Anda di halaman 1dari 16

I.

Tujuan

1. Menganalisis terjadi atau tidaknya suatu reaksi kimia berdasarkan gejala makroskopik
yang ditimbulkan melalui percobaan.
2. Mengidentifikasi kalium permanganat sebagai oksidator.
3. Mengidentifikasi natrium sulfit sebagai reduktor.
4. Mengidentifikasi natrium nitrit sebagai oksidator atau reduktor.

II. Dasar Teori

Perubahan kimia pada umumnya ditandai dengan dihasilkan baru, sedangkan perubahan
fisika hanya melibatkan perubahan fasa materi. Perubahan secara kimia dapat diidentifikasi
melalui gejala makroskopik yang ditimbulkan seperti dihasilkan gas, terbentuk endapan,
terjadi perubahan warna,dihasilkan panas, atau dihasilkan bau. Hasil analisis reaksi
menunjukkan bahwa banyak reaksi kimia yang melibatkan transfer elektron dari satu
spesi(atom,ion, atau molekul) ke spesi lain.

Dalam kimia organik, reaksi oksidasi biasanya diartikan sebagai penambahan oksigen ke
dalam molekul atau lepasnya hidrogen dari molekul, sedangkan reaksi reduksi diartikan
sebagai masuknya hidrogen ke dalam molekul organik atau keluarnya oksigen dari dalam
molekul organik. (Riswiyanto, 2015: 108)

Pada reaksi redoks bilangan oksidasi spesi-spesi yang bereaksi berubah dengan disertai
pertukaran elektron antara pereaksi. Reaksi redoks banyak ditemukan dalam kehidupan
sehari-hari maupun dalam industri contohnya perkaratan logam, reaksi pemakaran,respirasi,
dan proses pengolahan logam dari bijihnya.
III.Cara Kerja

Alat yang digunakan dala praktikum kali ini yakni,

1. Tabung reaksi
2. Rak tabung reaksi
3. Penjepit tabung
4. Gelas ukur 5 ml
5. Pipet tetes

Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini yakni,

1. Larutan Asam Klorida, HCl (aq) 2M


2. Larutan Timbal(II) Nitrat, Pb(NO3)2 (aq) 0,1M
3. Larutan Kalium Iodida, KI (aq) 0,1M
4. Padatan Natrium Karbonat, Na2CO3 (s)
5. Larutan Kalium Permanganat berasam, KMnO4 (aq, H+) 0,01M
6. Larutan Ammonium Sulfida, (NH4)2S (aq) 0,1M
7. Larutan Kalium Permanganat, KMnO4 (aq) 0,01M
8. Larutan Natrium Sulfit, Na2SO3 (aq) 2M
9. Larutan Kalium Dikromat, K2Cr2O7 (aq) 0,1M
10. Larutan Natrium Nitrit, NaNO2 (aq) 0,1M
IV.Hasil Pengamatan

A. Reaksi Kimia
A.1. Reaksi antara larutan Pb(NO3)2 dengan larutan KI

Aspek yang diamati / diukur Hasil Pengamatan


Wujud fisik dan warna larutan Pb(NO3)2 Cair, tidak berwarna
Wujud fisik dan warna larutan KI Cair, tidak berwarna
Peristiwa ketika larutan Pb(NO3)2 dan Wujud fisik tetap cair, warna larutan berubah
larutan KI dicampur menjadi kuning, dan terbentuk endapan.
A.2. Reaksi antara padatan Na2CO3 dengan larutan HCl

Aspek yang diamati / diukur Hasil pengamatan


Wujud fisik dan warna larutan HCl Cair, tidak berwarna
Wujud fisik padatan dan warna Na2CO3 Padat, berwarna putih
Peristiwa ketika padatan Na2CO3 Wujud fisik cair, tidak berwarna, terdapat
dimasukkan ke dalam larutan HCl gelembung-gelembung, dan dihasilkan panas.
Kondisi bagian bawah tabung reaksi Menjadi panas
A.3. Reaksi antara larutan KI dengan larutan KmnO4 berasam

Aspek yang diamati / diukur Hasil pengamatan pengukuran


Wujud fisik dan warna larutan KI Cair, tidak berwarna
Wujud fisik dan warna larutan KMnO4 Cair, berwarna ungu
berasam
Peristiwa ketika larutan KmnO4 berasam Wujud fisik tetap cair, warna larutan berubah
ditambahkan tetes demi tetes ke dalam menjadi coklat, dan terbentuk endapan
larutan KI berwarna coklat.

