Tujuan
1. Menganalisis terjadi atau tidaknya suatu reaksi kimia berdasarkan gejala makroskopik
yang ditimbulkan melalui percobaan.
2. Mengidentifikasi kalium permanganat sebagai oksidator.
3. Mengidentifikasi natrium sulfit sebagai reduktor.
4. Mengidentifikasi natrium nitrit sebagai oksidator atau reduktor.
Perubahan kimia pada umumnya ditandai dengan dihasilkan baru, sedangkan perubahan
fisika hanya melibatkan perubahan fasa materi. Perubahan secara kimia dapat diidentifikasi
melalui gejala makroskopik yang ditimbulkan seperti dihasilkan gas, terbentuk endapan,
terjadi perubahan warna,dihasilkan panas, atau dihasilkan bau. Hasil analisis reaksi
menunjukkan bahwa banyak reaksi kimia yang melibatkan transfer elektron dari satu
spesi(atom,ion, atau molekul) ke spesi lain.
Dalam kimia organik, reaksi oksidasi biasanya diartikan sebagai penambahan oksigen ke
dalam molekul atau lepasnya hidrogen dari molekul, sedangkan reaksi reduksi diartikan
sebagai masuknya hidrogen ke dalam molekul organik atau keluarnya oksigen dari dalam
molekul organik. (Riswiyanto, 2015: 108)
Pada reaksi redoks bilangan oksidasi spesi-spesi yang bereaksi berubah dengan disertai
pertukaran elektron antara pereaksi. Reaksi redoks banyak ditemukan dalam kehidupan
sehari-hari maupun dalam industri contohnya perkaratan logam, reaksi pemakaran,respirasi,
dan proses pengolahan logam dari bijihnya.
III.Cara Kerja
1. Tabung reaksi
2. Rak tabung reaksi
3. Penjepit tabung
4. Gelas ukur 5 ml
5. Pipet tetes
A. Reaksi Kimia
A.1. Reaksi antara larutan Pb(NO3)2 dengan larutan KI
B. Reaksi Redoks
A.1 a) - terbentuk endapan pada larutan Pb(NO3)2 ketika dicampurkan dengan larutan
KI karena larutan Pb(NO3)2-lah yang memiliki sifat tidak larut dalam air.
- terjadi perubahan warna dari larutan Pb(NO3)2 yang tidak berwarna dan KI yang
tidak berwarna menghasilkan larutan campuran berwarna kuning.
b) Timbal (II) iodida padat dan larutan Kalium nitrat
c) Pb(NO3)2 (aq) + 2KI (aq) -> PbI2 (s) + 2KNO3 (aq)
1. a)– Na2CO3 dari yang semula berbentuk padatan menjadi larut daran larutan HCl.
- Dihasilkan gelembung gas dan panas. Reaksi yang dapat menghasilkan gas dapat
terjadi apabila lempengan logam magnesium (Mg) dicampurkan dalam satu
tabung reaksi dengan larutan HCl atau NaCO3 dengan HCl, maka akan
menghasilkan gelembung-gelembung gas.
d) Na2CO3 (aq) + HCl (aq) -> CO2 (g) + H2O (l) + NaCl (aq)
3. a) – terjadi perubahan warna dari larutan KI yang tidak berwarna dan KMnO4 yang
berwarna ungu menjadi larutan campuran yang berwarna coklat.
5. Ya, pada masing masing reaksi tersebut adalah reaksi redoks. Dengan
penyetaraan biloks, maka :
a). Pereaksian Kalium Permanganat berasam dengan Amonia sulfat :
Maka dengan hal ini KMnO4 berperan sebagai oksidator, karena mengalami reduksi,
karena biloks Mn pada senyawa KMnO4 sebesar + 7, sedangkan pada MnCl2 biloks
Mn sebesar +2.
Maka dengan hal ini KMnO4 juga berperan sebagai oksidator, karena
mengalami reduksi , ditunjukan biloks Mn pada senyawa KMnO4 sebesar +7 ,
sedangkan biloks pada MnO2 biloks Mn sebesar +4 .
