Anda di halaman 1dari 11

PERCOBAAN G-4

ISOTERM ADSORPSI

I. Tujuan
Menentukan nilai tetapan isoterm adsorpsi Freundlich untuk proses adsorpsi asam
asetat dan asam klorida
II. Teori Dasar
Adsorpsi adalah penyerapan suatu zat pada permukaan zat lain. Fenomena ini
melibatkan interaksi fisik, kimia, dan gaya elektrostatik antara adsorbat dengan
adsorben pada permukaan adsorben. Terdapat dua macam adsorpsi yakni adsorpsi
fisika dan adsorpsi kimia (Osick, 1983). Adsorben merupakan zat yang mengadsorpsi
zat lain yang memiliki ukuran partikel seragam, kepolarannya sama dengan zat yang
diserap dan mempunyai berat molekul yang besar. Adsorbat adalah zat yang teradsorpsi
pada zat lain. Faktor-faktor yang mempengaruhi kapasitas adsorpsi antara lain, luas
permukaan adsorben, ukuran pori adsorben, kelarutan zat terlarut, pH, dan temperatur
(Castellan, 1982).
Adsorpsi isoterm adalah hubungan yang menunjukkan distribusi adsorben antara
fasa teradsorpsi pada permukaan adsorben dengan fase ruah kesetimbangan pada
temperatur tertentu. Isoterm Freundlich merupakan persamaan empiris yang
dikembangkan berdasarkan adsorpsi multi lapisan. Analisa dengan menggunakan
isoterm Freundlich dilakukan dengan melinierkan persamaan isoterm Freundlich,
𝑥
= 𝑘𝐶 𝑛
𝑚
menjadi persamaan linear
𝑥
𝐿𝑜𝑔 𝑚 = 𝑙𝑜𝑔 𝑘 + 𝑛 𝑙𝑜𝑔𝐶

(Ramadhan dan Marisa, 2010).


Dari percobaan isoterm adsorpsi ini, akan diketahui kapasitas adsorben dalam
menyerap adsorbat atau dapat diketahui efisiensi dari adsorbennya. Karbon aktif
umumnya mempunyai daya adsorpsi yang rendah dan dapat diperbesar dengan
mengaktifkannya menggunakan uap atau bahan kimia. Aktivitas ini bertujuan untuk
memperbesar uas permukaan arang dengan membuka pori-pori yang tertutup (Kateren,
1987).
III. Alat dan Bahan
Tabel 3.1 Data alat dan bahan percobaan
Bahan Jumlah Alat Jumlah
Larutan CH3COOH
0,0159; 0,0335;
100 mL Erlenmeyer 250 mL 24
0,0675; 0,1304;
0,2654; 0,5387 M
Larutan HCl 0,2699;
0,0159; 0,0318; Erlenmeyer 250 mL +
100 mL 12
0,0669; 0,1361; tutup
0,5375 M
Larutan NaOH 0,1134
Pipet volume 10 mL 2
M dan 0,0508 M
Karbon aktif ± 12 gram Pipet volume 25 mL 4
Phenolftalein 72 tetes Pipet volume 5 mL 2
Buret 50 mL 2
Statif dan klem 2
Spatula 1
Botol semprot 500
2
mL

IV. Cara Kerja


Sebanyak masing-masing 1 gram karbon aktif yang sudah ditimbang terlebih
dahulu dengan teliti dimasukkan ke dalam 12 buah Erlenmeyer bertutup 250 mL
kemudian dimasukkan ke dalamnya asam klorida dengan konsentrasi yang bervariasi:
0,5375 M, 0,2699 M, 0,1361 M, 0,0669 M, 0,0318 M, dan 0,0159 M. Labu-labu
tersebut ditutup dan dibiarkan selama 30 menit, dengan larutan dikocok selama satu
menit secara teratur selama 10 menit. Setelah 30 menit, tiap larutan disaring
menggunakan kertas saring kering lalu larutan tersebut dititrasi dengan aturan keempat
larutan dengan konsentrasi paling rendah (0,0159 M; 0,0318 M; 0,0669 M; dan 0,1361
M), diambil 25 mL, larutan berikutnya (0,2699 M) diambil 10 mL, dan larutan yang
memiliki konsentrasi paling tinggi (0,5375 M) diambil 5 mL. Larutan-larutan tersebut
kemudian dititrasi dengan larutan standar NaOH 0,1134 M dan 0,0508 M (salah satu,
bergantung komposisi) dengan menggunakan indikator fenolftalein. Dilakukan hal yang
sama pada asam asetat.
V. Data Pengamatan
[NaOH]1 = 0,1134 M T ruangan : 28 ºC
[NaOH]2 = 0,0508 M

