Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN

PRAKTIKUM DAN PROYEK KIMIA


PEMAMFAATAN BAHAN ALAMI UNTUK PEMBUATAN SABUN
ALAMI
NAMA : ACHMAD SAIFUL WHATONI
NIM : 20728251041
HARI/TGL PRAKTIKUM : Kamis, 22 Oktober 2020
A. TUJUAN PERCOBAAN :
1. Menentukan manfaat ekstrak bahan alam sebagai bahan aditif sabun.
2. Melakukan identifikasi sifat-sifat fisik hasil reaksi penyabunan antara
minyak nabati dengan katalis NaOH
B. ALAT DAN BAHAN
1.Alat
a. Gelas beker 1L
b. Pengaduk Gelas
c. Gelas ukur 50 mL dan 100 mL
d. Cetakan plastik
e. pH universal
f. Pipet tetes
2. Bahan
a. NaOH 30%
b. Minyak sawit
c. Minyak kelapa
d. Minyak zaitun
e. Aditif : Pewarna, pewangi
f. Aloe vera
C. CARA KERJA

NaOH 30% Minyak kelapa Minyak zaitun Minyak sawit

Diukur sebanyak 50 ml
dengan gelas ukur

Minyak dan NaOH


dimasukkan dalam
gelas beker 1L

Diaduk pada suhu kamar sampai


trace atau campuran mengental

Tambahkan aloe vera 3%,dan


aduk hingga merata

Tambahkan pewarna

Tuangkan dalam Diukur pH sabun


cetakan setiap hari
sampai hari ke 7

D. IDENTIFIKASI SIFAT FISIK DAN KIMIA BAHAN


Titik Titik
Bahan Kimia Fasa didih Leleh Simbol Arti simbol
(ᵒC) (ᵒC)
1.dapat
menyebabkan
korosif
NaOH 30% Cair 1390 318 2. menyebabkan
kulit terbakar dan
kerusakan pada
mata
Minyak kelapa Cair 225 26-40 - -

Minyak kelapa -
Cair 383 30 -
sawit
Minyak zaitun Cair 360 16,3 - -

E. DATA
No. Pengamatan Data

1. Warna sabun padat Biru kekuningan


2. Aroma Aloe vera
3. Berat hasil Sama dengan berat bahan
4. Perbandingan bahan minyak Minyak zaitun : Minyak Kelapa :
Minyak kelapa sawit (1:1:1)
5. pH hari-1 sampai ke-7 pH hari 1 = 13
pH hari 2-7 = 11

F. PEMBAHASAN
Praktikum kali ini yaitu pemanfaatan bahan alam untuk pembuatan
sabun alami yang bertujuan untuk menentukan manfaat ekstrak bahan alam
sebagai bahan aditif sabun dan melakukan identifikasi sifat-sifat fisik hasil
reaksi penyabunan antara minyak nabati dengan katalis NaOH. Dalam
percobaan ini dilakukan dengan reaksi saponifikasi yaitu mereaksikan asam
lemak khususnya trigliserida dengan alkali yang menghasilkan sabun dan
hasil samping berupa gliserol. Secara teoritis semua minyak atau lemak
dapat digunakan untuk membuat sabun. Meskipun demikian, ada beberapa
faktor yang dipertimbangkan dalam memilih bahan mentah untuk membuat
sabun. Beberapa bahan yang dapat digunakan dalam pembuatan sabun
antara lain (Ralph J. Fessenden, 1992).Minyak yang digunakan yakni
campuran dari minyak zaitun, minyak kelapa, dan minyak kelapa sawit
dengan perbandingan (1:1:1) dan basa alkali yang digunakan yaitu NaOH.
Sabun pada umumnya dikenal dalam dua wujud, sabun cair dan sabun padat.
Perbedaan utama dari kedua wujud sabun ini adalah alkali yang digunakan
dalam reaksi pembuatan sabun. Sabun padat menggunakan natrium
hidroksida/soda kaustik (NaOH), sedangkan sabun cair menggunakan
kalium hidroksida (KOH) sebagai alkali. Selain itu, jenis minyak yang
digunakan juga mempengaruhi wujud sabun yang dihasilkan. Minyak
kelapa akan menghasilkan sabun yang lebih keras daripada minyak kedelai,
minyak kacang, dan minyak biji katun.(Livenia, 2013).
Reaksi pembuatan sabun trigiliserida dan NaOH yaitu :

