Anda di halaman 1dari 4

Percobaan ke-3 : Kestabilan Termal Karbonat

Pada percobaan ini, telah dilakukan tiga kali percobaan pada garam magnesium karbonat
(MgCO3), kalsium karbonat (CaCO3), dan barium karbonat (BaCO3) dalam tiga tabung reaksi yang
berbeda. Hal yang perlu dilakukan dalam percobaan kali ini adalah dengan mencampurkan masing
garam yaitu MgCO3, CaCO3, dan BaCO3 dalam tabung reaksi dengan air kapur (Ca(OH) tidak berwarna.

Pengamatan pertama yaitu menguji maghnesium karbonat (MgCO3). Magnesium karbonat


adalah garam anorganik yang merupakan padatan putih dan tidak berbau. Magnesium karbonat
merupakan bubuk halus sebagai bahan pengering menyerap keringat pada tangan, menjadikan
pegangan kuat dan pasti. Pertama yang harus dilakukan yaitu MgCO3 yang berupa padatan halus
dipanaskan, dan dirancang sesuai dengan alat uji kestabilan termal garam karbonat. Tabung reaksi
MgCO3 dihubungkan dengan tabung reaksi berisi air kapur (Ca(OH). Setelah kecepatan gasnya diamati,
ternyata timbul gas pada menit ke-10 yakni timbul gasnya agak lambat. Kemudian tingkat kekeruhan air
kapur rendah, yaitu sedikit keruh. Sehingga didapatkan persamaan reaksi sebagai berikut :

MgCO (s)  MgO (s) + CO2 (g)

Pengamatan kedua yaitu menguci kalsium karbonat (CaCO3). Kalsium yang merupakan unsur
terbanyak kelima di bumi sangat banyak terdapat sebagai kalsium karbonat dalam deposit masif kapur,
gamping atau batu kapur, dan marmer yang tersebar luas di mana-mana. Pertama-tama CaCO3 yang
berupa padatan halus berwarna putih dipanaskan, dan dirancang sesuai dengan alat uji kestabilan
termal garam karbonat. Tabung reaksi CaCO3 dihubungkan dengan tabung reaksi berisi air kapur
(Ca(OH). Setelah kecepatan gasnya diamati, ternyata timbul gas pada menit ke-20 yakni timbul gasnya
cepat. Kemudian tingkat kekeruhan air kapur rendah, yaitu sedikit keruh. Sehingga didapatkan
persamaan reaksi sebagai berikut :

CaCO (s)  CaO (s) + CO2 (g)

Pengamatan ketiga yaitu menguci barium karbonat (BaCO3) . Barium Karbonat merupakan
mineral terbanyak kedua yang ditemukan di ala,. Pertama-tama BaCO3 yang berupa padatan halus
berwarna putih dipanaskan, dan dirancang sesuai dengan alat uji kestabilan termal garam karbonat.
Tabung reaksi BaCO3 dihubungkan dengan tabung reaksi berisi air kapur (Ca(OH). Setelah kecepatan
gasnya diamati, ternyata timbul gas pada menit ke-20 yakni timbul gasnya agak cepat. Kemudian tingkat
kekeruhan air kapur tinggi , yaitu keruh. Sehingga didapatkan persamaan reaksi sebagai berikut :

BaCO (s)  BaO (s) + CO2 (g)

Dari percobaan yang telah dilakukan, didapatkan hasil kecenderungan kestabilan termal dari
garam karbonat alkali tanah. Urutannya adalah BaCO3>CaCO3>MgCO3. Hal ini dipengaruhi oleh
kecepatan timbulnya gas saat proses pemanasan berlangsung. Jika diperhatikan waktu timbulnya gas
BaCO3 membutuhkan waktu lebih banyak, sehingga kestabilan termal BaCO3 lebih besar. Apabila nomor
atomnya bertambah maka stabilitas senyawa karbonat terhadap proses pemanasan akan semakin
bertambah pula. Sehingga data hasil pengamatan yang telah didapatkan adalah sesuai dengan literatur
yang ada.
Percobaan-4 : Kelaruran Beberapa Senyawa dari Unsur Alkali Tanah

Pada percobaan ke-4 ini dilakukan kurang lebih 9 kali pengamatan yang harus dilakukan. Tujuan
percobaan ini adalah untuk mengetahui kelarutan alkali tanah. Pereaksi yang digunakan adalah natrium
hidroksida (NaOH), asam sulfat (H2SO4), dan natrium karbonat (Na2CO3). Fungsi dari pereaksi ini adalah
untuk menunjukkan larut atau tidaknya suatu senyawa.

