Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN

PRAKTIKUM DAN PROYEK KIMIA


KEASAMAN ION LOGAM TERHIDRAT
NAMA : ACHMAD SAIFUL WHATONI
NIM : 20728251041
HARI/TGL PRAKTIKUM : Kamis, 19 November 2020
A. TUJUAN PERCOBAAN :
Berdasarkan metode pH-metri akan ditunjukkan bahwa ion metalik terhidrat
memiliki perilaku seperti suatu mono asam dengan konstatnta keasaman yang
tergantung pada suasana linkungan dan derajat oksidasi kation logam.
B. TINJAUAN PUSTAKA
Menurut K.H. Sugiyarto (2009 : 1.4 – 1.5), ion-ion logam transisi lebih kecil
ukurannya dibanding dengan ion-ion logam kelompok s dalam periode yang
sama. Hal ini menghasilkan rasio muatan per jari-jari yang lebih besar bagi
logam-logam transisi. Atas dasar ini, relatif terhadap logam kelompok s
diperoleh sifat-sifat logam transisi sebagai berikut:
a. Oksida-oksida dan hidroksida logam-logam transisi ( M2+ dan M3+ ) kurang
bersifat basa dan lebih sukar larut.
b. Garam-garam logam transisi kurang bersifat ionik dan juga kurang stabil
terhadap pemanasan.
c. Garam-garam dan ion-ion logam transisi dalam air mudah terhidrat dan juga
lebih mudah terhidrolisis menghasilkan sifat agak asam.
d. Ion-ion logam transisi lebih mudah tereduksi.
Berikut jari-jari atom dan ion logam transisi adalah senbagai berikut:
Tabel 1. Jari-jari atom dan ion logam transisi

Unsur K Ca Sc Ti V Cr Mn Fe Co Ni Cu Zn

Jari-jari
atom M
235 197 161 145 132 127 124 124 125 125 128 133
(dalam
pm)
Ion M+ 152 91

Ion M2+ 114 - 100 93 87 81 75 79 83 87 -

72 69 69
Ion M3+ - - 89 81 78 76
79* 79* 75*

Catatan: Tanda * menunjukkan nilai tertinggi ( high-spin) dan yang tidak


memakai tanda adalah nilai terendah ( low-spin).
Walaupun senyawa logam-logam transisi dengan tingkat oksidasi +2
dan +3 sering dipertimbangkan ionik, namun tingginya muatan kation atau
tingginya tingkat oksidasi ini dan pengaruhnya pada polarisasi anion sekalipun
hanya kecil mengakibatkan beberapa oksida menunjukkan sifat asam dan
senyawanya menjadi bersifat kovalen. Sebagai contoh, Cr2O3 dam Mn2O3
menunjukkan sifat amfoterik, dan semakin tinggi tingkat oksidasinya seperti
pada CrO3 dan Mn2O7, oksida ini menjadi oksida asam.
Pemahaman pembentukan senyawa kompleks dalam larutan (air) sangat
penting. Pembentukan suatu senyawa kompleks dalam larutan berlangsung
secara bertahap (stepwise) terhadap pengikatan ligan pada atom pusat. Jadi,
apabila sebuah ligan netral L membentuk senyawa kompleks dengan ion metal
MX+, maka dapat dibentuk sejumlah tetapan kesetimbangan yang berurutan, K1,
K2,...., Kn n= jumlah maksimal ligan yang terikat pada ion metal dalam kondisi
eksperimen khusus). Oleh karena ion metal dalam larutan air tidak berada
sebagai ion sederhana MX+ melainkan sebagai senyawa kompleks [M(H2O)n]X+,
maka reaksi pembentukan senyawa kompleks pada pengikatan ligan L dapat
dinyatakan dengan suatu persamaan reaksi sebagai berikut:
[M(H2O)n]x+ + L ↔ [M(H2O)n-1L]x+ + H2O
[M(H2O)n-1L]x+ + L ↔ [M(H2O)n-2L2]x+ + H2O
......................................................................................
[M(H2O)n-1L]x+ + L ↔ [MLn]x+ + H2O
(Sugiyarto, 2012).
Unsur-unsur yang dikelompokkan pada golongan-golongan memiliki
karakteristik yang sudah tersusun berdasarkan nomor atom. unsur-unsur yang
digolongkan kedalam satu golongan dari atas ke bawah memiliki sifat keasaman
yang semikin kecil karena nomor atom semakin besar. Nomer atom semakin besar
maka memiliki ikatan elektron yang semikin lemah sehingga mudah melepas
elektron. Elektron yang mudah dilepaskan maka akan semakin bersifat asam.
Berbeda dengan periode unsur semakin kekanan sifat keasaman semakin besar.
Hal ini berdasarkan teori asam dan basa yang menyatakan bahwa suatu asam
didefinisikan zat yang menghasilkan ion H+ bila terlarut dalam air. Suatu basa
merupakan zat yang mampu menghasilkan ion OH- jika dilarutkan dalam air.
Penentuan pKa setiap ion terhidrat dengan cara :
Reaksi [M(H2O)6]x+ + H2O ↔ [M(H2O)5(OH)](x-1)+ + H3O+
atau
[M(H2O)6]x+ ↔ [M(H2O)5(OH)](x-1)+ + H+
Dalam Kesetimbangan : konsentrasi [M(H2O)5(OH)](x-1)+ = konsentrasi H+
[𝐻+]2
Maka: 𝐾𝑎 = [ Asam]