B.2 Identifikasi Natrium Sulfit Sebagai Reduktor.
Maka dengan hal ini Na2SO3 juga berperan sebagai reduktor, karena
mengalami oksidasi, ditunjukan biloks S pada senyawa Na2SO3 sebesar +4 ,
sedangkan biloks pada Na2SO4 biloks sebesar +6 .
1. peristiwa yang ditunjukan menytakan bahwa KMnO4 berasam direaksikan dengan NaNo2
sehingg terjadi reaksi kimia adalah ditandai dengan larutan yang awalnya berwarna magenta
menjadi tidak berwarna.
2.Sedangkan pada KI yang direaksikan dengan larutan NaNO2 tidak terjadi perubahan
warna,yakni tetap tidak berwarna.
Maka dengan hal ini senyawa NaNO2 berperan sebagai reduktor, karena mengalami
oksidasi, ditunjukan biloks N pada senyawa NaNO2 sebesar +3 , sedangkan biloks pada
NaNO3 biloks sebesar +5 .
VI. PEMBAHASAN
Reaksi kimia Beberapa metode analisis kualitatif modern menggunakan sifat fisika
seperti warna, spektrum absorpsi, spektrum emisi, atau medan agnet untuk mengidentifikasi
ion pada tingkat konsentrasi yang rendah. (Aly, Makhbub dan Sutono,Ari.2008).Namun
demikian kita juga dapat menggunakan sifat fisika dan kimia untuk mengembangkan suatu
metode analisis kualitatif menggunakan alat-alat yang sederhana yang dipunyai hampir
semua laboratorium. Sifat fisika yang dapat diamati langsung seperti warna, bau,
terbentuknya gelembung gas atau pun endapan merupakan informasi awal yang berguna
untuk analisis selanjutnya.berikut adalah pembahasan dari praktikum reaksi kimia.
Dalam praktikum ini, dihasilkan gelembung gas dan panas , hal ini menunjukkan
adanya gejala makroskopis ,dimana ada perbedaan suhu pada larutan (Tim Penulis Kimia
Untuk Biologi.2018). . Reaksi yang dapat menghasilkan gas dapat terjadi apabila lempengan
logam magnesium (Mg) dicampurkan dalam satu tabung reaksi dengan larutan HCl atau
NaCO3 dengan HCl, maka akan menghasilkan gelembung-gelembung gas.
A.3 Reaksi Antara Larutan KI dengan larutan KMnO4 berasam.
Daam praktikum ini , didapatkan hasil terjadi perubahan warna dari larutan KI yang
tidak berwarna dan KMnO4 yang berwarna ungu menjadi larutan campuran yang berwarna
coklat dan terbentuk endapan berwarna coklat, hal inilah yang disebut dengan gejala
makroskopis. Reaksi pengendapan umumnya terjadi saat proses pemisahan yang kemudian
dilanjutkan dengan uji identifikasi, namun tidak ada jenis anion tertentu yang termasuk dalam
kelompok reaksi pengendapan karena hal tersebut sesuai dengan uji lanjutannya.
Pembentukan endapan karena adanya senyawa baru setelah bereaksi. Banyak sekali reaksi
yang di gunakan dalam analisis anorganik kualitatif melibatkan pembentukan endapan.
Endapan adalah zat yang memisahkan dari suatu fase padat keluar dari larutan endapan,
mungkin berupa Kristal (kristalin) atau koloid dan dapat dikeluarkan dari larutan dengan
penyaringan. Endapan terbentuk jika larutan menjadi terlalu jenuh dengan zat yang
bersangkutan ke larutan (S) satu endapan.( Aly, Makhbub dan Sutono,Ari.2008)
B. Reaksi Oksidasi
Persitiwa yang menunjukkam bahwa ketika KMnO4 berasam ditambahkan tetes demi tetes
ke dalam larutan (NH4)2S terjadi reaksi adalah (NH4)2S + KMnO4 hasil reaksi larutan lebih
jernih, suasan larutan sedikit hangat, berwarna ungu lebih muda sedikit.
