Anda di halaman 1dari 12

PEMBUATAN SABUN PADAT BERBASIS METODE DINGIN

DENGAN PENAMBAHAN OLIVE OIL

Valina Adhelin Pradani* dan Antonius Prihanto1


1
Program Studi Teknik Kimia, Politeknik Katolik Mangunwijaya Semarang
Jl. Sriwijaya 104, Semarang 50245
*Email: valinapradani@gmail.com

ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian pembuatan sabun padat berbasis metode dingin
dengan penambahan olive oil. Tujuan untuk mengetahui pengaruh variasi rasio minyak
sawit dengan minyak kelapa (4:1, 3:2, 2:3, dan 1:4) dan pengaruh variasi jumlah
volume NaOH (50, 55, 60, 65, dan 70 mL) terhadap karakteristik sabun padat yang
dihasilkan. Karakteristik sabun mandi padat yang diuji adalah pH, alkali bebas, kadar
air,dan ketinggian busa. Hasil terbaik dari penelitian sabun ini pada variasi rasio
minyak sawit : minyak kelapa adalah rasio 3:2 dengan pH 10, alkali bebas negatif,
kadar air 2,83%, dan ketinggian busa 125 mm. Sedangkan hasil terbaik pada variasi
jumlah volume NaOH 25% adalah pada penambahan NaOH 25% volume 65mL
dengan pH 10, alkali bebas negatif, kadar air 4,12%, dan ketinggian busa 111,7 mm.
Dari kedua variasi pembuatan sabun tersebut semuanya memenuhi syarat menurut
standar mutu SNI 06-3532-2016 tentang sabun mandi padat.

Kata kunci : sabun mandi, sabun mandi padat, olive oil, minyak kelapa, minyak sawit,
karakteristik
1. PENDAHULUAN
Sabun merupakan benda yang harus ada digunakan untuk membersihkan badan
dari kotoran. Sabun telah mengalami kemajuan dengan berbagai modifikasi baik
aroma, warna, maupun bentuknya. Bentuk sabun yang beragam menyebabkan banyak
produsen yang menawarkan berbagai manfaat dan fungsi sabun sehingga sabun terus
mengalami modifikasi dan pembaruan.
Sabun jika larut dalam air akan menurunkan sifat tegangan permukaannya atau
bersifat surfaktan (surface active agent) yaitu menurunkan tegangan permukaan air
sehingga bisa berfungsi sebagai pembersih. Penyusun utama sabuan adalah asam lemak
dan alkali. Asam lemak akan menghasilkan berbagai sifat pada sabun yang berbeda-
beda sesuai dengan karakteristik asam lemak yang dipilih (Corredoira dan Pandolfi,
1996 dalam Widiyanti,2009).
Minyak kelapa murni atau Virgin Coconut Oil (VCO) dan minyak kelapa
merupakan bahan baku utama pembuatan sabun padat. Minyak zaitun (olive oil)
sebagai penambah untuk memaksimalkan manfaat sabun. NaOH dan KOH merupakan
alkali yang digunakan pembuatan sabun karena bersifat larut air dan menetralkan asam
agar sabun tidak terjadi penggumpalan.
Dari uraian diatas dapat dilakukan penelitian mengenai pengaruh variasi rasio
minyak sawit dengan minyak kelapa dan pengaruh variasi jumlah volume NaOH
terhadap karakteristik sabun padat yang dihasilkan.

