Anda di halaman 1dari 3

Nama : Muhammad Rasyid

NIM : 16020208

Cara Mengukur Jarak Matahari dari Bumi

Pengukuran benda-benda langit terhadap bumi sebenarnya sudah dipikirkan oleh jenius-jenius di
masa lalu. Hanya saja, pengukuran pada masa itu tidak didukung dengan alat-alat dan memadai
dan kebanyakan di antaranya adalah teori-teori yang dipikirkan oleh filsuf. Namun, beberapa dari
teori tersebut mendukung adanya pengukuran benda-benda langit terhadap bumi, sehingga
pengukuran tersebut dapat dilakukan.

Untuk mengukur jarak benda-benda langit terhadap bumi, para astronom biasa menggunakan
metode yang dinamakan Trigonometri Paralaks. Secara sederhana, metode ini dipraktikkan dengan
menggunakan ibu jari dan kedua mata. Hadapkan ibu jari ke depan, dan liat menggunakan mata
sebelah kanan saja. Kemudian tutup mata kanan, dan pandang dengan mata sebelah kiri. Jika
menggunakan sebelah mata, akan mendapatkan latar yang berbeda. Inilah konsep dari trigonometri
paralaks.

Paralaks sebenarnya sudah ada semenjak zaman dahulu. Paralaks juga terjadi pada bintang,
setidaknya begitulah yang diharapkan oleh pemerhati dunia astronomi ketika model heliosentris
dikemukakan pertama kali oleh Aristarchus (310-230 SM). Dalam model heliosentris itu, Bumi
bergerak mengelilingi Matahari dalam orbit yang berbentuk lingkaran. Akibatnya, sebuah bintang
akan diamati dari tempat-tempat yang berbeda selama Bumi mengorbit. Dan paralaks akan
mencapai nilai maksimum apabila kita mengamati bintang pada dua waktu yang berselang 6 bulan
(setengah periode revolusi Bumi). Namun saat itu tidak ada satu orangpun yang dapat
mendeteksinya sehingga Bumi dianggap tidak bergerak (karena paralaks dianggap tidak ada).
Model heliosentris kemudian ditinggalkan orang dan model geosentrislah yang lebih banyak
digunakan untuk menjelaskan perilaku alam semesta.

Pengukuran jarak matahari ke bumi telah dibuktikan oleh seorang ilmuwan bernama Giovanni
Cassini. Ia bisa dibilang sebagai orang pertama yang memberikan nilai yang cukup akurat
mengenai jarak matahari ke bumi. Untuk mengukur jarak tersebut, ia biasa menggunakan alat yang
bernama sextant, yaitu alat yang digunakan pelaut atau orang zaman dahulu untuk menentukan
arah.

Perhitungan dengan menggunakan sextant tersebut tidak langsung diawali dengan mengukur jarak
matahari ke bumi. Pertama, Cassini.mengukur jarak dari Bumi ke Mars. Sebelum Cassini sudah
ada orang yang mengukur jarak Matahari ke Mars. Singkatnya, akan didapatkan keadaan sesuai
gambar berikut.
Dari gambar terlihat jelas bahwa hal yang harus kita cari adalah p. Dengan memperkirakan sudut
pengukuran antara Jarak Bumi ke Matahari dan Jarak Bumi ke Mars, maka akan didapat sebuah
segitiga lengkap, dan diketahui ukuran satu sudutnya. Didapatkan sebuah persamaan:

𝑥 2 = 𝑝2 + 𝐿2 − 2. 𝑝. 𝐿 cos 𝜃

Jika diketahui x ( jarak Matahari-Mars ) dan L ( jaraj Bumi-Mars ) maka jarak matahari ke Bumi
bisa dicari. Meski nilai yang diperoleh oleh Cassini memang tidak seratus persen akurat, yaitu
meleset sekitar 6% dari nilai yang kita dapat dari hasil eksperimen di abad 21. Nilai yang kita
punya masih merupakan hasil suatu perhitungan dan mungkin saja dalam beberapa waktu ke
depan seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, akan terjadi koreksi lagi terhadap nilai
AU.

Di era modern ini, jika kita ingin melakukan perhitungan jarak antara Bumi dan benda langit
lainnya, kita bisa memanfaatkan teknologi seperti satelit. Pengukuran dilakukan dengan
mengirimkan satelit mendekati benda langit yang ingin kita ukur jaraknya. Setelah itu yang perlu
kita lakukan adalah mengirimkan sinyal pada satelit tersebut dan menunggu waktu terpantulnya
sinyal tersebut oleh satelit sampai kembali ke Bumi.

Anda mungkin juga menyukai