Pada pengamatan ke-1, yaitu reaksi antara BaCl2 0,1 M dengan 1 ml NaOH 0,1 M. Pada mulanya
BaCl2 maupun NaOH adalah tidak berwarna. Namun, setelah direaksikan larutan akan berubah menjadi
putih keruh dan terdapat endapan di dasar tabung tetapi bagian atas endapan larutannya bening.
Endapan yang terbentuk merupakan senyawa Ba(OH)2 yang terbentuk dari ion Ba2+ dari BaCl2 dan ion
OH- dari NaOH. Kemudian larutan tak berwarna merupakan larutan NaCl yang terbentuk dari
pembentukan ion Na+ dari NaOH dan ion Cl- dari BaCl2. Sehingga didapatkan persamaan reaksi sebagai
berikut :

BaCl2 (aq) + 2NaOH (aq)  Ba(OH)2 (s) + 2NaCl (aq)

Pada pengamatan ke-2, yaitu reaksi antara CaCl2 0,1 M dengan 1 ml NaOH 0,1 M. Pada mulanya
CaCl2 maupun NaOH adalah tidak berwarna. Namun, setelah direaksikan larutan akan berubah menjadi
putih keruh dan terdapat endapan, tetapi endapan tersebut belum terlarut secara sempurna. Endapan
yang terbentuk merupakan senyawa Ca(OH)2 yang terbentuk dari ion Ca2+ dari CaCl2 dan ion OH- dari
NaOH. Kemudian larutan tak berwarna merupakan larutan NaCl yang terbentuk dari pembentukan ion
Na+ dari NaOH dan ion Cl- dari CaCl2. Sehingga didapatkan persamaan reaksi sebagai berikut :

CaCl2 (aq) + 2NaOH (aq)  Ca(OH)2 (s) + 2NaCl (aq)

Pada pengamatan ke-3, yaitu reaksi antara MgCl2 0,1 M dengan 1 ml NaOH 0,1 M. Pada
mulanya MgCl2 maupun NaOH adalah tidak berwarna. Namun, setelah direaksikan larutan akan
berubah menjadi putih keruh dan terdapat endapan, tetapi endapan tersebut belum terlarut secara
sempurna sehingga menyebabkan larutan berwarna putih keruh. Endapan yang terbentuk merupakan
senyawa Mg(OH)2 yang terbentuk dari ion Mg2+ dari CaCl2 dan ion OH- dari NaOH. Kemudian larutan
tak berwarna merupakan larutan NaCl yang terbentuk dari pembentukan ion Na+ dari NaOH dan ion Cl-
dari MgCl2. Sehingga didapatkan persamaan reaksi sebagai berikut :

MgCl2 (aq) + 2NaOH (aq)  Mg(OH)2 (s) + 2NaCl (aq)

Dari ketiga pengamatan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa ion Ba+ lebih mudah
larut dalam natrium hidroksida dibandungkan ion Ca2+ maupun Mg2+. Hal ini karena endapan yang
dihasilkan ion Ba(OH)2 lebih besar dibandingkan yang lain. Ksp dari Ba(OH)2 sendiri memiliki angka yang
lebih besar dibandingkan kedua yaitu 5*10 -3. Karena semakin besar harga ksp maka akan semakin
mudah zat terlarut dan semakin mudah pula zat tersebut mengendap. Sehingga kelarutan
Ba(OH)2>Ca(OH)2>Mg(OH)2.

Pada pengamatan ke-4, yaitu reaksi antara BaCl2 0,1 M dengan 1 ml H2SO4 0,1 M. Pada
mulanya BaCl2 maupun H2SO4 adalah tidak berwarna. Namun, setelah direaksikan larutan akan
berubah menjadi putih keruh yang disebabkan oleh endapan yang bercampur dengan larutan. Endapan
yang terbentuk merupakan senyawa BaSO4 yang terbentuk dari ion Ba2+ dari BaCl2 dan ion SO4- dari
H2SO4. Kemudian larutan tak berwarna merupakan larutan HCl yang terbentuk dari pembentukan ion
H+ dari H2SO4 dan ion Cl- dari BaCl2. Sehingga didapatkan persamaan reaksi sebagai berikut :

BaCl2 (aq) + H2SO4 (aq)  BaSO4 (s) + 2HCl (aq)

Pada pengamatan ke-5, yaitu reaksi antara CaCl2 0,1 M dengan 1 ml H2SO4 0,1 M. Pada
mulanya CaCl2 maupun H2SO4 adalah tidak berwarna. Namun, setelah direaksikan larutan akan
berubah menjadi putih keruh yang disebabkan oleh endapan yang bercampur dengan larutan. Endapan
yang terbentuk merupakan senyawa CaSO4 yang terbentuk dari ion Ca2+ dari CaCl2 dan ion SO4- dari
H2SO4. Kemudian larutan tak berwarna merupakan larutan HCl yang terbentuk dari pembentukan ion
H+ dari H2SO4 dan ion Cl- dari CaCl2. Sehingga didapatkan persamaan reaksi sebagai berikut :

CaCl2 (aq) + H2SO4 (aq)  CaSO4 (s) + 2HCl (aq)

Pada pengamatan ke-6, yaitu reaksi antara MgCl 0,1 M dengan 1 ml H2SO4 0,1 M. Pada mulanya
MgCl2 maupun H2SO4 adalah tidak berwarna. Namun, setelah direaksikan larutan tetap tidak berwarna
atau bening. Larutan yang terbentuk merupakan campuran dari senyawa MgSO4 yang terbentuk dari ion
Mg2+ dari MgCl2 dan ion SO4- dari H2SO4. Kemudian larutan tak berwarna merupakan larutan HCl yang
terbentuk dari pembentukan ion H+ dari H2SO4 dan ion Cl- dari MgCl2. Sehingga didapatkan persamaan
reaksi sebagai berikut :