Tabel 5.1 Data Pengamatan Volume Titrasi Berbagai [HCl]


Volume
Massa Titrasi
[HCl] awal V HCl awal [NaOH]
arang (mL)
(M) (mL) (M)
(g)
1 2 Rata-rata

0,9999 0,0159 25 0,0508 6,1 6,1 6,1

1,0001 0,0318 25 0,0508 13,5 13,5 13,5

1,0002 0,0669 25 0,0508 29,9 29,8 29,85

0,9998 0,1361 25 0,1134 28,9 29 28,95

1,0010 0,2699 10 0,1134 23,3 23,4 23,35

1,0000 0,5375 5 0,1134 23,2 23,3 23,25

Tabel 5.2 Data Pengamatan Volume Titrasi Berbagai [CH3COOH]


Volume
Massa V Titrasi
[CH3COOH]
arang CH3COOH [NaOH] (mL)
awal (M)
(g) awal (mL)
1 2 Rata-rata

0,9888 0,0159 25 0,0508 M 4,8 4,7 4,75

1,0012 0,0335 25 0,0508 M 11,2 11,2 11,2

0,9996 0,0675 25 0,0508 M 26,1 26,1 26,1

1,0040 0,1304 25 0,1134 M 25,2 25,2 25,2

0,9998 0,2654 10 0,1134 M 43,8 43,7 43,75

1,0047 0,5387 5 0,1134 M 10,5 10,4 10,45


VI. Pengolahan Data
6.1. Asam Klorida
𝑉 𝑁𝑎𝑂𝐻 𝑥 [𝑁𝑎𝑂𝐻]
[𝐻𝐶𝑙]𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 =
𝑉 𝐻𝐶𝑙 𝑎𝑤𝑎𝑙
6,1 𝑥 0,0508
=
25 𝑚𝐿

= 0,012395 M

𝐶 𝑎𝑑𝑠𝑜𝑟𝑝𝑠𝑖 = [𝐻𝐶𝑙]𝑎𝑤𝑎𝑙 − [𝐻𝐶𝑙]𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟

= 0,0159 – 0,012395

= 0,003505 M

𝑋 = 𝐶𝑎𝑑𝑠 𝑥 𝑀𝑟 𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑥 𝑉𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑎𝑤𝑎𝑙


𝑚𝑜𝑙 𝑔
𝑋 = 0,003505 𝑥 36,45 𝑥 0,025 𝐿
𝐿 𝑚𝑜𝑙

𝑋 = 0,003194 𝑔𝑟𝑎𝑚

Dengan cara yang sama diperoleh :

Tabel 6.1 Hasil Pengolahan Data HCl


V
Massa [HCl] V NaO [HCl] C
arang awal HCl H akhir adsorpsi X (x/m) Log x/m Log Cads
(g) (M) (mL) (mL (M) (M)
)
0,0123 0,00350 0,0031 0,00319
0,9999 0,0159 25 6,1 -2,49566 -2,45534
95 5 94 4

0,0274 0,00436 0,0039


1,0001 0,0318 25 13,5 0,00398 -2,40012 -2,35972
32 8 8

29,8 0,0606 0,00624 0,0056 0,00568


1,0002 0,0669 25 -2,24493 -2,20448
5 55 5 91 9

28,9 0,1313 0,00478 0,0043 0,00435


0,9998 0,1361 25 -2,36059 -2,32032
5 17 3 58 9

23,3 0,2647 0,00511 0,0018 0,00186


1,0010 0,2699 10 -2,73023 -2,29149
5 89 1 63 1

23,2 0,5273 0,0018 0,00185


1,0000 0,5375 5 0,01019 -2,73116 -1,99183
5 1 57 7
Dengan mengalurkan log (x/m) terhadap log C, diperoleh kurva sebagai berikut.