pKa = - log Ka dan pH = - log [H+],


maka: pKa = 2 pH + log Casam
C. ALAT BAHAN
1.Alat
a. Labu ukur 100 mL
b. Erlenmayer
c. Gelas beker 100 mL
d. pH meter
e. Neraca analitik
f. Gelas arloji
2. Bahan
a. Alumunium(III)Nitratnanohidrat, Al(NO3)3.9H2O
b. Kobal(II)Nitratheksahidrat,Co(NO3)2.6H2O
c. Tembaga(II)Nitrattrihidrat,Cu(NO3)2.3H2O
d. Aquades
D. PROSEDUR KERJA

Memasukkan 1,523 g Memasukkan 0,9792 g Memasukkan 1,1317 g


Al(NO3)3.9H2O Co(NO3)3.6H2O Cu(NO3)3.3H2O
(labu ukur 100 mL ke-1) (labu ukur 100 mL ke-2) (labu ukur 100 mL ke-3)

Menambahkan aquades hingga batas tanda batas, kemudian


mengocoknya

Memindahkan larutan kedalam gelas beker 50 mL dan


mengamati warna yang terbentuk

Mengukur pH masing-masing larutan dengan menggunakan pH


meter yang dikalibrasi dengan pH 4 dan pH 7

E. DATA dan PERHITUNGAN


1.Data hasil pengamatan
(Mr)
Rumus Senyawa Warna Larutan pH
gr/mol
Co(NO3)2.6H2O • Sebelum dilarutkan: merah
4.6 291,04
(0,9792 gr) • Sesudah dilarutkan: merah muda
Cu(NO3)2.3H2O • Sebelum dilarutkan : Biru
4 241,62
(1,1317 gr) • Setelah dilaurtkan : biru muda
Al(NO3)3.9H2O • Sebelum dilarutkan : putih
3.2 375,15
(1,5235 gr) • Setelah dilaurtkan : tidak berwarna (Bening)

2. Perhitungan Ka dan pKa


a. Alumunium(III)Nitratnanohidrat, Al(NO3)3.9H2O
1. Persamaan reaksi
[Al(H2O)6]3++ H2O ⇌ [Al(H2O)5(OH)]2+ + [H3O]+
[Al(H2O)6]3+ + ⇌ [Al(H2O)5(OH)]2+ + H+
Dalam kesetimbangan konsentrasi [Al(H2O)5(OH)]2+ = konsentrasi H+
[𝐻+]2
Maka: 𝐾𝑎 = [ Asam]

