Anda di halaman 1dari 3

LABORATORIUM KIMIA DASAR

PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS MIPA


INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

LEMBAR KERJA PRAKTIKUM MODUL III


REAKSI REDOKS DAN SEL ELEKTROKIMIA

NIM/NAMA :Doni Abdillah Akbar HARI/TGL :Sabtu/15 Januari 2022


KELAS PRAKTIKUM :B ASISTEN : Irsya Nursyifa
KELOMPOK :5 NILAI :

Bagian 1 Reaksi Reduksi dan Oksidasi


Tuliskan persamaan reaksi setara dan pengamatannya!

a.1. CuSO4(aq) + Zn(s)  ZnSO4 (aq) + Cu(s)


Logam Zn terlarut juga terbentuk endapan Cu berwarna kemerahan

a.2. ZnSO4(aq) + Cu(s)  Tidak bereaksi


Larutan dari 2 senyawa ini tidak bereaksi dan dari warna tetap bening tidak ada perubahan. Karena Cu Lebih
reaktif daripada Zn

b.1. Mg(s) + Pb(NO3)2(aq)  Mg(NO3)2(aq) + 2Pb(s)


Larutan awal tidak berwarna, kemudian Logam Mg terlarut menjadi Mg2+ dan terbentuk endapan PB(s)
berwarna hitam

b.2. Mg(s) + Zn(NO3)2(aq)  Mg(NO3)2(aq) + 2Zn(s)


Larutan awal tidak berwarna, kemudian Logam Mg terlarut menjadi Mg2+ dan terbentuk endapan dari Zn(s)
berwarna abu abu.

b.3. Mg(s) + NaNO3(aq)  Tidak bereaksi


Hal ini di karenakan Na+ lebih reaktif di bandingkan Mg sehingga Na tidak terjadi reduksi
Susunan kereaktifan logam: Na > Mg > Pb/Zn / Cu

c. H2O2(aq) + MnO2(s)  H2O(l) + ½O2(g)


Saat bereaksi terlihat larutan berwarna kehitaman dari oksidasi H2O, juga terdapat gelembung udara dari
terbentuk nya H2, pada proses ini suhu meningkat.

d. H2O2(aq) + KI(aq) + H2SO4(aq) ⎯ 2H2O(l) + I2(aq) + K2SO4(aq) + 2HCl(aq)


Larutan awalnya tidak berwarna, setelah di tambahkan kanji menjadi biru kehitaman, hal ini menandakan
terdapat larutan I2 yang jika di beri kanji maka kanji berubah warna menjadi biru gelap.

e. FeCl3(aq) + KI(aq) + H2SO4(aq) ⎯ 2FeCl2(aq) + I2(aq) + K2SO4(aq) + 2HCl(aq)


Larutan FeCl3 yang berwarna kuning dicampurkan larutan lain yg tak berwarna larutan jadi kekuningan. Saat
ditambah kanji jadi biru kehitaman, hal in imenandakan terbentuknya I2. Dapat di katakan kanji di sini berfungsi
mendetek apakah terbentuk I2 atau tidak.

Bagian 2 Titrasi Redoks KMnO4 – H2C2O4

Volume larutan oksalat standar yang dititrasi (mL):

No Volume pemakaian KMnO4 (mL)

1 12,4

2 12,6
LABORATORIUM KIMIA DASAR
PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS MIPA
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Volume KMnO4 rata-rata (mL) = 12,5

Konsentrasi KMnO4 = 0,02M

Persamaan reaksi = 5H2C2O4 + 3H2SO4 + 2KMnO4  K2SO4 + 2MnSO4 + 10CO2 + 8H2O

Konsentrasi larutan oksalat =

Reduksi = MnO4- + 8H+(aq) + 5e  Mn2+ + 4 H2O(l)