2. METODELOGI
2.1 Rancangan Penelitian
Penelitian dirancang menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua
variabel bebas, yaitu rasio Minyak Sawit : Minyak Kelapa dan konsentrasi larutan
NaOH. Rancangan penelitian pembuatan sabun padat olive disajikan pada table
berikut:
Tabel 3. 1. Variabel Bebas Rasio Minyak Sawit dan Minyak Kelapa
Variabel bebas Variabel Tetap
Run Variabel Terikat Hasil
Sawit : Kelapa Jumlah NaOH
A1 4:1 60 ml Rasio
pH
A2 3:2 60 ml minyak
Kadar Air
A3 2:3 60 ml terbaik
Alkali Bebas
A4 1:4 60 ml
Ketinggian busa

Tabel 3. 2. Variabel Bebas Volume NaOH


Variabel bebas
Run Variabel Tetap Variabel Terikat Hasil
Volume NaOH
B1 50 ml Volume
pH
B2 55 ml NaOH
Rasio minyak Kadar Air
B3 60 ml terbaik
terbaik Alkali Bebas
B4 65 ml
Ketinggian Busa
B5 70 ml

2.2 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan meliputi neraca digital, kain, kantong plastic, wadah plastik,
gelas ukur, pengaduk, cetakan, dan sarung tangan karet. Bahan yang digunakan dalam
penelitian pembuatan sabun padat olive meliputi minyak sawit, minyak kelapa, minyak
zaitun, NaOH 25 %, air, parfum dan pewarna secukupnya.
2.3 Prosedur Penelitian
2.3.1 Penentuan Variasi Rasio Pada Minyak
100 ml minyak (rasio kelapa dan sawit; rasio 4:1, 3:2, 2:3, 1:4 ) ditambahkan
dengan 10 ml minyak zaitun, 10 ml parfum dan diaduk. Selanjutnya, campuran
ditambah 60 ml larutan NaOH 25 % dan diaduk menggunakan magnetic stiler
dengan kecepatan 100 rpm hingga trace. Selanjutnya, adonan dituang dalam
cetakan. Setelah dua minggu sabun diuji variabel terikatnya.
2.3.2 Penentuan Variasi Volume Pada NaOH
100 ml minyak (rasio kelapa dan sawit terbaik) ditambahkan dengan 10 ml
minyak zaitun, 10 ml parfum dan diaduk. Selanjutnya, campuran ditambah larutan
NaOH 25 % dengan variasi jumlah 50 ml, 55 ml, 60 ml, 65 ml, dan 70 ml dan
diaduk menggunakan magnetic stiler dengan kecepatan 100 rpm hingga trace.
Selanjutnya, adonan dituang dalam cetakan. Setelah dua minggu sabun diuji
variabel terikatnya.
2.3.3 Penentuan Variabel Terikat Pada Hasil Sabun Padat Olive
Penentuan variabel terikat pada produk sabun mandi padat dengan menguji pH,
alkali bebas, kadar air, dan ketinggian busa.
2.4 Analisis Data
Analisis data pada penelitian ini dilakukan secara deskriptif.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Pengaruh Rasio Minyak sawit Dengan Minyak Kelapa Terhadap
Karakteristik Produk Sabun
A. Uji pH
Derajat keasaman atau pH merupakan suatu parameter yang penting
digunakan untuk menguji apakah sabun layak digunakan pada kulit manusia.