B. Reaksi Redoks

B.1. Identifikasi kalium permanganat sebagai oksidator

Aspek yang diamati / diukur Hasil pengamatan


Wujud fisik dan warna larutan (NH4)2S Cair, berwarna kuning
Wujud fisik dan warna larutan KMnO4 Cair, berwarna merah muda
Wujud fisik dan warna larutan KMnO4 Cair, berwarna pink keunguan
berasam
Peristiwa ketika larutan (NH4)2S dan larutan Wujud fisik tetap cair, sedikit jernih,
KMnO4 dicampur berwarna ungu tua.
Peristiwa ketika larutan (NH4)2S dan larutan Wujud fisik tetap cair, larutan menjadi lebih
KMnO4 berasam dicampur jernih, berwarna ungu muda.
B.2. Identifikasi natrium sulfit sebagai reduktor

Aspek yang diamati / diukur Hasil pengamatan


Wujud fisik dan warna larutan Na2SO3 Cair, tidak berwarna
Wujud fisik dan warna larutan K2Cr2O7 Cair, berwarna coklat kekuningan (jernih)
berasam
Peristiwa ketika larutan Na2SO3 dan larutan Wujud fisik tetap cair, berwarna coklat
K2Cr2O7 berasam dicampur kehitaman (pekat).
B.3. Identifikasi asam nitrit sebagai oksidator dan sebagai reduktor

Aspek yang diamati / diukur Hasil pengamatan


Wujud fisik dan warna larutan NaNO2 Cair, tidak berwarna
Wujud fisik dan warna larutan KI Cair, tidak berwarna
Wujud fisik dan warna larutan KMnO4 Cair, berwarna pink gelap
berasam
Peristiwa ketika larutan NaNO2 dan larutan Wujud fisik tetap cair, larutan menjadi tidak
KI dicampur berwarna
Peristiwa ketika larutan NaNO2 dan larutan Wujud fisik tetap cair, larutan menjadi tidak
KMnO4 berasam dicampur berwarna
V. Analisis Data

A.1 a) - terbentuk endapan pada larutan Pb(NO3)2 ketika dicampurkan dengan larutan
KI karena larutan Pb(NO3)2-lah yang memiliki sifat tidak larut dalam air.

- terjadi perubahan warna dari larutan Pb(NO3)2 yang tidak berwarna dan KI yang
tidak berwarna menghasilkan larutan campuran berwarna kuning.
b) Timbal (II) iodida padat dan larutan Kalium nitrat
c) Pb(NO3)2 (aq) + 2KI (aq) -> PbI2 (s) + 2KNO3 (aq)
1. a)– Na2CO3 dari yang semula berbentuk padatan menjadi larut daran larutan HCl.
- Dihasilkan gelembung gas dan panas. Reaksi yang dapat menghasilkan gas dapat
terjadi apabila lempengan logam magnesium (Mg) dicampurkan dalam satu
tabung reaksi dengan larutan HCl atau NaCO3 dengan HCl, maka akan
menghasilkan gelembung-gelembung gas.

b) gas karbon dioksida, uap air, dan larutan natrium klorida

c) karena dihasilkan gelembung gas sehingga gas-gas tersebut menghasilkan panas


pada bagian bawah tabung reaksi.

d) Na2CO3 (aq) + HCl (aq) -> CO2 (g) + H2O (l) + NaCl (aq)

3. a) – terjadi perubahan warna dari larutan KI yang tidak berwarna dan KMnO4 yang
berwarna ungu menjadi larutan campuran yang berwarna coklat.

- terbentuk endapan berwarna coklat

b) Mangan dioksida, iodida dan kalium oksida,

c) 2KMnO4 + 2KI -> 2MnO2 + I2 + 4KO

B.1 Identifikasi KLIUM Permanganat Sebagai Oksidator.

