Anda di halaman 1dari 15

MENGUJI INDIKATOR ASAM BASA DARI

BAHAN ALAMI

DISUSUN OLEH:
ELSYAHFIRA DIVA TANIA XI-KBC/02
LUCYTA QUTSYANING R. XI-KBC/04
M. RAYHAN AL KAUTSAR XI-KBC/05

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 MALANG


JL. LAKSAMANA MARTADINATA NO. 84
2020-2021
DAFTAR ISI

1. BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................2
1.3 Tujuan............................................................................................................................2
1.4 Manfaat..........................................................................................................................2
2. BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Indikator Asam Basa Alami...........................................................................................3
2.2 Larutan Asam.................................................................................................................3
2.3 Larutan Basa...………………………………………………………………………...3
2.4 Kunyit…………………………………………………………………………………4
2.5 Bunga Sepatu………………………………………………………………………….4
2.6 Kubis Ungu……………………………………………………………………………5
3. BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Alat dan bahan...............................................................................................................6
3.2 Langkah Kerja…………………………………………………………………………6
4. BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Pembahasan………………............................................................................................7
4.1.1 Ekstrak Kunyit…………………………………………...……………………7
4.1.2 Ekstrak Bunga Sepatu……………………………………...………………….7
4.1.3 Ekstak Kubis Ungu……………………………………………………………7
4.2 Keuntungan Indikator Alami.........................................................................................8
5. BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan........................................................................................................................9
5.2 Saran..............................................................................................................................9
6. DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................10
7. LAMPIRAN......................................................................................................................10
7.1 Gambar 1. Proses Penghalusan Bahan……….............................................................11
7.2 Gambar 2. Proses Penuangan Ekstak ke Dalam Larutan............................................11
7.3 Gambar 3. Perubahan Warna Pada Larutan………….................................................11
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Asam dan basa merupakan sesuatu yang tidak asing lagi dalam kehidupan kita
sehari-hari. Banyak barang yang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari termasuk
ke dalam contoh asam dan basa. Seperti buah-buahan, sayur-sayuran, bahan industri,
sabun, detergen , dan lain sebagainya.
Indikator asam basa adalah suatu bahan yang dapat mengidentifikasi sifat asam
dan basa suatu larutan. Apabila suatu bahan indikator diujikan terhadap larutan asam
basa maka akan terjadi perubahan warna yang dapat membedakan suatu larutan
bersifat asam atau basa. Pada percobaan sains untuk menguji larutan asam basa
biasanya menggunakan indikator sintetis antara lain kertas lakmus, fenolftalein, metil
merah dan brom timol biru. Salah satu bentuk indikator yang praktis dan mudah
digunakan adalah kertas indikator pH sintetis dengan menggunakan kertas lakmus
merah dan biru.
Dalam pembelajaran di sekolah, siswa melakukan praktikum untuk
mengidentifikasi dan menentukan tingkat keasaman atau kebasaan suatu larutan,
sehingga indikator asam basa dinilai penting keberadaanya di sekolah. Akan tetapi
pada kenyataannya, belum semua sekolah dapat menyediakan indikator tersebut yang
mengakibatkan banyak siswa yang belum mengerti serta belum bisa membedakan dan
menentukan antara larutan asam dan basa, sehingga diperlukan adanya indikator asam
basa alternatif dari bahan-bahan alami yang praktis dan mudah digunakan.
Banyak juga diantara masyarakat yang belum mengetahui mengenai larutan asam
basa dan tidak dapat membedakan larutan asam dan basa dalam kehidupan sehari-
hari.
Oleh karena itu, kami ingin mengatasi permasalahan tersebut dengan cara
menguji penggunaan indikator alami yang berasal dari pigmen tumbuhan, baik dari
bunga, daun, buah atau kulit yang ramah lingkungan untuk mengganti indikator
sintetik yang harganya relatif mahal yang sulit didapatkan di pedesaan serta yang
dapat mengkibatkan pencemaran lingkungan,

1.2 Rumusan Masalah


a) Bagaimana cara membuat indikator asam basa dari bahan alami?
b) Bagaimana menentukan sifat larutan melalui perubahan warna pada indikator
alami ketika dicampur larutan asam atau basa?
c) Apakah keuntungan menggunakan indikator alami dlam pengujian larutan asam
basa?

1.3 Tujuan
a) Untuk mengetahui cara membuat indikator asam basa dari bahan alami.
b) Untuk mengetahui cara menentukan sifat larutan melalui perubahan warna yang
muncul.
c) Untuk mengetahui keuntungan menggunakan indikator alami dalam pengujian
larutan asam basa.

