php/agroindustri
pISSN: 20885369 eISSN: 26139952
DOI :10.31186/j.agroind.11.1.32-42
Melki Edo Sinabang, Hasan Basri Daulay* , Bosman Sidebang, dan Devi Silsia
Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu
*Email korespondensi: hasanbasridaulay@gmail.com
ABSTRACT
Processing of palm kernels at the kernel station of the palm oil mill still has a loss of kernel oil in
the bulk silo kernel. This oil can be used as a raw material for solid soap. This study aims to determine
the characteristics of solid soap resulting from core oil losses in terms of physical, chemical and
organoleptic parameters and to obtain the right concentration of NaOH and fragrance oil volume to
produce solid soap according to SNI 06-3532-2016. This study used a completely randomized design
(CRD) with 2 factors, namely the concentration of NaOH and the amount of fragrance oil. The variables
observed were water content test, foam stability, free alkaline content, pH level, and organoleptic test.
Solid soap characteristics are : moisture content 10.22% - 39.17%, foam stability 45.93% - 69.4%, free
alkaline content 0.16% - 0.42%, pH 9 , 86 - 13,31. Panelist acceptance rates for texture 3 - 4.05, color
3.3 - 4.05, aroma 3.1 - 3, 85 and oerall 3.35 - 4, 05.Soaps made with 20% NaOH and 2 ml fragrance
oil has met SNI 06-3532-2016.
Keywords: palm kernel oil, solid bath soap and fragrance oil
ABSTRAK
Pengolahan kernel di stasiun inti PMKS menghasilkan losses minyak inti sawit pada kernel bulk.
Minyak ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku sabun padat. Penelitian ini bertujuan menentukan
karakteristik sabun padat yang dihasilkan dari losses minyak inti dilihat dari parameter fisik, kimia dan
organoleptik dan untuk mendapatkan konsentrasi NaOH dan volume fragrance oil yang tepat untuk
menghasilkan sabun padat yang sesuai dengan SNI 06-3532-2016. Penelitian ini menggunakan
rancangan acak lengkap (RAL) dengan 2 faktor yaitu konsentrasi NaOH dan jumlah fragrance oil.
Variabel yang diamati adalah uji kadar air, stabilitas busa, kadar alkali bebas, kadar pH, dan uji
organoleptik. Sabun padat yang dihasilkan dari losses minyak inti sawit memiliki karakteristik kadar
air 10,22 % – 39,17 %, stabilitas busa 45,93 % - 69,4 %, kadar alkali bebas 0,16 % - 0,42 %, pH 9,86
– 13,31. Tingkat penerimaan panelis untuk tekstur 3 – 4,05, warna 3,3 – 4,05, aroma 3,1 – 3, 85 dan
oerall 3,35 – 4, 05. Sabun yang dibuat dengan NaOH 20 % dan fragrance oil 2 ml sudah memenuhi SNI
06-3532-2016.
Kata kunci: minyak inti sawit, sabun padat dan fragrance oil
30 24,86f
23,08e
25 19,66d Fragrance oil (1ml)
20 15,43c
15 12,88b Fragrance oil (1,5ml)
10,22a
10 Fragrance oil (2ml)
5
0
20 30 40
Konsentrasi NaOH (%)
Gambar 1. Kadar air sabun padat pada berbagai konsentrasi NaOH dan penambahan
fragrance oil.
60 53,63d
47,7c
50 45,93a 46,6b
40 Fragrance oil (1ml)
Hasil ANOVA pada taraf 5% nyata. Stabilitas busa yang diperoleh pada
menunjukkan bahwa perlakuan penambahan penelitian ini berkisar antara 45,93-69,4 (%).
NaOH dan fragrance oil berpengaruh nyata
terhadap nilai stabilitas busa sabun mandi Alkali Bebas
dengan taraf signifikan 0,00 < 0,05. Uji Alkali bebas adalah alkali dalam sabun
lanjut DMRT (Duncan’s Multiple Range yang tidak terikat dengan asam lemak
Test) pada taraf 5% menunjukkan bahwa membentuk garam asam lemak (sabun).