1. Persitiwa yang menunjukkam bahwa ketika KmnO4 berasam ditambahkan tetes


demi tetes ke dalam larutan (NH4)2S terjadi reaksi adalah (NH4)2S + KmnO4
hasil reaksi larutan lebih jernih, suasan alarutan sedikit hangat, berwarna ungu
lebih muda sedikit.
2. Persitiwa yang menunjukkam bahwa ketika KmnO4 berasam ditambahkan tetes
demi tetes ke dalam larutan (NH4)2S terjadi reaksi adalah (NH4)2S + KmnO4
hasil reaksi larutan sedikit lebih jernih, berwarna ungu.
3. Zat yang dihasilkan : pada nomor 1 . Kalium Klorida, Mangan (II) Klorida,
Hidrogen sulfida, dinitrogen. Banyuuw.
Pada nomor 2 : Kalium Nitrat, Kalium Sulfat, Kalium Hidroksida, Mangan
dioksida, banyuuww.

4. 8 KMnO4 + (NH4)2S = 2 KNO3 + K2SO4 + 4 KOH + 8 MnO2 + 2 H2O.(2)


6 KMnO4 + 18 HCl + 5 (NH4)2S = 6 KCl + 6 MnCl2 + 5 H2S + 5 N2 + 24 H2O
(1)

5. Ya, pada masing masing reaksi tersebut adalah reaksi redoks. Dengan
penyetaraan biloks, maka :
a). Pereaksian Kalium Permanganat berasam dengan Amonia sulfat :

6 KMnO4 + 18 HCl + 5 (NH4)2S = 6 KCl + 6 MnCl2 + 5 H2S + 5 N2 + 24 H2O

Maka dengan hal ini KMnO4 berperan sebagai oksidator, karena mengalami reduksi,
karena biloks Mn pada senyawa KMnO4 sebesar + 7, sedangkan pada MnCl2 biloks
Mn sebesar +2.

b). Pereaksian Kalium Permanganat dengan Amonium Sulfida

8 KMnO4 + (NH4)2S = 2 KNO3 + K2SO4 + 4 KOH + 8 MnO2 + 2 H2O

Maka dengan hal ini KMnO4 juga berperan sebagai oksidator, karena
mengalami reduksi , ditunjukan biloks Mn pada senyawa KMnO4 sebesar +7 ,
sedangkan biloks pada MnO2 biloks Mn sebesar +4 .
B.2 Identifikasi Natrium Sulfit Sebagai Reduktor.

1. Peristiwa yang menunjukkan bahwa larutan K2Cr2O7 berasam terjadi reaksi


kimia ketika direaksikan dengan Na2SO3, ditandai dengan perubahan warna
coklat kehitaman , suhu berubah menjadi sedikit lebih hangat.
2. Zat yang dihasilkan pada reaksi kimia tersebut adalah Kalium Klorida, Natrium
Sulfat, Kromium (III) Klorida, Banyuuw.
3. Persamaan reaksinya adalah
K2Cr2O7 + 3 Na2SO3 + 8 HCl = 2 KCl + 3 Na2SO4 + 2 CrCl3 + 4 H2O
4. Reaksi tersebut merupakan reaksi redoks, dan senyawa natrium Sulfit
merupakan reduktor hal ini dibuktikan dengan kenaikan biloksnya.

K2Cr2O7 + 3 Na2SO3 + 8 HCl = 2 KCl + 3 Na2SO4 + 2 CrCl3 + 4 H2O

Maka dengan hal ini Na2SO3 juga berperan sebagai reduktor, karena
mengalami oksidasi, ditunjukan biloks S pada senyawa Na2SO3 sebesar +4 ,
sedangkan biloks pada Na2SO4 biloks sebesar +6 .

B.3 Identifikasi Natrium Nitrit sebagai Oksidator dan sebagai reduktor

1. peristiwa yang ditunjukan menytakan bahwa KMnO4 berasam direaksikan dengan NaNo2
sehingg terjadi reaksi kimia adalah ditandai dengan larutan yang awalnya berwarna magenta
menjadi tidak berwarna.

2.Sedangkan pada KI yang direaksikan dengan larutan NaNO2 tidak terjadi perubahan
warna,yakni tetap tidak berwarna.

3. Zat yang dihasilkan dari masing masing reaksi yakni

a). Kalium Klorida, Mangan(II) Klorida, Natrium Nitrat, dan Banyuuww.

b). Kalium nitrit, Natrium Iodida.

