Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK (KI-3141)

DINAMIKA KIMIA
PERCOBAAN M-1
KINETIKA HALOGENASI ASETON DENGAN KATALISATOR ASAM

oleh:
Nama : Nadira Arista Viananda
NIM : 10517079
Kelompok :7
Tanggal Percobaan : Kamis, 14 November 2019
Tanggal Pengumpulan: Kamis, 21 November 2019
Asisten : Jonathan (10516009)

LABORATORIUM KIMIA FISIK


PROGRAM STUDI KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2019
PERCOBAAN M-1
KINETIKA HALOGENASI ASETON DENGAN KATALISATOR ASAM

I. Tujuan Percobaan
Menentukan hukum laju reaksi iodinasi aseton dengan katalisator asam,

II. Teori Dasar


Laju reaksi atau kecepatan reaksi menyatakan jumlah reaksi kimia yang berlangsung
per satuan waktu. Laju reaksi menyatakan molaritas zat terlarut dalam reaksi yang
dihasilkan tiap detik reaksi (Sunarya, 2002). Perkaratan besi merupakan contoh reaksi
kimia yang berlangsung lambat, sedangkan peledakan mesiu atau kembang api adalah
contoh reaksi yang cepat. Laju reaksi pada percobaan ini menggunakan spektrofotometer
Spectronic-20 untuk mengukur perubahan absorbanssi larutan. Metode pengukuran dengan
spektrofotometer didasarkan pada serapan sinar monokromatis oleh larutan berwarna pada
panjang gelombang tertentu, yaitu panjang gelombang dimana larutan dapat memberikan
penyerapan maksimal.
Aseton juga dikenal sebagai propanon, adalah senyawa berbentuk cairan yang tidak
berwarna dan mudah terbakar. Ia merupakan keton yang paling sederhana. Aseton larut
dalam berbagai perbandingan dengan air, etanol, dietil eter, dll. Ia sendiri juga merupakan
pelarut yang penting. Aseton digunakan untuk membuat plastik, serat, obat-obatan, dan
senyawa-senyawa kimia lainnya. Selain dimanufaktur secara industri, aseton juga dapat
ditemukan secara alami, termasuk pada tubuh manusia dalam kandungan kecil. (Wade,
L.G. 2006:1041-1063).

III. Alat dan Bahan


Alat-alat yang digunakan adalah spectronic-20, gelas kimia 100 mL, gelas ukur 10
mL, buret, kuvet, dan botol semprot. Sedangkan, Pada percobaan ini bahan-bahan yang
diperlukan adalah larutan aseton 3M, larutan HCl 1M, larutan I2 0,01 M, dan larutan KI
0,01 M.

IV. Cara Kerja


Pertama-tama dibuat 12 variasi larutan terdiri dari 3 percobaan dan masing-masing
percobaan terdiri dari 4 run. Lalu, gelas kimia yang berbeda masing-masing terdiri dari
campuran HCl, KI, aseton, dan I2. Setiap larutan diukur absorbansinya dan dicatat setiap
30 detik hingga besar absorbansinya konstan. Penghitungan waktu dimulai setelah
dilakukan penambahan I2 dengan pengukuran pertama pada detik ke-60. Setelah itu data
yang diperoleh dialurkan pada grafik dan ditentukan hukum laju beserta tetapan laju
reaksinya.
V. Data Pengamatan
λmax = 475 nm
[Aseton] =3M
[HCl] =1M
[I2] = 0,01 M
[KI] = 0,01 M
Tabel 4.1 Data pengamatan
Absorbansi
t (s)
Run 1 Run 2 Run 3 Run 4 Run 5 Run 6 Run 7 Run 8 Run 9 Run 10 Run 11 Run 12
60 0,594 0,707 0,821 0,967 1,163 1,14 1,1 1,099 1,165 1,113 1,145 1,095
90 0,455 0,572 0,693 0,848 1,098 1,065 1,012 0,999 1,099 1,041 1,055 0,999
120 0,303 0,433 0,561 0,719 1,032 0,987 0,922 0,896 1,03 0,963 0,955 0,894
150 0,149 0,29 0,424 0,581 0,958 0,9 0,825 0,782 0,96 0,882 0,854 0,787
180 0,139 0,28 0,45 0,884 0,819 0,722 0,67 0,888 0,798 0,749 0,674
210 0,132 0,308 0,81 0,728 0,618 0,549 0,811 0,712 0,637 0,559
240 0,155 0,733 0,637 0,51 0,423 0,735 0,621 0,52 0,437
270 0,652 0,542 0,402 0,296 0,651 0,527 0,39 0,31
300 0,569 0,448 0,288 0,16 0,57 0,433 0,277 0,184
330 0,486 0,349 0,168 0,485 0,336 0,15
360 0,401 0,248 0,393 0,234
390 0,313 0,142 0,309 0,132
420 0,225 0,218
450 0,135 0,13