perlakuan NaOH konsentrasi 20% dan Berdasarkan SNI 06-3532-2016 kadar alkali
fragrance oil (1 ml, 1,5 ml dan 2 ml) berbeda bebas dalam sediaan sabun padat maksimal
nyata. Sedangkan perlakuan NaOH 0,1%. Jika kadar alkali bebas terlalu tinggi,
konsentrasi 30 % dan fragrance oil (1 ml, 1,5 dapat menyebabkan kulit teriritasi. Menurut
ml dan 2 ml) berbeda nyata dan pada Hambali, dkk (2005) jika pada proses
perlakuan NaOH konsentrasi 40 % dan safonifikasi konsentrasi alkali yang
fragrance oil (1 ml, 1,5 ml dan 2 ml) berbeda digunakan terlalu pekat dan berlebih, maka
0.45 0,42g
0.40 0,37f
0,34e
Kadar Alkali Bebas
0.35
0.30 0,27d 0,26d
0.25 0,23c
0,19b Fragrance oil (1 ml)
0.20 0,17ab 0,16a
Fragrance oil (1,5 ml)
0.15
0.10 Fragrance oil (2 ml)
0.05
0.00
20 30 40
Konsentrasi NaOH (%)
Gambar 3. Kadar alkali bebas sabun padat pada berbagai konsentrasi NaOH dan penambahan
fragrance oil.
Hasil ANOVA pada taraf 5% akhir reaksi juga semakin besar. Sisa NaOH
menunjukkan bahwa perlakuan penambahan dari reaksi penyabunan ini terdapat dalam
NaOH dan fragrance oil berpengaruh nyata sabun sebagai alkali bebas. Kadar alkali
terhadap nilai kadar alkali bebas sabun padat bebas yang dihasilkan pada semua perlakuan
dengan taraf signifikan 0,01 < 0,05. Uji belum memenuhi SNI 06-3532-2016.
lanjut DMRT (Duncan’s Multiple Range
Test) pada taraf 5% menunjukkan bahwa Kadar Derajat Keasaman (pH)
perlakuan NaOH konsentrasi 20% dan Pengukuran derajat keasaman (pH)
fragrance oil (I ml, 1,5 ml dan 2 ml). berbeda bertujuan untuk mengetahui aapakah sabun
nyata dengan perlakuan konsentrasi NaOH padat yang dihasilkan memiliki sifat asam
30% , fragrance oil (I ml, 1,5 ml dan 2 ml) atau basa. Pada SNI 06-3532-2016 pH
serta konsentrasi NaOH 40% , fragrance oil sabun padat tidak dipersyaratkan
(I ml, 1,5 ml dan 2 ml). standarnya. Nilai rata-rata kadar pH sabun
Gambar 3 menunjukkan bahwa makin padat yang dihasilkan pada penelitian ini
tinggi konsentrasi NaOH makin besar kadar dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4
alkali bebas sabun yang dihasilkan. Begitu menunjukkan bahwa terjadi peningkatan
juga makin banyak jumlah fragrance oil nilai pH dengan meningkatnya konsentrasi
yang ditambahkan, makin tinggi kadar alkali NaOH. Hasil penelitian ini sejalan dengan
bebas. Menurut Prihanto dan Irawan (2018) penelitian Sukeksi, dkk (2018) dan hasil
jika konsentrasi NaOH ditingkatkan, maka pengukuran kadar alkali bebas.
kemungkinan jumlah NaOH yang bersisa di
Gambar 4. Kadar pH sabun padat pada berbagai konsentrasi NaOH dan penambahan
fragrance oil.
Hasil analisis ANOVA pada taraf 5% sabun terlalu tinggi akan menyebabkan kulit
menunjukkan bahwa penambahan NaOH kering dan meningkatkan pertumbuhan
dan fragrance oil berpengaruh nyata bakteri. Hal ini karena pada pH tinggi dapat
terhadap nilai pH sabun padat yang terjadi pembekakan keratin sehingga bakteri
dihasilkan dengan taraf signifikan 0,02 lebih mudah masuk, kulit menjadi kering dan
kecil dari 0,05. Uji lanjut DMRT (Duncan’s pecah-pecah. Tetapi jika pH terlalu rendah
Multiple Range Test) pada taraf 5% dapat menyebabkan kulit menjadi iritasi.
menunjukkan bahwa perlakuan NaOH kadar
konsentrasi 20% dan fragrance oil (1,5 ml Tingkat Penerimaan Panelis terhadap
dan 2 ml) berbeda tidak nyata, namun pada Tekstur Sabun Padat
Fragrance oil (1 ml) berbeda nyata. Tekstur sabun padat dipengaruhi oleh
Sedangkan perlakuan NaOH konsentrasi kadar air. Jika kadar air tinggi, maka tesktur
30% dan fragrance oil (1 ml dan 1,5 ml) sabun menjadi lunak, dan jika kadar air
berbeda tidak nyata, namun pada fragrance rendah maka sabun tersebut memiliki
oil (2 ml) berbeda nyata. Pada konsentrasi struktur yang keras (Widyasanti, 2017).