1.4 Manfaat
a) Menambah wawasan pembaca mengenai informasi tentang cara membuat
indikator asam basa dari bahan alami.
b) Masyarakat dapat memanfaatkan larutan asam dan basa dalam kehidupan sehari-
hari. Misalnya larutan basa berupa sabun, dapat digunakan untuk mencuci
pakaian. Sedangkan larutan asam, misalnya cuka dapat digunakan untuk
kebutuhan memasak di dapur.
c) Dengan menggunakan indikator alami, pembelajaran praktikum di sekolah dapat
dilaksanakan dengan mudah.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Indikator Asam Basa Alami


Indikator alam merupakan bahan-bahan alam yang dapat berubah warnanya
dalam larutan asam, basa, dan netral. Indikator alam yang biasanya dilakukan dalam
pengujian asam basa adalah tumbuhan yang berwarna mencolok, berupa bunga-
bungaan, umbi-umbian, kulit buah, dan dedaunan. Perubahan warna indikator
bergantung pada warna jenis tanamannya, misalnya kembang sepatu merah di dalam
larutan asam akan berwarna merah dan di dalam larutan basa akan berwarna hijau,
kol ungu di dalam larutan asam akan berwarna merah keunguan dan di dalam larutan
basa akan berwarna hijau.

2.2 Larutan Asam


Dalam kimia, asam adalah senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan
menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Asam juga dapat diartikan zat
yang dapat memberi proton (ion H+) kepada zat lain (yang disebut basa), atau dapat
menerima pasangan elektron bebas dari suatu basa.
Contoh asam dalam kehisupan sehari-hari, diantaranya cuka mengandung asam
asetat, jeruk mengandung asam sitrat, anggur mangandung asam tartrat, apel
mengandung asam malat, vitamin C mengandung asam askorbat, dan obat tetes mata
mengandung asam borat.

2.3 Larutan Basa


Basa adalah senyawa kimia yang menyerap ion hidronium ketika dilarutkan
dalam air. Basa memiliki pH lebih besar dari 7. Jika dilarutkan dalam air akan terurai
menjadi ion hidroksil (OH–) dan ion positif logam (tapi tidak selalu). Oleh karena itu,
suatu basa dapat menghantarkan arus listrik.
Contoh basa yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari diantaranya
seperti obat maag mengandung magnesium hidroksida (Mg(OH)2) dan aluminium
hidroksida (Al(OH)3); sabun mandi mengandung natrium hidroksida (NaOH); sabun
mandi bayi mengandung kalium hidroksida(KOH); deodorant mengandung
aluminium hidroksida (Al(OH)3) dan pembersih lantai mengandung ammonium
hidroksida (NH4OH).

2.4 Kunyit
Kunyit atau kunir, (Curcuma longa Linn. syn. Curcuma domestica Val.), adalah
termasuk salah satu tanaman rempah-rempah dan obat asli dari wilayah Asia
Tenggara. Tanaman ini kemudian mengalami penyebaran ke daerah Malaysia,
Indonesia, Australia bahkan Afrika. Hampir setiap orang Indonesia dan India serta
bangsa Asia umumnya pernah mengonsumsi tanaman rempah ini, baik sebagai
pelengkap bumbu masakan, jamu atau untuk menjaga kesehatan dan kecantikan.
Kunyit indonesia mengandung senyawa yang berkhasiat obat, yang disebut
kurkuminoid yang terdiri dari kurkumin, desmetoksikumin sebanyak 10% dan
bisdesmetoksikurkumin sebanyak 1-5% dan zat- zat bermanfaat lainnya seperti
minyak atsiri yang terdiri dari Keton sesquiterpen, turmeron, tumeon 60%,
Zingiberen 25%, felandren, sabinen, borneol dan sineil. Kunyit juga mengandung
Lemak sebanyak 1 -3%, Karbohidrat sebanyak 3%, Protein 30%, Pati 8%, Vitamin C
45-55%, dan garam-garam mineral, yaitu zat besi, fosfor, dan kalsium.

2.5 Bunga Sepatu


Kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) adalah tanaman semak suku
Malvaceae yang berasal dari Asia Timur dan banyak ditanam sebagai tanaman hias di
daerah tropis dan subtropis. Bunga besar, berwarna merah dan tidak berbau. Bunga
dari berbagai kultivar dan hibrida bisa berupa bunga tunggal (daun mahkota selapis)
atau bunga ganda (daun mahkota berlapis) yang berwarna putih hingga kuning,
oranye hingga merah tua atau merah jambu.
Kembang sepatu banyak dijadikan tanaman hias karena bunganya yang cantik.
Bunga digunakan untuk menyemir sepatu di India dan sebagai bunga persembahan.
Di Tiongkok, bunga yang berwarna merah digunakan sebagai bahan pewarna
makanan. Di Indonesia, daun dan bunga digunakan dalam berbagai pengobatan
tradisional. Kembang sepatu yang dikeringkan juga diminum sebagai teh.