4. Reaksi yang setara dari masing masing pereaksian yakni,


a). 2 KMnO4 + 5 NaNO2 + 6 HCl = 2 KCl + 2 MnCl2 + 5 NaNO3 + 3 H2O

b). KI + NaNO2 = KNO2 + NaI

5. a). 2 KMnO4 + 5 NaNO2 + 6 HCl = 2 KCl + 2 MnCl2 + 5 NaNO3 + 3 H2O

Maka dengan hal ini senyawa NaNO2 berperan sebagai reduktor, karena mengalami
oksidasi, ditunjukan biloks N pada senyawa NaNO2 sebesar +3 , sedangkan biloks pada
NaNO3 biloks sebesar +5 .
VI. PEMBAHASAN

A.CIRI – CIRI REAKSI KIMIA

Reaksi kimia Beberapa metode analisis kualitatif modern menggunakan sifat fisika
seperti warna, spektrum absorpsi, spektrum emisi, atau medan agnet untuk mengidentifikasi
ion pada tingkat konsentrasi yang rendah. (Aly, Makhbub dan Sutono,Ari.2008).Namun
demikian kita juga dapat menggunakan sifat fisika dan kimia untuk mengembangkan suatu
metode analisis kualitatif menggunakan alat-alat yang sederhana yang dipunyai hampir
semua laboratorium. Sifat fisika yang dapat diamati langsung seperti warna, bau,
terbentuknya gelembung gas atau pun endapan merupakan informasi awal yang berguna
untuk analisis selanjutnya.berikut adalah pembahasan dari praktikum reaksi kimia.

A.1 Reaksi Antara padatan PbNO3 dengan Larutan KI

PbNO3 + KI→ PbI + KNO3


Termasuk (reaksi penggantian ganda) Reaksi ini dapat terjadi karena ion positif Pb+ dan K+
melakukan reaksi silang sehingga menjadi 2 senyawa baru. (Hapsari,Fanny ,dan
Qiranawangsih.2006). Reaksi redoks ditandai dengan adanya gejala makroskopis yang terjadi
pada praktikum ini terdapat perubahan warna dari larutan Pb(NO3)2 yang tidak berwarna
dan KI yang tidak berwarna menghasilkan larutan campuran berwarna kuning. Sehingga
larutan tersebut akan mengalami suatu proses reaksi senyawa .

A.2 Reaksi Antara Padatan Na2CO3 dengan larutan HCl

Dalam praktikum ini, dihasilkan gelembung gas dan panas , hal ini menunjukkan
adanya gejala makroskopis ,dimana ada perbedaan suhu pada larutan (Tim Penulis Kimia
Untuk Biologi.2018). . Reaksi yang dapat menghasilkan gas dapat terjadi apabila lempengan
logam magnesium (Mg) dicampurkan dalam satu tabung reaksi dengan larutan HCl atau
NaCO3 dengan HCl, maka akan menghasilkan gelembung-gelembung gas.
A.3 Reaksi Antara Larutan KI dengan larutan KMnO4 berasam.
Daam praktikum ini , didapatkan hasil terjadi perubahan warna dari larutan KI yang
tidak berwarna dan KMnO4 yang berwarna ungu menjadi larutan campuran yang berwarna
coklat dan terbentuk endapan berwarna coklat, hal inilah yang disebut dengan gejala
makroskopis. Reaksi pengendapan umumnya terjadi saat proses pemisahan yang kemudian
dilanjutkan dengan uji identifikasi, namun tidak ada jenis anion tertentu yang termasuk dalam
kelompok reaksi pengendapan karena hal tersebut sesuai dengan uji lanjutannya.
Pembentukan endapan karena adanya senyawa baru setelah bereaksi. Banyak sekali reaksi
yang di gunakan dalam analisis anorganik kualitatif melibatkan pembentukan endapan.
Endapan adalah zat yang memisahkan dari suatu fase padat keluar dari larutan endapan,
mungkin berupa Kristal (kristalin) atau koloid dan dapat dikeluarkan dari larutan dengan
penyaringan. Endapan terbentuk jika larutan menjadi terlalu jenuh dengan zat yang
bersangkutan ke larutan (S) satu endapan.( Aly, Makhbub dan Sutono,Ari.2008)

B. Reaksi Oksidasi

Pada percobaan selanjutnya, yakni peristiwa reaksi oksidasi.Reaksi redoks disini


terjadi dalam suatu reaksi yanag berlangsung secara bersamaan. Dalam praktikum ini,
diharapkan mahasiswa dapat mengidentifikasi bahan pereduksi atau bahan
pengoksidasinya.Selain itu, terjadinya perubahan dan gejala makroskopis juga menjadi salah
satu indikator terjadinya peristiwa reaksi redoks.