Uji pH
12
10 10 10 10
10
8
Rerata pH

6
4
2
0
4:1 3:2 2:3 1:4
Rasio Sawit : Kelapa

Gambar 4. 1. Pengaruh Rasio Minyak Sawit : Minyak Kelapa Terhadap


pH Sabun
Dari Gambar 4.1 nampak produk sabun memiliki pH yang sama yaitu 10.
Hal ini menunjukkan bahwa rasio minyak terhadap sabun mandi padat ternyata
tidak berpengaruh terhadap pH. Hal ini terjadi karena total volume minyak dan
volume NaOH yang berjumlah sama. Berdasarkan SNI 06-3235-1-2016 pH sabun
berkisar antara 9-10 sehingga produk sabun mandi padat hasil pada penelitian ini
pH nya memenuhi standar mutu yang dipersyaratkan.
B. Uji Alkali Bebas
Alkali bebas adalah jumlah alkali yang tidak bereaksi pada proses
saponifikasi sehingga masih terdapat pada produk sabun. Dengan kata lain alkali
bebas merupakan alkali dalam sabun yang tidak terkait sebagai senyawa. Alkali
yang digunakan pada penelitian ini adalah natrium hidroksida (NaOH). Hasil
penelitian yang dilakukan pada uji kadar alkali bebas terhadap produk sabun
mandi padat menunjukkan bahwa saat larutan sabun yang diuji alkalinitasnya
ditetesi menggunakan indikator phenol phetaline (PP) ternyata larutan sabun tidak
mengalami perubahan warna. Hal ini menunjukkan bahwa kadar alkali bebas
dalam sabun mandi padat adalah bernilai negatif. Dapat diartikan bahwa semua
alkali yang ada didalam sabun mandi padat telah bereaksi dengan maksimal
sehingga tidak ada alkali yang tersisa di dalam produk sabun mandi padat
tersebut.
C. Uji Kadar Air
Kadar air merupakan parameter yang digunakan untuk mengetahui
kandungan air yang ada di dalam sabun yang berkaitan dengan masa pakai dari
sabun.

Kadar Air
12
10
Kadar Air (%)

8
6
4
2
0
4:1 3:2 2:3 1:4
Rasio Sawit : Kelapa

Gambar 4. 2. Pengaruh Rasio Minyak Sawit : Minyak Kelapa


Terhadap Kadar Air (%)
Berdasarkan data penelitian, variasi rasio minyak sawit : minyak kelapa 4
: 1, 3 : 2, 2 : 3, dan 1 : 4 menghasilkan kadar air berturut-turut adalah 11; 12,05;
12; dan 11,20 %.
Kadar air pada sabun yang dihasilkan tiap rasio sudah memenuhi standar
SNI. Dimana SNI 06-3235-2016 menyatakan bahwa kadar air yang
diperbolehkan pada produk sabun maksimal 15 %.
D. Uji Ketinggian Busa
Pengujian tinggi busa bertujuan untuk melihat daya busa dari sabun padat
olive. Busa yang stabil dalam waktu yang diinginkan karena busa dapat
membantu membersihkan tubuh ketika digunakan pada kulit.

Rata-rata Ketinggian Busa (mm)


140 125 120 118,3
Rerata Ketinggian Busa (mm)

120 103,3
100
80
60
40
20
0
4:1 3:2 2:3 1:4
Rasio Sawit : Kelapa

Gambar 4. 3. Pengaruh Rasio Minyak Sawit : Minyak Kelapa


Terhadap Ketinggian Busa
Dari gambar 4.3 terlihat bahwa secara umum rerata ketinggian busa terlihat
cukup banyak. Ketinggian busa pada sabun olive berkisaran antara 100-118 mm.
Berdasarkan SNI 06-3235-2016 ketinggian busa pada sabun berkisar anatara 13-
220 mm. Ternyata produk sabun olive hasil penelitian ketinggian busa ini
memenuhi syarat mutu SNI sehingga ehingga sabun olive ini bila digunakan pada
kulit secara langsung tentu aman.
3.2 Pengaruh Jumlah Volume NaOH Terhadap Karakteristik Sabun
A. Uji pH
Derajat keasaman atau pH merupakan suatu parameter yang penting
digunakan untuk menguji apakah sabun layak digunakan pada kulit manusia.

Uji pH
12
10 10 10 10 10
10
8
Rerata pH

6
4
2
0
50 55 60 65 70
Volume NaOH (mL)