VI. Pengolahan Data


1. Penentuan Laju Awal (r)
Dari hasil percobaan, dialurkan grafik absorbansi terhadap waktu untuk masing-
masing run, sehingga diperoleh grafik sebagai berikut:
0.7

0.6

0.5

0.4
A

y = -0.0048x + 0.8872
0.3
R² = 0.9993
0.2

0.1

0
0 20 40 60 80 100 120 140
t (s)

Gambar 5.1 Kurva absorbansi terhadap waktu untuk run 1


0.8
0.7
0.6
0.5

A 0.4
0.3 y = -0.0046x + 0.987
R² = 0.9998
0.2
0.1
0
0 50 100 150 200
t (s)

Gambar 5.2 Kurva absorbansi terhadap waktu untuk run 2

0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
A

0.3 y = -0.0046x + 1.1087


R² = 0.9996
0.2
0.1
0
0 50 100 150 200
t (s)

Gambar 5.3 Kurva absorbansi terhadap waktu untuk run 3

0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
A

y = -0.0045x + 1.2647
0.3
R² = 0.9998
0.2
0.1
0
0 50 100 150 200 250
t (s)

Gambar 5.4 Kurva absorbansi terhadap waktu untuk run 4


0.8
0.7
0.6
0.5
0.4

A
0.3
y = -0.0028x + 1.4138
0.2 R² = 0.9998
0.1
0
0 100 200 300 400 500
t (s)

Gambar 5.5 Kurva absorbansi terhadap waktu untuk run 5

0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
A

0.3 y = -0.0032x + 1.4035


0.2 R² = 0.9997
0.1
0
0 50 100 150 200 250 300 350 400
t (s)

Gambar 5.6 Kurva absorbansi terhadap waktu untuk run 6

0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
A

0.3 y = -0.0036x + 1.3752


R² = 0.9997
0.2
0.1
0
0 50 100 150 200 250 300 350
t (s)

Gambar 5.7 Kurva absorbansi terhadap waktu untuk run 7


0.9
0.8
0.7
0.6
0.5

A
0.4
y = -0.0041x + 1.3973
0.3
R² = 0.9994
0.2
0.1
0
0 50 100 150 200 250 300
t (s)

Gambar 5.8 Kurva absorbansi terhadap waktu untuk run 8

0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
A

0.3
y = -0.0029x + 1.4277
0.2 R² = 0.9997
0.1
0
0 100 200 300 400 500
t (s)

Gambar 5.9 Kurva absorbansi terhadap waktu untuk run 9

0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
A

0.4
0.3 y = -0.0031x + 1.369
0.2 R² = 0.9994
0.1
0
0 100 200 300 400
t (s)

Gambar 5.10 Kurva absorbansi terhadap waktu untuk run 10


0.8
0.7
0.6
0.5
0.4

A 0.3 y = -0.004x + 1.4674


R² = 0.9994
0.2
0.1
0
0 50 100 150 200 250 300 350
t (s)