B.1 Identifikasi Kalium Permanganat Sebagai Oksidator.

Identifikasi KMnO4 berasam sebagai oksidator

Persitiwa yang menunjukkam bahwa ketika KMnO4 berasam ditambahkan tetes demi tetes
ke dalam larutan (NH4)2S terjadi reaksi adalah (NH4)2S + KMnO4 hasil reaksi larutan lebih
jernih, suasan larutan sedikit hangat, berwarna ungu lebih muda sedikit.

KMnO4 berasam

6 KMnO4 + 18 HCl + 5 (NH4)2S = 6 KCl + 6 MnCl2 + 5 H2S + 5 N2 + 24 H2O

MnO4- + 8H+ + 5e → Mn 2+ + 4H2O


Warna ungu pada reaksi tersebut berasal dari warna KMnO4, karena pada dasaranya warna
KMnO4 berwarna ungu mendekati hitam (Nurfaidah, Lilik & Yadi, 2008)

Sedangkan warna HCl bening, ketika dibuat KMnO4 berasam menghasilkan warna ungu
namun lebih muda. Warna (NH4)2S adalah kuning sehingga saat direaksikan dengan KMnO4
berasam warna produk yang dihasilkan warna ungu yang sedikit lebih muda dari reaktan, hal
ini dikarenakan warna reaktan ungu (larutan permanganate umunya ungu) ketika dibuat
suasana asam permanganate akan tereduksi dan tidak terjadi perubahan warna yang
signifikan. Saat KMnO4 berasam direaksikan dengan (NH4)2S warna produk menjadi ungu
lebih muda karena bercampur dengan larutan (NH4)2S yang warna larutannya kuning bening.

Untuk bau, reaktan yaitu (NH4)2S berbau menyengat karena mengandung ammonium
(NH4). Setelah direaksikan dengan KMnO4 berasam dihasilkan bau yang menyengat pula,
hal ini dikarenakan produk H2S dimana ketika unsur S bereaksi dengan gas hydrogen (H)
maka akan dihasilkan bau menyengat seperti telur busuk. Ini menunjukkan bahwa reaksi
tersebut merupakan reaksi kimia.

Dari persamaan reaksi terjadi perubahan biloks Mn pada senyawa KMnO4 sebesar +
7, sedangkan pada produk MnCl2 biloks Mn sebesar +2.
sehingga mengalami reduksi, zat yang mereduksi disebut dengan oksidator (Tim
penulis petujuk praktikum kimia untuk biologi, 2018).

Identifikasi KMnO4 sebagai oksidator

Persitiwa yang menunjukkam bahwa ketika KMnO4 berasam ditambahkan tetes


demi tetes ke dalam larutan (NH4)2S terjadi reaksi adalah (NH4)2S + KmnO4
hasil reaksi larutan sedikit lebih jernih, berwarna ungu.

Permanganat dalam suasana asam lemah/netral

8 KMnO4 + (NH4)2S = 2 KNO3 + K2SO4 + 4 KOH + 8 MnO2 + 2 H2O

MnO4 + 4H+ + 3e → MnO4 +2H2O


Warna ungu yang dihasilkan dikarenakan warna reaktan KMnO4 yaitu ungu. Ketika
KMnO4 direaksikan dengan (NH4)2S warna produk tidak berubah terlalu signifikan, hanya
ungu namun agak muda sedikit. Tidak seperti pada KMnO4 berasam yang direaksikan
dengan (NH4)2S. Bau reaktan yaitu (NH4)2S berbau menyengat karena adanya ammonium
(NH4). Setelah direaksikan dengan KMnO4 baunya tidak terlalu menyengat, tidak seperti
reaksi sebelumnya yang menghasilkan H2S yang pada umumnya berbau menyengat.
Perubahan warna dari ungu mendekati hitam menjadi ungu menunjukkan bahwa reaksi
tersebut merupakan reaksi kimia.
Dari persamaan reaksi terjadi perubahan biloks Mn pada senyawa KMnO4 sebesar + 7,
sedangkan pada produk MnCl2 biloks Mn sebesar +4.sehingga mengalami reduksi, zat yang
mereduksi disebut dengan oksidator (Tim penulis petujuk praktikum kimia untuk biologi,
2018).