Oksidasi = H2C2O4(aq)  2CO2(g) + 2H+(aq) + 2e
2MnO4 (aq) + 6H (aq) + 5H2C2O4(aq)  2Mn2+(aq) + 10CO2(aq) + 8H2O(l)
- +

Dengan perbandingan koefisien = perbandingan mol maka dapat di hitung konsentrasi oksalat sbb:
M H2SO4 = 5/2 x MKMnO4 x VKMnO4
VH2SO4
= 2.5 x 0.25/25
= 0,025M

Bagian 3 Sel Volta


3.1 Penentuan Potensial Elektroda
Temperatur percobaan (ºC) = 70° C
Ekalomel = 0,242 V

Elektroda Potensial sel, Esel (Volt) Eelektroda (Volt)

Cu | Cu2+ 0,0684 0,3104

Pb | Pb2+ -0,4989 -0,2569

Sn | Sn2+ -0,4116 -0,1696

Zn | Zn2+ -1,0316 -0,7896

Al | Al3+ -1,9217 -1,6797

Urutan kereaktifan logam :


Al, Zn, Sn, Pb, Cu

3.2 Penentuan Potensial Sel Elektrokimia

Potensial Sel, Notasi Sel Reaksi Sel


Pasangan Elektroda
Esel (Volt)

CuCu2+dan PbPb2+ 0,4700 Pb | Pb2+ | Cu2+ | Cu Pb(s) + Cu2+(aq)  Pb2+(aq) + Cu(s)

PbPb2+dan AlAl3+ 1,5201 Al | Al3+ | Pb2+ | Pb 2Al(s) + 3Pb2+(aq)  2Al3+(aq) + 3Pb(s)

AlAl3+dan SnSn2+ 1,5101 Al | Al3+ | Sn2+ | Sn 2Al(s) + 3Sn2+(aq)  2Al3+(aq) + 3Sn(s)

SnSn2+dan ZnZn2+ 0,6200 Zn | Zn2+| Sn2+ | Sn Zn(s) + Sn2+(aq)  Zn2+(aq) + Sn(s)

ZnZn2+dan CuCu2+ 1,100 Zn | Zn2+| Sn2+ | Sn Zn(s) + Cu2+(aq)  Zn2+(aq) + Cu(s)

 Pasangan elektroda yang Esel-nya terbesar: CuCu2+dan PbPb2+


 Pasangan elektroda yang Esel-nya terkecil: CuCu2+dan PbPb2+
 Logam yang paling aktif: Al
 Logam yang paling tidak aktif: Cu
LABORATORIUM KIMIA DASAR
PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS MIPA
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

 Kegunaan logam yang tidak begitu aktif:


Dapat di pergunakan lebih mudah di bentuk solid karena tidak terlalu reaktif.
 Urutan keaktifan logam:
AL , Zn , Sn, Pb, Cu

Bagian 4 Sel Elektrolisis


Perubahan pada anoda:
reaksinya: 2I(aq) +  I2(aq) + 2e
Warna berubah kining kecoklatan karena terbentuk I2 kecoklatan

Perubahan pada katoda:


reaksinya: 2H2O + 2e  H2(g) + 2OH-(aq)
Warna tetap bening

Larutan dari katoda + FeCl3  Fe(OH)3 + Cl


Pengamatan: Warna berubah menjadi merah gelap karena terbentuk besi hidroksida Fe(OH)3

Larutan dari katoda + phenolphthalein  (C2OH12O4)2 + H2O


Pengamatan: Warna larutan berubah menjadi pink/keunguan menandakan bahwa larutan ini bersifat Basa sebab
terdapat OH-

Larutan dari anoda + CHCl3  CHCI2 + Cl2


Pengamatan: Terlihat larutan ini memiliki fase pembatas antara antara kedua larutan senyawa. Hal ini karena
Cloroform tidak bisa bercampur dengan air dan I2 bisa masuk ke Clorofom membentuk CHCI2 dan bisa juga di air.

Anda mungkin juga menyukai