KMnO4 berasam
Sedangkan warna HCl bening, ketika dibuat KMnO4 berasam menghasilkan warna ungu
namun lebih muda. Warna (NH4)2S adalah kuning sehingga saat direaksikan dengan KMnO4
berasam warna produk yang dihasilkan warna ungu yang sedikit lebih muda dari reaktan, hal
ini dikarenakan warna reaktan ungu (larutan permanganate umunya ungu) ketika dibuat
suasana asam permanganate akan tereduksi dan tidak terjadi perubahan warna yang
signifikan. Saat KMnO4 berasam direaksikan dengan (NH4)2S warna produk menjadi ungu
lebih muda karena bercampur dengan larutan (NH4)2S yang warna larutannya kuning bening.
Untuk bau, reaktan yaitu (NH4)2S berbau menyengat karena mengandung ammonium
(NH4). Setelah direaksikan dengan KMnO4 berasam dihasilkan bau yang menyengat pula,
hal ini dikarenakan produk H2S dimana ketika unsur S bereaksi dengan gas hydrogen (H)
maka akan dihasilkan bau menyengat seperti telur busuk. Ini menunjukkan bahwa reaksi
tersebut merupakan reaksi kimia.
Dari persamaan reaksi terjadi perubahan biloks Mn pada senyawa KMnO4 sebesar +
7, sedangkan pada produk MnCl2 biloks Mn sebesar +2.
sehingga mengalami reduksi, zat yang mereduksi disebut dengan oksidator (Tim
penulis petujuk praktikum kimia untuk biologi, 2018).
Dari percobaan tersebut KMnO4 berasam dan KMnO4 yang sama-sama direaksikan dengan
(NH4)2S hasil reaksi fisik tidak terlalu berbeda, tetapi produk/ senyawa yang diasilkan
berbeda. Namun kedua reaksi tersebut tetap menunjukkan bahwa sifat KMnO4 sebagai
oksidator kuat (Nurfaidah, Lilik & Yadi, 2008) meskipun bersifat asam maupun tidak.
Sebaliknya jika larutan yang mengandung ion dikromat dibasakan maka ion Cr2O72-berubah
menjadi ion CrO42-.
Oleh sebab itu, jika reaksi berlangsung dalam suasana asam yang bertindak sebagai oksidator
adalah Cr2O72- m.( Seran,Emmal.2012) Maka dengan hal ini, kedudukan Natrium Sulfit
adalah sebagai reduktor yang menunjukkan ada nya redoks ditandai dengan perubahan
suhu pada akhir percobaan.
5NO2- + 2MnO4
- + 6H+ 2Mn2+ 5NO3
- + 3H2O ………………….(4)
MnO4
Hal ini akan berlaku sebagai oksidator dan mengalami reduksi menjadi Mn2+ yang tidak
berwarna. Ketika KMnO4 yang diasamkan diteteskan dengan nitrit akan berubah warna
karena nitrit berlaku sebagai reduktor yang akan mereduksi MnO4 - (yang memiliki biloks
7+) menjadi Mn2+ (yang memiliki biloks2+) .
Pada percobaan ini, tidak ditemukan adanya perubahan warna, dan tidak ada perubahan
biloks pada larutan, sehingga NaNO2 tidak memiliki peran sebagai oksidator maupun
reduktor.
VII. Kesimpulan
1. Perubahan kimia umumnya ditandai dengan dihasilkan zat baru. Perubahan secara kimia
dikenal dengan istilah reaksi kimia. Terjadinya suatu reaksi kimia dapat diidentifikasi melalui
gejala mikroskopik yang ditimbulkan seperti dihasilkan gas, terbentuk endapan, terjadi
perubahan warna, dihasilkan panas, atau dihasilkan bau.
