (2)

2. Percobaan H2:
- Tabung reaksi (20)
- Rak tabung (1)
- Buret 50 mL (2)
- Klem (2)
- Statif (2)
- Gelas kimia 100 mL (5)
- Botol semprot (1)

B. Bahan
1. Percobaan H1:
- Sol besi (III) oksida 9,19 g/L
- Sol arsen (III) sulfida 3,333 g/L
- Larutan NaF 0,2 M
- Larutan MgSO4 0,05 M
- Larutan Al2(SO4)3 0,005 M
- Larutan Na3PO4 0,005 M

2. Percobaan H2:
- Sol besi (III) oksida 9,19 g/L
- Sol arsen (III) sulfida 3,333 g/L

C. Cara Kerja
1. Percobaan H-1
Larutan elektrolit yang ada diambil dan dimasukkan ke dalam tabung
reaksi dengan campuran sebagai berikut.
No Tabung I II III IV V
mL elektrolit 1 2 3 4 5
mL air 4 3 2 1 0
Ke dalam masing-masing tabung reaksi, ditambahkan 5 mL sol besi (III)
oksida dan dicampurkan dengan cara membolak-balik tabung reaksi 2-3 kali.
Campuran tersebut kemudian didiamkan selama 15 menit dan diamati tabung
yang mengalami pengendapan. Untuk sol negatif (sol arsen sulfida),
dilakukan hal yang sama seperti pada sol positif dan diamati perubahannya.

2. Percobaan H-2
Dalam tabung reaksi, dibuat campuran dengan komposisi sebagai
berikut.
 No tabung reaksi 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Sol Positif (mL) 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Sol Negatif (mL) 9 8 7 6 5 4 3 2 1
Campuran larutan pada masing-masing tabung reaksi diaduk dengan
cara membolak balikkan 2-3 kali dan diamati tabung yang mengalami
pengendapan sempurna setelah didiamkan selama 15 menit. Pada larutan
yang mengalami pengendapan, dicari titik optimum, yaitu pada saat cairan
diatas tidak berwarna.

IV. Data Pengamatan

A. Percobaan H1
[Sol Besi] = 9,19 g/L [Sol Arsen] = 3,3333 g/L
Volume sol besi = 5 ml Volume sol arsen = 5 ml

Larutan elektrolit NaF

[NaF] = 0,2 M
1. Sol positif
Tabel 4.1.1 Pengamatan pengendapan larutan sol positif pada larutan elektrolit
NaF
V elektrolit (mL) V air (mL) Hasil
1 4 +++++
2 3 ++++
3 2 +++
4 1 ++
5 0 +

Tabel 4.1.2 Pengamatan pengendapan variasi larutan sol positif pada larutan
elektrolit NaF
V elektrolit (mL) V air (mL) Hasil
0,6 4,4 +
0,8 4,2 ++
1 4 +++
1,2 3,8 +++++
1,4 3,6 ++++

2. Sol negatif
Tabel 4.1.3 Pengamatan pengendapan larutan sol negatif pada larutan elektrolit
NaF
V elektrolit (mL) V air (mL) Hasil
 1 4 -
2 3 -
3 2 -
4 1 -
5 0 -

Larutan elektrolit MgSO4

[MgSO4] = 0,05 M
1. Sol positif
Tabel 4.2.1 Pengamatan pengendapan larutan sol positif pada larutan elektrolit
MgSO4
V elektrolit (mL) V air (mL) Hasil
1 4 +++++
2 3 +++
3 2 +++
4 1 +++
5 0 +

Tabel 4.2.1 Pengamatan pengendapan variasi larutan sol positif pada larutan
elektrolit MgSO4
V elektrolit (mL) V air (mL) Hasil
0,6 4,4 +++++
0,8 4,2 ++
1 4 ++++
1,2 3,8 +++
1,4 3,6 ++

2. Sol negatif
Tabel 4.2.3 Pengamatan pengendapan larutan sol negatif pada larutan elektrolit
MgSO4
V elektrolit (mL) V air (mL) Hasil
1 4 ++
2 3 +++
3 2 +++
4 1 ++
5 0 ++++

Tabel 4.2.4 Pengamatan pengendapan variasi larutan sol negatif pada larutan
elektrolit MgSO4
 V elektrolit (mL) V air (mL) Hasil
4,2 0,8 +
4,4 0,6 ++
4,6 0,4 +++
4,8 0,2 +++
5 0 ++++

Larutan elektrolit Al2(SO4)3

[Al2(SO4)3] = 0,005 M
1. Sol positif
Tabel 4.3.1 Pengamatan pengendapan larutan sol positif pada larutan elektrolit
Al2(SO4)3
V elektrolit (mL) V air (mL) Hasil
1 4 ++
2 3 +++
3 2 +++++
4 1 ++++
5 0 +++

Tabel 4.3.2 Pengamatan pengendapan variaso larutan sol positif pada larutan
elektrolit Al2(SO4)3
V elektrolit (mL) V air (mL) Hasil
2,6 2,4 ++++
2,8 2,2 +++++
3 2 +++
3,2 1,8 +++
3,4 1,6 +++

2. Sol negatif
Tabel 4.3.3 Pengamatan pengendapan larutan sol negatif pada larutan elektrolit
Al2(SO4)3
V elektrolit (mL) V air (mL) Hasil
1 4 ++
2 3 ++
3 2 ++++
4 1 +++
5 0 +++