Gambar 5.11 Kurva absorbansi terhadap waktu untuk run 11

0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
A

0.4
y = -0.004x + 1.3871
0.3 R² = 0.9994
0.2
0.1
0
0 50 100 150 200 250 300
t (s)

Gambar 5.12 Kurva absorbansi terhadap waktu untuk run 12

Dari 12 grafik tersebut, diperoleh persamaan garis berupa y = ax+b dan nilai r
merupakan –a dari persamaan garis yang diperoleh, maka didapatkan nilai r untuk
masing-masing run adalah :

Tabel 5.1 Nilai laju awal reaksi untuk tiap run


Run r (M/s)
1 0,0048
2 0,0046
3 0,0046
4 0,0045
5 0,0028
6 0,0032
7 0,0036
8 0,0041
9 0,0029
10 0,0031
11 0,004
12 0,004

2. Penentuan Orde Reaksi


Penentuan konsentrasi reakta [X]’ dilakukan dengan menggunakan persamaan:
VX
[ X ]′ = [ X ] ×
Vcampuran
Misalnya untuk konsentrasi aseton pada run 1 :
10 mL
[Aseton]′ = 3 M × = 0,810811mol/L
37 mL
Sehingga dengan pengolahan yang sama untuk semua reagen pada run 1-12
diperoleh tabulasi data sebagai berikut:

Tabel 5.2 Nilai konsentrasi terkoreksi untuk tiap run

Run ln r [I2]’ ln[I2]’ [HCl]’ ln[HCl]’ [Aseton]’ ln[aseton]’

1 -5,33914 0,001622 -6,42433 0,27027 -1,30833 0,810811 -0,20972


2 -5,3817 0,001892 -6,27018 0,27027 -1,30833 0,810811 -0,20972
3 -5,3817 0,002162 -6,13665 0,27027 -1,30833 0,810811 -0,20972
4 -5,40368 0,002432 -6,01886 0,27027 -1,30833 0,810811 -0,20972
5 -5,87814 0,002703 -5,9135 0,162162 -1,81916 0,810811 -0,20972
6 -5,7446 0,002703 -5,9135 0,189189 -1,66501 0,810811 -0,20972
7 -5,62682 0,002703 -5,9135 0,216216 -1,53148 0,810811 -0,20972
8 -5,49677 0,002703 -5,9135 0,243243 -1,41369 0,810811 -0,20972
9 -5,84304 0,002703 -5,9135 0,27027 -1,30833 0,486486 -0,72055
10 -5,77635 0,002703 -5,9135 0,27027 -1,30833 0,567568 -0,5664
11 -5,52146 0,002703 -5,9135 0,27027 -1,30833 0,648649 -0,43286
12 -5,52146 0,002703 -5,9135 0,27027 -1,30833 0,72973 -0,31508

Dari tabel 5.2, dialurkan nilai ln r terhadap ln [larutan]’ pada run-run dimana
konsentrasi larutan tersebut divariasikan. Dari kurva yang diperoleh, akan diperoleh
persamaan garis y = ax + b. Apabila nilai a < 0,5 maka orde reaksi terhadap larutan
tersebut bernilai 0. Apabila nilai a > 0,5 maka orde reaksi terhadap larutan tersebut
bernilai 1.
Untuk I2, dialurkan nilai ln r terhadap ln [I2]’ pada run 1-4, sehingga diperoleh:
-5.33
-6.45 -6.4 -6.35 -6.3 -6.25 -6.2 -6.15 -6.1 -6.05 -6 -5.95
-5.34

-5.35

-5.36
ln r
-5.37

-5.38

-5.39

-5.4
y = -0.1451x - 6.2781
R² = 0.88
-5.41
ln [I2]’

Gambar 5.13 Grafik ln r terhadap ln [I2]’

Dari gambar 5.13, diperoleh persamaan garis: y = -0,1451x – 6,2781. Karena


gradiennya lebih kecil dari 0,5 maka orde reaksi terhadap I2 bernilai 0.