Gambar 4. 4. Pengaruh Jumlah Volume NaOH Terhadap pH


Dari Gambar 4.4 nampak bahwa produk sabun memiliki pH yang sama
yaitu 10. Berdasarkan SNI 06-3532-1-2016, pH yang dipersyaratkan pada
sabun berkisar antara 9-10 sehingga produk sabun mandi padat hasil penelitian
pH nya memenuhi standar mutu yang dipersyaratkan. Hal ini terjadi karena
pada proses pembuatan sabun mandi padat ini minyak yang ditambahkan itu
berlebih dibanding jumlah NaOH yang ditambahkan sehingga tidak terdapat
sisa NaOH pada produk sabun. Karena tidak ada sisa NaOH pada produk sabun
maka pH sabun relative sama tidak ada yang lebih dari pH 10.
B. Uji Alkali Bebas
Alkali bebas adalah jumlah alkali yang tidak bereaksi pada proses
saponifikasi sehingga masih terdapat pada produk sabun. Dengan kata lain alkali
bebas merupakan alkali dalam sabun yang tidak terkait sebagai senyawa. Alkali
yang digunakan pada penelitian ini adalah natrium hidroksida (NaOH). Hasil
penelitian yang dilakukan pada uji kadar alkali bebas terhadap produk sabun
mandi padat menunjukkan bahwa saat larutan sabun yang diuji alkalinitasnya
ditetesi menggunakan indikator phenol phetaline (PP) ternyata larutan sabun
tidak mengalami perubahan warna. Hal ini menunjukkan bahwa kadar alakli
bebas dalam sabun mandi padat adalah bernilai negatif. Dapat diartikan bahwa
semua alkali yang ada didalam sabun mandi padat telah bereaksi dengan
maksimal sehingga tidak ada alkali yang tersisa di dalam produk sabun mandi
padat.
C. Uji Kadar Air
Kadar air merupakan parameter yang digunakan untuk mengetahui
kandungan air yang ada di dalam sabun yang berkaitan dengan masa pakai dan
kekerasan pada sabun yang dihasilkan.

Kadar Air
16
Kadar Air (%)

12

0
50 55 60 65 70
Volume NaOH (mL)

Gambar 4. 5. Pengaruh Jumlah Volume NaOH Terhadap Kadar Air


(%)
Berdasarkan data penelitian, variasi volume NaOH 50, 55, 60, 65 dan 70
ml secara berturut-turut adalah 12,8; 14,6; 12,7; 12,3; dan 13,4 %. Berdasarkan
SNI 06-3532-2016 kadar air yang diperbolehkan pada produk sabun maksimal
15 %, sehingga produk sabun hasil penelitian ini kadar airnya memenuhi
standar mutu yang dipersyaratkan..

D. Uji Ketinggian Busa


Pengujian tinggi busa bertujuan melihat daya busa dari sabun mandi padat.
Busa yang stabil dalam waktu yang diinginkan karena busa dapat membantu
membersihkan tubuh ketika digunakan pada kulit.

Ketinggian Busa (mm)


115 111,7
Rerata Ketinggian Busa (mm)

110 108
105 105
105
100 96,7
95
90
85
50 55 60 65 70
Volume NaOH (mL)

Gambar 4. 6. Pengaruh Jumlah Volume NaOH Terhadap Ketinggian Busa


Dari gambar 4.6 terlihat bahwa secara umum rerata ketinggian busa terlihat
cukup banyak. Ketinggian busa pada sabun olive berkisaran antara 100-112 mm.
Berdasarkan SNI 06-3235-2016 ketinggian busa pada sabun berkisar anatara 13-
220 mm. Ternyata produk sabun olive hasil penelitian ketinggian busa ini
memenuhi syarat mutu SNI sehingga sabun olive ini bila digunakan pada kulit
secara langsung tentu aman.
4. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai pembuatan sabun
mandi padat dengan penambahan olive oil menggunakan metode dingin pada variasi
rasio minyak sawit : minyak kelapa serta variasi jumlah volume NaOH dapat
disimpulkan bahwa:
1. Variasi rasio terbaik antara minyak sawit dengan minyak kelapa pada sabun yang
dihasilkan adalah rasio minyak sawit : minyak kelapa 3 : 2. dengan nilai pH 10,
alkali bebas negative, kadar air 12,05 %, dan ketinggian busa 125 mm.
2. Variasi jumlah NaOH terbaik pada sabun yang dihasilkan adalah 65 ml. Dengan
nilai pH 10, alkali bebas negative, kadar air 12,30 %, dan ketinggian busa 111,7
mm.
3. Pada variasi rasio terbaik minyak sawit dengan minyak kelapa dan variasi jumlah
terbaik NaOH hasilnya memenuhi standar mutu SNI 06-3235-2016 sabun padat.