Dari percobaan tersebut KMnO4 berasam dan KMnO4 yang sama-sama direaksikan dengan
(NH4)2S hasil reaksi fisik tidak terlalu berbeda, tetapi produk/ senyawa yang diasilkan
berbeda. Namun kedua reaksi tersebut tetap menunjukkan bahwa sifat KMnO4 sebagai
oksidator kuat (Nurfaidah, Lilik & Yadi, 2008) meskipun bersifat asam maupun tidak.

B.2 identifikasi Natrium Sulfit sebagai reduktor


Peristiwa yang menunjukkan bahwa larutan K2Cr2O7 berasam terjadi reaksi kimia
ketika direaksikan dengan Na2SO3, ditandai dengan perubahan warna coklat kehitaman ,
suhu berubah menjadi sedikit lebih hangat.Warna kuning merupakan ciri khas adanya ion
kromat dalam larutan sedangkan warna merah merupakan ciri khas adanya ion dikromat.
Larutan yang mengandung ion kromat yang berwarna kuning bila diasamakan, akan
diperoleh larutan yang berwarna merah jingga karena ion CrO42- berubah menjadi Cr2O72-.

2CrO42- + 2H+ → Cr2O72- + H2O

Sebaliknya jika larutan yang mengandung ion dikromat dibasakan maka ion Cr2O72-berubah
menjadi ion CrO42-.

Cr2O72- + 2OH– → 2CrO42- + H2O

Oleh sebab itu, jika reaksi berlangsung dalam suasana asam yang bertindak sebagai oksidator
adalah Cr2O72- m.( Seran,Emmal.2012) Maka dengan hal ini, kedudukan Natrium Sulfit
adalah sebagai reduktor yang menunjukkan ada nya redoks ditandai dengan perubahan
suhu pada akhir percobaan.

B.3 Identifikasi Senyawa NaNo2 sebagai reduktor .


Pada percoban dengan mereaksikan KMnO4 , KMnO4 merupakan oksidator yang
kuat. Permanganat, MnO4- berwarna ungu gelap. Reduksi ion permanganat akan
menghasilkan ion Mn2+ yang tidak berwarna. Larutan akan berubah warna dari ungu
menjadi tidak berwarna.Reduksi dari permanganat membutuhkan kondisi yang asam. Itulah
alasan mengapa KMnO4 terlebih dulu diasamkan.( Ma’rifah, 2014 )

5NO2- + 2MnO4
- + 6H+ 2Mn2+ 5NO3
- + 3H2O ………………….(4)
MnO4
Hal ini akan berlaku sebagai oksidator dan mengalami reduksi menjadi Mn2+ yang tidak
berwarna. Ketika KMnO4 yang diasamkan diteteskan dengan nitrit akan berubah warna
karena nitrit berlaku sebagai reduktor yang akan mereduksi MnO4 - (yang memiliki biloks
7+) menjadi Mn2+ (yang memiliki biloks2+) .

Berikut merupakan persamaan reaksi


2 KMnO4 + 5 NaNO2 + 6 HCl = 2 KCl + 2 MnCl2 + 5 NaNO3 + 3 H2O

Identifikasi senyawa NaNO2 sebagai oksidator

Pada percobaan pereaksian NaNO2 dengan larutan KI


KI + NaNO2 = KNO2 + NaI

Pada percobaan ini, tidak ditemukan adanya perubahan warna, dan tidak ada perubahan
biloks pada larutan, sehingga NaNO2 tidak memiliki peran sebagai oksidator maupun
reduktor.
VII. Kesimpulan

1. Perubahan kimia umumnya ditandai dengan dihasilkan zat baru. Perubahan secara kimia
dikenal dengan istilah reaksi kimia. Terjadinya suatu reaksi kimia dapat diidentifikasi melalui
gejala mikroskopik yang ditimbulkan seperti dihasilkan gas, terbentuk endapan, terjadi
perubahan warna, dihasilkan panas, atau dihasilkan bau.