MgCl2 (aq) + H2SO4 (aq)  MgSO4 (s) + 2HCl (aq)

Dari ketiga pengamatan di atas yang dimulai dari pengamatan 4 sampai 5, dapat disimpulkan
bahwa BaSO4 menghasilkan banyak endapan dibandingkan CaSO4 dan MgSO4. Hal ini dapat dilihat dari
harga ksp yang menunjukkan bahwa Ba2+ sukar larut dalam ion so4, Ca2+ sedikit larut dalam ion so4,
dan mg2+ mudah larut dalam so4. Sehingga kelarutan ion alkali tanah dengan pereaksi h2so4 yaitu
Mg2+>ca2+>ba2+.

Pada pengamatan ke-6, yaitu reaksi antara MgCl 0,1 M dengan 1 ml H2SO4 0,1 M. Pada mulanya
MgCl2 maupun H2SO4 adalah tidak berwarna. Namun, setelah direaksikan larutan tetap tidak berwarna
atau bening. Larutan yang terbentuk merupakan campuran dari senyawa MgSO4 yang terbentuk dari ion
Mg2+ dari MgCl2 dan ion SO4- dari H2SO4. Kemudian larutan tak berwarna merupakan larutan HCl yang
terbentuk dari pembentukan ion H+ dari H2SO4 dan ion Cl- dari MgCl2. Sehingga didapatkan persamaan
reaksi sebagai berikut :

MgCl2 (aq) + H2SO4 (aq)  MgSO4 (s) + 2HCl (aq)

Pada pengamatan ke-7, yaitu reaksi antara BaCl2 0,1 M dengan 1 ml Na2CO3 0,1 M. Pada
mulanya BaCl2 maupun Na2CO3 adalah tidak berwarna. Namun, setelah direaksikan larutan akan
berubah menjadi putih keruh yang disebabkan oleh endapan yang bercampur dengan larutan. Endapan
yang terbentuk merupakan senyawa BaCO3 yang terbentuk dari ion Ba2+ dari BaCl2 dan ion CO32- dari
Na2CO3. Kemudian larutan tak berwarna merupakan larutan NaCl yang terbentuk dari pembentukan ion
Na+ dari Na2CO3 dan ion Cl- dari BaCl2. Sehingga didapatkan persamaan reaksi sebagai berikut :

BaCl2 (aq) + Na2CO3(aq)  BaCO3 (s) + 2NaCl (aq)


Pada pengamatan ke-8, yaitu reaksi antara CaCl2 0,1 M dengan 1 ml Na2CO3 0,1 M. Pada
mulanya CaCl2 maupun Na2CO3 adalah tidak berwarna. Namun, setelah direaksikan larutan akan
berubah menjadi putih keruh yang disebabkan oleh endapan yang bercampur dengan larutan. Endapan
yang terbentuk merupakan senyawa CaCO3 yang terbentuk dari ion Ca2+ dari BaCl2 dan ion CO32- dari
Na2CO3. Kemudian larutan tak berwarna merupakan larutan NaCl yang terbentuk dari pembentukan ion
Na+ dari Na2CO3 dan ion Cl- dari CaCl2. Sehingga didapatkan persamaan reaksi sebagai berikut :

CaCl2 (aq) + Na2CO3(aq)  CaCO3 (s) + 2NaCl (aq)

Pada pengamatan ke-9, yaitu reaksi antara MgCl2 0,1 M dengan 1 ml Na2CO3 0,1 M. Pada
mulanya MgCl2 maupun Na2CO3 adalah tidak berwarna. Namun, setelah direaksikan larutan akan
berubah menjadi putih keruh yang disebabkan oleh endapan yang bercampur dengan larutan. Hal ini
karena larutan belum tercampue secara sempurna. Endapan yang terbentuk merupakan senyawa
MgCO3 yang terbentuk dari ion Mg2+ dari MgCl2 dan ion CO32- dari Na2CO3. Kemudian larutan tak
berwarna merupakan larutan NaCl yang terbentuk dari pembentukan ion Na+ dari Na2CO3 dan ion Cl-
dari MgCl2. Sehingga didapatkan persamaan reaksi sebagai berikut :

MgCl2 (aq) + Na2CO3(aq)  MgCO3 (s) + 2NaCl (aq)

Dari ketiga pengamatan di atas yang dimulai dari pengamatan 7 sampai 9, dapat disimpulkan
bahwa garam-garam karbonat sukar larut dalam ion alkali tanah. Berdasarkan harga ksp, semakin kecil
nilai kspnya maka semakin kecil kelarutannya (sukar larut). Dikarenakan harga ksp BaCO3 sangat kecil
maka akan sukar larut dalam pereaksi karbonat. Sehingga urutan kelarutan ion alkali tanah dalam
pereaksi karbonat adalah MgCO3>CaCO3>BaCO3.

Anda mungkin juga menyukai