Kurva HCl
-2.2
-2.5 -2.45 -2.4 -2.35 -2.3 -2.25 -2.2 -2.15
-2.25
l
-2.3
o
g -2.35

x -2.4
y = 0.9996x - 0.0414
/ R² = 1
-2.45
m
-2.5

-2.55
log C ads

Gambar 6.1 Kurva log (x/m) terhadap log C HCl


𝑥
Aluran kurva menghasilkan persamaan 𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝑐 atau log 𝑚 = 𝑛 log 𝐶 + log 𝑘.

Dari hasil regresi diperoleh persamaan 𝑦 = 0,9996𝑥 − 0,0414 yang akan sama
𝑥
dengan log 𝑚 = log 𝐶 − 0,0414. Maka nilai n setara dengan gradien garis yaitu

0,9996 dan nilai log k setara dengan intersep, sehingga k bernilai 10-0,0414 atau
0,9090.

6.2. Asam Asetat


𝑉 𝑁𝑎𝑂𝐻 𝑥 [𝑁𝑎𝑂𝐻]
[𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻]𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 =
𝑉 𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻 𝑎𝑤𝑎𝑙
4,75 𝑥 0,0508
=
25 𝑚𝐿

= 0,012395 M

𝐶 𝑎𝑑𝑠𝑜𝑟𝑝𝑠𝑖 = [𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻]𝑎𝑤𝑎𝑙 − [𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻]𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟

= 0,0159 – 0,012395

= 0,009652 M
𝑋 = 𝐶𝑎𝑑𝑠 𝑥 𝑀𝑟 𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑥 𝑉𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑎𝑤𝑎𝑙

𝑚𝑜𝑙 𝑔
𝑋 = 0,009652 𝑥 60,05 𝑥 0,025 𝐿
𝐿 𝑚𝑜𝑙

𝑋 = 0,006248 𝑔𝑟𝑎𝑚
Dengan cara yang sama diperoleh :
Tabel 6.1 Hasil Pengolahan Data CH3COOH
V
[CH3C V [CH3C
Massa NaO C
OOH] CH3C OOH]
arang H adsorpsi X (x/m) Log x/m Log Cads
awal OOH akhir
(g) (mL (M)
(M) (mL) (M)
)
0,0096 0,00624 0,0093 0,00948
0,9888 0,0159 25 4,75 -2,02291 -2,20426
52 8 8 6

0,0227 0,01074 0,0161 0,01610


1,0012 0,0335 25 11,2 -1,793 -1,96893
58 2 26 6

0,0530 0,01446 0,0217 0,02172


0,9996 0,0675 25 26,1 -1,66306 -1,83969
35 5 15 4

0,1143 0,01609 0,0241 0,02406


1,0040 0,1304 25 25,2 -1,61865 -1,79337
07 3 59 3

-
43,7 0,4961 -
0,9998 0,2654 10 -0,23073 0,1385 #NUM! #NUM!
5 25 0,13858
5

10,4 0,2370 0,30169 0,0905


1,0047 0,5387 5 0,09016 -1,04499 -0,52043
5 06 4 84
Dengan mengalurkan log (x/m) terhadap log C, diperoleh kurva sebagai berikut.

Kurva CH3COOH
0
-2.5 -2 -1.5 -1 -0.5 0
-0.5
l
o
g -1

x -1.5
/ y = 0.9854x + 0.1487
m R² = 1
-2

-2.5
log C ads

Gambar 6.2 Kurva log (x/m) terhadap log C CH3COOH


𝑥
Aluran kurva menghasilkan persamaan 𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝑐 atau log 𝑚 = 𝑛 log 𝐶 + log 𝑘.