𝑔 1000 1,523 1000


𝑀= x = x = 0,04 𝑀
𝑀𝑟 𝑣 375,13 100
2. Menentukan pKa
pKa = 2 pH + log Casam
pKa = 2 (3,2) + log (0,04)
pKa = 6,4 – 1,398
pKa = 5
3. Menentukan Ka dari pKa
pKa = - log Ka
5 = - log Ka
Ka = 1 x 10-5

b. Tembaga(II)Nitrattrihidrat,Cu(NO3)2.3H2O
1. Persamaan reaksi
[Cu(H2O)6]3++ H2O ⇌ [Cu(H2O)5(OH)]2+ + [H3O]+
[Cu(H2O)6]3+ + ⇌ [Cu(H2O)5(OH)]2+ + H+
Dalam kesetimbangan konsentrasi [Cu(H2O)5(OH)]2+ = konsentrasi H+
[𝐻+]2
Maka: 𝐾𝑎 = [ Asam]

𝑔 1000 1,1317 1000


𝑀= x = x = 0,047 𝑀
𝑀𝑟 𝑣 241,60 100
2. Menentukan pKa
pKa = 2 pH + log Casam
pKa = 2 (4) + log (0,047)
pKa = 8 – 1,328
pKa = 6,67
3. Menentukan Ka dari pKa
pKa = - log Ka
6,67 = - log Ka
Ka = 2,14 x 10-7
c. Kobal(II)Nitratheksahidrat Co(NO3)2.6H2O
1. Persamaan reaksi
[Co(H2O)6]3++ H2O ⇌ [Co(H2O)5(OH)]2+ + [H3O]+
[Co(H2O)6]3+ + ⇌ [Co(H2O)5(OH)]2+ + H+
Dalam kesetimbangan konsentrasi [Co(H2O)5(OH)]2+ = konsentrasi H+
[𝐻+]2
Maka: 𝐾𝑎 = [ Asam]

𝑔 1000 0,9792 1000


𝑀= x = x = 0,034 𝑀
𝑀𝑟 𝑣 291,04 100
2. Menentukan pKa
pKa = 2 pH + log Casam
pKa = 2 (4,6) + log (0,034)
pKa = 9,2 – 1,468
pKa = 7,732
3. Menentukan Ka dari pKa
pKa = - log Ka
7,73 = - log Ka
Ka = 1,86 x 10-8

F. PEMBAHASAN
Pada praktikum ini yaitu keasaman ion logam terhidrat bertujuan untuk
menunjukkan bahwa ion metalik (Al, Co dan Cu) terhidrat memiliki perilaku
seperti suatu mono asam dengan konstanta keasaman yang tergantung pada suatu
lingkungan dan derajat oksidasi kation logam. Pada praktikum ini dilakukan
dengan senyawa hidrat yaitu Al(NO3)3.9H2O, Co(NO3)2.6H2O, Cu(NO3)2.3H2O.
Senyawa hidrat ini mengandung ion nitrat, ion logam, dan ion hidrat. Hidrat
adalah zat padat yang mengandung atau mengikat molekul air yang merupakan
bagian dari struktur kristalnya.
Menurut teori Bronsted-Lowry asam adalah donor proton, dapat
diasumsikan bahwa kekuatan asam ditentukan oleh seberapa mudah suatu
spesies untuk mendonorkan protonnya. Jika larutan semakin mudah suatu larutan
mentransfer protonnya (H+) maka kekuatan asamnya semakin kuat begitu juga
dengan sebaliknya. Hal tersebut dapat ditinjau dari harga Ka suatu larutan asam
tersebut, Ka menunjukkan larutan asam tersebut terionisasi dalam larutan.
Berdasarkan hasil pengamatan dan pengukuran pH untuk Al(NO3)3.9H2O
sebesar 3,2 , Cu(NO3)2.3H2O sebesar 4, dan Co(NO3)2.6H2O sebesar 4,6 jika
diurutkan maka pH Al(NO3)3.9H2O < Cu(NO3)2.3H2O < Co(NO3)2.6H2O. Hal
ini sesuai dengan teori Miessler & tarr (2003). jari-jari ion Al3+, Cu2+, dan Co2+
berturut-turut adalah 68, 87 dan 89 untuk bilangan oksidasi 6, sehingga dapat
ditulis jari-jari ion Al3+ < Cu2+ < Co2+. Hal ini menunjukkan terdapat hubungan
antara keasaman larutan dengan jari jari ion atau atom. Semakin besar jari-jari
atom ion tersebut maka kekuatan asam semakin kecil yang diindikasikan dengan
pH yang semakin besar.