Untuk HCl, dialurkan nilai ln r terhadap ln [HCl]’ pada run 5-8, sehingga diperoleh:
-5.45
-2 -1.5 -1 -0.5 0
-5.5
-5.55
-5.6
-5.65
y = 0.9318x - 4.1889
ln r

R² = 0.9967 -5.7
-5.75
-5.8
-5.85
-5.9
-5.95
ln [HCl]’

Gambar 5.14 Grafik ln r terhadap ln [HCl]’

Dari gambar 5.14, diperoleh persamaan garis: y = 0,9318x - 4,1889. Karena


gradiennya lebih besar dari 0,5 maka orde reaksi terhadap HCl bernilai 1.
Untuk aseton, dialurkan nilai ln r terhadap ln [aseton]’ pada run 9-12, sehingga
diperoleh:
-5.45
-0.8 -0.7 -0.6 -0.5 -0.4 -0.3 -0.2 -0.1 0
-5.5

-5.55

-5.6
y = 0.9057x - 5.2049
R² = 0.8793 -5.65
ln r

-5.7

-5.75

-5.8

-5.85

-5.9
ln [aseton]’

Gambar 5.15 Grafik ln r terhadap ln [aseton]’

Dari gambar 5.14, diperoleh persamaan garis: y = 0,9057x – 5,2049. Karena


gradiennya lebih besar dari 0,5 maka orde reaksi terhadap aseton bernilai 1.

3. Penentuan Hukum Laju


Dari persamaan reaksi iodinasi aseton, r = k [Aseton]a [HCl]b [I2]c, dengan a = 0, b =
1, dan c = 1, diperoleh hubungan seperti berikut :
r
k= ′
[HCl] [aseton]′
Untuk run ke-1 :
0,0059 M/s
k= = 0,0269 𝑀−1 𝑠 −1
0,2703 x 0,8108

Tabel 5.3 Nilai k untuk tiap run

Run [HCl]’ [Aseton]’ k (M-1s-1)

1 0,27027 0,810811 0,021904017


2 0,27027 0,810811 0,020991349
3 0,27027 0,810811 0,020991349
4 0,27027 0,810811 0,020535016
5 0,162162 0,810811 0,021295572
6 0,189189 0,810811 0,020860968
7 0,216216 0,810811 0,020535016
8 0,243243 0,810811 0,020788534
9 0,27027 0,486486 0,022056155
10 0,27027 0,567568 0,020209052
11 0,27027 0,648649 0,022816677
12 0,27027 0,72973 0,020281494
Rata-Rata 0,021105433

Sehingga, diperoleh hukum laju reaksi: r = 0,0211 [HCl][Aseton]


VII. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa hukum laju
reaksi iodinasi dari aseton adalah r = 0,0211 [HCl][Aseton]

VIII. Daftar Pustaka


Atkins, P. dan Paula, J. D. 2006. Physical Chemistry. Edisi ke-8. Oxford University
Press. Hal. 791-797.
Wade, L.G. (2006). Organic Chemistry. Sixth edition. New Jersey : Pearson Education
International. Hal 99-101.
Meyer, E. N. dan Lask, F. F. 2010. Rate and Activation Energy of the Iodination of
Acetone.
Sunarya, Yayan. 2002. Kimia Dasar II Berdasarkan Prinsip-Prinsip Kimia Terkini.
Bandung: Alkemi Grafisindo Press.
http://web.mnstate.edu/marasing/chem210l_2013_summer/iodination%20lab%20report1
.pdf diakses pada 14 November 2019 pukul 14.31.

IX. Lampiran

Gambar 9.1 Data Pengamatan Gambar 9.2 Nilai k dan hukum laju reaksi iodinasi aseton literatur

Anda mungkin juga menyukai