C3H5(OOCR)3 + 3 NaOH C3H5(OH)3 + 3 NaOOCR

Berdasarkan reaksi tersebut, maka pada praktikum ini terbentuk dua produk,
yaitu sabun dengan geliserol namun gliserol tidak dipisahkan sehingga berat
hasil sama dengan berat bahan.
Saat sabun berada pada kondisi trace kemudian ditambahkan bahan
aditif pewarna warna biru dan aloe vera sebanyak 3% dari jumlah campuran.
Trace adalah kondisi dimana massa sabun telah terbentuk yang ditandai
dengan massa sabun mengental (Sukawaty, 2016). Dan ekstrak aloe vera
dalam sabun memiliki bahan aktif yaitu saponin yang mempunyai
kemampuan untuk membunuh mikroorganisme. Saponin larut dalam air dan
etanol, tetapi tidak larut dalam eter. Saponin dalam lidah buaya akan
menghasilkan busa apabila bercampur dengan air. Zat ini berfungsi sebagai
antiseptik (Saeed, 2003). Setelah pemberian bahan aditif, kemudian sabun
dituangkan pada cetakan membentuk sabun padat. Yang bewarna biru
muda. Sebelum digunakan sabun terlebih dahulu diukur pH-nya.
Berdasarkan hasil analisis, diperoleh nilai pH sabun cenderung
menurun seiring berjalanya waktu. Menurut SNI standar pH sabun padat
antara 9 – 11. Sedangkan pH kulit manusia yaitu 4,5-7 dan sebaiknya
produk kesehatan kulit mendekati pH kulit (Aryadi, 2014). Nilai pH sabun
yang diperoleh pada praktikum ini berkisar antara 11 . Dengan demikian
nilai pH semua sabun hasil penelitian telah sesuai standar SNI.
G. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum pembuatan dengan campuran minyak
kelapa, minyak kelapa sawit, dan minyak zaitun dengan perbandingan
(1:1:1) dengan menggunakan basa NaOH 30% maka dihasilkan sabun padat
dengan pH 11 sesuai dengan standar sabun menurut SNI. Sabun yang
dihasilkan mengandung Saponin yang berasal dari bahan aditif aloe vera
yang akan menghasilkan busa apabila bercampur dengan air. Zat ini
berfungsi sebagai antiseptik.

H. DAFTAR PUSTAKA
Aryadi I Gusti Ayu Istri Praminingrat.2014, Pengaruh Ekstrak Daun
Mengkudu terhadap Pertumbuhan Staphylococcus aureus sebagai
Penyebab AbsesPeriodontal secara in vitro. Skripsi. Universitas
Mahasaraswati, Indonesia.
Fessenden, R. J. and Fessenden, J.S. 1990. Kimia Organik 3rd Edition.
Penerbit Erlangga : Jakarta.
Livenia.2013. “Pembuatan sabun”.(http://mychemicaldream.blogspot.co.id/
2013/06/pembuatan-sabun.html).
Saeed, M.A., dan Yaqub, I. A. U. 2003, Aloe vera: A Plant of Vital
Significance,.Quarterly Science Vision.
Yullia Sukawaty, Husul Warnida, Ananda Verranda A. 2016. Formulasi
Sediaan Sabun Mandi Padat Ekstrak Etanol Umbi Bawang Tiwai
(Eleutherine Bulbosa (Mill.)Urb.).Jurnal Media Farmasi Vol. 13 No.
1 Maret 2016 : 14-22.

Anda mungkin juga menyukai