DAFTAR PUSTAKA
Astuti, E., Wulandari, F., dan Tri, A. 2021. Pembuatan Sabun Padat Dari Minyak
Kelapa Dengan Penambahan Aloe Vera Sebagai Antiseptik Menggunakan
Metode Cold Process. Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknologi
Industri. Yogyakarta : Universitas Ahmad Dahlan.
Badan Standarisasi Nasional. 1994. SNI 06- 3532- 1994 : Mutu Dan Cara Uji
Sabun Mandi. BSN. Jakarta
Ismanto, S. D., Neswati, A., Selviorizal A. 2016. Pembuatan Sabun
Padat Aromaterapi dari Minyak Kelapa Murni (Virgin Coconut Oil) dengan
Penambahan Minyak Gubal Gaharu (Aquilaria Malaccensis). Skripsi, Padang
: Universitas Andalans.
Kamikaze, D. 2002. Studi Awal Pembuatan Sabun Menggunakan Campuran
Lemak Abdomen Sapi (Tallow) dan Curd Susu Aktif. Fakultas Peternak.
Skripsi, Bogor : IPB.
Mumpuni, A.S., Sasongko, H. 2017. Mutu Sabun Transparan Ekstrak Etanol Herba
Pegagan (Centella atiatica L.,) setelah Penambahan Sukrosa. Universitas
Sebelas Maret. Microbiology Reviews. 28(3), 603-606
Murti, I.K.A.Y., Putra, I.P.S.A., Suputri, N.N.K.T., Wijayanti, N.P.D., Yustiantara,
P.S. 2017. Optimasi Konsentrasi Olive Oil Terhadap Stabilitas Fisik Sediaan
Sabun Cair. Jurnal Farmasi Udayana. Vol. 6 No. 2
Narkhede, D.B. 2010. Formulation and Evaluation of Coconut Oil Liquid Soap.
International Journal Pharma World Researe.
Pangestika, W., Abrian S., Rabiatul, A. 2021. Pembuatan
Sabun Mandi Padat dengan Penambahan Ekstrak Daun Avicennia Marina.
Program Studi Pengolahan Hasil Laut. Naskah, Kabupaten Pangandaran :
Politeknik Kelautan dan Perikanan Pangandaran.
Rabani, L. 2019. Karakteristik Mutu Sabun dengan Variasi Waktu
Pencampuran dan Waktu Framming. Laporan, Bengkulu : PP3MD
Sastrohamidjojo, H. 2004. Kimia Minyak Atsiri. Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press.
Sukesi, L., Meirany, S., Lionardo, S. 2018. Pembuatan Sabun
Transparan Berbasis Minyak Kelapa dengan Penambahan Ekstrak Buah
Mengkudu (Marinda Citrifolia) Sebagai Bahan Antioksidan. Skripsi.
Usmania, I, D., Widya, R, P. 2012. Pembuatan Sabun
Transparan dari Minyak Kelapa Murni (Virgin Coconut Oil). Laporan,
Surakarta : Universitas Sebelas Maret
Wibowo, C, S. 2014. Efek Perbedaan Basa Terhadap Karakteristik
Fisik Sabun Batang Transparan Minyak Jahe. Fakultas Farmasi. Skripsi,
Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma.
Widyasanti, A., Mega, J. 2017. Pembuatan Sabun Padat Transparan Berbasis
Minyak Zaitun Dengan Penambahan Ekstrak Teh Putih. Fakultas Pertanian. Bnadung
: Universitas Padjadjaran.

Anda mungkin juga menyukai