Dari hasil regresi diperoleh persamaan 𝑦 = 0,9854𝑥 + 0,1487 yang akan sama
𝑥
dengan log 𝑚 = log 𝐶 + 0,1487. Maka nilai n setara dengan gradien garis yaitu

0,9854 dan nilai log k setara dengan intersep, sehingga k bernilai 100,1487 atau
1,4083.
VII. Pembahasan
VIII. Kesimpulan
Dari hasil percobaan, diperoleh nilai tetapan isoterm adsorpsi Freundlich pada karbon
aktif untuk proses adsorpsi asam klorida adalah n sebesar 0,9996 dan k sebesar 0,9090.
Untuk proses adsorpsi asam asetat, diperoleh nilai tetapan isoterm n sebesar 0,9854 dan
k sebesar 1,4083.

IX. Daftar Pustaka


Castellan, 1982. Physical Chemistry. Edisi Ketiga. Addison-Wesley Publishing
Company.
Kateren, 1987. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Edisi VI. Jakarta
Osick, J. 1983. Adsorption. Ellis Hardwood Ltd. Chicester: England.
Sintayehu, Y.D, Lencha L.T., 2016. American Journal of Physical Chemistry.
Adsorption and Kicetic Optimization Study of Acetic Acid from Aqueous
Solutions Using Activated Carbon Developed from Vernonia amygdalina
Wood. Department of Chemsitry, Adama Science and Technology University,
Ethiopia.
X. Lampiran
10.1. Pertanyaan
1. Apakah proses adsorpsi ini merupakan adsorpsi fisik atau kimia?
Jawab:

Proses adsorpsi yg terjadi adalah adsorpsi fisik karena dipengaruhi oleh gaya
Van Der Walls dikarenakan hanya terjadi pada permukaan arang sehingga
hanya ada tarik menarik secara fisika tanpa ada perubahan kimia, mempunyai
entalpi reaksi dan bersifat tidak spesifik.

2. Apakah perbedaan kedua jenis adsorpsi ini? Berikan contohnya masing-


masing!
Jawab:

Adsorbsi fisik, yaitu berhubungan dengan gaya Van der Waals, merupakan
suatu proses bolak – balik, terjadi pada suhu rendah, tidak melibatkan energi
aktivasi.
Adsorbsi kimia, yaitu reaksi yang terjadi antara zat padat dan zat terlarut yang
teradsorbsi,terjadi pemutusan dan pembentukan ikatan kimia, melibatkan
energy aktivasi, terjadi pada suhu tinggi,

3. Bagaimana pengaruh penggunaan arang yang dipanaskan atau tidak


dipanaskan sebagai adsorben?
Jawab:

Arang yang dipanaskan akan membuat arang menjadi aktif dan pori-pori arang
membesar sehingga dapat mengadsorb larutan asam lebih banyak. Sedangkan
arang yang tidak dipanaskan tidak dapat mengadsoprsi arang semaksimal
arang yang dipanaskan.

4. Bagaimana isoterm adsorpsi Freundlich untuk adsorpsi gas pada permukaan


padat?
Jawab :

Isotherm Freundlich untuk adsorpsi gas pada permukaan zat padat kurang baik
atau memuaskan. Hal ini terjadi karaena pada adsorpsi Freundlich situs-situs
aktif pada permukaan adsorben bersifat heterogen. Gas merupakan campuran
yang homogen sehingga kurang cocok jika digunakan dalam isotherm
Freundlich.

5. Mengapa isoterm adsorpsi Freundlich untuk adsorpsi gas pada permukaan zat
padat kurang memuaskan dibandingkan dengan isoterm adsorpsi Langmuir?
Jawab :

Karena pada adsorpsi Freundlich situs-situs aktif pada permukaan adsorben


bersifat heterogen, tidak berlaku untuk tekanan yang tinggi. Sedangkan
adsorpsi pada Langmuir bersifat homogen. Ketika mengadsorpsi gas yang
wujudnya campuran yang homogen, maka adsorpsi Freundlich kurang cocok.
10.2. Data Pengamatan

Gambar 10.1 Data pengamatan percobaan

Anda mungkin juga menyukai