Anda di halaman 1dari 4

Gametogenesis adalah proses pembentukan gamet (sel kelamin).

Keseluruhan
gametogenesis dibagi menjadi tiga tahap yaitu; tahap perbanyakan (proliferasi), tumbuh dan
pematangan.

Spermatogenesis adalah suatu proses pembentukan spermatozoa (sel gamet jantan)


yang terjadi hanya di Tubuli seminiferi yang terletak di Testes(Susilawati, 2011). Tubuli
seminiferi adalah tempat untuk proses spermatogenesis atau pembelahan sel gamet.proses
tersebut berlangsung mulai dari dinding tepi sampai ke lumen tubulus seminiferus.

Tingkatan perkembangan sel germa dalam tubulus seminiferus adalah sebagai berikut;

1. Spermatogenesis : ukurannya relatif kecil, bentuk agak oval, inti terwarna kurang
terang, terletak berderet didekat atau melekat membran basalis.
2. Spermatosit I : ukuran paling besar, bentuk bulat, inti terwarna kuat, letak
agak menjauh dari membran basalis.
3. Spermatosit II : ukuran agak kecil (1/2 dari spermatosit I), bentuk bulat, warna
inti lebih kuat, letak makin menjauhi membran basalis (mendekati lumen).
4. Spermatid : ukuran kecil, bentuk agak oval, warna inti kuat, kadang-
kadang piknotis, letak di dekat lumen.
5. Spermatozoid : spermatozoa muda melekat secara bergerombol pada sel
sertoli, yang muda terdapat di dalam lumen.

Gambar 1.1 Sel-sel di dalam Tubuli Seminiferi


(Sumber: Susilawati, 2011)
Oogenesis merupakan proses pembentukan gamet betina(Tenzer 2001). Oogenesis
terjadi didalam ovarium dan dilanjutkan didalam oviduk jika terjadi penetrasi
spermatozoid. Dalam oogenesis, sel germa berkembang didalam folikel-foikel telur,
dengan tingkatan sebagai berikut:
1. Folikel primordial: merupakan folikel utama yang terdapat sebelum lahir. Terdiri atas
sebuah oosit I yang dilapisi oleh selapis sel folikel berbentuk pipih.
2. Folikel tumbuh, terdiri dari :
a. Folikel primer : terdiri dari sebuah oosit I yang dilapisi oleh selapis sel
folikel(sel granulosa) berbentuk kubus. Antara oosit dan sel-sel granulosa
dipisahkan oleh zona pelusida.
b. Folikel sekunder : terdiri dari sebuah oosit I yang dilapisi oleh beberapa lapis sel
granulosa.
c. Folikel tersier : volume stratum granulosum yang melapisi oosit I bertambah
besar atau banyak. Terdapat beberapa antrum diantara sel-sel granulosa.
d. Folikel Graaf : berukuran paling besar, antrum menjadi sebuah rongga besar,
berisi cairan folikel. Oosit dikellingi oleh sel granulosa yang diseut korona radiata,
dihubungkan dengan sel-sel granulosa tepi oleh tangkai penghubung yang disebut
kumulus ooforus.
Oosit II diovulasikan dari folikel Graff dalam tahap metafase meiosis II. Jika didalam
oviduk terjadi penetrasi, maka teradi penuntasan meiosis II dan oosit II berkembang
menjadi ootid atau ovum matang(Tenzer, 2001).
Gambar 1.2 Strutur Folikel Primordial hingga Folikel Tersier(Sumber:Anwar, 2005)

Gambar 1.3 Diagram dan Struktur Folikel Graff


(Sumber: Anwar, 2005)

Referensi
Anwar, R. 2005. Morfologi dan Fungsi Ovarium. Bandung: Universitas Padjadjaran. Dari
http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2010/05/morfologi_dan_fungsi_ovarium.pdf,
(diakses, 30 Agustus 2019).
Susilawati, T. 2011. Spermatologi. Malang: UB press. Dari: https://fapet.ub.ac.id/wp-
content/uploads/2017/10/Buku-Spermatologi-bu-trinil.pdf, (diakses, 30 Agustus 2019).
Tenzer, A., Handayani, N., Lestari, U., Listyorini, D., Judani, T., Gofur, A. 2001. Petunjuk
Praktikum Perkembangan Hewan. Malang: Universitas Negeri Malang.

Anda mungkin juga menyukai