NaOH 40% dan fragrance oil (1 ml, 1,5 dan Dari hasil uji yang dilakukan, diperoleh
2 ml) juga berbeda tidak nyata. nilai rata-rata penerimaan panelis terhadap
Hasil pengamatan pada penelitian aroma sabun padat dengan skala hedonik 3
sabun padat dengan bahan baku utama sampai 4,05 antara netral hingga agak suka.
minyak inti sawit menunjukkan nilai pH Nilai rata-rata kesukaan panelis terhadap
sabun padat antara 9,86 - 13,31. Sabun yang tekstur sabun padat yang dihasilkan dapat
beredar di pasaran umumnya memiliki pH 9 dilihat pada Gambar 5.
– 10,8. Menurut Almazini (2009) jika pH
Gambar 6. Penerimaan Panelis terhadap warna sabun pada berbagai konsentrasi NaOH dan
penambahan fragrance oil.
Hasil ANOVA pada teraf 5% hedonik 4,55 pada kisaran agak suka hingga
menunjukkan bahwa tingkat penerimaan suka.
terhadap warna dipengaruhi oleh konsentrasi Tingkat Penerimaan Panelis terhadap
NaOH dan fragrance oil . Hasil uji lanjut Aroma Sabun Padat
DMRT (Duncan’s Multiple Range Test) Aroma merupakan salah satu faktor
pada taraf 5% menunjukkan bahwa tingkat penting pada sabun padat untuk menarik
penerimaan terhadap warna pada minat konsumen. Sabun yang memiliki
konsentrasi NaOH 20 % berbeda dengan aroma harum dan tahan lama lebih disukai
NaOH 30 % dan 40 %. Warna sabun yang oleh konsumen (Fathoni, 2019). Rata-rata
paling disukai panelis terdapat pada penerimaan panelis terhadap aroma sabun
perlakuan NaOH 50 ml dengan konsentrasi padat berada pada skala 3,1-3,85 (antara
30 % dan fragrance oil 2 ml dengan skala netral hingga agak suka),seperti terlihat pada
Gambar 7.
4.5
3,85b 3,85b 3,8b 3,85b
4 3,55b 3,5b 3,55b 3,55b
Organoleptik Aroma
3.5 3,1a
3
2.5
Fragrance oil (1ml)
2
1.5 Fragrance oil (1,5ml)
1 Fragrance oil (2ml)
0.5
0
20 30 40
Konsentrasi NaOH (%)
Gambar 7. Penerimaan Panelis terhadap aroma sabun pada berbagai konsentrasi NaOH dan
penambahan fragrance oil.
2.5
Fragrance oil (1ml)
2
Fragrance oil (1,5ml)
1.5
Fragrance oil (2ml)
1
0.5
0
20 30 40
Konsentrasi NaOH (%)
Gambar 8. Penerimaan Panelis secara keseluruhan (over all) sabun pada berbagai konsentrasi
NaOH dan penambahan fragrance oil.
Hasil ANOVA pada taraf 5% dan 2 ml dan NaOH konsentrasi 40% dan
menunjukkan bahwa konsentrasi NaOH dan fragrance oil 1,5 ml dan 2 ml dengan skala
fragrance oil berpengaruh nyata terhadap hedonik 3,35 ( netral dan agak suka),
tingkat kesukaan sabun secara keseluruhan sedangkan nilai tertinggi terdapat pada
(overall). Uji lanjut DMRT pada taraf 5% perlakuan NaOH konsentrasi 20% dan
memperlihatkan bahwa perlakuan NaOH fragrance oil 1 ml dengan skala hedonik
konsentrasi 20 % dan fragrance oil 1 ml, 1,5 4,05 (agak suka dan suka).
ml dan 2 ml , perlakuan NaOH 30 % dan
fragrance oil 1,5 Ml serta NaOH 40 % dan KESIMPULAN
fragrance oil 1 ml berbeda tidak nyata,
namun berbeda nyata dengan perlakuan Karakteristik sabun padat yang
lainnya. dihasilkan dari losses minyak inti sawit
Tingkat kesukaan secara keseluruhan adalah: kadar air 10,22 % – 39,17 %,
(overall) terhadap sabun padat yang stabilitas busa 45,93 % - 69,4 %, kadar alkali
memiliki nilai terendah terdapat pada bebas 0,16 % - 0,42 %, pH 9,86 – 13,31.
perlakuan NaOH 30% dan fragrance oil 1 ml Tingkat penerimaan panelis untuk tekstur 3