2.6 Kubis Ungu


Kubis, kol, kobis, atau kobis bulat (terdiri dari beberapa kelompok kultivar dari
Brassica oleracea) adalah tanaman dua tahunan hijau atau ungu berdaun, ditanam
sebagai tanaman tahunan sayuran untuk kepala padat berdaunnya. Erat kaitannya
dengan tanaman cole lainnya, seperti brokoli, kembang kol, dan kubis brussel, itu
diturunkan dari B. oleracea var. oleracea, kubis lapangan liar.
Kubis segar mengandung banyak vitamin (A, beberapa B, C, dan E). Kandungan
Vitamin C cukup tinggi untuk mencegah skorbut (seriawan akut). Mineral yang
banyak dikandung adalah kalium, kalsium, fosfor, natrium, dan besi. Kubis segar juga
mengandung sejumlah senyawa yang merangsang pembentukan glutation, zat yang
diperlukan untuk menonaktifkan zat beracun dalam tubuh manusia.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan


Alat :
1. Lumpang dan Alu
2. Gelas
3. Sendok

Bahan :

1. Kunyit
2. Bunga Sepatu
3. Kubis Ungu
4. Larutan Asam (cuka dan jeruk nipis)
5. Larutan Basa (sabun)

3.2 Langkah Kerja


1. Menggerus masing-masing bahan indikator sampai halus dengan menggunakan
lumpang dan alu, kemudian tambahkan air secukupnya.
2. Masukkan ekstrak tersebut ke dalam gelas yang kering dan bersih.
3. Tuangkan larutan cuka, sabun, dan jeruk nipis ke dalam 3 gelas yang berbeda.
4. Tuangkan dan aduk ekstrak tersebut ke dalam masing-masing larutan
menggunakan sendok.
5. Amati perubahan warna yang terjadi kemudian catat hasilnya.
3.3 Data Pengamatan

No Bahan Warna setelah dicampur dengan indikator Sifat Larutan


yang diuji
Kunyit Bunga Sepatu Kubis Ungu

1. Air Sabun Coklat Hijau Kebiruan Hijau Kebiruan Basa

2. Air Jeruk Orange Merah Muda Ungu Asam

3. Air Cuka Orange Merah Muda Ungu Asam


BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Pembahasan
Pada pembuatan indikator alami (ekstrak bunga), bunga dicuci dengan air
dimaksudkan agar pigmen warna bunga tidak ikut larut dalam air. Bunga yang sudah
dicuci kemudian dipotong kecil-kecil untuk memperluas permukaan bunga sehingga
proses pelarutan bunga lebih efektif. Semakin luas permukaan bunga, maka semakin
banyak pigmen warna bunga yang larut pada proses pelarutan.

4.1.1 Ekstrak Kunyit


Sari kunyit memiliki warna kuning, setelah dimasukkan ke dalam larutan
asam larutan tidak berubah warna. Sedangkan ketika dimasukkan ke dalam
larutan basa, larutan berubah menjadi warna coklat. Hal ini menunjukkan
bahwa kunyit dapat digunakan sebagai indikator alami karena terjadi
perubahan warna yang sangat jelas.

4.1.2 Ekstrak Bunga Sepatu


Sari bunga sepatu memiliki warna merah, setelah dimasukkan ke dalam
larutan asam berubah warna menjadi merah muda. Sedangkan ketika
dimasukkan ke dalam larutan basa berubah warna menjadi hijau kebiruan. Hal
ini menunjukkan bahwa bunga sepatu dpaat dijadikan indikator alami karena
terjadi perubahan warna yang sangat jelas.

4.1.3 Ekstrak Kubis Ungu


Sari kubis ungu berwarna ungu, setelah dimasukkan ke dalam larutan asam
larutan tidak berubah warna. Sedangkan Ketika dimasukkan ke dalam larutan
basa berubah warna menjadi hijau kebiruan seperti pada bunga sepatu. Hal ini
menunjukkan bahwa kubis ungu dpaat dijadikan indikator alami arena terjadi
perubahan yang sangat jelas.

4.2 Keuntungan Indikator Alami


Keuntungan menggunakan indikator alami adalah bahan sangat mudah untuk
dijangkau karena kebanyakan ada di lingkungan sekitar kita. Selain itu, harga juga
relative murah dan tidak mengakibatkan pencemaran lingkungan.
BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan

5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

https://www.gurupendidikan.co.id/indikator-asam-basa/

https://www.seputarpengetahuan.co.id/2020/04/larutan-asam-basa.html#:~:text=asam%20adalah
%20suatu%20zat%20yang,ion%20negatif%20di%20dalam%20larutan.

https://id.wikipedia.org/wiki/Kunyit

https://id.wikipedia.org/wiki/Kembang_sepatu

https://id.wikipedia.org/wiki/Kubis
LAMPIRAN KEGIATAN

1. Gambar 1 Proses Penghalusan Bahan

2. Gambar 2 Proses Penuangan Ekstrak ke Dalam Larutan


3. Gambar 3 Perubahan Warna Larutan

Anda mungkin juga menyukai