Berdasarkan hasil Perhitungan didapat nilai konsetrasi asam untuk meng


hitung pH konsentrasi [Al(H2O)5(OH)]2+ sebesar 0,04 M, [Cu(H2O)5(OH)]2+
0,047 M dan [Co(H2O)5(OH)]2+ sebesar 0,034 M. untuk nilai pKa dan Ka dapat
dilihat pada tabel berikut :

Kristal pKa Ka
Al(NO3)3.9H2O 5 1 x 10-5
Cu(NO3)2.3H2O 6,67 2,14 x 10-7
Co(NO3)2.6H2O 7,73 1,86 x 10-8

Keasaman suatu larutan sangat berbanding terbalik dengan nilai pKa


larutan. Semakin kecil nilai pKa maka zat tersebut semakin kuat sifat
keasamannya begitu pula sebaliknya. Urutan nilai pKa berdasarkan perhitungan
dari paling besar yaitu Al(NO3)3.9H2O < Cu(NO3)2.3H2O < Co(NO3)2.6H2O.
Hal ini membuktikan bahwa semakin kecil nilai pKa garam, maka tingkat
keasaman larutan garam tersebut makin kuat ( polarisasi ikatan O-H makin
bbertambah). Ditinjau dari jari-jari ion Al3+ yang berada pada periode 3
sedangkan ion Co2+ dan Cu2+ pada periode 4 di tabel periodik unsur-unsur,
maka dapat disimpulkan bahwa kation dengan ukuran semakin kecil dan muatan
positif semakin besar mempunyai daya mempolarisasi semakin kuat dan
kekuatan asam semakin besar ( harga pKa makin kecil ). Berarti kation Al3+
memiliki kemampuan polarisasi yang lebih besar dibandingkan Cu2+ dan Co2+.
pH suatu larutan yaitun 1-14, dengan rentang pH larutan asam yaitu 1-7 dan
rentang pH larutan basa yaitu 8-14. Jadi semakin besar nilai pH, kekuatan asam
suatu larutan akan semakin lemah, sedangkan semakin kecil nilai pH, kekuatan
asam suatu larutan akan semakin kuat. Kekuatan asam ini ditentukan oleh ion
H+. Jika pKa besar maka kekuatan asamnya lemah. Begitupun sebaliknya. Asam
yang lebih kuat memiliki nilai Ka yang lebih besar dan nilai pKa yang lebih kecil.

G. KESIMPULAN
Berdasarkan dari hasil praktikum yang telah dilakukan maka dapat
disimpulkan bahwa Semakin besar harga pKa garam, maka tingkat keasaman
akan semakin berkurang. Apabila kation logam terhidrat dengan muatan positif
semakin besar dan memiliki ukuran jari-jari yang semakin kecil, maka memiliki
daya polarisasi ikatan O-H yang semakin besar sehingga harga pKa akan
semakin kecil. Urutan tingkat keasaman ion logam terhidrat dari yang paling
kuat sifat keasamaanya yaitu berturut-turut Al(NO3)3.9H2O > Cu(NO3)2.3H2O
> Co(NO3)2.6H2O.
H. DAFTAR PUSTAKA
K.H Sugiyarto.(2009). Dasar-dasar kimia anorganik transisi. Yogayakarta :
FMIPA UNY.
K.H. Sugiyarto., R.D. Suyanti. (2010). Kimia anorganik logam. Yogyakarta :
Graha Ilmu.
Miessler, G.A. & Tarr, D.A. (2003). Inorganic chemistry (3rd ed.). Englewood
Cliffs. New Jersey: Prentice Hall.
Jawaban Pertanyaan
1. Keasaman suatu larutan sangat berbanding terbalik dengan nilai pKa larutan.
Semakin kecil nilai pKa maka zat tersebut semakin kuat sifat keasamannya
begitu pula sebaliknya.
2. Semakin besar jari-jari atom ion tersebut maka kekuatan asam semakin kecil
yang diindikasikan dengan pH yang semakin besar.

LAMPIRAN CEK PLAGIASI : hanya Pembahasan

Anda mungkin juga menyukai