Diukur sebanyak 50 ml
dengan gelas ukur
Tambahkan pewarna
Minyak kelapa -
Cair 383 30 -
sawit
Minyak zaitun Cair 360 16,3 - -
E. DATA
No. Pengamatan Data
F. PEMBAHASAN
Praktikum kali ini yaitu pemanfaatan bahan alam untuk pembuatan
sabun alami yang bertujuan untuk menentukan manfaat ekstrak bahan alam
sebagai bahan aditif sabun dan melakukan identifikasi sifat-sifat fisik hasil
reaksi penyabunan antara minyak nabati dengan katalis NaOH. Dalam
percobaan ini dilakukan dengan reaksi saponifikasi yaitu mereaksikan asam
lemak khususnya trigliserida dengan alkali yang menghasilkan sabun dan
hasil samping berupa gliserol. Secara teoritis semua minyak atau lemak
dapat digunakan untuk membuat sabun. Meskipun demikian, ada beberapa
faktor yang dipertimbangkan dalam memilih bahan mentah untuk membuat
sabun. Beberapa bahan yang dapat digunakan dalam pembuatan sabun
antara lain (Ralph J. Fessenden, 1992).Minyak yang digunakan yakni
campuran dari minyak zaitun, minyak kelapa, dan minyak kelapa sawit
dengan perbandingan (1:1:1) dan basa alkali yang digunakan yaitu NaOH.
Sabun pada umumnya dikenal dalam dua wujud, sabun cair dan sabun padat.
Perbedaan utama dari kedua wujud sabun ini adalah alkali yang digunakan
dalam reaksi pembuatan sabun. Sabun padat menggunakan natrium
hidroksida/soda kaustik (NaOH), sedangkan sabun cair menggunakan
kalium hidroksida (KOH) sebagai alkali. Selain itu, jenis minyak yang
digunakan juga mempengaruhi wujud sabun yang dihasilkan. Minyak
kelapa akan menghasilkan sabun yang lebih keras daripada minyak kedelai,
minyak kacang, dan minyak biji katun.(Livenia, 2013).
Reaksi pembuatan sabun trigiliserida dan NaOH yaitu :
Berdasarkan reaksi tersebut, maka pada praktikum ini terbentuk dua produk,
yaitu sabun dengan geliserol namun gliserol tidak dipisahkan sehingga berat
hasil sama dengan berat bahan.
Saat sabun berada pada kondisi trace kemudian ditambahkan bahan
aditif pewarna warna biru dan aloe vera sebanyak 3% dari jumlah campuran.
Trace adalah kondisi dimana massa sabun telah terbentuk yang ditandai
dengan massa sabun mengental (Sukawaty, 2016). Dan ekstrak aloe vera
dalam sabun memiliki bahan aktif yaitu saponin yang mempunyai
kemampuan untuk membunuh mikroorganisme. Saponin larut dalam air dan
etanol, tetapi tidak larut dalam eter. Saponin dalam lidah buaya akan
menghasilkan busa apabila bercampur dengan air. Zat ini berfungsi sebagai
antiseptik (Saeed, 2003). Setelah pemberian bahan aditif, kemudian sabun
dituangkan pada cetakan membentuk sabun padat. Yang bewarna biru
muda. Sebelum digunakan sabun terlebih dahulu diukur pH-nya.
Berdasarkan hasil analisis, diperoleh nilai pH sabun cenderung
menurun seiring berjalanya waktu. Menurut SNI standar pH sabun padat
antara 9 – 11. Sedangkan pH kulit manusia yaitu 4,5-7 dan sebaiknya
produk kesehatan kulit mendekati pH kulit (Aryadi, 2014). Nilai pH sabun
yang diperoleh pada praktikum ini berkisar antara 11 . Dengan demikian
nilai pH semua sabun hasil penelitian telah sesuai standar SNI.
G. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum pembuatan dengan campuran minyak
kelapa, minyak kelapa sawit, dan minyak zaitun dengan perbandingan
(1:1:1) dengan menggunakan basa NaOH 30% maka dihasilkan sabun padat
dengan pH 11 sesuai dengan standar sabun menurut SNI. Sabun yang
dihasilkan mengandung Saponin yang berasal dari bahan aditif aloe vera
yang akan menghasilkan busa apabila bercampur dengan air. Zat ini
berfungsi sebagai antiseptik.
H. DAFTAR PUSTAKA
Aryadi I Gusti Ayu Istri Praminingrat.2014, Pengaruh Ekstrak Daun
Mengkudu terhadap Pertumbuhan Staphylococcus aureus sebagai
Penyebab AbsesPeriodontal secara in vitro. Skripsi. Universitas
Mahasaraswati, Indonesia.
Fessenden, R. J. and Fessenden, J.S. 1990. Kimia Organik 3rd Edition.
Penerbit Erlangga : Jakarta.
Livenia.2013. “Pembuatan sabun”.(http://mychemicaldream.blogspot.co.id/
2013/06/pembuatan-sabun.html).
Saeed, M.A., dan Yaqub, I. A. U. 2003, Aloe vera: A Plant of Vital
Significance,.Quarterly Science Vision.
Yullia Sukawaty, Husul Warnida, Ananda Verranda A. 2016. Formulasi
Sediaan Sabun Mandi Padat Ekstrak Etanol Umbi Bawang Tiwai
(Eleutherine Bulbosa (Mill.)Urb.).Jurnal Media Farmasi Vol. 13 No.
1 Maret 2016 : 14-22.