Tabel 4.3.4 Pengamatan pengendapan variasi larutan sol negatif pada larutan
elektrolit Al2(SO4)3
 V elektrolit (mL) V air (mL) Hasil
3,4 1,6 +
3,2 1,8 ++
3 2 +++
2,8 2,2 ++++
2,6 2,4 ++

Larutan elektrolit Na3PO4

[Na3PO4] = 0,005 M
1. Sol positif
Tabel 4.4.1 Pengamatan pengendapan larutan sol positif pada larutan elektrolit
Na3PO4
V elektrolit (mL) V air (mL) Hasil
1 4 -
2 3 -
3 2 -
4 1 -
5 0 -

2. Sol negatif
Tabel 4.4.2 Pengamatan pengendapan larutan sol negatif pada larutan elektrolit
Na3PO4
V elektrolit (mL) V air (mL) Hasil
1 4 -
2 3 -
3 2 -
4 1 -
5 0 -

B. Percobaan H2
[Fe2O3] = 9,19 g/L
[As2O3] = 3,3333 g/L

Tabel 4.5.1 Pengamatan pengendapan pada berbagai volume sol positif dan negatif
Tabung V sol positif (mL) V sol negatif (mL) Hasil
1 1 9 +++
2 2 8 -
3 3 7 -
4 4 6 -
 5 5 5 -
6 6 4 -
7 7 3 -
8 8 2 -
9 9 1 -

Tabel 4.5.2 Pengamatan pengendapan pada variasi berbagai volume sol positif dan
negatif
Tabung V sol positif (mL) V sol negatif (mL) Hasil
1 0,2 9,8 +++
2 0,4 9,6 ++++
3 0,6 9,4 ++++
4 0,8 9,2 +++
5 1,2 8,8 ++
6 1,4 8,6 ++
7 1,6 8,4 +
8 1,8 8,2 -
9 10 9 -

V. Pengolahan Data
a. Percobaan H1
1. Sol positif
[elektrolit ]xVelektrolit
Cp 
Vtotal
Untuk larutan elektroit NaF
0,2𝑀𝑥1,2𝑚𝐿
𝐶𝑝 𝑁𝑎𝐹 = = 0,024𝑀
10𝑚𝐿

Dengan cara yang sama diperoleh

Tabel 5.1 Data hasil perhitungan Cp pada uji sol positif
Larutan V elektrolit [Elektrolit]
Cp (M)
Elektrolit (mL) (M)
NaF 1,2 0,2 0,024
MgSO4 0,6 0,05 0,003
Al2(SO4)3 2,8 0,005 0,0014

2. Sol negatif
Dengan cara yang sama seperti penentuan Cp untuk sol positif, diperoleh
Tabel 5.2 Data hasil perhitungan Cp pada uji sol negative
 Larutan V elektrolit
[Elektrolit] (M) Cp (M)
Elektrolit (mL)
MgSO4 5 0,05 0,025
Al2(SO4)3 2,8 0,005 0,0014

b. Percobaan H2
1. Sol positif
[Fe2O3] = 9,19 g/L
V sol (endapan maksimum) = 0,8 mL

[ sol ]xVsol
[C ] 
Vtotal
𝑔
9,19 𝑥0,6𝑚𝐿
[𝐶 + ] = 𝐿
= 0,5514 g/L
10𝑚𝐿

2. Sol negatif
[As2S3] = 3,3333 g/L
V sol (endapan maksimum) = 9,2 mL

[ sol ]xVsol
[C ] 
Vtotal
𝑔
3,3333 𝑥9,4𝑚𝐿
[𝐶 − ] = 𝐿
= 3,1333 g/L
10𝑚𝐿

3. Konsentrasi relative
[𝐶 + ] 0,5514
= = 0,176
[𝐶 − ] 3,1333
VI. Kesimpulan
Nilai pengendapan elektrolit NaF pada sol positif adalah 0,024 M, dan pada sol
negatif tidak dapat ditentukan. Nilai pengendapan elektrolit MgSO4 pada sol positif
adalah 0,003 M, dan pada sol negatif adalah 0,025 M. Nilai pengendapan elektrolit
Na3PO4 pada sol positif dan sol negatif tidak dapat ditentukan. Nilai pengendapan
elektrolit Al2(SO4)3 pada sol positif adalah 0,0014M, dan pada sol negatif adalah 0,0014
M.
Konsentrasi relatif sol hidrofob positif berbanding sol hidrofob negatif pada saat
terjadi pengendapan timbal balik sempurna adalah 0,176 (w/w).

VII. Daftar Pustaka

Adamson, A.W, “A Textbook of Physical Chemistry”, 2nd ed., hal. 899-923.
Atkins, P.W. ‘Physical Chemistry’, 8th ed., Mc Graw-Hill, New York, p 193
D. J. Shaw, 1970, Introduction to Colloid and Surface Chemistry, 2nd ed., p.167
G.F.Leuvet, “Findlay’s Practical Physical Chemistry”, 9th ed., 1973, p.402-403
S.Glasstone, “Textbook of Chemistry”, 2nd ed.,1946, p.1243-1245
Tadros, General Principles of Colloid Stability and the Role of Surface Forces,
Wiley, 2007. Halaman 5-9.

VIII. Lampiran