2. Oksidator atau zat pengoksidasi merupakan zat yang mengalami reduksi. Reduksi adalah
suatu proses yang mengakibatkan diperolehnya satu atau lebih elektron oleh zat (atom, ion,
atau molekul). Zat pengoksidasi menyebabkan zat lain mengalami oksidasi. Zat ini
memperoleh elektron, dalam proses ini disebut direduksi. Bahan pengoksidasi (oksidan)
mengandung unsur dengan bilangan oksidasi turun pada reaksi redoks dan memperoleh
elektron tereduksi. Oksidator biasanya adalah senyawa-senyawa yabg memiliki unsur-unsur
dengan bilangan oksidasi yang tinggi (seperti H2O2, MnO4, CrO3, Cr2O7). Contoh zat
pengoksidasi termasuk halogen, kalium permanganat, natrium nitrat, dan asam nitrat.
3. Reduktor atau zat pereduksi merupakan zat yang mengalami oksidasi. Oksidasi adalah
suatu proses yang menyebabkan hilangnya satu atau lebih elektron dari dalam zat. Zat
pereduksi menyebabkan zat lain mengalami reduksi. Zat ini adalah zat yang kehilangan
elektron,dalam proses ini zat tersebut dioksidasi. Bahan pereduksi (reduktan) mengandung
unsur dengan bilangan oksidasi naik pada reaksi redoks dan melepaskan elektron teroksidasi.
Senyawa-senyawa yang berupa reduktor sangat bervariasi. Unsur-unsur logam seperti Li, Na,
Mg, Fe, Zn, dan Al dapat digunakan sebagai reduktor. Logam-logam ini akan memberikan
elektronnya dengan mudah. Contoh-contoh zat pereduksi termasuk alkali tanah, asam
format, dan senyawa sulfit seperti natrium sulfit.
4.Reduktor atau zat perduksi merupakan zat yang mengalami oksidasi. Oksidator atau zat
pengoksidasi merupakan zat yang mengalami reduksi. Suatu zat dapat berperan sebagai
oksidator maupun reduktor yang disebut autoredoks (disproporsionasi), atau bahkan tidak
mengalami reaksi oksidasi dan reduksi sama sekali. Dalam reaksi oksidasi dan reduksi dapat
diartikan sebagai serah terima elektron, perubahan bilangan oksidasi, pengikatan atau
pelepasan oksigen. Pada percobaan ini NaNO2 pada reaksi pertama berperan sebagai
reduktor karena mengalami oksidasi ditandai dengan perubahan biloks N yang awalnya +3
menjadi +5. Sedangkan pada reaksi kedua, reaksi tidak terjadi reaksi oksidasi dan reduksi
karena NaNO2 tidak terjadi perubahan bilangan oksidasi.
Daftar pustaka
ANION. (Online).https://www.academia.edu/32536155/PRAKTIKUM_KIMIA_
ANALITIK.
Stoikiometri.(Online). https://www.academia.edu/17305677/122520962-LAPORAN-
PRAKTIKUM-KIMIA-DASAR-KI-1111-PERCOBAAN-II-REAKSI-REAKSI-
KIMIA-DAN-STOIKIOMETRI.
Ma’rifah, 2014 .Identifikasi dan Penentapan Kadar Nitrit dalam Makanan Siap Saji
Sosis Yang Beredar di Kota Surakarta Dengan Metode Spektrometri
.(Online). https://digilib.uns.ac.id/dokumen/download/36707/MTA0ODc3/Identifikas
i-Dan-Penetapan-Kadar-Nitrit-Dalam-Makanan-Siap-Saji-Sosis-Yang-Beredar-Di-
Kota-Surakarta-Dengan-Metode-Spektrofotometri-Uv-Vis-bab-4.pdf.
Rahman,AndiNurfaida,Pujantoro,Lilik2008.(Online).https://repository.ipb.ac.id/handle/12345
. 6789/41485
Riswiyanto.2015.Kimia Organik.Jakarta:Erlangga