2. Oksidator atau zat pengoksidasi merupakan zat yang mengalami reduksi. Reduksi adalah
suatu proses yang mengakibatkan diperolehnya satu atau lebih elektron oleh zat (atom, ion,
atau molekul). Zat pengoksidasi menyebabkan zat lain mengalami oksidasi. Zat ini
memperoleh elektron, dalam proses ini disebut direduksi. Bahan pengoksidasi (oksidan)
mengandung unsur dengan bilangan oksidasi turun pada reaksi redoks dan memperoleh
elektron tereduksi. Oksidator biasanya adalah senyawa-senyawa yabg memiliki unsur-unsur
dengan bilangan oksidasi yang tinggi (seperti H2O2, MnO4, CrO3, Cr2O7). Contoh zat
pengoksidasi termasuk halogen, kalium permanganat, natrium nitrat, dan asam nitrat.

3. Reduktor atau zat pereduksi merupakan zat yang mengalami oksidasi. Oksidasi adalah
suatu proses yang menyebabkan hilangnya satu atau lebih elektron dari dalam zat. Zat
pereduksi menyebabkan zat lain mengalami reduksi. Zat ini adalah zat yang kehilangan
elektron,dalam proses ini zat tersebut dioksidasi. Bahan pereduksi (reduktan) mengandung
unsur dengan bilangan oksidasi naik pada reaksi redoks dan melepaskan elektron teroksidasi.
Senyawa-senyawa yang berupa reduktor sangat bervariasi. Unsur-unsur logam seperti Li, Na,
Mg, Fe, Zn, dan Al dapat digunakan sebagai reduktor. Logam-logam ini akan memberikan
elektronnya dengan mudah. Contoh-contoh zat pereduksi termasuk alkali tanah, asam
format, dan senyawa sulfit seperti natrium sulfit.

4.Reduktor atau zat perduksi merupakan zat yang mengalami oksidasi. Oksidator atau zat
pengoksidasi merupakan zat yang mengalami reduksi. Suatu zat dapat berperan sebagai
oksidator maupun reduktor yang disebut autoredoks (disproporsionasi), atau bahkan tidak
mengalami reaksi oksidasi dan reduksi sama sekali. Dalam reaksi oksidasi dan reduksi dapat
diartikan sebagai serah terima elektron, perubahan bilangan oksidasi, pengikatan atau
pelepasan oksigen. Pada percobaan ini NaNO2 pada reaksi pertama berperan sebagai
reduktor karena mengalami oksidasi ditandai dengan perubahan biloks N yang awalnya +3
menjadi +5. Sedangkan pada reaksi kedua, reaksi tidak terjadi reaksi oksidasi dan reduksi
karena NaNO2 tidak terjadi perubahan bilangan oksidasi.

Daftar pustaka

Aly, Makhbub dan Sutono,Ari.2008. PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK IDENTIFIKASI

ANION. (Online).https://www.academia.edu/32536155/PRAKTIKUM_KIMIA_
ANALITIK.

Hapsari,Fanny ,dan Qiranawangsih.2006 Percobaan Kimia Reaksi Kimia dan

Stoikiometri.(Online). https://www.academia.edu/17305677/122520962-LAPORAN-
PRAKTIKUM-KIMIA-DASAR-KI-1111-PERCOBAAN-II-REAKSI-REAKSI-
KIMIA-DAN-STOIKIOMETRI.

Ma’rifah, 2014 .Identifikasi dan Penentapan Kadar Nitrit dalam Makanan Siap Saji
Sosis Yang Beredar di Kota Surakarta Dengan Metode Spektrometri
.(Online). https://digilib.uns.ac.id/dokumen/download/36707/MTA0ODc3/Identifikas
i-Dan-Penetapan-Kadar-Nitrit-Dalam-Makanan-Siap-Saji-Sosis-Yang-Beredar-Di-
Kota-Surakarta-Dengan-Metode-Spektrofotometri-Uv-Vis-bab-4.pdf.

Rahman,AndiNurfaida,Pujantoro,Lilik2008.(Online).https://repository.ipb.ac.id/handle/12345
. 6789/41485

Riswiyanto.2015.Kimia Organik.Jakarta:Erlangga

Seran,Emmal.2012. BEBERAPA OKSIDATOR DALAM LABORATORIUM (ION\

PERMANGANANAT, ION KROMAT DAN ION KROMAT). (Online).


https://wanibesak.wordpress.com/2012/01/08/beberapa-oksidator-dalam-
laboratorium-ion-permangananat-ion-kromat-dan-ion-kromat/. Diakses pada 6
November 2018 Pkl 22,12
1. Terjadinya endapan pada larutan Pb(NO3)2dicampurkan

Anda mungkin juga menyukai